Uji Biologis Ikan Nila

Maka persentase kadar lemak dalam pellet buatan telah memenuhi persyaratan sebagai pakan ikan.

4.2.2.3 Kadar Serat

Menurut Dirhamsyah 2007 kandungan serat kasar yang diperlukan oleh ikan maksimal 4. Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh kadar serat dari pellet buatan adalah 2,673 , sedangkan pellet komersil mengandung serat sebesar 4,081. Kedua jenis pellet ini telah memenuhi syarat makanan ikan. Dalam hal ini serat dibutuhkan oleh ikan untuk membantu proses pencernaan sehingga tidak boleh terlalu tinggi.

4.3.3 Uji Biologis Ikan Nila

Uji biologis dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh makanan terhadap pertumbuhan ikan. Makanan yang kandungan gizinya yang cukup tinggi belum tentu berpengaruh baik terhadap pertumbuhan ikan hal ini dipengaruhi oleh sefat bahan baku yang digunakan mudah atau sukar dicerna oleh ikan tersebut sehingga dapat diserap oleh usus ikan. Uji biologis selama 1-1,5 bulan, dimana dilakukan pengukuran pertambahan berat ikan setiap minggunya Mujiman,A.1981. Uji biologis dilakukan untuk mengetahui pengaruh pellet buatan terhadap bobot ikan nila dibandingkan dengan pellet komersil. Hasil pengamatan bobot ikan nila ditunjukan dalam tabel 4.7 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Biologis Ikan Nila Jumlah Hari Pertambahan dan Penurunan Bobot Ikan Nila Pellet Buatan Pellet Komersil 0-3 21,940 4,693 3-6 24,920 6,432 6-9 26,567 13,381 9-12 31,493 19,179 12-15 31,940 20,874 15-18 33,433 22,748 18-21 44,328 24,353 21-24 48,358 24,621 24-27 56,269 25,691 27-30 61,940 28,278 Data pada tabel 4.5 dapat diilustrasikan melalui gambar 4.1 sebagai berikut: Gambar 4.1. Grafik pertambahan dan penurunan bobot ikan nila terhadap pellet buatan dan pellet komersil. 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 P e r t a m b a h a n B o b o t I k a n N il a Jumlah Hari Pertambahan dan Penurunan Bobot Ikan Nila Pellet Buatan Pertambahan dan Penurunan Bobot Ikan Nila Pellet Komersil Universitas Sumatera Utara Berdasarkan gambar 4.1 diatas, pellet komersil dan pellet buatan memperlihatkan hasil yang signifikan terhadap bobot ikan nila yang diperoleh. Pellet buatan memiliki persentase pertambahan bobot ikan nila 61,940 sedangkan pellet komersil hanya 28,278. Hal ini disebabkan karna persentase kandungan gizi didalam pellet buatan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pellet komersil sehingga membuat bobot ikan nila bertambah setiap harinya. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pellet buatan dengan daya apung tertinggi diperoleh dari campuran tepung telur semut rangrang, tepung ampas tahu dan tepung tapioka = 70:25:5 selama ± 10 menit. 2. Kandungan gizi didalam pellet buatan terdiri dari : a. Protein sebesar 33,818 b. Lemak sebesar 3,505 c. Serat sebesar 2,673 3. Pellet buatan memberikan efek pertambahan bobot ikan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pellet komersil yaitu 61,940 selama 30 hari.

5.2 Saran

1. Disarankan untuk melakukan uji kandungan gizi pada ikan yang telah diberi makanan buatan atau pembandingnya 2. Disarankan untuk melakukan uji fisis lebih lanjut terhadap pelet buatan seperti uji kehalusan, uji kekerasan dan daya tahan didalam air 3. Disarankan untuk mencari formulasi baru bahan baku pembuatan pellet ikan Universitas Sumatera Utara