13
Tabel 2.2 Perbandingan Bank Syariah dengan Bank Konvensional
Bank Syariah Bank Konvesional
a. Melakukan investasi-investasi yang halal saja
b. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa
c. Berorientasi pada keuntungan profit orienteddan kemakmuran dan
kebahagian dunia akhirat d. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan e. Penghimpunan dan penyaluran dana
harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah
a. Investasi yang halal dan haram b. Memakai perangkat bunga
c. Profit oriented d. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kreditur-debitur e. Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber : Antonio, 2001; 34
Berbagai perbedaan konsep dan prinsip seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.2, mengakibatkan objek dan market share kedua institusi lembaga keuangan ini
saling berbeda. Namun demikian, akhir-akhir ini sering dijumpai dual banking sistem yakni bank yang menjalankan kedua konsep dan prinsip ini secara serentak
pada satu lembaga yang sama. Pihak perbankan konvensional menyadari tren perkembangan dan minat masyarakat luas sehingga mereka juga ikut menawarkan
berbagai produk yang sesuai dengan syariat.
2.1.5 Sistem dan Produk Penghimpunan Dana Bank Konvensional
dan Syariah
Bank konvensional memiliki sistem penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Dalam operasinya, bank konvensional
14
menggunakan prinsip bunga. Pengertian produk-produk bank menurut UU Perbankan No. 10 tahun 1998 adalah sebagai berikut:
1. Giro adalah simpanan dari pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
2. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3. Deposito adalah simpanan pihak ketiga atau nasabah kepada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan
perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan. Deposito dibedakan menjadi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan deposits on
call. Pada bank Syariah penghimpunan dananya juga menggunakan giro,
tabungan, dan deposito. Dalam operasinya perbankan syariah menggunakan prinsip wadi’ah dan mudharabah.
1. Prinsip Wadiah Al-wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau
meletakan, atau meletakan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga. Dari aspek teknis, wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
15
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki.
- Landasan hukum Al-Qur’an:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan ananat titipan kepada yang berhak menerimanya. QS. an-Nisaa 4: 58.
Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya utangnya dan hendaknya ia
bertakwa kepada Allah Tubannya. QS. al-Baqarah 2: 283 Al-Hadits:
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah tunaikan amanat kepada yang berhak menerimanya
dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah menghianati.” HR. Abu Daud. Menurut Tirmidzi hadist ini Hasan, sedangkan Imam
Hakim mengkategorikan sahih. Ibnu Umar berkata bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda,
“Tiada kesempurnaan iman bagi setiap orang yang tidak beramanah, tiada shalat bagi yang tidak bersuci”HR. Thabrani.
- Teknis perbankan 1. Prinsip wadiah yang diterapkan adalah wadiah yad dhamamah
yang diterapkan pada produk rekening giro.
16
2. Wadiah dhamamah berbeda dengan wadiah amanah. Dalam wadiah amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi. 3. Sedangkan dalam hal wadiah dhamamah pihak yang dititipi bank
bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.
4. Karena wadiah yang diterapkan dalam produk giro perbankan ini juga disifati dengan yad dhamamah, maka implikasi hukumnya
sama dengan qardh, dimana nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang, dan bank bertindak sebagai yang dipinjami.
- Ketentuan umum 1. Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik
atau ditanggung bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan imbalan dan tidak menanggung kerugian.
2. Bank dimungkinkan memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu intensif untuk menarik dana masyarakat namun tidak
boleh diperjanjikan di muka. 3. Bank harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya
mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Khususnya bagi pemiliki rekening giro, bank dapat memberikan buku cek, bilyet giro dan debit card.
17
4. Terhadap pembukaan rekening ini bank dapat mengenakan pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang
telah terjadi.
Gambar 2.1. Skema
wadiah dhamamah
Sumber: Heri Sudarsono,2005:45
2. Prinsip mudharabah Dalam mengaplikasikan mudharabah, penyimpangan atau deposan
bertindak sebagai shahibul maal pemilik modal dan bank sebagai mudharib pengelola. Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan
mudharabah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah. Hasil usaha
ini akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Bila bank menggunakannya untuk melakukan pembiayaan mudharabah, maka bank
jenisbertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Prinsip mudharabah dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: mudharabah muqayyadah on balance sheet dan off
balance sheet serta mudharabah mutlaqah. a. Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet
Bank
Dunia Usaha Nasabah
18
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus restricted investment dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi
oleh bank. Misalnya, disyaratkan digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan digunakan dengan akad tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk
nasabah tertentu. Teknik perbankan
- Pemilik dana jawib menetapkan syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank, dan bank wajib membuat akad yang mengatur persyaratan
penyaluran dana simpanan khusus. - Wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata
cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila
telah tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
- Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus, bank wajib menisbahkan dana dari rekening lainnya.
- Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan bilyet deposito kepada deposan.
19
Gambar 2.2. Skema Kerja Prinsip
Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet
Sumber: Muhammad, 2005:79
b. Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana mudharabah langsung
kepada pelaksana usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara arranger yang mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana
dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya.
Nasabah Bank Syariah
Perantara
Bagi hasil Mudharib
Modal Proyek
Perjanjian bagi hasil
20
- Teknik perbankan 1 Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan
khusus. Bank wajib memisahkan dana dari rekening lainnya. Simpanan khusus dapat dicatat pada porsi tersendiri dalam
rekening administrasi. 2 Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada
pihak yang diamanatkan oleh pemilik dana. 3 Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak.
Sedangkan antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil.
21
Gambar 2.3. Skema Kerja Prinsip
Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet
Sumber: Muhammad, 2005:80 c. Mudharabah Mutlaqah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan
deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun.
Mudharib
Modal Bagi hasil
Proyek Perantar
+ Modal
Bank Syariah
Nasabah Perjanjian
Bagi hasil
22
- Teknik perbankan
1 Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah
dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara risiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila
telah tercapai kesepakatan maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad.
2 Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku
tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan atau alat penarikan lainnya kepada penabung. Untuk deposito mudharabah, bank
wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpanan bilyet deposito kepada deposan.
3 Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung
sesuai dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenankan mengalami saldo negative.
4 Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka
waktu yang telah disepakati, 1,3,6,12 bulan. Deposito yang diperpanjang, setelah jatuh tempo akan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi
nilai pada akad sudah tercantum perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru.
5 Ketentuan-ketentuan yang lain yang berkaitan dengan tabungan
dan deposito tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
23
Gambar 2.4. Skema Mudharabah Mutlaqah
Sumber: Heri Sudarsona, 2005:121
2.1.6. Sistem dan Produk Penyaluran Dana Bank Konvensional dan