∑ ,
, … Kendala
∑ ∑
dan u
i
dan v
j
≥ 0 Efisiensi pada masing-masing bank dihitung menggunakan
programasilinier dengan memaksimumkan jumlah output yang dibobot dari bank s. Kendala jumlah input yang dibobot harus sama dengan satu untuk semua bank,
yaitu jumlah output yang dikurangi jumlah input yang dibobot harus kurang atau sama dengan 0. Hal ini berarti semua bank akan berada atau dibawah referensi
kinerja frontier yang merupakan garis lurus yang memotong sumbu origin.
3.4. Uji T Data Berpasangan
Paired Sample T Test Uji t data berpasangan akan menguji apakah terdapat perbedaan kinerja
keuangan dan efisiensi dengan sampel periode waktu pengamatan yaitu 2006 sampai 2011. Perbedaan yang akan diuji yaitu perlakukan terhadap perbankan
pada tahun bersangkutan. Terdapat dua perlakuan yaitu bank dengan metode konvensional BUK dan bank dengan metode syariah BUS. Hipotesis uji-t data
berpasangan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: H
: D = 0, tidak terdapat perbedaan nyata antara kinerja BUK dan BUS pada periode 2006 sampai 2011.
H
1
: D ≠ 0, terdapat perbedaan nyata antara kinerja BUK dan BUS pada periode
2006 sampai 2011.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi
Data
Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian. Kegiatan bank memungkinkan
masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-
konsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat. Sebagai lembaga keuangan yang berperan dalam proses intermediasi,
perbankan menunjukkan kinerjanya melalui nilai CAR, LDR dan FDR, NPL dan NPF, ROA, dan BOPO. Perkembangan rasio kinerja perbankan secara umum
ditunjukkan oleh tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Perkembangan Rasio Keuangan CAR, LDR dan FDR, NPL dan NPF, ROA, dan BOPO Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional di Indonesia
Rasio
Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2006 2007 2008 2009 2010 2011 CAR 13,73 10,67 12,81 10,77 16,25 16,63 21,27 19,30 16,76 17,42 17,18 16,05
LDR, FDR
98,90 99,76 103,65 89,70 89,67 88,94 61,56 66,32 74,58 72,88 75,21 78,77 NPL,
NPF 4,75 4,05 3,95 4,01 3,02 2,52 6,07 4,07 3,20 3,31 2,56 2,17
ROA 1,55 2,07 1,42 1,48 1,67 1,79 2,64 2,78 2,33 2,60 2,86 3,03 BOPO 76,77 76,54 81,75 84,39 80,54 78,41 86,98 84,05 88,59 86,63 86,14 85,42
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, 2006-2011
4.1.1. Analisis Rasio
Capital Adequacy Ratio CAR
CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
risiko. Aturan dari Bank Indonesia CAR minimum bagi setiap perbankan nasional adalah 8. Bank Indonesia, 2011.