xxxvii 3.
Karakteristik organisasi berupa sikap dan suasana lingkungan kerja yang mendukung, karena terdapat kondisi-kondisi desentralisasi dan
otonomi pelaksanaan kerja berdasar rasa tanggung jawab, partisipasi karyawan dengan sistem bottom up, karakteristik pimpinan dalam
pengambilan keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Karlene dan Hunt 1991:147
menunjukkan bahwa usia dan masa kerja sebagai karakteristik personal mempunyai korelasi secara positif dengan komitmen organisasional.
Orang-orang yang mempunyai usia lebih tua akan lebih komit daripada yang lebih muda. Demikian pula dengan masa kerja yaitu orang yang
mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih punya komitmen daripada orang yang masa kerja lebih pendek.
c. Konsekuensi Komitmen Organisasional
Greenberg dan Baron 1995:186 menyebutkan terdapat tiga perilaku yang terbentuk dari adanya komitmen organisasional, yaitu :
1. Seseorang dengan komitmen organisasional yang tinggi akan
mempunyai kecenderungan yang rendah untuk absen bekerja dan pindah kerja di sekolah lain.
2. Komitmen organisasional yang tinggi akan mengakibatkan
seseorang untuk tetap bergabung dan berkorban demi sekolah. 3.
Komitmen yang tinggi juga akan membawa konsekuensi positif terhadap individu anggota organisasi. Dengan komitmen yang
tinggi, seseorang akan mampu memberikan yang terbaik untuk
xxxviii sekolah sehingga kinerjanya menjadi meningkat. Hal ini akan
memberikan dampak positif terhadap karir dan ketentraman kehidupan di luar lingkungan kerja.
d. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional
Latham dalam Luthans, 1995: 130 mengatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kepuasan kerja dan komitmen
organisasional. Begitu pula dengan hasil penelitian Robert Kreitner dan Anglo Kinicki 1992:163 yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja
mempengaruhi komitmen organisasional. Umpan balik diperlukan dalam menilai kinerja karyawan dan
untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan karyawan dengan konsekuensi jika karyawan yang berkinerja baik akan diberi
reward
atau penghargaan dan yang berkinerja buruk akan diberi pelatihan atau petunjuk lebih lanjut sehingga karyawan merasa dihargai dalam bekerja
dan akan tercapai kepuasan kerja yang pada akhirnya akan menghasilkan komitmen organsiasional yang tinggi dimana karyawan
akan melakukan yang terbaik demi tercapainya tujuan sekolah. Luthans 1995:13 menunjukkan bahwa karakteristik personal
seperti umur, masa jabatan mempengaruhi komitmen organisasional. Hubungan antara komitmen dengan kepuasan kerja karyawan dapat
dijelaskan secara
cyclical
Farkas dan Tetrick, 1989. Bentuk hubungan
cyclical
adalah sebagai suatu rangkaian berkesinambungan. Berawal dari kepuasan kerja maka akan meningkatkan keterlibatan karyawan,
xxxix keinginan untuk tetap bekerja dan tetap bergabung menjadi anggota
kerja sehingga akhirnya mempunyai komitmen. Komitmen tumbuh secara bertahap dalam beberapa fase pembentukan seiring pengalaman
kerja yang diperoleh Miner, 1992. Greenberg dan Baron 1995:184 juga menambahkan bahwa
orang dengan masa kerja yang lebih lama cenderung mempunyai komitmen organisasional yang lebih tinggi dibandingkan orang yang
bekerja dengan masa kerja yang singkat. Karlene dan Hunt 1991:147 menunjukkan bahwa orang dengan usia lebih tua memiliki komitmen
organisasional yang lebih tinggi.
B. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rosilawati 2001 mengenai hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen karyawan di
harian umum Radar Jogja menyatakan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi. Dengan
kata lain semakin tinggi kepuasan kerja karyawan maka semakin tinggi pula komitmen karyawan terhadap organisasi ter
-
sebut. Penelitian yang dilakukan oleh Amir 2000 mengenai analisis
hubungan kepuasan kerja dan komitmen organisasional di P.T. Bank Negara Indonesia wilayah II Menado menyatakan hal yang sama yaitu terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang