HUBUNGAN PARAMETER HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN KADAR AIR AWAL BAHAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN KADAR AIR AWAL BAHAN

Kadar air awal bahan sangatlah penting yaitu untuk mengetahui kisaran penambahan air agar mencapai kadar air yang diperlukan pada penelitian. Berdasar pengukuran diperoleh hasil yaitu pada tepung jagung dengan ukuran partikel 24 mesh setelah dicampur dengan komponen minor, kadar air campuran bahan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan campuran bahan pada tepung jagung ukuran 60 mesh sehingga untuk mencapai kadar air 11, pada tepung jagung ukuran 24 mesh, kisaran penambahan air yang digunakan yaitu sebesar ±800 ml, sedangkan untuk tepung jagung ukuran 60 mesh diperlukan penambahan air sebesar ±400 ml. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kadar Air Awal Campuran Bahan Sampel Kadar Air bb Tepung jagung 24 mesh + bahan minor 8.8 Tepung jagung 60 mesh + bahan minor 10.4

B. HUBUNGAN PARAMETER

PROSES EKSTRUSI DAN KARAKTERISTIK UMUM SNACK YANG DIHASILKAN Untuk mendapatkan produk ekstrusi yang bisa dibentuk sesuai cetakan, maka parameter proses pada ekstrusi perlu diketahui terlebih dahulu karena spesifikasi mesin yang berbeda akan memiliki parameter proses yang berbeda. Ekstruder yang digunakan pada penelitian ini ialah ekstruder ulir ganda. Ekstruder ulir ganda yang digunakan tergolong masih sederhana. Ekstruder ini tidak dilengkapi dengan alat untuk inject air ataupun uap panas seperti pada umumnya jenis ekstruder ulir ganda. Selain itu, ekstruder ini tidak dilengkapi dengan alat pengukur tekanan sehingga kita tidak dapat mengetahui besar tekanan di dalam laras barrel serta tidak dapat mengatur besar tekanan yang diinginkan. Namun alat ini disertai dengan alat pengatur suhu yang terdapat pada panel pengatur suhu dan kecepatan ulir dari ekstruder yang digunakan. Kapasitas minimum ekstruder ini ialah 20 kg dengan kecepatan mesin 80 kgjam. Kecepatan putar pisau pemotong serta ukuran produk dapat kita atur sesuai yang diperlukan. Pada percobaan, perlakuan yang dipakai yaitu kadar air standar produk sebelumnya, yaitu 12. Ukuran partikel yang digunakan ialah 24 mesh. Formulasi yang digunakan ialah formulasi existing perusahaan. Percobaan ini dilakukan untuk mencari parameter proses pada mesin ekstrusi sehingga dapat membentuk produk sesuai cetakan. Proses pembuatan produk ekstrusi diawali dengan memasukkan bahan baku ke dalam bahan pengisian, kemudian bahan masuk ke dalam laras ekstruder. Suatu motor menggerakkan ulir dari pengatur gigi roda dan dorongan ke belakang ulir tadi akan menyebabkan bahan memasuki daerah ulir. Ketika bahan didorong sepanjang lorong laras berulir, bahan akan mengalami pencampuran, pemanasan, dan pemotongan sekaligus. Kombinasi antara gaya gesek, suhu laras, perputaran ulir serta tekanan yang berasal dari bahan menghasilkan suatu proses termomekanik selama ekstrusi berlangsung. Proses tersebut menyebabkan terjadinya plastisasi adonan, gelatinisasi pati, denaturasi protein, dan pembentukan tekstur ke dalam bentuk yang diinginkan. Kecepatan dan bentuk ulir sangat mempengaruhi spesifikasi produk ekstrusi yang dihasilkan. Bentuk cetakan yang digunakan akan mempengaruhi tekstur dan bentuk potongan produk akhir. Die yang digunakan berbentuk bulat kosong di bagian tengah dengan ukuran 4 mm. Cetakan selanjutnya yang dipakai pada proses ekstrusi pada penelitian ini ialah berbentuk persegi. Suhu pengaturan pemanas pada alat ekstruder yang dilakukan pada penelitian ini yaitu berkisar 60-70 o C. Suhu tersebut akan memanaskan laras cepat dan secara otomatis ulir akan menekan bahan Guy, 2001. Menurut Muchtadi et al., 1988 proses teksturisasi atau pemasakan di dalam alat pengekstrusi dibutuhkan panas yang tinggi yaitu lebih dari 150 o C. Suhu tersebut dapat dihasilkan oleh pelepasan energi mekanik yang dipakai oleh pemutar ulir. Suhu akan naik dengan cepat ketika putaran ulir yang digerakkan oleh pemutar ulir pertama kali. Suhu meningkat antara 80- 150 o C Guy, 2001. Adapun hasil yang didapat untuk kondisi optimum proses ekstrusi ialah:  Kecepatan ulir : 600-620 rpm  Feed rate : 15-20 kgh -1  Suhu : T1=45-55 C; T2=57-69 C; T3=119-129 C  Cutting : 4-5 cm  Roll pisau : 26-30 Hz Selanjutnya, kondisi proses ini digunakan untuk membuat produk ekstrusi dengan mengubah parameter proses, yaitu ukuran partikel dan kadar air tepung jagung serta kecepatan ulir ekstruder yang digunakan. Sampel yang dihasilkan pada berbagai taraf perlakuan percobaan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Deskripsi Sampel Hasil Proses Ekstrusi No Perlakuan Deskripsi produk Ukuran partikel mesh Kadar air bb Putaran ulir rpm 1 24 12 400 Produk mengembang sekali Warna hitam pekat Bentuk produk patah-patah dan bergerigi Meletup saat keluar dari die 2 24 11 525 Produk berwarna coklat terang Warna dan bentuk merata 3 24 11 585 Produk berwarna coklat terang Warna produk merata Produk terasa ringan 4 24 11 615 Produk berwarna coklat agak pucat Warna coklat produk merata Aroma coklat tercium 5 24 13 675 Produk berwarna coklat gelap Warna produk merata Pori-pori seragam 6 24 13 750 Produk berwarna coklat terang Bentuk dan permukaan merata Pori-pori seragam 7 24 13 525 Produk berwarna coklat gelap Bentuk produk normal merata 8 24 13 660 Warna produk mulai coklat, namun tidak merata Pori-pori produk besar Produk cukup renyah Tidak terlalu nempel di mulut Sudut produk patah-patah 9 24 13 675 Pori-pori produk kecil Warna agak terang Patah di bagian sudut Masih agak menempel di mulut Tekstur lebih renyah 10 60 11 460 Produk berwarna coklat gelap Bentuk dan permukaan normal Pori-pori cukup seragam 11 60 11 610 Produk berwarna coklat terang Warna produk merata Pori-pori seragam 12 60 12 400 Produk bergelembung tidak merata Tidak bisa dicetak Warna masih hitam pekat 13 60 12 450 Warna produk tidak merata Produk berwarna coklat Permukaan produk sudah merata 14 60 12 450 Produk tidak merata Produk keriput Warna hitam pekat 15 60 12 450 Warna tidak merata Mulai berongga besar-besar Produk gosong 16 60 12 654 Warna produk kurang merata Produk mengembang mulai seragam Masih terbentuk garis coklat di tengah 17 60 12 654 Pori-pori lebih kecil Produk lebih seragam Produk sudah mengembang 18 60 12 654 Produk seragam Pori-pori lebih kecil Warna kurang merata 10 60 13 460 Produk berwarna coklat gelap Bentuk dan permukaan normal Pori-pori seragam 20 60 13 610 Produk berwarna coklat gelap Bentuk produk cenderung agak membulat Tekstur saat dipatahkan terlihat renyah Adapun sampel yang digunakan untuk analisis dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perlakuan Pada Sampel Analisis Secara umum, produk ekstrusi yang digunakan untuk analisis memiliki tekstur renyah, porous, mengembang, berwarna cokelat, dan berbentuk persegi panjang sesuai dengan cetakan. Produk ekstrusi yang dijadikan sampel untuk analisis dapat dilihat pada Gambar 5, sedangkan penampakan porous produk ekstrusi dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 5. Produk Ekstrusi dengan Berbagai Perlakuan Kode sampel Perlakuan Ukuran partikel mesh Kadar air Kecepatan ulir rpm A 24 11 tinggi 585 B 24 11 rendah 525 C 24 13 tinggi 750 D 24 13 rendah 525 E 60 11 tinggi 610 F 60 11 rendah 460 G 60 13 tinggi 610 H 60 13 rendah 460 Gambar 6. Penampakan Porous Produk Ekstrusi Berbagai Perlakuan

C. HASIL ANALISIS PRODUK AKHIR