commit to user
24
mempengaruhi under pr icing saham dari sisi keuangan dan non keuangan yang akan diteliti:
1. Debt to Equity Ratio
DER
Debt to Equity Ratio merupakan salah satu dari rasio leverage. DER
mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang Munawir, 2008. DER menunjukkan
imbangan antara tingkat levera ge penggunaan hutang dibandingkan modal sendiri perusahaan. Semakin besar nilai DER menandakan struktur
permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang
relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi Ang, 1997. Dengan demikian,
semakin tinggi DER maka semakin besar pula tingkat under pricing-nya Daljono, 2000.
2. Return on Equity
ROE
Retur n on Equity atau ROE mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba bagi pemegang saham perusahaan Sartono, 2001. Investor tentunya ingin mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk memberikan laba atas investasi yang telah ditanamkan di perusahaan.
commit to user
25
Tingkat r etur n on equity ROE terhadap kemampuan perusahaan untuk mengembalikan investasi dihitung dengan perbandingan laba setelah pajak
dengan modal sendiri Munawir, 2008 . Nilai ROE yang semakin tinggi akan menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam
menanamkan modalnya. Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor sehingga akan menurunkan
tingkat under pr icing Kim, dkk, 1995.
3. Earning per Share
EPS
Ear ning per Shar e laba per saham yang dibagikan merupakan
salah satu informasi penting bagi investor di pasar modal untuk pengambilan keputusan investasinya. EPS merupakan jumlah laba yang
didapat oleh setiap lembar saham umum selama satu periode akuntansi Munawir, 2008 . Jadi, EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh
untuk setiap lembar saham biasa atau laba bersih per lembar saham biasa. Menurut Ang 1997, EPS merupakan perbandingan antara laba
bersih setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan Outstanding Shar es. Variabel EPS merupakan proksi laba per
lembar saham perusahaan yang diharapkan dapat memberikan gambaran
commit to user
26
bagi investor mengenai bagian keuntungan yang dapat diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan memiliki suatu saham. Hasil penelitian
Ardiansyah 2004 menyatakan bahwa EPS berpengaruh signifikan negatif terhadap initial r etur n.
4. Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya. Bagi perusahaan yang sudah lama
berdiri, keikutsertaannya dalam pasar modal merupakan salah satu jalan untuk mengembangkan usahanya. Kepercayaan investor lebih besar pada
perusahaan yang memiliki banyak pengalaman dan dikenal oleh publik. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kenaikan yang lebih
besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja berdiri Nurhidayati dan Indriantoro, 1998. Selain
itu, perusahaan yang sudah lama berdiri pastinya telah memiliki banyak informasi mengenai bagaimana memilih under wr iter yang berkompeten
dibidangnya, dan investor yang berpotensi terhadap penanaman modal sehingga menghasilkan retur n. Dengan demikian, akan mengurangi adanya
informasi asimetri dan memperkecil ketidakpastian pasar yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat underpr icing saham.
commit to user
27
5. Reputasi Underwriter