commit to user
23
selisih antara harga penutupan hari pertama di pasar sekunder dan harga penawaran perdana offer ing pr ice dibagi harga penawaran perdana.
7. Initial Return
Harga penawaran saham di pasar perdana adalah hasil kesepakatan antara emiten dengan under wr iter , setelah melakukan penawaran perdana,
saham diperjualbelikan di pasar sekunder dimana harga saham ditentukan oleh dema nd dan supply. Selisih harga saham di pasar perdana dibandingkan
dengan harga saham di pasar sekunder inilah yang disebut initial r etur n Sulistio, 2005. Apabila harga saham di pasar sekunder pada hari pertama
perdagangan sahamnya secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan harga penawaran di pasar perdana maka saham akan mengalami
under pricing . Sebaliknya, apabila harga saham di pasar sekunder pada hari
pertama perdagangan sahamnya secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga penawaran di pasar perdana maka saham akan mengalami
overpr icing Jogiyanto, 2008.
B. Variabel Yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing Saham
Telah dijelaskan bahwa ketika suatu perusahaan melakukan IPO maka secara rata-rata biasanya harga saham yang ditawarkan cenderung mengalami
under pricing . Fenomena terjadinya under pricing dijumpai hampir pada semua
pasar modal yang ada di dunia. Setidaknya ada beberapa faktor yang
commit to user
24
mempengaruhi under pr icing saham dari sisi keuangan dan non keuangan yang akan diteliti:
1. Debt to Equity Ratio
DER
Debt to Equity Ratio merupakan salah satu dari rasio leverage. DER
mencerminkan kemampuan
perusahaan dalam
memenuhi seluruh
kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang Munawir, 2008. DER menunjukkan
imbangan antara tingkat levera ge penggunaan hutang dibandingkan modal sendiri perusahaan. Semakin besar nilai DER menandakan struktur
permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang relatif terhadap ekuitas. Semakin besar DER mencerminkan resiko perusahaan yang
relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki nilai DER yang tinggi Ang, 1997. Dengan demikian,
semakin tinggi DER maka semakin besar pula tingkat under pricing-nya Daljono, 2000.
2. Return on Equity