Lama Tinggal Jarak Tempat Tinggal dari Penambangan Luas Tanah

54 jumlah tanggungan keluarga sebesar tiga orang. Hasil tersebut menggambarkan bahwa tingkat kelahiran di Desa Lulut yang relatif rendah karena memang program keluarga berencana sudah diterapkan oleh masyarakat. Responden dengan jumlah tanggungan empat yaitu sebesar 17,14 persen, sementara responden yang memiliki jumlah tanggungan lima terdapat 8,57 persen. Jumlah tanggungan keluarga responden dengan jumlah 6 orang memiliki persentase sebesar sepuluh persen. Perbandingan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Sebaran Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Lulut

5.2.7 Lama Tinggal

Lama tinggal responden sebagian besar berada pada kelompok 36 tahun dan antara 26 – 35 tahun dengan persentase 45,71 persen dan 30 persen. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden merupakan penduduk asli yang sejak lahir sudah berada di Desa Lulut. Responden dengan lama tinggal antara 16 – 25 tahun memiliki persentase sebesar 8,57 persen. Terdapat responden yang lama tinggalnya ≤ 5 tahun yaitu sebesar 8,57 pesen. Persentase terkecil terjadi pada kelompok responden dengan lama tinggal 6 – 15 tahun dengan persentase 7,14 persen. Sebaran lama tinggal responden disajikan pada Gambar 10. 34.29 30 17.14 8.57 10 ≤ 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang ≥ 6 orang 55 Gambar 10. Sebaran Responden Menurut Lama Tinggal di Desa Lulut

5.2.8 Jarak Tempat Tinggal dari Penambangan

Kawasan penambangan berlokasi di sebelah timur Desa Lulut dan terdapat yang berbatasan sangat dekat dengan tempat tinggal warga. Hasil survei pada responden diketahui bahwa 26 responden 37,14 tempat tinggalnya hanya berjarak 500 meter. Rata-rata responden yang bertempat tinggal pada jarak tersebut adalah responden dengan pekerjaan buruh penambangan. Tempat tinggal responden dengan jarak 500 – 1500 meter berjumlah 18 orang dengan persentase 25,71 persen. Pada kelas jarak 1501 – 2500 meter, terdapat 11 responden dengan sebaran 15,71 persen dan pada kelas 2501 – 3500 meter terdapat delapan responden sebesar 11,43 persen. Jarak tempat tinggal terjauh yaitu ≥ 3501 m terdapat tujuh responden dengan persentase terkecil sebesar 10 persen. Persentase responden berdasarkan jarak tempat tinggal disajikan dalam Gambar 11. 8.57 7.14 8.57 30 45.71 ≤ 5 tahun 6 - 15 tahun 16 - 25 tahun 26 - 35 tahun 36 tahun 56 Gambar 11. Sebaran Responden Menurut Jarak Tempat Tinggal dari Penambangan di Desa Lulut

5.2.9 Luas Tanah

Luas tanah dalam penelitian ini adalah luas tanah yang di atas lahannya terdapat tempat tinggal atau rumah. Distribusi luas tanah responden didominasi oleh kelas ≤ 100 meter persegi dan kelas 101 – 200 meter persegi dengan persentase masing-masing sebesar 28,57 persen dan 47,14 persen. Kelas luas tanah 201 – 300 meter persegi terdapat tujuh responden, dimana hal ini serupa dengan kelas ≥ 401 meter persegi yang persentasenya adalah 10 persen untuk masing-masing kelas. Persentase untuk responden yang memiliki luas lahan antara 301 - 400 meter persegi adalah sebesar 4,29 persen. Berdasarkan hasil survei luas lahan, dapat disimpulkan bahwa kepadatan dan kerapatan lahan untuk tempat tinggal di Desa Lulut cukup tinggi. Perbandingan persentase luas lahan responden dapat dilihat pada Gambar 12. 37.14 26 15.71 11.43 10.00 500 m 500 - 1500 m 1501 - 2500 m 2501 - 3500 m ≥ 3501 m 57 Gambar 12. Sebaran Responden Menurut Luas Tanah di Desa Lulut 5.3.10 Harga Tanah Harga tanah dalam penelitian ini merupakan harga tanah riil pada saat melakukan survei kepada responden dan tidak berdasarkan pada nilai jual objek pajak NJOP tanah tersebut. Diketahui bahwa mayoritas harga tanah responden berkisar antara Rp 41.000,00 – 50.000,00 per meter dengan persentase 42,86 persen. Persentase harga tanah responden yang berada pada kelas ≤ Rp 20.000,00 per meter sebanyak tujuh responden atau sekitar 10 persen. Sebanyak 13 responden yang setara dengan 18,57 persen memiliki tanah dengan harga Rp 21.000,00 – 30.000,00 per meter dan untuk kelas harga tanah Rp 31.000,00 – 40.000,00 per meter terdapat 11 responden 15,71. Harga tanah di Desa Lulut sangat dipengaruhi oleh ketersediaan aksesjalan. Semakin bagus dan lebar sebuah jalan menjangkau suatu tempat, maka harga tanah di daerah tersebut semakin mahal. Hal tersebut tercermin pada kelas Rp 41.000,00 per meter – 50.000,00 per meter dan Rp 50.000,00 per meter dimana pada lokasi tanah kelas tersebut sudah terdapat aksesjalan berupa jalan beton. Sebaran harga tanah responden disajikan pada Gambar 13. 28.57 47.14 10 4.29 10.00 ≤ 100 meter persegi 101 - 200 meter persegi 201 -300 meter persegi 301 - 400 meter persegi ≥ 401 meter persegi 58 Gambar 13. Sebaran Responden Menurut Harga Tanah di Desa Lulut 5.3.11 Jenis Penyakit yang Sering Dialami Berdasarkan survei yang dilakukan, jenis penyakit yang sering dialami oleh responden adalah batuk-batuk dengan jumlah responden sebesar 31 orang dan persentasenya adalah 44,29 persen. Influenza menempati urutan setelahnya dengan jumlah responden 26 orang atau sama dengan 37,14 persen. Batuk-batuk dan influenza merupakan jenis penyakit pada saluran penapasan. Hasil survei tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi udara di Desa Lulut dalam keadaan kurang baik. Jenis penyakit diare, dan lambung memiliki persentase masing-masing 2,86 persen atau hanya 2 responden. Sebesar 12,86 persen yang setara dengan 9 responden sering mengalami penyakit lainnya ,antara lain reumatik, pusing-pusing, atau gatal-gatal. Distribusi jenis penyakit yang sering dialami responden disajikan pada Gambar 14. Gambar 14. Sebaran Responden Menurut Jenis Penyakit yang Sering Dialami Responden di Desa Lulut 10.00 18.57 15.71 42.86 12.86 ≤ Rp 20.000m2 Rp 21.000 - 30.000 m2 Rp 31.000 - 40.000m2 Rp 41.000 - 50.000m2 ≥ 51.000m2 44.29 2.86 2.86 37.14 12.86 Batuk Lambung Diare Influenza Lainnya 59

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Eksternalitas

Negatif yang Timbul dari Aktivitas Penambangan Batuan Gamping Lingkungan merupakan tempat mahluk hidup untuk berkembang biak dan berinteraksi. Kualitas lingkungan yang baik tentunya akan dapat membantu mewujudkan kualitas mahluk hidup yang lebih baik. Manusia sebagai salah satu anggota mahluk hidup tentu akan memanfaatkan sumberdaya alam dalam upaya mencukupi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan terhadap potensi sumberdaya alam tercermin melalui berbagai aktivitas, salah satunya adalah kegiatan penambangan batu gamping. Penambangan batu gamping akan berdampak bagi lingkungan dan masyarakat disekitarnya. Dampak tersebut merupakan hasil sampingan dari aktivitas penambangan yang berlangsung atau disebut eksternalitas. Eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat sekitar penambangan yaitu perubahan kualitas udara, kelangkaan air, kebisingan dan getaran. Perubahan lingkungan akibat kegiatan penambangan sangat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Desa Lulut. Hasil penelitian terhadap 70 responden di Desa Lulut menunjukkan bahwa seluruh responden 100 persen merasakan adanya perubahan lingkungan akibat kegiatan penambangan. Perubahan lingkungan ini ditinjau dari dampak yang paling dirasakan oleh responden. Sebanyak 50 persen responden menyatakan bahwa kebisingan dan getaran merupakan eksternalitas yang paling dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Kebisingan dan getaran ini berasal dari suara belt conveyor yang hampir aktif selama 24 jam setiap hari. Operasional kendaraan truk-truk pengangkut batuan