5.2. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan diet rendah serat dengan kejadian apendisitis pada anak
yang telah berobat ke RSUP. H. Adam Malik Medan dari tahun 2014 hingga 2015 dengan jumlah besar sampel sebanyak 43 orang.
Berdasarkan hasil penelitian ini, setelah dianalisis statistik dengan metode Fisher Exact Test didapati ada hubungan antara diet rendah serat dengan kejadian
apendisitis pada anak. Beberapa peneliti menemukan hubungan yang logis antara
penurunan konsumsi asupan serat dan apendisitis. Pentingnya serat untuk fungsi normal dari sistem pencernaan telah lama
dihargai. Pada awal 1970-an, Dennis B dan Trowell H menerbitkan secara luas tentang hipotesis serat, yang menyatakan bahwa asupan serat tinggi melindungi
berbagai penyakit. Penelitiannya yang menunjukkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi diet serat yang rendah memiliki insiden tinggi terjadi apendisitis,
sementara mereka yang mengkonsumsi tinggi serat memiliki insiden yang lebih rendah.
Secara teori juga dapat dibuktikan bahawa seseorang yang mengkonsumsi rendah serat bisa terjadi appendisitis. Hal ini disebabkan kerana feces akan mulai
kering, keras dan berbentuk kecil-kecilan, yang lama-kelamaan memerlukan kontraksi otot yang lebih besar untuk mengeluarkannya yang dikatakan sebagai
konstipasi. Konstipasi akan menyebabkan berlaku obstruksi fekalit dalam usus sehingga meningkatkan produksi mucus di saluran pencernaan. Hal ini akhirnya
meningkatkan tekanan intraluminal yang menyebabkan distensi apendiks. Peningkatan tekanan di dinding apendiks menyebabkan meningkatnya tekanan
kapiler dan iskemia mukosa serta translokasi bakteri menembus dinding apendiks yang akhirnya menyebabkan terjadi inflamasi di apendiks yang disebutkan
sebagai apendisitis Hilfi L, 2008. Penelitian sebelumnya dari Imanieh M.H 2007, menunjukkan bahwa
tingkat konstipasi lebih tinggi pada pasien anak yang menderita apendisitis dengan asupan serat yang lebih rendah, sebuah penemuan yang konsisten dengan
Universitas Sumatera Utara
hipotesis peneliti yang menunjukkan peran serat makanan dalam menurunkan kejadian apendisitis.
Menurut Short R 1920, beliau juga menyatakan bahwa kejadian appendisitis lebih tinggi dengan rasio yang lebih rendah selulosa dalam diet serta
teori yang dikembangkan lebih lanjut mengenai korelasi negatif antara apendisitis dan diet kaya serat yang mengandung sayuran hijau dan buah-buahan manakala
korelasi positif antara apendisitis dan pola makan yang buruk serat tetapi kaya dalam makanan seperti daging, kentang, dan gula, Morris et al., 1987.
Maka dikatakan bahawa hubungan mengkonsumsi diet rendah serat dengan terjadinya apendisitis bergantung kepada cara makanan dikonsumsi juga.
Dari hasil dari penelitian menunjukkan bahawa cara mengkonsumsi sayur secara makanan rebus adalah 20 orang dan secara makanan bergoreng adalah 23 orang
manakala cara mengkonsumsi buah secara makan langsung sebanyak 18 orang sedangkan secara minum jus sebanyak 25 orang.
Secara umum, pengolahan sayur-sayuran dan buah-buahan baik dapat meningkatkan atau menurunkan kandungan nutrisi. Dalam penelitian J.L. Slavin
2006, mengatakan bahawa mengupas kulit buah akan menurunkan kadar serat yaitu satu porsi jeruk tanpa membran mengandung lebih sedikit serat
dibandingkan dengan jeruk yang mempunyai membran. Jadi memakan buah secara langsung lebih baik dibanding dengan meminum jus.
Selain itu menurut Gao F.Y 2009, sayuran biasanya dimasak sebelum dikonsumsi dan diketahui bahwa memasak menginduksi perubahan signifikan
dalam komposisi fisiokimia yang mempengaruhi bioavailabilitas dalam sayuran serta diketahui bahwa serat makanan terutamanya terdapat pada dinding sel. Jadi
memasak sayur memang mengurangkan kandungan serat dalam sayuran tetapi tergantung pada metode memasak dan jenis sayuran yang dikonsumsi. Maka,
tidak ada penelitian yang jelas mengenai ini jadi diperlukan penelitian yang lebih lanjut untuk mengidentifikasi metode memasak yang bagus untuk setiap sayuran
untuk meningkatkan kualitas gizi serta dan kehandalannya Mirzaei A, 2014.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh pada penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahawa :
1. Dari jumlah total 43 responden, ditemukan hubungan yang sangat bermakna antara menkonsumisi diet rendah serat dengan kejadian
apendisitis pada anak di RSUP H Adam Malik pada tahun 2014 hingga 2015 sehingga dapat dikatakan hipotesa penelitian ini diterima.
6.2. Saran
1. Kepada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan terutama pada bahagian rekam medis diharapkan untuk melengkapi data rekam
medis pasien agar lebih mempermudahkan dalam pencarian data, mengelakkan kesalahan membuat kode serta tidak menggandakan
rekam medik. 2. Kepada pihak tenaga medis baik dokter, diharapkan melakukan
pengenalan dini akan manifestasi klinis yang timbul akibat apendisitis dengan melakukan pemeriksaan histopatologi untuk menegakkan
diagnosis dari suatu apendisitis akut dan kronik. 3. Kepada pihak pemerintah dan petugas kesehatan setempat diharapkam
mengadakan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko penyebab apendisitis dengan pengetahuan dasar gejala-gejala klinis, upaya
pencegahan dan pengobatannya. 4. Kepada masyarakat diharapkan mendapatkan edukasi dan motivasi serta
pengetahuan melalui penyelenggaraan penyuluhan atau seminar tentang
Universitas Sumatera Utara