dalam  pengertian  logam  berat  ini  dimasukkan  pula  unsur-unsur  metalloid  yang memiliki sifat berbahaya seperti logam berat sehingga jumlahnya mencapai lebih
kurang 40  jenis. Beberapa  logam  berat  yang beracun tersebut adalah  As, Cd, Cr, Pb, Hg, Ni dan Zn Wild, 1995.
2.3 Timbal Pb
Timbal  dalam  keseharian  lebih  dikenal  dengan  timah  hitam,  dalam bahasailmiahnya  dinamankan  plumbum,  dan  logam  ini  disimbolkan  dengan  Pb.
Logamini  termasuk  dalam  kelompok  logam  golongan  IV-A  pada  tabel  periodik unsurkimia mempunyai nomor atom NA 82 dengan bobot atau berat atom BA
207,2 Palar 2008.Logam Pb dalam perairan berasal dari debu yang mengandung logam  Pbyaitu  dari  hasil  pembakaran  bensin  yang  mengandung  Pb  tetra  etil,
disamping itu dapat juga berasal  erosi danlimbah industri Saeni, 1989. Menurut palar 1994  dalam  Herdiana 2000, Secara alamiah, Pb  masuk
ke perairan melalui pengkristalan pb di udara dengan bantuan air hujan dan proses korosifikasi batuan mineral. Pb yang masuk ke perairan sebagai dampak aktivitas
manusia  seperti  buangan  limbah  industri,  buangan  pertambangan  biji  timah  dan buangan sisa industri batre.
Darmono  1995,  menjelaskan  bahwa  limbah  industri  yang  mengandung logam  Pb,  seperti  industri  kimia,  industri  percetakan,  dan  industri  yang
memproduksi  logam,  dan  cat  menambah  kandungan  logam  Pb  dalam  perairan apabila  limbah  tersebut  di  buang  ke  perairan.Kandungan  logam  Pb  yang  tinggi
pada  perairan  juga  dapat  berakibat  buruk  pada  biota  yang  ada  di  dalamnya. Konsentrasi Pb yang mencapai 188 mgl, dapatmembunuh ikan Palar 2008.
2.4 Kadmium Cd
Kadmium  adalah  logam  berwarna  putih  perak,  lunak,  mengkilap,  dan  tidak  larut dalam  basa,  mudah  bereaksi,  serta  menghasilkan  kadmium  oksida  bila
dipanaskan. Kadmium Cd umumnya terdapat  dalam persenyawaan dengan klor Cd klorida atau belerang Cd sulfide Widowati, 2008.
Kadmium  tergolong  logam  berat  dan  memiliki  afinitas  yang  tinggi terhadap kelompok sulfhidrid dari enzim dan meningkat kelarutanya dalam lemak.
Universitas Sumatera Utara
Pada  perairan  alami  yang  bersifat  basa,  senyawa  kadmium  mengalami  hidrolisa, teradsorpsi  oleh  padatan  tersuspensi  dan  membentuk  ikatan  kompleks  dengan
bahan  organik.  Kadmium  pada  perairan  alami  membentuk  ikatan  kompleks dengan  ligan  baik  organik  maupun  anorganik,  yaitu  Cd
2+
,  CdOH
+
,  CdCl
+
, CdSO
4
,  CdCO
3
dan  Cd-organik.  Ikatan  kompleks  tersebut  memiliki  tingkat kelarutan yang berbeda: Cd
2+
CdSO
4
CdCO
3
CdOH
+
Sanusi, 1980. Sifat racun Cd terhadap ikan yang hidup dalam air laut berkisar antara 10-
100 kali lebih rendah dari pada dalam air tawar yang memiliki tingkat kesadahan lebih  rendah.  Toksisitas  kadmium  meningkat  dengan  menurunnya  kadar  oksigen
dan kesadahan, serta meningkatnya pH dan suhu. Sedangkan toksisitas kadmium turun  pada  salinitas  dengan  kondisi  isotonis  dengan  cairan  tubuh  hewan
bersangkutan Laws, 1993. Kadmium adalah salah satu unsur yang telah ditemukan Stromeyer berasal
Jerman  pada  tahun  1817.  Oleh  karena  berhubungan  dengan  persamaan  pada truktur  atom  dan  perilaku  kimia,  Cd  dan  Zn  sering  terjadi  bersama-sama  secara
alami.  Bagaimanapun,  Zn  adalah  suatu  unsur  esensial,  Cd  diperlakukan  sebagai suatu unsur beracun. Mereka ditemukan bersama-sama di dalam deposito sulfida.
Batuan beku gunung berapi berisi sekitar 0,03 ppm Cd dan 80 ppm Zn . Unsur ini menyebabkan    proses  pengrusakan  iklim  dan  lautan,  jika  masing-masing
konsentarasimencapai  sekitar 0.1 ppb Cd dan 20 ppb Ni.  Lahan berisi sekitar 4.5 ppm Cd oleh karena pengayaan biogeniknya di dalam  material lembab. Cd alami
di udara adalah sekitar 0.002 µgm walaupun ditemukan  nilai tertinggi 0.3 µgm Dara, 1993.
Kadmium  dalam  air  tawar  berbentuk  karbonat  CdCO
3
.  Kadmium karbonat dan kadmium hidroksida memiliki sifat kelarutan yang terbatas. Garam-
garam  kadmium  klorida,  nitrat  dan  sulfat  dapat  berupa  senyawa  kompleks organik  dan  anorganik  atau  terserap  ke  dalam  bahan-bahan  tersuspensi  dan
sedimen  dasar.  Pada  pH  tinggi,  kadmium  mengalami  presipitasipengendapan. Kadmium  bersifat  akumulatif  dan  sangat  toksik  bagi  organisme  Syakti  et  al
2012.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Eceng Gondok Eichornia crassipes Solms.