BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Sesuai dengan baku mutu tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air pada Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, perairan tersebut masih tergolong baik.
b. Kemampuan E. crassipes dalam mengakumulasi logam berat Pb dikategorikan pada tingkat sedang dengan nilai antara 408,47-455,62, sedangkan dalam
mengakumulasi logam berat Cd pada stasiun 1 dan 2 tergolong sedang dengan nilai 254,19 dan 255,87 dan pada stasiun 3 tergolong rendah dengan nilai
230,3. c. Hasil analisis varians perbandingan kandungan logam Pb pada akar, batang,
daun, sedimen dan air adalah berbeda nyata. sedangkan pada logam Cd perbandingan pada batang dengan akar tidak berbeda nyata.
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian terhadap pengaruh logam terhadap struktur dari anatomi masing-masing organ dari E. crassipes.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Air
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal bukan dari kemurniannya Fardiaz, 1992. Perubahan tersebut pada umumnya terlihat jelas
melalui penurunan kualitas kehidupan di dalam tanah, air, dan udara. Perubahan ini terjadi sebagai akibat masuknya zat pencemar ke dalam lingkungan Palar,
2008. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah terdapat dalam bentuk
murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah tercemar. Misalnya, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara yang bersih dan
bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu mengandung bahan- bahan terlarut, seperti CO
2
, O
2
, dan N
2
, serta bahan-bahan tersuspensi misalnya debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfir Kristanto,
2004. Air yang tercemar akan menimbulkan bau yang sangat menusuk
disebabkan oleh bau yang berasal dari berbagai zat yang terlarut di dalam air. Selain itu bau dapat dihasilkan oleh aktivitas mikroorganisme yang berlangsung
secara anaerob yang akan menghasilkan amoniak dengan bau yang sangat tajam. Berbagai kelompok moikroorganisme di dalam air juga dapat menghasilkan bau
yang sangat bervariasi. Adanya berbagai zat terlarut maupun tidak terlarut dalam air dapat menimbulkan perubahan rasa air Barus, 2004.
Banyaknya bahan pencemar dapat memberikan dua pengaruh terhadap organisme perairan yaitu membunuh spesies tertentu dan sebaliknya dapat
mendukung perkembangan spesies lain. Penurunan dalam keanekaragaman spesies dapat juga dianggap sebagai suatu pencemar. Jika air tercemar ada
kemungkinan terjadi pergeseran dari jumlah yang banyak dengan populasi yang sedang menjadi jumlah spesies yang sedikit tetapi populasinya tinggi
Sastrawijaya, 1991.
Universitas Sumatera Utara
Tanda-tanda polusi air yang berbeda disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda-beda. Polutan air dapat dikelompokkan atas 9 kelompok
berdasarkan perbedaan sifat-sifat sebagai berikut: Padatan, bahan buangan yang membutuhkan oksigen Oxygen demanding wastes, mikroorganisme, komponen
organik sintetik, nutrient tanaman, minyak, senyawa anorganik dan mineral, bahan radioaktif serta panas. Pengelompokan tersebut bukan merupakan pengelompokan
yang baku, karena suatu jenis polutan mungkin dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh, bakteri dapat dimasukkan ke dalam
kelompok mikroorganisme maupun kelompok padatan karena baktreri merupakan tersuspensi Agusnar, 2007.
Menurut Wardhana 1999, indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui:
1. Adanya perubahan suhu air.
2. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen.
3. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air.
4. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut.
5. Adanya mikroorganisme.
2.2 Logam Berat
Logam berasal dari kerak bumi yang berupa bahan-bahan murni, organik dan anorganik. Secara alami siklus logam adalah dari kerak bumi ke lapisan tanah,
lalu ke mahluk hidup tumbuhan, hewan dan manusia ke dalam air, mengendap, dan akhirnya kembali ke kerak bumi Darmono, 1995.
Banyaknya logam berat baik yang bersifat toksik maupun esensial terlarut dalam air dan mencemari air tawar maupun air laut air. Sumber pencemar ini
banyak berasal dari pertambangan, peleburan logam, dan jenis industri lainnya, dan dapat juga berasal dari lahan pertanian yang menggunakan pupuk atau anti
hama yang mengandung logam Darmono, 2001. Saeni 1997 mendefenisikan logam berat sebagai unsur-unsur kimia
dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gcm
3
, terletak di sudut kanan bawah daftar berkala, mempunyai affinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor
atom 22 sampai 92 dari periode 3 sampai 7 pada tabel periodik. Pada kenyataanya,
Universitas Sumatera Utara
dalam pengertian logam berat ini dimasukkan pula unsur-unsur metalloid yang memiliki sifat berbahaya seperti logam berat sehingga jumlahnya mencapai lebih
kurang 40 jenis. Beberapa logam berat yang beracun tersebut adalah As, Cd, Cr, Pb, Hg, Ni dan Zn Wild, 1995.
2.3 Timbal Pb