tertentu dan konsep normatif mengenai kesejahteraan. Namun pada umumnya saat negara-negara menjadi lebih kaya, persepsi mengenai tingkat konsumsi minimum
yang bisa diterima, yang merupakan garis batas kemiskinan akan berubah. Garis kemiskinan adalah suatu ukuran yang menyatakan besarnya pengeluaran untuk
memenuhi kebutuhan dasar minimum makanan dan kebutuhan non makanan, atau standar yang menyatakan batas seseorang dikatakan miskin bila dipandang dari
sudut konsumsi. Garis kemiskinan yang digunakan setiap negara berbeda-beda, sehingga tidak ada satu garis kemiskinan yang berlaku umum. Hal ini disebabkan
karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan 2.2.1 Rata-Rata Lama Sekolah
Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pionir dalam pembangunan masa depan suatu bangsa. Jika dunia pendidikan suatu bangsa
sudah jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan
jati diri manusia suatu bangsa. Sehingga, setiap bangsa yang ingin maju maka pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang
dicapai oleh masyarakat di suatu daerah. Semakin tinggi rata-rata lama sekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dijalani. Asumsi yang berlaku
secara umum bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kualitas seseorang, baik pola pikir maupun pola tindakannya.
Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, diukur dengan lamanya waktu untuk sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding
dengan orang yang pendidikannya lebih rendah. Rata-rata lama sekolah adalah
Universitas Sumatera Utara
rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk yang berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Batas
maksimum untuk rata-rata lama sekolah adalah 15 tahun dan batas minimum sebesar 0 tahun standar UNDP. Batas maksimum 15 tahun mengindikasikan
tingkat pendidikan maksimum yang ditargetkan adalah setara Sekolah Menengah Atas SMA.
2.2.2 Jumlah Penduduk
Pada umumnya perkembangan penduduk di negara sedang berkembang sangat tinggi dan besar jumlahnya. Masalah pertumbuhan penduduk bukanlah sekedar
masalah jumlah, masalah penduduk juga menyangkut kepentingan pembangunan serta
kesejahteraan umat
manusia secara
keseluruhan. Dalam
konteks pembangunan,
pandangan terhadap
penduduk terpecah
dua, ada
yang menganggapnya sebagai pendorong pembangunan, ada pula yang menganggap
sebagai penghambat pembangunan. Perkembangan jumlah penduduk bisa menjadi faktor pendorong dan
penghambat pembangunan. Faktor pendorong karena, pertama, memungkinkan semakin banyaknya tenaga kerja. Kedua, perluasan pasar, karena luas pasar
barang dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat dan jumlah penduduk. Sedangkan penduduk disebut faktor penghambat
pembangunan karena akan menurunkan produktivitas, dan akan terdapat banyak pengangguran. Negara sedang berkembang kebanyakan mengalami dengan laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi, fakta menunjukkan tiga per empat penduduk dunia tinggal di Negara-negara sedang berkembang. Masalah kependudukan yang
dihadapi yaitu tingginya tingkat kelahiran dan tinggi pula angka kematiannya, akan tetapi masih besar angka kelahirannya. Kelahiran yang tinggi salah satunya
disebabkan oleh usia pernikahan yang masih dini, dan kurangnya pengetahuan akan KB. Sementara itu angka kematian yang tinggi disebabkan oleh masih
rendahnya kualitas
kesehatan yang
dimiliki penduduk
Negara sedang
berkembang.
Universitas Sumatera Utara
Meskipun terdapat pertentangan mengenai konsekuensi positif dan negatif yang ditimbulkan oleh laju pertumbuhan penduduk, namun selama beberapa
dekade mulai muncul gagasan baru berupa: 1.
Pertumbuhan penduduk bukan merupakan penyebab utama rendahnya taraf
hidup masyarakat, kesenjangan pendapatan atau terbatasnya
kebebasan dalam membuat pilihan yang merupakan masalah pokok dalam suatu negara.
2. Persoalan kependudukan tidak semata-mata menyangkut jumlah akan
tetapi juga meliputi kualitas hidup dan kesejahteraan materiil. Namun,
pertumbuhan penduduk
yang cepat
memang mendorong
timbulnya masalah keterbelakangan dan membuat prospek pembangunan menjadi semakin jauh. Laju pertumbuhan penduduk yang terlampau cepat, meskipun
bukan merupakan penyebab utama dari keterbelakangan, harus disadari hal itu merupakan salah satu faktor penting penyebab keterbelakangan di banyak negara.
Untuk menghitung pertumbuhan penduduk tiap tahunnya dapat dihitung menggunakan rumus:
di mana: Banyaknya penduduk pada akhir tahun
= Banyaknya penduduk pada awal tahun B = Banyaknya kelahiran
D = Banyaknya kematian IM = Banyaknya migrasi masuk
OM = Banyaknya migrasi keluar B
– D = Pertumbuhan penduduk alamiah IM
– OM = Migrasi neto
Penduduk akan bertambah jumlahnya jika ada bayi yang lahir B dan penduduk yang datang IM dan penduduk akan berkurang jumlahnya jika ada
Universitas Sumatera Utara
penduduk yang meninggal dunia D dan yang meninggalkan wilayah tersebut OM.
2.2.3 Pengangguran
Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional, yang dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan
dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat
upah tertentu,
tetapi tidak
dapat memperoleh
pekerjaan yang
diinginkannya. Menurut Edwards, 1974 dikutip dari Lincolin,1997, bentuk-bentuk
pengangguran adalah: 1.
Pengangguran terbuka open unemployment, adalah mereka yang mampu dan seringkali sangat ingin bekerja tetapi tidak tersedia pekerjaan yang
cocok untuk mereka. 2.
Setengah pengangguran under unemployment, adalah mereka yang secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah sehingga
pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas produksi secara keseluruhan.
3. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara penuh: yaitu mereka yang
tidak digolongkan
sebagai pengangguran
terbuka dan
setengah pengangguran, termasuk di sini adalah:
a. Pengangguran tak
kentara disguised
unemployment, misalnya
seorang petani yang bekerja di ladang selama sehari penuh, padahal pekerjaan itu sebenarnya tidak memerlukan waktu selama sehari
penuh. b. Pengangguran tersembunyi hidden unemployment, misalnya orang
yang bekerja tidak sesuia dengan tingkat atau jenis pendidikannya. c. Pensiun lebih awal, fenomena ini merupakan kenyataan yang terus
berkembang di kalangan pegawai pemerintah. 4.
Tenaga kerja yang lemah impaired, adalah mereka yang mungkin bekerja penuh tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau
penyakitan.
Universitas Sumatera Utara
5. Tenaga kerja yang tidak produktif, adalah mereka yang mampu bekerja
secara produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan
lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran yang ada di
negara yang
sedang berkembang
menjadi semakin
serius. Tingkat
pengangguran terbuka sekarang ini yang ada di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia rata-rata sekitar 10 persen dari seluruh angkatan kerja di
perkotaan. Masalah ini dipandang lebih serius lagi bagi masyarakat yang berusia antara 15 - 24 tahun yang kebanyakan mempunyai pendidikan yang lumayan.
Ada hubungan yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran, luasnya kemiskinan, dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Bagi sebagian
besar orang, yang tidak mempunyai pekerjaan yang tetap atau hanya bekerja paruh waktu part time selalu berada diantara kelompok masyarakat yang sangat
miskin. Masyarakat yang bekerja dengan bayaran tetap di sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok masyarakat kelas menengah ke atas.
Namun demikan, adalah salah jika beranggapan bahwa setiap orang yang tidak mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedang yang bekerja secara penuh adalah
orang kaya. Hal ini karena kadangkala ada pekerja di perkotaan yang tidak bekerja
secara sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih baik yang lebih sesuai dengan tingkat pendidikan. Masyarakat menolak pekerjaan yang dirasa lebih
rendah dan bersikap demikian karena mempunyai sumber lain yang bisa membantu masalah keuangan masyarakat Lincolin Arsyad, 1997.
Di samping penjelasan tersebut, salah satu mekanisme pokok untuk mengurangi kemiskinan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara
sedang berkembang adalah memberikan upah yang memadai dan menyediakan kesempatan kerja bagi kelompok masyarakat miskin Lincolin Arsyad, 1999.
Besarnya dampak krisis terhadap kemiskinan yang menyebabkan menjamurnya insiden kebangkrutan sebagai akibat tekanan pada kesempatan kerja di sektor
informal perkotaan semakin besar. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran dengan luasnya kemiskinan.
Pada negara yang sedang berkembang bukan saja menghadapi kemerosotan dalam
Universitas Sumatera Utara
ketimpangan relatif tetapi juga masalah kenaikan dalam kemiskinan dan tingkat pengangguran. Besarnya dimensi kemiskinan tercermin dari jumlah penduduk
yang tingkat pendapatan atau konsumsinya berada di bawah tingkat minimum yang
telah ditetapkan.
Masyarakat miskin
pada umumnya
menghadapi permasalahan
terbatasanya kesempatan
kerja, terbatasnya
peluang mengembangkan
usaha, melemahnya
perlindungan terhadap
aset usaha,
perbedaan upah, serta lemahnya perlindungan kerja terutama bagi pekerja anak dan pekerja perempuan seperti buruh migran perempuan dan pembantu rumah
tangga.
2.3. Pengaruh Variabel Indpenden Terhadap Variabel Dependen 2.3.1 Pengaruh Rata-Rata Lama Sekolah Terhadap Tingkat Kemiskinan
Pendidikan memainkan peran kunci dalam membentuk kemampuan sebuah Negara
berkembang untuk
menyerap teknologi
modern dan
untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang
berkelanjutan. Seseorang yang berpendidikan tinggi dapat menghasilkan gagasan baru tentang bagaimana pilihan terbaik untuk memproduksi barang dan jasa. Jika
gagasan ini dapat diterima oleh pendudukan luas, maka semua orang dapat menggunakannya sehingga gagasan tersebut dapat dikatakan sebagai manfaat
eksternal dari pendidikan. Jika dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan meningkatkan produktivitas. Perusahaan akan memperoleh hasil yang lebih banyak dengan mempekerjakan tenaga kerja dengan produktivitas
yang lebih tinggi, sehingga perusahaan akan bersedia memberikan upahgaji yang lebih tinggi kepada yang bersangkutan. Pada akhirnya seseorang yang memiliki
produktivitas yang tinggi akan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik, yang dapat diperlihatkan melalui peningkatan pendapatan maupunn konsumsinya. Oleh
karena itu, investasi pendidikan akan berpengaruh positif terhadap pengentasan kemiskinan.
2.3.2 Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan
Perkembangan jumlah penduduk bisa menjadi faktor pendorong dan penghambat pembangunan. Faktor pendorong karena, pertama, memungkinkan semakin
Universitas Sumatera Utara
banyaknya tenaga kerja. Kedua, perluasan pasar, karena luas pasar barang dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat dan jumlah
penduduk. Sedangkan penduduk disebut faktor penghambat pembangunan karena akan menurunkan produktivitas, dan akan terdapat banyak pengangguran.
Dalam kaitannya dengan kemiskinan, jumlah penduduk yang besar justru akan memperparah tingkat kemiskinan. Fakta menunjukkan, di kebanyakan
Negara dengan jumlah penduduk yang besar tingkat kemiskinannya juga lebih besar jika dibandingkan dengan Negara dengan jumlah penduduk sedikit. Jika
pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber daya alam akan habis. Sehingga muncul wabah penyakit, kelaparan dan berbagai
macam penderitaan manusia.. Parahnya kemiskinan absolut serta rendahnya taraf hidup mendorong
terciptanya keluarga-keluarga besar, sedangkan keluarga besar menghambat pertumbuhan ekonomi, maka pembangunan ekonomi dan sosial yang lebih merata
merupakan syarat untuk meredakan atau menghentikan laju pertumbuhan penduduk pada tingkat fertilitas dan mortalitas yang rendah.
Semakin banyak jumlah penduduk maka akan meningkatkan jumlah penduduk miskin. Hal tersebut membuktikan bahwa jumlah penduduk yang besar
akan meningkatkan jumlah penduduk miskin. Oleh karena itu perlu adanya upaya- upaya untuk mengendalikan jumlah penduduk, seperti dengan melakukan
program Keluarga Berencana KB.
2.3.3 Pengaruh Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan
Lincolind Arsyad 1999 menyatakan bahwa ada hubungan yang erat sekali antara tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan. Bagi sebagian besar masyarakat,
yang tidak mempunyai pekerjaan tetap atau hanya part-time selalu berada diantara kelompok masyarakat yang sangat miskin. Masyarakat yang bekerja dengan
bayaran tetap di sektor pemerintah dan swasta biasanya termasuk diantara kelompok masyarakat kelas menengah keatas. Setiap orang yang tidak
mempunyai pekerjaan adalah miskin, sedangkan yang bekerja secara penuh adalah orang kaya. Karena kadangkala ada juga pekerja diperkotaan yang tidak
bekerja secara sukarela karena mencari pekerjaan yang lebih baik dan yang lebih
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan tingkat pendidika. Masyarakat menolak pekerjaan-pekerjaan yang dirasa lebih rendah dan bersikap demikian karena mempunyai sumber-sumber lain
yang bisa membantu masalah keuangan masyarakat. Orang-orang seperti ini bisa disebut menganggur tetapi belum tentu miskin. Sama juga halnya adalah,
banyaknya induvidu yang mungkin bekerja secara penuh per hari, tetapi tetap memperoleh pendapatan yang sedikit. Banyak pekerja yang mandiri disektor
informal yang bekerja secara penuh tetapi mereka sering masih tetap miskin. Efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat
yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan masyarakat karena menganggur
tentunya akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk,
kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam
jangka panjang.
2.4 Kerangka Pemikiran