Kepemimpinan dalam komunikasi organisasi di Youth islamic stay club (YISC) Al- Azhar Jakarta
KEPEMIMPINAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI
DI YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB AL-AZHAR
JAKARTA
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Sos.I)
Oleh : GITA ANDINI NIM. 106051001817
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M
(2)
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Agustus 2010
(3)
KEPEMIMPINAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI DI
YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB (YISC) AL-AZHAR
JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos.I)
Oleh:
GITA ANDINI NIM. 106051001817
Pembimbing:
Dra. Hj Asriati Jamil M. Hum NIP.196104221990032001
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010 M
(4)
Al-Azhar Jakarta”
Untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Pentingnya komunikasi dengan manusia adalah suatu hal tidak dapat dipungkiri manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai suatu lingkungan tertentu yang berstruktur, berkarakteristik, serta memiliki fungsi tertentu adalah suatu hal yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi.
Lalu, timbulah perumusan masalah sebagai berikut: Bagaiamana iklim organisasi di Youth Islamic Study Club (YISC ) Al-Azhar Jakarta ? Bagaimana arus informasi dalam organisasi Youth Islamic Study Club (YISC ) Al-Azhar Jakarta ? Apafaktor pendukung dan faktor penghambat dalam proses penyebaran Informasi dari Pimpinan kepada anggotanya?.
Iklim organisasi di YISC yaitu iklim yang kondusif, dan dinamis dimana terciptanya kepuasan yang diharapkan oleh anggota. Dan arus informasi yang digunakan arus informasi secara komunikasi vertikal yang lancar, dan terbuka, dan saling mengisi merupakan pencerminan dari sikap kepemimpinan yang demokratis. Sedangkan faktor pendukung dan faktor penghambat proses penyebaran informasi bisa dibedakan dari segi media, dan non media agar mudah melihat apa saja faktor pendukung, dan penghambatnya.
Teori yang digunakan ialah Teori Khocler mengatakan organisasi adalah sistem hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode yang digunakan ialah Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Maka penulis dapat menyimpulkan, bahwa iklim komunikasi organisasi di Youth Islamic Sstudy Club
Al-azhar ini mempunyai iklim komunikasi yang mendukung dimana iklim ini begitu dinamis, dan juga kondusif dimana terciptanya kepuasan yang diharapkan oleh anggota. Sedangkan arus informasi secara komunikasi vertikal. Komunikasi vertikal ini diperlukan agar komunikasi ini berlangsung efektif, dimana dalam komunikasi semua individu yang ada dapat berinteraksi, dan berkomunikasi.dan atau ketua umum melalui komunikasinya akan menimbulkan partisipasi para anggota yang ada dalam organisasi yang selalu bekerjasama dalam memberikan ataupun menyebarkan informasi, dan dalam pengambilan keputusan
(5)
KATA PENGANTAR Bismillhirrahmanirrohim
Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa terucap kepada Allah dari lisan manusia yang taat kepada-Nya, yang masih memberikan kesempatan kepada penulis untuk beribadah kepada-Nya dan untuk bersholawat kepada kekasihnya, serta dengan izinnya pula penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam tak lupa semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sebagai pembawa risalah bagi seluruh umat Islam sehingga Islam bisa Islam menyebar ke seluruh penjuru bumi, dan membawa kita kepada zaman yang penuh dengan cahaya Ilahi ini.
Alhamdulillah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini bisa dapat terselesaikan berkat dukungan, bantuan, fasilitas, dan bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai manusia yang dhaif, penulis tidak dapat melakukannya seorang diri.
Untuk itu penulis persembahkan segalanya kepada Ayah tercinta (H. Hasanuddin.BA) dan kepada ibu tersayang (Hj. Ai. Saadah) yang dengan ketegaran hatinya dalam menghadapi hidup telah menjadi sumber inspirasi dan semangat hidup bagi penulis serta air susunya yang telah menjadi daging dalam tubuh ini, yang dengan keringat dan air matanya telah menyatu dalam jiwa penulis.
Tak Lupa kepada Orang tua kedua penulis, yaitu Drs. H Endang Barnas.MA. beserta keluarga yang dengan kasih sayang, dan perhatiannya tulus
(6)
segala cita- cita penulis. Serta Kedua kakak ku tercinta yaitu Andi Nurul Fatihin, dan Bary Abdul Basith SE. Serta Kedua Adik-Adikku tersayang yaitu Mia Mardiatul Mahmudah, dan Fia Sofwatul Husna. Yang telah memberikan support, do’a, dan perhatiannya. Semoga Allah selalu memudahkan urusan dunia, dan akhiratnya.
Untuk itu, perkenankanlah penulis secara khusus dengan hormat menyampaikan terima kasih yang tulus, dan mendalam kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syrif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Arief Subhan M.A, beserta Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A selaku Pudek I, Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II dan Bapak Drs. Study Rizal LK, M.A selaku Pudek III.
2. Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Bapak Drs. Jumroni. M.Si, dan Sekertaris Jurusan Ibu Umi Musyrofah, MA yang penuh dengan kesabaran banyak membantu, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Dosen Pembimbing Ibu Dr. Hj. Asriati Jamil. M. Hum yang telah bersedia memberikan waktunya, dan tidak henti-hentinya memberikan motivasi kepada penulis serta dengan kesabaran, dan bimbingan beliaulah penulis dapat menyelesaikan skripi ini.
4. Bapak Prof. Dr H. Daud Effendi.AM. Selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan support hingga penulis dapat menyelesaikan skripi ini.
(7)
5. Para Penguji yaitu Prof. Dr. H. Murodi MA selaku Penguji I, dan Drs. Suhaimi, MSi. Selaku Penguji II
6. Seluruh Bapak, dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta civitas Akademik yang juga memberikan dedikasinya sebagai pengajar yang memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama dalam masa perkuliahan.
7. Pimpinan, dan karyawan Perpustakaan Utama, dan Perpustakaan Fakultas yang telah membantu penulis dengan penyediaan bahan-bahan untuk kerangka rujukan dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Segenap Jajaran Youth Islmic Study Club (YISC) Al-azhar Jakarta, Alfin Falihian selaku Ketua Umum, beserta Atiek Munsriyati selaku Sekertaris Umum, dan juga para mentor, yang telah memberikan berbagai pengarahan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis, baik dari segi pengkajian, serta juga yang telah memberikan data, dan informasinya. hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Keluarga Besar Tasikmalaya, khususnya nenekku tercinta (Alm) Hj Maemunah yang begitu tulus memberikan kasih sayangnya kepada penulis. Semoga Amal, dan Ibadahnya diterima disisi Allah SWT.
10.Keluarga Besar KPI angkatan 2006, khususnya KPI B angkatan 2006, dan tak lupa untuk KPI A, yang sudah memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis.
(8)
doa kalian.
12.Keluarga Besar KKN Pandai Sikek, 2009 Sumatra Barat . Atas doa dan kasih sayangnya yang besar untuk penulis dan yang sangat penulis sayangi.
13.Sahabat-sahabatku tercinta, Fitri Kamalia, Inayah, Pratiwi Khoirunnisa, dan Ice Susiani. Yang begitu tulus memberi keceriaan dengan indahnya persahabatan yang telah kalian berikan, yang telah menjadi keluarga serta inspirasi bagi penulis.
14.Kepada semua pihak yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini. Pada akhirnya penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Hanya ucapan inilah yang dapat penulis berikan, semoga Allah yang akan membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta. Amin ya Rabbal Alamin.
Jakarta, 20 September 2010
Gita Andini
(9)
DAFTAR ISI
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7
D. Metodologi Penelitian ... 8
E. Tinjauan Pustaka ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Komunikasi Organisasi ... 13
1. Pengertian Organisasi... 13
2. Ciri-ciri Organisasi... 16
3. Unsur-Unsur Organisasi... 19
4. Fungsi dan Tujuan Organisasi... 21
5. Iklim Komunikasi Organisasi ... 22
B. Kepemimpinan ... 25
(10)
vii
AL-AZHAR
A. Sejarah Tentang Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar .... 29 B. Profil Organisasi Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar... 32 C. Struktur Organisasi Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar
2010-2011 ... 34 D. Kegiatan-Kegiatan yang diadakan Youth Islamic Study Club
(YISC) Al-Azhar... 37
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA LAPANGAN
A. Iklim Organisasi di Youth Islamic Study Club (YISC ) Al-Azhar
Jakarta... 43
B. Arus Informasi dalam Organisasi Youth Islamic Study Club (YISC ) Al-Azhar Jakarta ... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 54
B. Saran-saran... 55
DAFTAR PUSTAKA... 56
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gejala merosotnya dan mental generasi muda yang cenderung semakin jauh dari aqidah Islamiyah, dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia, terlihat jelas dari cara mereka berbicara, berperilaku, yang cenderung tidak sesuai dengan aqidah Islamiyah. Dalam generasi muda Islam yang sadar dan prihatin akan gejala merosotnya moral dan mental generasi muda yang cenderung semakin jauh dari Aqidah Islamiyah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia, mereka merasa terpanggil untuk memperbaiki keadaan. Hal ini merupakan wujud dari rasa tanggung jawab sebagai pewaris dan pengawal Aqidah Islamiyah & cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia yang merupakan rahmat dari Allah SWT. Kemudian berhimpunlah mereka dalam wadah yang diberi nama Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar.
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu1.
1
Erlangga.Thoha, Miftah, Kepemimpinan dalam Manajemen. (Jakarta: Rajawali Pers, 1983).
(12)
Untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang dalam mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama,baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi.
Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.2
Pemimpin harus salalu berkomunikasi dengan semua pihak, baik melalui hubungan formal maupun informal. Suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu sebagian besar yang ditentukan oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat dengan semua pihak. Secara horizontal maupun vertikal, keatas, dan kebawah.
Dalam perspektif Islam kepemimpinan adalah sebuah amanah dan seorang pemimpin adalah pemegang amanah. Amanah mengandung makna yang sangat dalam yang perlu direfleksikan dan diserasikan antara bicara, perbuatan, etika dan tanggung jawab. Sesuai yang terkandung dalam ( Q.S Ash Shaf ayat 2 ). Dan ( Q.S Ali Imran ayat 159)
2
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991).
(13)
3
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”(Qs: As-Shaf:2)
☺
☺
⌧
⌧
⌧
⌧
☺
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Terbentuknya suatu kepemimpinan adalah karena adanya tujuan bersama yang tidak mungkin bisa dicapai dengan sendiri-sendiri. Suatu kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang bisa mewujudkan tujuan bersama tersebut. Konsep kepemimpinan ini berlaku untuk setiap bidang kehidupan.
Pentingnya komunikasi dengan manusia adalah suatu hal tidak dapat dipungkiri manusia, begitu juga halnya dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai suatu lingkungan tertentu yang berstruktur, berkarakteristik, serta memiliki fungsi tertentu adalah suatu hal yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi.
(14)
Komunikasi yang efektif sangat penting bagi semua organisasi. Oleh karena itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu memahami, dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka .3
Agar komunikasi berlangsung efektif dan informasi yang disampaikan oleh seorang pimpinan dapat diterima, dan dipahami oleh para anggota, maka seorang pimpinan menerapkan pola komunikasi yang baik pula.
Pengetahuan dasar tentang komunikasi saja belumlah memadai untuk dapat memahami komunikasi organisasi. Organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain.
Organisasi telah dibentuk sejak manusia berada di muka bumi, di dorong oleh tiga motif unsur dasar yaitu orang-orang (sekelompok orang), kerjasama dan tujuan yang akan dicapai.4 Salah satu unsur organisasi yang dimaksud ialah menggunakan saran atau tempat yang ada dan dikenal oleh mayarakat luas yaitu Youth Islamic Study Club atau yang dikenal dengan YISC Al-Azhar.
Interakasi harmonis antara para anggota dalam suatu organisasi akan membuat roda organisasi berjalan ke arah tujuan. Namun bila yang terjadi sebaliknya tentu akan mengakibatkan terjadinya konflik antar sesama anggota,
3
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi ( Jakarta: Bumi Aksara,2004), h.1 4
(15)
5
maka dari itu komunikasi antar pimpinan dengan anggotanya harus berjalan secara proporsional.5
Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya, dan tidak mengganggu bagian lainnya. Tanpa koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik. Setiap organisasi terbentuk apabila suatu usaha memerlukan usaha lebih dari satu orang untuk menyelesaikannya.
Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar ialah organisasi tertua di Indonesia yang begitu survive. YISC Al-Azhar ini didirikan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 1971 atau 12 Rabiul Awal 1391 H. Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar suatu wadah yang telah terbukti selama puluhan tahun mampu mengumpulkan para pemuda potensial yang kemudian alumni-alumninya mampu memberikan sumbangsih besar bagi negeri ini. Sebut saja tokoh-tokoh kaliber nasional yang menjadi alumni Youth Islamic Study Club seperti Jimly Ashiddiqie, Yusril Ihza Mahendra, Lukman Hakim Saifudun, Arifin Ilham, dan lain-lain6.
Selain sudah mempunyai banyak alumni. Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar ini pun sudah mempunyai banayak prestasi yang ditorehkan seiring bertambahnya usia seperti mempelopori berdirinya BKPMI ( Badan Komunikasi Pemuda masjid Indonesia), JPRMI (Jaringan Pemuda Dan Remaja Masjid Indonesia), menyelenggarakan seminar skala nasional,
5
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta:Gaya Media Pratama,1997),Cet.ke-2. 6
(16)
menyelenggarakan bakti sosial, donor darah, menikahkan secara massal 25 pasangan pemulung, sunatan masal, dan juga pembinaan adik asuh (PAYISC),
Wadah yang relegius, cerdas, dan professional serta menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Youth Islamic Study Club Al-Azhar mampu menumbuhkan keikhlasan, dan memotivasi semangat juang para pemuda serta mampu menjadi bagian dari solusi permasalahan ummat.
Untuk itu penulis tertarik mengambil judul dan meneliti "Komunikasi Organisasi dalam Kepemimpinan di Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar Jakarta".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dalam penelitian yang ingin dilakukan peneliti memberikan batasan masalahnya hanya pada komunikasi organisasi dalam kepemimpinan yang ada di Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar Jakarta tersebut. Pembatasan ini dilakukan guna menghindari perluasan pembahasan yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang akan diteliti.
Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka perlu dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaiamana Iklim organisasi di Youth Islamic Study Club (YISC ) Al-Azhar Jakarta ?
2. Bagaimana Arus informasi dalam organisasi Youth Islamic Study Club (YISC ) Al-Azhar Jakarta ?
(17)
7
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan kejelasan tentang bagaimana iklim organisasi sdi YISC Al-Azhar Jakarta.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegiatan penelitian ini adalah: a. Secara Akademis
Untuk pengembangan Ilmu Komuniklasi diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi, dan peningkatan wawasan akademis dalam bidang komunikasi penyiaran Islam serta komunikasi organisasi khusunya yang terkait dengan kepemimpinan.
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan masukan bagi Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar khususnya, dalam mengembangkan keorganisasiannya, dan memperbaiki program dalam kepemimpinannya yang sedang berjalan untuk kedepan yang lebih baika lagi dan selalu memegang teguh Al-qur’an, dan Hadits dalam menjalankan segala kebijakan-kebijakannya, tanpa harus ketinggalan zaman walaupun kita telah berada di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi.
(18)
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dan menggunakan metode organisasi adalah sistem hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu Yang datanya diperoleh melalui Field research yaitu dengan cara penelitian lapangan untuk memperoleh data-data yang ada kaitannya dengan pemasalahan diatas.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, penulis menggunkan metode sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi berarti pengamatan, dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena yang diselidiki7. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung ke Youth Islamic Study Club Al-Azhar Jakarta di Jl. Sisingamaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkecil kemungkinan yang dapat dalam menghambat pelaksanaan penelitian.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab sambil tatap muka antara
7
(19)
9
sipenanya dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interviewguiode (panduan wawancara)8.
Proses wawancara langsung dengan kepada pihak-pihak yang tekait seperti pengurus Youth Islamic Study Club (YISC) diantaranya Ketua Umum, dan sekertaris umum Youth Islamic Study Club.
c. Dokumentasi.
Dokumentasi ialah strategi yang digunakan ketika data tidak dapat diperoleh dari hasil wawancara atau observasi, yaitu mengumpulkan buku-buku komunikasi organisasi, dan kepemimpinan, dan dokumen tertulis lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian tersebut.
d. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif kualitatif, yaitu setelah data diklsifikasikan sesuai aspek data yang terkumpul lalu diinterpretasikan secara logis. Dengan demikian akan tergambar sejauh manakah alat komunikasi dalam pengembangan kepmimpinan, dengan melihat data-data yang diperoleh penulis melalui observasi, dan wawancara, setelah itu di analisis yang kemudian disusun dalam laporan penelitian.
e. Waktu dan Tempat
8
(20)
Penelitian ini dilaksanakan pada salah satu organisasi Youth Islamic Study Club Al-azhar Jakarta di Jl. Sisingamaraja Kebayoran Baru Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Bulan Juli 2010.
E. Tinjauan Pustaka
Dari tinjauan yang dilakukan penelitian baik itu diperpustakaan jurusan maupun perpustakaan utama. Penulis belum menemukan skripsi secara khusus membahas tentang judul yang disusun ini. Tetapi ada beberapa skripsi yang ada hubungannya dengan judul yang penulis ambil diataranya: 1. Komunikasi Organisasi dalam Pengembangan Kepemimpinan di SMU
Muhammadiyah 4 Jakarta yang disusun oleh Eska Ariyati NIM 104051001861.
2. Komunikasi Organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia
( PITI) Dewan Pimpinan wilayah Jakarta Dalam Berdakwah. Disusun oleh Farah Nurul Hikam Agustina NIM 105051001966
Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang objek penelitiannya di SMU Muhammadiyah 4 Jakarta, dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia. Pada penelitian yang peneliti lakukan yakni objek penelitiannya yaitu Youth Islamic Study club (YISC) Al-Azhar Jakarta . Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelengkap dan sebagai bahan perbandingan dari penelitian yang telah ada.
(21)
11
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan penulisan. Dimana masing-masing di bagi ke dalam sub-sub dengan rincian sebagai berikut :
Bab Satu :Pendahuluan yang didalamnya meliputi latar belakang, masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegiatan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
Bab Dua : Landasan Toeritis. Merupakan uraian teori-teori yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Bab Tiga : Gambaran Umum Organisasi Youth Islamic Study club Al-Azhar Jakarta. Pada bab ini dijabarkan gambaran umum Youth Islamic Study club Al-Azhar dengan profil organisasi Youth Islamic Study club Al-Azhar, visi dan misi, tujuan organisasi, strukutur organisasi, profil pengurus organisasi, dan program kegiatan organisasi Youth Islamic Study club Al-Azhar baik yang umum ataupun yang khusus.
Bab Empat : Temuan, dan Analisis Data Lapangan. Pada bab Empat ini hasil dari temuan di lapangan kemudian dianalisa data lapangannya sehingga menjadi satu kesatuan data dari hasil data lapangan di Youth Islamic Study club Al-Azhar Jakarta
Bab Lima : Penutup. Bab terakhir ini penulis berharap dapat mendeskripsikan hasil dari penelitaian dan menguraikan data secara baik. Adapun beberapa uraian penting yang penulis berikan dari hasil penelitian ini
(22)
akan dirangkum dalam bahasan kesimpulan. Selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini penulis menyisipkan sarab-saran agar menjadi bahan pertimbangan tentang bahasan penulis yang telah diangkat sebagai pokok permasalahannya. Dan saran inilah yang sangat penting nantinya menjadi bahan pertimbangan untuk kelanjutan penelitian ini.
(23)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Organisasi
Menurut Onong Uchyana Effendy, pengertian komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media1.
Tampaknya para ahli belumlah mempunyai persepsi yang sama mengenai komunikasi organisasi. Namun ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu :
1. Komunikasi Organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.
2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.
3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaan, hubungan dan keterampilannya.2
1. Pengertian Organisasi
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan organisasi, Schien (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah
1
Onong Uchyana effendi, Dinamika komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000). Cet ke-4, h.4
2
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), cet. Ke-8, h.67
(24)
suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum untuk pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schien juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasi aktivitas dalam organisasi tertentu. Sifat tergantung dengan bagian satu dengan bagian lainnya menandakan bahwa organisasi yang dimaksud Schein ini adalah merupakan suatu sistem.
Selanjutnya Khocler dalam (Muhammad, 2009) mengatakan organisasi adalah sistem hubungan yang berstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi dengan pendapat Wright, dia mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktifitas yang di koordinasikan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.3
Walaupun ketiga pendapat mengenai tersebut kelihatan berbeda-beda perumusannya tetapi ada 3 hal yang dikemukakan yaitu : organisasi merupakan sebuah sistem, mengkoordinasikan aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum. Dikatakan merupakan suatu sistem karena organisasi itu terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lainnya. Bila satu bagian tergantung maka akan ikut berpengaruh dengan yang lain. Misalnya ikut organisasi sekolah, disekolah ada beberapa komponen diantaranya, guru, murid dan fasilitasnya. Bila komponen guru terdapat gangguan misalnya tidak datang kesekolah atau
3
Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi teori dan Praktek, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2002). Cet. Ke-6, h. 7.
(25)
14
sakit maka berpengaruh kepada anak-anak yang menjadikan mereka tidak dapat belajar begitu juga halnya fasilitas belajar juga tidak digunakan.
Setiap organisasi memerlukan koordinasi supaya masing-masing bagian dari organisasi bekerja menurut semestinya dan tidak mengganggu bagian lainnya. Tanpa koordinasi sulitlah organisasi itu berfungsi dengan baik. Misalnya kalau di lihat organisasi sekolah, kepala sekolah harus mengkoordinasikan kegiatan guru-guru sehingga pengajaran berjalan dengan lancar.
Selain ciri yang telah dikemukakan diatas setiap organisasi mempunyai aktifitas masing-masing sesuai dengan jenis organisasinya. Misalnya kalau organisasinya organisasi pendidikan, maka kegiatan yang utama dalam organisasi itu adalah melakukan atau mengurus urusan pendidikan. Begitu juga kalau organisasinya di bidang produksi maka kegiatan utama organisasi tersebut adalah memproduksi barang-barang yang sesuai dengan jenis usahanya. Selanjutnya baiklah lihat bagaimana terbentuknya dan berkembangnya suatu organisasi.
Suatu organisasi terbentuk apabila suatu usaha lebih satu orang untuk menyelesaikan. Kondisi ini timbul disebabkan oleh karena tugas itu terlalu besar atau terlalu kompleks untuk ditangani oleh satu orang. Oleh karena itu suatu organisasi dapat kecil seperti usaha dua orang individu atau dapat sangat besar yang melibatkan banyak orang dalam satu interaksi kerjasama.
Oraganisasi merupakan suatu struktur hubungan manusia. Struktur ini di disain oleh manusia dan karena itu tidak sempurna. Organisasi
(26)
tumbuh dan bertambah matang sebagian melalui suatu skema yang di disain adalah suatu respon rasional terhadap tekanan dari dalam untuk memperluas atau untuk membentuk hubungan kembali karena diperlukan secara fungsional.
Contoh perkembangan yang teratur yang dicapai oleh pimpinan organisasi ketika mereka menilai kembali tujuan organisasi, menyusun kembali alat atau fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu atau mendisain kembali struktur dan aktifitas yang berhubungan, sehingga memenuhi pembagian fungsi yang baru dalam keadaan yang efisien. Sebaliknya perubahan yang tidak terstruktur terjadi sebagai hasil ketidakteraturan.
2. Ciri-ciri Organisasi
Tiap organisasi disamping mempunyai elemen yang umum juga mempunyai karakteristik yang umum. Diantara karakteristik tersebut adalah bersifat dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan dan struktur.4
a. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus menerus mengalami perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya dan perlu penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan yang selalu berubah tersebut. Sifat dinamis ini pertama sekali
4
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Budi Aksara, 2007), Cet, Ke-8, h 29
(27)
16
disebabkan karena adanya perubahan dalam lingkungannya. Semua organisasi memerlukan sumber keuangan untuk melakukan untuk aktifitasnya. Oleh karena itu kondisi ekonomi mempengaruhi secara tajam pada kehidupan organisasi.
b. Memerlukan Informasi
Semua organisasi memerlukan organisasi untuk hidup. Tanpa informasi organisasi tidak dapat berjalan dengan adanya informasi bahan mentah dapat diolah menjadi bahan produksi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Begitu juga sebaliknya, dengan tidak adanya informasi suatu organisasi dapat macet atau mati sama sekali.
Untuk mendapatkan informasi adalah melalui proses komunikasi.tanpa komunikasi tidak mungkin mendapatkan informasi. Oleh karena itu komunikasi memegang peran penting dalam organisasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan bagi organisasi. Informasi yang dibutuhkan ini baik dari dalam organisasi itu sendiri maupun dari luar organisasi.
c. Mempunyai Tujuan
Organisasi adalah merupakan kelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tersebut.oleh karena itu tiap organisasi harus mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Tentu saja suatu organisasi dengan organisasinya sangat bervariasi. Misalnya tujuan organisasi pendidikan adalah untuk mendidik anak-anaknya atau pemuda agar menjadi manusia seutuhnya.
(28)
Tujuan organisasi hendaklah dihayati oleh seluruh anggota organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung pencapaian organisasi melalui pastisipasi mereka secara individual. Sehingga orang telah menyadari, bahwa dengan masuknya dia mengkaji anggota suatu organisasi atau bekerja pada suatu perusahaan, berarti secara otomatis dia menerima tujuan organisasi atau perusahaan tersebut.
d. Terstruktur
Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat aturan-aturan dan hiererki hubungan dalam organisasi, hal ini dinamakan struktur organisasi.
Tiap organisasi mempunyai satu struktur. Beberapa dari organisasi mempunyai batas yang tajam dan struktur yang kompleks sedangkan yang lainnya mempunyai batas yang agak longgar dan strukturnya sederhana.
Struktur menjadikan membekukan prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan proses produksi. Biasanya suatu organisasi mengembangkan suatu struktur yang membantu organisasi mengontrol dirinya sendiri.
Disamping emat sifat yang dikemukakan diatas ada empat hal yang umum dipunyai oleh organisasi yaitu sumber daya manusia, keterampilan, energi dan lingkungan.
(29)
18
3. Unsur-unsur Organisasi
Organisasi adalah sangat bervariasi ada yang sangat sederhana ada juga yang sanga kompleks. Maka untuk membantu kita memahami organisasi terusebut perhatikanlah model berikut yang menggambarkan elemen dasar dari organisasi dan saling keterkaitan satu elemen dengan elemen lainnya.
a. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah pola atau aspek hubungan yang ada antara partisipan didalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis (Scott, 1981) dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu struktur normatif dan struktur tingkah laku.
Struktur normatif menyangkut nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang digunakan dalam memilih tujuan tingkah laku. Sedangkan norma adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan.
Struktur normatif dan struktur tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat dipisahkan secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatnya dan saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma-norma sebagaimana halnya norma membentuk tingkah laku. b. Partisipan
Partisipan adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebih dari pada suatu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing organisasi tersebut sangat bervariasi. Misalnya, seorang karyawan pada
(30)
suatu perusahaan adalah anggota organisasi dari perkumpulan perusahaannya, juga anggota dari perkumpulan agamanya, anggota dari masyarakat dan organisasi lainnya. Sifat dari kepribadian dari seorang partisipan juga akan bervariasi dari suatu organisasi kepada organisasi lainnya, tergantung kepada tipe dan peranan dalam organisasi tersebut.
c. Tujuan
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan kontroversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analis mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi, yang lainnya mengatakan apakah tujuan terbentuk suatu fungsi lain daripada membenarkan tindakan yang lalu. Kemudian ahli tingkah laku menjelaskan bahwa individu-individu yang mempunyai tujuan, organisasi tidak.5
Bagi kebanyakan analis, tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalis organisasi, tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang di inginkan atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui aktifitas tugas-tugas mereka.
d. Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin-mesin juga pengetahuan teknik dan ketermpilan partisipan. Tiap-tiap organisasi mempunyai teknologi
5
Arni Muhamad, ,Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007), Cet. Ke-8, h, 23
(31)
20
dalam melakukan pekerjaannya. Beberapa organisasi memproses materi input atau masukan dan membangun perlengkapan perangkat keras (hard ware). Organisasi lainnya memproses orang, hasil produksinya menghasilkan individu-individu yang berpengetahuan, yang terampil atau individu yang lebih sehat.
e. Lingkungan
Sebagai organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi, kebudayaan dan lingkungan sosial, terhadap mana organisasi tersebut harus menyesuaikan diri. Semua tergantung pada lingkungan yang lebih besar untuk dapat untuk hidup, tetapi pekerjaan sekarang menitikberatkan kepada lingkungan hidup.
4. Fungsi dan Tujuan Organisasi
Organisasi mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab, memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang.6
Adapun tujuan organisasi adalah yang paling penting dan kontroversial dalam mempelajari organisasi. Ahli analis mengatakan bahwa tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi yang lainnya mengatakan apakah tujuan terbentuk suatu fungsi lain daripada membenarkan tindakan yang lalu. Kemudian ahli tingkah laku menjelaskan bahwa individu-individu yang mempunyai tujuan, organisasi tidak.
6
(32)
Bagi kebanyakan analis, tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk dalam menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diinginkan, atau kondisi yang pastisipan.
5. Iklim Komunikasi Organisasi
Sebelum membahas tentang iklim organisasi dan komunikasi, terlebih dahulu dibahas hakikat organisasi itu sendiri atau pengertian tentang organisasi. Dalam arti dinamis (organizing), organisasi merupakan kegiatan pembagian-pembagian tugas dan tanggungjawab secara terperinci. Di sautu departemen misalnya, kegiatan memilah-memilah pekerjaan menjadi bidang-bidang atau kotak-kotak tertentu, dan membagikannya kepada beberapa pejabat, memerinci hubungan antar bagian, dan menemukan cara-cara menepati jabatan-jabatan tersebut.7
Dalam arti statis (Organization) organisasi adalah wadah rangka dasar
(Frame work) dari manajemen. James D. Mooney mengatakan organisasi adalah bentuk dari perkumpulan manusia untuk memperoleh atau mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian sangan menentukan pelaksanaan kelancaran petugas dan merupakan wadah atau pengaturan tentang kekuasaan, pekerjaan, tanggungjawab, dan orang-orang yang harus di tata-hubungkan satu sama lainnya sedemikian rupa, sehingga setiap orang tahu akan kedudukannya, apa tugasnya, siapa bawahannya, dan merupakan cara menghubungkan satu sama lainnya.8
7
F. Rachmadi, Public Relation, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 68 8
(33)
22
Evert M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers memandang organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi antara bagian satu dengan bagian yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti.9
a. Iklim Komunikasi
Istilah “Iklim” disini merupakan kiasan (Metafora. Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase jelas artinya dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu kemiripan. Contohnya: tempat ini seperti kebun binatang, meskipun perbandingan figuratif, perbandingan tersebut memberi informasi mengenai ini, struktur, dan arti situasi baru tersebut.10
Frase "iklim komunikasi organisasi"menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan, cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim fisik terdiri dari kondisi-kondisi cuaca umum mengenai suatu wilayah.11
Iklim komunikasi gabungan dari persepsi-persepsi suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik antarpersonal dan kesempatan bagi pertumbuhan dan organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi
9
Onong Uchayana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-17, h. 114
10
Wayne Pace & Don F.Faules, Komunikasi Organisasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. Ke-4, h.146
11
(34)
persepsi-persepsi mengenai pesan-pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.12
Penelitian yang dilakukan Redding menunjukan bahwa iklim komunikasi lebih luas dari persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan komunikasi dalam organisasi serta tingkatnya.
b. Iklim Organisasi
Di dalam organisasi yang baik diperlukan semacam iklim organisasi yang baik karena disadari atau tidak bahwa orang-orang yang duduk dalam organisasi masih memiliki kepentingan untuk itu tanpa harus memihak salah satu pihak diperlukan sebuah iklim organisasi yang kondusif agar organisasi berjalan sebagaimana mestinya.
Litwin dan Stringers (1968) memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut :
1) Rasa tanggung jawab
2) Standar atau harapan terhadap kualitas pekerjaan 3) Ganjaran atau reward
4) Ras persaudaraan 5) Semangat tim13
Dalam hal ini bahwa iklim organisasi dapat dipelajari dengan mengobservasi sejumlah otonomi secara individual. Kebebasan yang dialami oleh individu, dan banyaknya serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja.
12
R. Wayne Pace & Don F.Faules, Komunikasi Organisasi,h.147 13
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), Cet. Ke-7, h.82
(35)
24
Hillrierger dan Slocum (1987) mengemukakan definisi iklim organisasi dengan mempertimbangkan substansi dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah salah satu set atribut organisasi dan sub sistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota organisasi, yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau sub system, terhadap anggota dan lingkungannya.14
Ada lingkungan yang sikuler antara organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, diantara iklim organisasi. Sedangkan iklim negative menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan..15
Berkaitan dengan teori komunikasi, YISC (Youth Islamic Study Club) memiliki tujuan yaitu membina generasi muda yang bertanggung jawab dan dapat mempertahankan serta memperjuangkan kesejahteraan umat dalam konteks situasi dan kondisi serta peluang untuk menjadi pemimpin, dan tantangan yang di hadapi organisasi.
B. Kepemimpinan
Pengertian yang paling umum tentang kepemimpinan adalah kemahiran dalam memimpin. Hal ini dapat berupa cara memimpin dan mengkoordinasikan anggota yang dipimpinnya. M. Arifin, mengutip dari Hubert Bonner mengatakan bahwa “ kepemimpinan dipanadang sebagai hasil interaksi antara kepribadian yang bulat dari pemimpin dengan situasi sosial yang dinamis dimana ia hidup.”
14
Arni Muhamad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005), Cet. Ke-7, h.83
15
(36)
Kepemimpinan mendapat awalan “ke” dan sisipan “em” serta akhiran “an”. Menurut tata bahasanya awalan “ke” dan “ke-an” berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak yang mengandung arti menjadi atau peristiwa. Sedangkan sisipan “em” pada kata pemimpin berfungsi membentuk kata baru yang artinya tak berbeda dengan kata dasarnya. Arti sisipan “em” di sini mengandung sifat. Jika pemimpin berasal dari kata “pimpin” tang mendapat awalan “pe” mempunyai arti orang yang melakukan, jadi pemimpin adalah orang yang memimpin.16
Sedangkan pengertian kepemimpinan menurut istilah, dalam hal ini para ahli banyak berpendapat, di antaranya:
Menurut Prof.Dr.Veithzal Rivai, M.B.A dalam buku Kepemimpinan dan perilaku organisasi yang mengatakan bahwakepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain, baik di dalam orgnisasi maupun di luar organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas, maupun bujukan.
Prof .Drs Onong Uchjana dalam bukunya, Human Relations dan Public Relations dalam Management, mengatakan bahwa “Kepemimpinan adalah suatu proses dimana seseorang memimpin (directs), membimbing (guides), mempengaruhi (influences), atau mengontrol (controls) pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain”.17
Di samping itu, Howard H. hoyt seperti yang dikutip Kartini Kartono dalam bukunya, Pmeimpin dan kepemimpinan, mendefinisikan kepemimpinan
16
M.Arifin, Psikologi dakwah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h.87 17
Onong Uchjana, Human relation dan Public Relations dalam Management, (Bandung: CV. Mandar maju, 1989), cet. Ke-7, h.195
(37)
26
sebagai berikut: “kepemimpinan adalah seni mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang”.18
Dari berbagai kepemimpinan sebagaimana telah dijelaskan di atas, bisa diambil suatu pengertian bahwa kepemimpinan adalah seni kemampuan membimbing, mempengaruhi, dan mengontrol pikiran, perasaan, dan tingkah laku orang lain, dan menuntut kecakapan untuk semua factor itu. Sehingga mereka akan menerima dan menjalankan apa yang dianjurkan orang yang mereka anggap pemimpin atau perilaku mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pemimpin.
Kata lain yang sering kita temui yang juga mengandung arti pemimpin Islam adalah khalifah. Khalifah berarti wakil atau pengganti, yang dalam kata tersebut juga terkandung makna Amir (jamaknya Umara), yaitu penguasa dalam bahasa Indonesiamempunyai konotasi pemimpin formal. Dalam surat Al-Baqarah: 30. Allah berfirman yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat. Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Dalam ayat tersebut Allah menggunakan kata khalifah dalam arti pemimpin non formal’.19
Makna ayat yang terkandung dalam surat Al-Baqarah tersebut tidak hanya ditunjukan kepada khalifah pengganti Rasulullah saja, tetapi juga kepada seluruh umat manusia. Dua tugas penting yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin Islam adalah tugas menyeru melakukan kebajikan dan meninggalkan kemungkaran. Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang
18
Kartini Kartono, pemimpin dan kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada, 1998), cet. Ke-8, h.49
19
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gajahmada University, 1993),CET.KE-1,H.16
(38)
pemimpin, seseorang harus mengembalikan segala perkara kepada kitabullah, dan sunnah Rasulullah, hal ini dijelaskan Allah dalam surat An-nisa ayat 59 sebagai berikut:
⌧
⌧
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(39)
BAB III
GAMBARAN UMUM YOUTH ISLAMIC STUDY CLUB (YISC) AL-AZHAR JAKARTA
A. Sejarah Tentang Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar
Mei 1971, Rabu sore itu Majelis Taklim Kaum Ibu Masjid Al-Azhar berlangsung marak. Tema yang dibahas cukup menarik para jamaah, yakni masalah keluarga di kota besar yang sedang mengalami disiintegrasi pada periode awal pembangunan nasional. Majelis Taklim kaum ibu itu ternyata juga banyak dihadiri oleh remaja putri (yang belum menikah) sementara topik yang dibahas dalam pengajian itu tidak hanya terbatas hanya pada topik mengatur rumah tangga, merawat anak, mendisain rumah, manajemen keuangan dan perilaku suami yang nyeleneh setelah naik daun dalam karirnya, juga kadang membahas masalah sex.
Pembahasan yang dibawakan oleh pembicara secara terbuka dan secara terus terang populer dan memikat tersebut tak urung kadang membuat susana yang riuh. Tak terkecuali senyum yang dikulum, tawa tertahan disertai rona wajah juga milik dua gadis yan duduk di pojok masjid. Mereka adalah Farida Hayati Tobri, dan Filomena Ibrahim yang kala itu masih muda belia. Mereka berdua masih duduk di tingkat I Universitas Indonesia. Rona merah yang tergores pada wajah mereka menunjukkan rasa sungkan dan malu mendengar pengajian tersebut. Diam-diam, hal itu diperhatikan oleh seorang ibu yang duduk disamping mereka. Ibu yang arif itu, ibu R. Basari Husna adalah salah seorang pengurus Pengajian Ibu-ibu Al-Azhar Rabu Sore.
(40)
Dengan jiwa keibuannya, Ibu Basari Husna dapat merasakan betapa sungkan-nya kedua gadis itu menyusaikan diri dengan ibu-ibu di Majlis tersebut. Adat-istiadat mengajarkan, remaja seperti mereka belum patut mengetahui banyak romantika asmara dan keluarga. Dengan bijak, ibu Basari mendekati kedua remaja itu untuk saling kenal dan bertukar pikiran tentang cita-cita dan keIslaman. Gayung bersambut, kata berjawab, akhirnya muncullah kesepakatan untuk melahirkan pengajian yang dikelola oleh dan untuk kaum remaja.
Rintisan itu mulanya dikonfirmasikan dengan beberapa mahasiswa yang demen nongkrong di Masjid Al-Azhar, antara lain Sabit Kertalegawa, Muhammmad Anwar, Euis Rodiah dan banyak lagi yang lainnya sehingga terkumpul 20 orang remaja.Saat itu dilakukan usaha penghimpunan dana dan berhasil terkumpul sejumlah 70 ribu rupiah (cukup lumayan untuk masa itu). Pengajian perdana pun dimulai pada tanggal 2 Rabi'ul Awal 1391 H,
bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW atau tanggal 16 Mei 1971 M. Penceramah kala itu adalah Bapak Prof. Usman Ralibi. Tanggal tersebut kemudian disepakati sebagai hari jadi (Milad) Youth Islamic Study Club
(YISC) Al-Azhar, Organisasi yang berada di bawah naungan YPI Al-Azhar Bagian Kepemudaan.
Berdirinya Youth Islamic Study Club cukup mendapat respon positif dari masyarakat. Pada masa itu cukup ngetrend kelompok-kelompok atau geng-geng muda-mudi yang kebanyakan mempunyai kecenderungan memuja prilaku negatif, hedonis dan mbalelo dari norma-norma kehidupan yang berlaku di masyarakat kita. Gejolak dan perilaku sosial itu mengarah pada
(41)
36
ekses negatif, hal ini tentu saja teramat memprihatinkan. Hal itu juga ditambah lagi dengan menyusutnya organisasi-organisasi kepemudaan. Dengan latar belakang demikianlah kegiatan Youth Islamic Study Club memberi alternatif kegiatan bagi kaum muda saat itu.
Kajian demi kajian mewarnai aktivitas remaja Masjid Al-Azhar ini. Penceramah yang tampil diantaranya HM Rasyidi, Prof. Dr. Zakiyah Drajat dan Buya Hamka. Tokoh-tokoh tersebut dikenal memiliki komitmen yang tinggi dalam membina umat dan beliau-beliau itulah yang secara aktif membimbing generasi muda Al-Azhar kala itu.
Dilihat dari proses kelahirannya, Youth Islamic Study Club memang merupakan organisasi yang sangat sederhana dan tanpa tujuan yang muluk-muluk. YISC berorientasi menggugah semangat beragama secara kontekstual. Pendidikan yang diadakan YISC lebih berfungsi sebagai pembekalan untuk kehidupan sehari-hari. Keinginan untuk melakukan dialog-dialog keagamaan tanpa melupakaan konteksnya terhadap kehidupan merupakan visi belajar YISC.
Bagi sahabat-sahabat yang terbiasa dengan lingkungan yang homogen dalam beragama mungkin merupakan kesempatan yang baik untuk belajar memahami berbagai macam perbedaan di YISC. Dalam perjalanannya hingga kini, YISC telah mengukir banyak prestasai melalui kegiatan-kegiatannya yang bersifat perintis atau pionir, pengembangan diri, serta kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan umat.
Dalam lima tahun terakhir kegiatan YISC antara lain: Jambore dan Baksos di Lebak (97); Dapur Reformasi (98); Sunatan Massal (99). Kegiatan
(42)
pada Tahun 2000/2002: Posko Bengkulu; Gempita Anak Sholeh; Dialog Interaktif di Cafe; Pesantren Anak Bank Mandiri; Pesantren Anak Pertamina Balongan, Festival Nasyid Sejabotabek; Orasi Kebudayaan; Silaturahmi Remaja Masjid; YISC Peduli Thallasaemia; dan berbagai kegiatan rutin seperti Muhasabah Tahun Baru, Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid. Pada peringatan Hari Idul Adha, YISC tercatat telah melakukan kegiatan pemotongan dan pembagian hewan qurban di daerah yang tingkat ekonominya memang perlu dibantu, Desa Dago, Parung, Bogor . Kegiatan yang sama dilakukan pada tahun berikutnya di Desa Cibeuteung Muara, Parung pada tanggal 23 Februari 2002.
Kepedulian YISC terhadap kaum dhuafa diwujudkan melalui kegiatan rutin yang bersifat pembinaan adik asuh yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu. Kegiatan ini berada dalam wadah Pembinaan Adik Asuh YISC atau lebih dikenal dengan PAYISC.
B. Profil Organisasi
Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar adalah organisasi pemuda masjid yang pertama berdiri di tanah air. Didirikan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 1971 atau 12 Rabiul Awal 1391 H. Dalam dimensi kesejarahannya, organisasi ini muncul sebagai jawaban atas berbagai persoalan yang menghinggapi generasi muda pada masa itu yang sedang mengalami perubahan seiring dengan pola kebijaksanaan di tingkat lokal, nasional dan global.
(43)
38
Para pendiri organisasi ini adalah generasi muda Islam yang sadar dan prihatin akan gejala merosotnya moral dan mental generasi muda yang cenderung semakin jauh dari Aqidah Islamiyah dan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia, mereka merasa terpanggil untuk memperbaiki keadaan. Hal ini merupakan wujud dari rasa tanggung jawab sebagai pewaris dan pengawal Aqidah Islamiyah & cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia yang merupakan rahmat dari Allah SWT. Kemudian berhimpunlah mereka dalam wadah yang diberi nama Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar.
1. Visi YISC
Menjadi Komunitas Belajar yang Berakhlakul Karimah dengan berlandaskan Al Qur’an dan Sunah.
2. Misi YISC
Da’a Ilallah (berda’wah di jalan Allah), Amila Shalihan (melakukan amal shaleh), dan Innani minal Muslimin (menegakkan kepribadian muslim). (QS. Fussilat:33)
3. Tujuan YISC
Membina dan mewujudkan generasi muda yang bertanggung jawab dan dapat mempertahankan serta memperjuangkan nilai-nilai Islam dan kesejahteraan umat.
4. Motivasi YISC
Memakmurkan mesjid-mesjid Allah (QS. At-Taubah: 18), menegakkan persatuan dalam agama Allah (QS. Ali Imran: 103) dan berjuang menuju keridhaan Allah SWT (QS. Al-Ankabut: 69).
(44)
C. Struktur Organisasi YISC AL-Azhar Tahun 2010-2011
1. Ketua Umum : Alfin Falihian
2. Sekretaris Umum : Atiek Munsriyati
3. Bendahara Umum : Sumiyarsih
4. Departement Pendidikan,
dan kaderisasi : Hasan Al-Banna
5. Departement Kajian : Fadilanisa
6. Bidang Humas, dan Penerbitan : Hari Saputra
7. Pembinaan Adik Asuh Yisc Al-Azhar (PAYISC) : Yarlis 8. Departeman Sosial dan Pengabdian Keutamaan : Chairul
D. Profil Bidang pengurusan YISC 2010-2011 1. Sekertaris Umum (SEKUM)
YISC Al-Azhar memiliki kegitan yang banyak, dan bervariasi. Untuk mnedukung jalannya kegitan-kegitan itu, dibutuhkan bagian khusu dari struktur YISC saat ini yang berfungsi sebagai pendukung tehadap operasionalisasi kegiatan-kegitan tersebut, baik yang bersifat teknis, dan praktis maupun yang bersifat rekomendasi untuk pengembangan organisasi kedepan. Fungsi inilah yang dijalankan oleh sekertaris umum (sekum).
Mengelola sarana penunjang kegiatan YISC seperti telepon, pengadaan kertas, dan alat tulis, dan sebagainya.
(45)
40
2. Bendahara Umum (BENDUM)
Sudah jadi rahasia umum, kalau bendahara itu merupakan salah satu bagian dari organisasi YISC Al-Azhar yang paling di cari-cari oleh Departemen atau lembaga atau bidang lain. Karena bendahara umum yang punya kuasa memegang, dan mengelola uang untuk ngerunning setiap program di masing-masing Departemen atau lembaga. Tugas, dan fungsi bendahara umum ialah mendistribusikan pengelolaan keunagan untuk setiap departemen, menyusun laporan keuangan, mengumpulkan dana untuk tujuan sosial, serta mencari tambahan dana untuk menyokong kegiatan di YISC Al-Azhar (diluar sponshorship, dan sumbangan).
3. Departement Pendidikan, Pembinaan, kaderisasi, serta Pemberadayaan Sumber Daya manusia.
Sebagai organisasi tertua di Indonesia, YISC Al-Azhar haruslah melakukan pembinaan-pembinaan kepada pengurus baik pembinaan rukhiyah, fikriyah, dan jasadiyah. Sehingga terciptanya sumber daya manusia yang handal yang mampu mengorganisisr kegiatan-kegiatan dengan profesionalisme, dan penuh keikhlasan lillahi ta’ala. Departemen ini sebagai salah satu roda penggerak organisasi ini turut serta berperan aktif menuju visi,dan misi organisasi. Setiap civitas YISC AL-Azhar diharapkan dapat bekerjasama mebentuk komuniktas yang berorientasi kepada akhirat, sebuah orientasi yang membuat civitas tidak pernah ada kata berhenti untuk terus belajar, yang tentunya diiringi dengan amal dan ajakan setiap insan.
(46)
Dalam menjalankan amanahnya Departemen ini memiliki empat divisi yang membantu dalam setiap kegitannya, yaitu: Divisi Bimbingan Study Qur’an (BSQ), Divisi Study Islam Intensif (SII), Divisi Pembinaan, dan Kaderisasi (BinaKader), serta Pembinaan Sumber Daya Manusia (PSDM).
4. Lembaga Kajian
Lembaga kajian merupakan organ yang mengaktualisasikan peran YISC Al-Azhar sebagai organisasinya komunitas belajar generasi muda Islam melalui pengkajian, pembelajaran, pengopinian dalam kerangka dakwah.
5. Departement Sosial, Pengabdian Keumatan
Sebagai corong organisasi yang peduli terhadap sesama tentunya peranannya sangat penting dalam meberikan pelayanan sosial secara kontinu kepada masyarakat pada umumnya. Pada semester ini Departement ini mempunyai program yang tak kalah seru dengan yang lain. Di antaranya ialah khitanan missal, donor darah, seminar tentang zakat, dan yang paling besar adalah pertemuan dengan tokoh Indonesia.
6. Bidang Humas, dan Penerbitan
Humas, dan penerbitan adalah salah satu bidang dari struktur organisasi YISC yang berfungsi sebagai corong organisasi, baik internal maupun eksternal. Bidang ini berfungsi sebagai mediator dalamm mentransfer informasi-informasi kegiatan organisasi baik melalui media cetak maupun media dunia maya seprti facebook, dan media jejaring sosial lainnya. Tugas dalam bidang ini cukup banyak di antaranya menjadi
(47)
42
Public Relation (PR) bagi organisasi, dan membangun sistem kehumasan yang mendukung fungsi organisasi, menjaga silaturahmi antar sesama civitas YISC maupun para alumni.
7. Pembinaan Adik Asuh YISC AL-Azhar (PAYISC)
PAYISC adalah salah satu lembaga YISC Al-Azhar, dibentuk atas dasar panggilan rasa taqwa, dan keinginan untuk berbagi dengan sesame umat terutama bagi anak-anak yatim piatu, dan kalangan kurang mampu (kaum Dhuafa). PAYISC pertama diprakarsai, dan dibentuk oleh pengurus YISC Al-Azhar periode 1990-1991.1
E. Kegiatan-kegiatan YISC
1. Kegiatan Khusus untuk Anggota a. Bimbingan Studi Qur’an (BSQ)
Terdiri dari kuliah general dan kelas materi Iqra, Tajwid, Tahsin dan Bhs Arab ( Ahad, 08.00-10.00) di Kelas SMU Al-Azhar. b. Kajian Tafsir Tematik yang dilaksanakan 1 bulan 2 kali pada hari
Sabtu Jam 16.00-18.00 c. Tafaqquh Fiddin
Metode pendalaman Agama dengan pendekatan keseimbangan antara konsep diri, spiritual dan akal sebagai salah satu implementasi kegiatan SII dan Pembinaan dengan praktek tadarus, dzikir, muhasabbah, tadabur alam, outbond training dan diskusi interaktif.
1
(48)
Dilaksanakan sekali dalam satu semester untuk kelas dasar di Puncak, Sabtu sore sampai Ahad Sore
d. Pembinaan & Pengembangan Diri
Dalam bentuk perkuliahan, pelatihan, workshop tentang Konsep Diri, Pengembangan Diri, Motivasi Diri, Team Building dan Leadership. (secara integral dengan SII untuk kelas Dasar-lanjutan ). Pelatihan dengan Outbond Training (Self Development Training) di Puncak
e. Studi Islam Intensif (SII) Dasar dan Lanjutan
Sistem kuliah general dan kelas metode diskusi interaktif. Materi terdiri dari Aqidah, Fiqh, Muamalah, Akhlak, Al-Qur’an dan Hadits, Sejarah dan wacana Islam aktual ( Ahad , 10.00-12.00) di aula dan kelas SMU Al-Azhar
f. Kajian Buku Islam (Kabuki)
Sebuah forum bedah buku populer, yang di presentasikan oleh anggota untuk anggota, setiap selasa (Pukul 19.30-21.00)
g. HUT YISC
Berbagai kegiatan dalam rangka memperingati hari ulang tahun YISC Al-Azhar, diselenggarakan tiap bulan Mei
2. Kegiatan untuk Umum a. Forum Dialog
Membahas masalah aktual di masyarakat tentang agama, psikologi, politik, ekonomi dan sosial budaya dengan narasumber yang
(49)
44
kompeten dibidangnya. Dua bulan sekali di Masjid atau Aula Buya Hamka Al-Azhar, Kegiatan ini tanpa dipungut biaya
b. English Forum dan Arabic Club
Sebuah forum untuk pengembangan kemampuan berbahasa Inggris dan bahsa Arab, dalam bentuk conversation dan diskusi, tentative.
c. Penerbitan BeYe (Berita Yisc)
Majalah internal YISC sebagai media komunikasi, diskusi, dakwah antar anggota tentang berbagai masalah aktual internal organisasi dan aktual di masyarakat. Terbit 2 bulan sekali.
d. Pembinaan Adik Asuh YISC (PAYISC)
Pembinaan adik-adik asuh sekitar 126 orang dari keluarga kurang mampu dalam bentuk pemberian beasiswa, pendidikan, bimbingan belajar dan sanggar seni, di ruang PAYISC
e. Porseni antar Pemuda Mesjid se-DKI.
Sebuah kegiatan dalam bentuk perlombaan olahraga dan seni antar Pemuda Masjid se DKI Jakarta.
f. Paket Kajian Qolbun Salim
Paket Kajian tematik tentang Manajemen Qolbu atau Tema spesifik lainnya dengan narasumber yang kompeten yang diselenggarakan setiap Ahad, 09.00-11.30 di Kompleks Masjid Agung Al-Azhar dengan peserta di pungut biaya per paket
(50)
g. Pengajian Lepas Kerja
Pengajian umum dengan tema Mental Health dan tema-tema aktual, di Masjid Agung Al-azhar , Satu bulan sekali. Acara ini tidak di pungut biaya
h. CRCM (Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid)
Berbagai kegiatan yang berlangsung selama bulan Ramadhan Mulai dari Seminar, On Air Radio, Muhasabah, Dialog Keagamaan sampai Kegiatan kemasyarakatan seperti sahur dhuafa,Buka Puasa Anak Yatim, Ramadhan di mall dan lain-lain.
i. Nikah Massal
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memfasilitasi sekitar 50 pasangan yang telah menikah namun belum memiliki surat keterangan menikah.
j. Seminar dan Workshop
Dalam bentuk pelatihan atau workshop yang berkaitan dengan : 1) Kehumasan
2) Teknologi Informasi 3) Kewirausahaan 4) Jurnalistik k. Donor Darah
Kegiatan Donor darah yang dilaksanakan 3 bulan sekali dilingkungan Mesjid Al-Azhar.
(51)
46
l. Kunjungan ke Remas-Remas (Remaja Mesjid) lain
Kegiatan kunjungan ke remas-remas di Jabotabek dan sekitarnya dalam rangka studi banding
m. Jelata (Jelajah Wilayah Kota)
Kegiatan unik untuk menumbuhkan kepeduliaan sosial dan aksi sosial kelokasi adik asuh YISC dan panti asuhan. Satu semester sekali untuk kelas Dasar diakhir rangkaian perkuliahan.
n. Posko Bencana Alam
Kegiatan insidentil pada saat terjadi bencana alam, dalam bentuk : Kunjungan ke lokasi, Pengumpulan sumbangan dana dan logistik.
3. Prestasi dan Karya
Selain kegiatan rutin YISC Al-azhar juga telah berperan dan berkarya dalam 2 tahun terakhir antara lain :
a. Pesantren Kilat Liburan dan Ramadhan : untuk umum, putra putri karyawan Pertamina Balongan, TPI, Bank Mandiri, adik asuh dan anak –anak di Rumah Singgah.
b. Memelopori Silaturrahmi Pemuda Remaja Masjid se DKI dan Masjid-Masjid Besar di Jawa, serta pelatihan manajemen Remaja Masjid-Masjid. c. Delegasi dalam berbagai acara : Generasi Muda antar Iman (Gemari),
YEH International Conference, IIFTIHAR Conference, Young Muslem Secretariat MABIMS Singapore, KODI/FKLDPI-DKI,
(52)
Masyarakat Tolak Pornografi (MTP),Jaringan Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (JPRMI).
d. Kegiatan Sosial : Sunatan Massal, Qurban Peduli, Pernikahan Massal, Posko Reformasi, Donor Darah, Santunan 1500 anak yatim dan dhuafa, Gempita Anak Sholeh, Konser
e. Kesenian : Festival Seniman Anak Jalanan, Festival Nasyid se-DKI, Konser Amal, menumbuhkan Groups Nasyid a.l : Semantik dan Al-Hamro.
Kegiatan, prestasi dan karya yang lainnya adalah mensikapi kondisi dimasyarakat baik wacana maupun aksi, peserta, pelaksana atau narasumber dalam berbagai seminar, diskusi panel, atau konferensi, dan kegiatan hari-hari besar Islam dan Ramadhan.2
2
(53)
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA DATA LAPANGAN
A. Iklim organisasi di Youth Islamic Study Club (YISC) Al-Azhar Jakarta
Dalam realitasnya persoalan komunikasi selalu muncul dalam proses organisasi. Komunikasi dalam organisasi selain ikut andil membangun iklim organisasi Youth Islamic study club sebagai organisasi remaja yang telah diakui sebagai yang tertua, dan telah melakukan banyak kiprah dalam mempergunakan nilai-nilai keislaman, dan kepemudaan, baik di lingkup Jakarta maupun skala nasional, oleh para fonding fathersnya.
Iklim Organisasi di YISC iniberiklim positif. Youth Islamic study club
didirikan dengan maksud untuk menjadi wadah bagi para pemuda Islam untuk berinteraksi dan beraktifitas dalam berbagai bentuk kegiatan keislaman, sehingga dapat mendidik dirinya menjadi pribadi muslim yang memiliki keseimbangan, jasmaniah, ruhaniah, bertanggung jawab, dan merasa terpanggil untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam.
Youth Islamic study club ini pun mempunyai iklim kerja dalam organisasi yang diciptakan ketua umum atau pemimpin yang tidak lepas dari peranan ketua umum (pemimpin), dan cara berkomunikasi yang di lakukan kepada pengurus lain ataupun anggota. Agar terciptanya iklim aktifitas yang kondusif, dan dinamis di dalam Youth Islamic study club ini.
Terciptanya iklim aktifitas yang kondusif serta dinamis inilah yang mempengaruhi cara kerja, semangat, serta tak lupa menjunjung tinggi
(54)
nilai Islam, kedisiplinan, keterbukaan, serta saling menghargai. Inilah yang akhirnya terciptanya kondisi yang kondusif1.
Dalam setiap organisasi atau lingkungan pasti memiliki atmosfer kerja atau iklim komunikasi organisasi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada intinya semua organisasi termasuk youth Islamic study club Al-Azhar ini, ingin menciptakan tingkat kenyamanan agar semua yang ada di dalam organisasi (baik pengurus, maupun anggota ataupun masyarakat) dapat merasa nyaman dan menjadi semangat dan saling memberikan dorongan pada saat mereka berupaya melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah disediakan di
youth Islamic study club.
Sedangkan untuk pengurusnya mereka bisa berupaya menyelesaikan tugasnya, dan tanggung jawabnya sesuai dengan jabatan yang mereka punya. Dengan iklim YISC yang kondusif, dan dinamis ini pun menjadikan iklim yang mendukung untuk mengembangkan potensi civitas YISC sesuai landasan, dan visi organisasi yang ingin menjadi komunitas belajar yang berkahlakul karimah dengan berlandaskan Al-Qur’an, dan sunnah 2.
Menurut Atiek Munsriyati, iklim organisasi di youth Islamic study club
mempunyai iklim yang dinamis karena, pengurus, dan anggota YISC berasal dari berbagai lapisan sosial, masyarakat.3
1
Wawancara Pribadi dengan Alfin Falihian,Ketua Umum YISC AL-Azhar 2010-2011 Jakarta, Jumat 6 Juni 2010 pukul 16.40, di YISC Al-Azhar Jakarta.
2
Wawancara Pribadi dengan Alfin Falihian,Ketua Umum YISC AL-Azhar 2010-2011 Jakarta, Jumat 6 Juni 2010 pukul 16.40, di YISC Al-Azhar Jakarta.
3
Wawancara Pribadi dengan Atiek Munsriyati, Sekertaris Umum YISC AL-Azhar 2010-2011 Jakarta, Jumat 10 Juni 2010 pukul 21.00, di YISC Al-Azhar Jakarta.
(55)
45
Dilihat dari kondisi iklim komunikasi di youth Islamic study club Al-Azhar Jakarta ini memiliki pola berbentuk egaliter atau kebersamaan dengan kata lain tidak ada jurang pemisah dalam berkomunikasi seperti antara ketua umum sebagai pemimpin dengan anggota.
Bahkan dalam rapat-rapat kondisinya tercermin adanya suasana kebersamaan walaupun timbul pendapat-pendapat yang segar sehingga sesama anggota tidak kaku untuk mengutarakan pendapat mereka tanpa khawatir pendapat tersebut ditolak.
Dengan iklim komunikasi yang kondusif, dan dinamis akan menentukan kualitas komunikasi baik pada saat rapat ataupun diluar rapat karena, pada umumnya setiap orang memiliki pandangan yang berbeda. Sehingga organisasi yang baik mampu mempertahankan iklim komunikasi agar tujuan organisasi dapat berjalan.
Menurut teori Charles Redding dalam buku komunikasi organisasi yang dikutip dari Arni Muhammad. Mengemukakan lima dimensi penting dari iklim organisasi yaitu :
1. “Supportivenness’ atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun, dan menjaga perasaan diri berharga, dan penting.
2. Partisipasi membuat kepentingan
3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan menyimpan rahasia 4. Keterbukaan, dan keterusterangan
(56)
5. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi4.
Komunikasi dalam organisasi akan mampu untuk mengatasi setiap perbedaan yang ada walaupun memungkinkan terjadi pergesekan sedikit dalam berkomunikasi itu hal biasa karena itu, perbedaan pun harus disikapi dengan bijaksana. Suasana suportif yang ditunjukan ketua umum sebgai pimpinan ketika akan rapat yaitu dengan menjaga perasaan peserta rapat ketika mengungkapkan pandangannya ataupun pendapatnya. Ini terjadi pada hari sabtu 19 Juni 2010 jam 7 malam.
Ketika sedang berlangsung rapat terlihat adanya partispasi antar peserta rapat dalam pengambilan keputusan. suatu keputusan yang di pimpin oleh ketua umum itu berdasarkan pemikiran dari para peserta rapat diantaranya ada ketua masing-masing angkatan, dan ketua dari masing-masing divisi dan seluruh peserta rapat. Jadi tidak serta merta suatu keputusan keluar dari ketua umum sebagai pimpinan tetapi berdasrkan pendapat yang melibatkan seluruh anggota rapat.. Contoh rapat ini terjadi pada rapat konsolidasi tanggal 3 Juli 2010 jam 2 siang.
Dalam rapat pun adanya rasa percaya diantara anggota-anggota peserta rapat. Ini terbukti karena sudah saling mengenal sehingga keputusan dalam rapat diambil atas dasar kepercayaan. Ini terjadi pada rapat konsolidasi tanggal 3 Juli 2010 jam 7 malam.
4
(57)
47
Pimpinan umum dalam rapat menunjukan rasa percaya diantara anggota rapat karena mereka memiliki satu sama lain memiliki pandangan visi, dan misi yang sama. Termasuk dalam hal pembicaraan program mereka saling mempercayai keputusan dalam rapat adalah keputusan yang terbaik.
Rapat ini bertujuan untuk membahas suatu persoalan dengan jelas agar hasil rapat pun dapat dilaksanakan dengan pelaksanaan yang baik dan bertanggungjawab dalam mengemban tugas dengan kinerja ynag tinggi agar visi, dan misi dapat terlaksana melalui komunikasi.
Komunikasi dalam organisasi akan mampu mengatasi setiap perbedaan karena itu, perbedaan pun harus disikapi dengan bijaksana. Hal inilah yang menghilangkan sekat-sekat dalam berkomunikasi.
Dengan komunikasi organisasi dapat pula menunjang interaksi dengan sesama anggota-anggota yang tentunya akan mengatasi kebekuan dalam berkomunikasi karena, masing-masing individu kondisi psikologinya berbeda-beda, ada yang siap menerima perubahan, dan ada yang tidak siap menerima perbedaan. Maka, komunikasi yang intensif, dan lingkup rasa saling percaya dapat mengurangi jurang perbedaan yang ada.
Komunikasi yang efektif tentunya memperlancar koordinasi pada setiap divisi-divisi yang ada didalam organisasi youth Islamic study club
karena, tentunya dengan permasalahan organisasi yang sarat, tidak bisa jika hanya diselesaikan oleh individu namun diperlukan kekompakkan, kerjasama, dan kepercayaan agar mencapi tujuan bersama.
(58)
Iklim organisasi di YISC yaitu iklim yang kondusif, dan dinamis dimana terciptanya kepuasan yang diharapkan oleh anggota, dan organisasi yang mencakup kepada kepuasan dengan kemampuan seseorang yang menyarankan penyempurnaan, kepuasan dengan efisiensi bermacam-macam saluran komunikasi, kepuasan dengan anggota, teman, dan masyarakat luas serta kepuasan dengan keterlibatan dalam komunikasi organisasi sebagai suatu kesatuan.
Maka dari itu, penulis pun merasakan feel at home dengan iklim aktifitas yang dinamis, dan kondusif di youth Islamic study club Al-Azhar tercinta ini. Tidak hanya itu saja, para pelaku yang di dalam organisasi YISC ini berpartisipasi aktif menghidupkan Youth Islamic study club Al-Azhar ini dalam rangka membuat sebanyak mungkin kemanfaatan untuk lingkungan sekitar kita, untuk umat, dan untuk bangsa tercinta.
B. Arus informasi dalam organisasi YISC
Dalam berkomunikasi dengan para anggotanya, baik pengurus Youth Islamic study club maupun ketua umum menggunakan arus informasi secara komunikasi vertikal. Komunikasi vertikal ini diperlukan agar komunikasi ini berlangsung efektif, dimana dalam komunikasi semua individu yang ada dapat berinteraksi, dan berkomunikasi.
Arus informasi dalam organisasi Youth Islamic study club ini di dalam komunikasi pengurus dengan anggota dapat dilihat ketika sedang mengadakan kegiatan atau pengkajian yang sifatnya seperti mengaji, dan memperdalam
(59)
49
pengetahuan agama Islam secara intensif. Komunikasi yang terjalin diantara mereka adalah komunikasi antarpersonal5. Dalam kegiatan ini bukan hanya menghafal, dan mengaji saja.Seperti yang dikatakan oleh Alfin Falihian:
“...bukan sekedar hafal tentang al-qura’n, oiya disini YISC punya cara pembelajaran yang berbeda loh, mungkin sebelum kamu masuk, dan menjadi anggota YISC, kamu membaca iqro nya biasa saja tidak memakai metode, tapi disini cara bacanya menggunakan metode. Kamu pun sudah merasakannya kan?. Harus lantang, dan jelas sekali cara bacanya. Sedia minum dari rumah untuk belajar iqro dengan metode yang YISC terapkan.hehehe...”6
Biasanya kegiatan pengkajian yang dilakukan setiap hari minggu pagi mulai pukul 08.00 sampai 10.00 yang terdiri dari kuliah general, dan materi Iqra, tajwid, tahsin, dan bahasa Arab kelas ini dinamakan dengan BSQ ( Bimbingan study Qur’an). BSQ ini diajarkan dengan metode pengajarannya mengklasifikasikan tingkat kemampuan civitas dalam membaca al-qur’an dengan 4 tingkatan diantaranya iqra’, tajwid, tahsin, dan terjemah. Dimana setiap kelas dibimbing oleh mentor-mentor.
Tidak hanya itu saja tetapi masih ada SII (Study Islam Intensif) dimana dengan mengembangkan metode pendidikan andragogi, menempatkan setiap civitas sebagai subjek yang turut serta aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan materi-materi wawasan Islam yang disampaikan secara intensif diantaranya meliputi: tauhid Islam, ibadah, akhlaq, fiqh, muamalah, Al-qur’an, dan hadits, sejarah, dan wacana Islam aktual. SII ini dimulai setelah kelas BSQ (Bimbingan Study Qur’an) tepatnya dimulai pukul 10.00 sampai pukul
5
Wawancara Pribadi dengan Alfin Falihian,Ketua Umum YISC AL-Azhar 2010-2011 Jakarta, Jumat 6 Juni 2010, di YISC Al-Azhar Jakarta.
6
Wawancara Pribadi dengan Alfin Falihian,Ketua Umum YISC AL-Azhar 2010-2011 Jakarta, Jumat 6 Juni 2010, di YISC Al-Azhar Jakarta.
(60)
12.00 kemudian dilanjutkan dengan shalat dzhur berjamaah di masjid agung Al-Azhar.
Untuk SII ini didatangkan seorang narasumber yang didatangkan bukan hanya berasal dari kalangan youth Islamic study club saja tetapi dari pihak lain seperti ustadz yang dipanggil untuk menyampaikan materi yang sesuai dengan silabus. Seperti apa yang dikatakan Alfin falihian “
“Dalam komunikasi vertikal ini saya selaku ketua umum atau pimpinan memberikan instruksi, petunjuk-petunjuk, atau informasi-informasi kepada bawahannya dalam hal ini para pengurus ataupun para anggota. Kamu benar tentu saja secara langsung saya memberikan informasi, biasanya yang dikomunikasikan nggak jauh dari program-program Youth Islamic study club, dan yang terkait dengan visi, misi Youth Islamic study club. Memberikan kontribusi yang besar kepada Youth Islamic study club ini”.
Sedangkan menurut Atiek Munsriyati, dalam organisasi memang harus dibutuhkan banyak informasi. Dalam youth Islamic study club ini pun harus banyak informasi baik dari luar maupun dari dalam organisasi. Youth Islamic study club ini harus terus bergerak, dan mempunyai banyak link agar tidak diam di tempat. Seperti yang dikatakan Atiek Munsriyati dalam wawancara Jum’at malam:
“... yah biar ga ketinggalan zaman istilah anak sekarang ya? Biar ga kuper ya? Hehehe becanda dikit boleh kan?hee, biasanya yang dikomunikasikan dari ketua umum kita itu yah biasanya tentang pelaksanaan tugas-tugas. Trus tentang alasan melakukan tugas tersebut, apalgi ya? Yah yang pasti informasi tentang mengembangkan misi dari YISC ini. Gitu loh hehehe”
Sedangkan informasi yang arusnya dari bawah ke atas atau dari anggota kepada ketua umum. Informasi yang disampaikan itu oleh para anggota atupun pengurus biasanya tentang program-program, saran-saran, dan
(61)
51
ide-ide dari mereka untuk saya selaku ketua umum. Terkadang merekan langsung berbicara kepada saya secara face to face, dan adapula yang melalu message di facebook,email dan ada juga yang langsung telepon ke ponsel saya.7
Sebagai info awal, pengurus YISC Al-Azhar terdiri atas pengurus harian. Adalah ketua umum, sekretaris umum, bendahara umum, dan ketua-ketua bidang atau lembaga, staf pengurus harian adalah ketua-ketua divisi atau biro yang bertanggung jawab kepada pengurus harian yang membidanginya, dan staf pengurus divisi atau biro. Dalam konteks komunikasi organisasi, pengurus harian memiliki forum tersendiri, yakni rapat pengurus harian, untuk membicarakan hal-hal strategis dan penting di pengurus YISC Al-Azhar. Juga terdapat rapat khusus antara pengurus harian dan MDO ( majelis Dinamika Organisasi), jika memang ha-hal strategis tersebut membutuhkan kesepakatan dengan MDO. Selain itu, terdapat pula rapat-rapat lain yang disesuaikan dengan kebutuhan, misal : rapat bidang, rapat divisi atau biro, rapat kepanitiaan untuk lingkup tim panitia. Meskipun demikian, pengurus harian termasuk ketua umum dapat pula melakukan inisiatif komunikasi dengan semua level pengurus yang lain, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, komunikasi yang berjalan di YISC adalah komunikasi yang berjalan dua arah. YISC tetap memiliki standar komunikasi organisasi dengan adanya ketentuan terhadap berbagai jenis rapat di setiap level organisasi yang ada. Namun, YISC tidak menutup pintu terhadap komunikasi informal yang datang dari semua elemen organisasi demi untuk kebaikan organisasi8.
Intensitas pertemuan yang dilakukan oleh pengurus YISC memang terjadi setiap seminggu sekali atau seminggu dua kali dimana, dengan melibatkan mereka meski terbatas pada anggota yang menjadi pengurus atau yang sudah masuk ke dalam suatu divisi-divisi dalam penyusunan program
7
Wawancara Pribadi dengan Alfin Falihian,Ketua Umum YISC AL-Azhar 2010-2011 Jakarta, Jumat 6 Juni 2010, di YISC Al-Azhar Jakarta.
8
Wawancara Pribadi dengan Atiek Munsriyati, Sekertaris Umum YISC AL-Azhar 2010-2011 Jakarta, Jumat 10 Juni 2010 pukul 21.00, di YISC Al-Azhar Jakarta.
(1)
6 . Jimly Asshidiqqie (1980 - 1981)
Di samping menyempurnakan hasil kepemimpinan terdahulu, Jimly Asshidiqqie sangat mengutamakan kualitas pengurus. Masing-masing pengurus dipacu untuk bersaing secara sehat dengan menunjukkan eksistensi bidang, seksi, lembaga dan departemen mereka. Tipe kepemimpinannya adalah motivator sehingga mampu menggerakkan organisasi. Selama kepemimpinannya, ia memperkenalkan konsep “Jamaah memakmurkan masjid, masjid memakmurkan jamaah.”
7 . Zainal Arifin (1982 - 1983)
Zainal Arifin adalah tipe pemimpin yang sangat akomodatif. Semua kegiatan dan program YISC berjalan baik. Ia mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan civitas YISC. Berkat kerja sama yang baik antara pengurus dan pihak terkait, gerakan-gerakan yang bergerak di luar tidak mempengaruhi pengalaman YISC selanjutnya.
8 . Dwiana Ocvianti (1984 - 1985)
Salah satu keinginan Dwiana Ocvianti adlaah meningkatkan wibawa YISC di kalangan remaja, mahasiswa dan pemuda, terutama di lingkungan Kebayoran Baru. Antusiasmenya yang tinggi dan dukungan berbagai pihak menjadi obor yang menyemangati langkah estafet kepemimpinannya. Ia tidak segan-segan memulai dari yang kecil, asal bermanfaat. Ia memutar roda organisasi dengan semangat pantang menyerah.
(2)
Guna menunjang program YISC, Mukhlis Yulizar merekrut orang-orang yang sukses di bidang pendidikan. Cita-citanya adalah menjadikan YISC organisasi pemuda yang sarat dengan nilai-nilai Islam. Pada periodenya, Ceramah Umum kembali digelar sebagai forum pertemuanantar anggota, pengurus, alumni, dan simpatisan.
10 . Mangku R. Dahlan (1988 - 1989)
Tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, Mangku R. Dahlan adalah orang yang dekat dengan pengurus YPI Al Azhar. Pendekatan yang ia lakukan bersifat kekeluargaan. Kegiatan berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada perubahan yang mendasar. Pola pembinaan yang ia jalankan lebih mengarah pada perwujudan ukhuwah islamiyah. Pada periode ini, training aqidah dan nilai dasar Islam mulai digalakkan.
11 . Mukhsin Ikhmer (1990 - 1991)
Mukhsin Ikhmer dinilai sebagai tipe pemimpin yang birokratis karena lebih mementingkan manajemen yang sistematis. Pada periode ini muncul Lembaga Litbang yang diharapkan mampu memberikan masukan serta kritik sebagai kontrol yang lebih bermakna demi jalannya organisasi, serta FCI(Forum Cinta Ilmu) sebagai wadah pengembangan wawasan serta sarana mewujudkan tumbuhnya tradisi keilmuan di kalangan civitas YISC.
(3)
12 . Djauhari (1992 - 1993)
Jiwanya sebagai guru sangat mempengaruhi kepemimpinan Djauhari (Kak Jo). Kedinamisan organisasi tampak di sana-sini sehingga nyaris menggoyahkan stabilitas yang ada. Yang perlu dicatat pada periode ini adalah diadakannya Pesantren Liburan bagi siwa-siswi SMP dan SMU.
13 . H.E. Benyamin (1994 - 1995)
H.E. Benyamin adalah ketua umum yang termasuk nyentrik. Ia mengaku anak Dayak, padahal sebenarnya campuran Arab, Pakistan, dan Cina. Lulusan Elektro UKI ini tidak suka formalitas. Gaya kepemimpinannya akomodatif. Tercatat dua seminar nasional yang berhasil digelar, yaitu “Pemikiran dan Perjuangan Mr. Sjafrudin Prawiranegara” dan “Pemikiran dan Perjuangan Mohamad Natsir.”
14 . Immaddudin Abdullah (1996 - 1997)
Slogan yang dipopulerkan Immaddudin Abdullah (Bang Imad) adalah “Komunitas Belajar dan Berakhlak.” Ia lebih menekankan pembinaan anggota dengan membentuk Departemen Pembinaan Anggota dan Kaderisasi (PAK). Pada periode ini dibentuk PAYISC (Pembinaan Adik Asuh YISC).
15 . Ferlita Sari (1998 - 1999)
Ferlita Sari menggulirkan slogan “Integralisasi Iman, Ilmu dan Amal Menuju Komunitas Belajar dan Berakhlak.” Ia bertekad memfokuskan program YISC untuk menjadikan civitas YISC insan yang utuh. Hasilnya, paradigma belajar di YISC bergeser dari pedagogi menjadi andragogi.
(4)
16 . Surya Dharma (2000 - 2001)
Surya Dharma memiliki sikap yang kooperatif. Ia mengakomodasi keinginan yang berkembang dan menuntut setiap bidang hadir secara profesional. Di bawah kepemimpinannya, Departemen Pengabdian dan Hubungan Masyarakat (PHM) diubah menjadi Departemen Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat (PPM). Ia juga membentuk Lembaga Kajian. Slogannya adalah “Komunitas Belajar dan Berakhlak dengan Usaha Berkelanjutan adalah Cita-cita Kita Bersama.”
17 . Heru Widianto (2002 - 2003)
Heru Widianto adalah tipe pemimpin yang pluralistik. Ia adalah seorang organisator sekaligus akomodator yang senang menggalang berbagi kalangan. Ia pernah diundang untuk mewakili Indonesia pada acara The First Young Muslim Secretariat Convention di Singapura, 9-11 Agustus 2001. Juga menggalang kerja sama dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk aksi-aksi sosial YISC, dan mengembangkan website dan mailing list YISC. Ia menginginkan civitas YISC berperan aktif di lingkup sosial dengan berpegang teguh pada konsep ketauhidan, serta menjadi manusia yang sadar akan hakikat kemanusiaannya.
18 . Akhmad Masun (2004 - 2005)
Sebelum menjabat sebagai ketua umum, Akhmad Masun sudah terbiasa menjalin komunikasi yang baik dengan civitas YISC. Sebelumnya ia menjabat sebagai Ketua Bidang Sosial dan Hubungan Masyarkat. Visi dan misinya adalah menjadikan YISC tempat pembelajaran diri dalam segala hal agar YISC ke depan lebih dinamis,
(5)
kreatif dan secara langsung maupun tidak, dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
19. Ahmad Qudratu S. Q. (2006 - 2007)
Bang Qoqo atau Mas Qo begitulah kadang dia disapa. Ketum yang mempunyai nama lengkap R Ahmad Qudratu SQ ini mempunyai gaya kepemimpinannya yang mengakomodir semua kalangan, sesuai slogannya dalam memimpin, yaitu, Bekerja sama dalam hal yang disepakati dan bertoleransi dalam hal yang tidak disepakati. Hal ini tersirat pula dalam slogan dari ketum satu ini yaitu :" Bila seseorang datang dengan tangan terbuka, maka akan saya sambut dengan tangan terbuka pula, tetapi bila ada seseorang yang datang dengan tangan terkepal, maka saya tetap sambut kepalan itu dengan tangan terbuka".
Tanggung jawabnya dan komitmen terhadap suatu amanah yang diembannya membuat dirinya dipilih oleh banyak orang untuk menjadi ketua. Selain itu ketum kita satu ini juga seorang motivator handal dan tempat berkonsultasi yang asik.. Dengan kompentensi tersebut, Ketum ini mempunyai cita-cita ia ingin turut serta dalam kebangkitan Islam. Keinginannya sederhana untuk YISC Al Azhar yaitu menjalankan Islam secara kaffah dan menjadikan YISC Al Azhar sebagai remaja masjid terdepan di Jakarta.
(6)
20. Abdur Rochman (2008 - 2009)
Pemuda kalem, aktif dan Visioner ini mempunyai konsep “Management of Change”, senantiasa melakukan manajemen perubahan yang inovatif dan kreatif terhadap YISC. Dari pola sistem pendidikan, kepemanduan, TF hingga program praktek Manasik Haji perdana saat menjadi Ketua Dept. Pendidikan. Ketika menjadi Ketua Umum, Dept. Pendidikan mengalami perubahan yang signifikan menjadi Dept. Pendidikan Pembinaan & Kaderisasi (P2K). Meng-create Bidang Keputrian, Divisi Pemberdayaan dan Keterampilan sebagai rasa kepeduliannya terhadap kaum wanita. Tujuannya mengajak civitas turut serta berkontribusi melalui YISC untuk Kebangkitan Islam (Syahwah Islamiyah).
21. Alfin Falihian S.T (2010-2011)
Ketum YISC periode 2010-2011 yang terpilih melalui Musleng Desember 2009. seorang yang kalem dan berdedikasi tinggi dalam organisasi YISC mempunyai motto ”Hidup mulia atau mati sebagai syuhada”. Selain pernah menjadi sebagai sekum, ketum yang ultah setiap tanggal 3 Oktober ini adalah ketua angkatan Al Mujaddid ketua CRCM 1428H serta menjadi ketua Presedium sidang Musleng Desember 2007. pembawaannya yang pendiam tapi tegas ini, sangat cocok mengemban amanah sebagai ketum karena mempunyai visi dan misi menjadikan YISC lebih berkarakter dan lebih kontributif.