55
Perusahaan dari PT Pupuk Indonesia Persero yang didirikan pada 7 Desember 1977. Obligasi Pupuk Kaltim II Tahun 2009, dicatatkan di Bursa Efek Indonesia
pada tanggal 7 Desember 2009 dengan nilai nominal sebesar Rp 660.000.000 Obligasi berjangka waktu 5 tahun yang akan jatuh tempo pada tanggal 4
Desember 2014 dengan tingkat bunga yang ditetapkan sebesar 10,75 per tahun dan dibayarkan setiap 3 tiga bulan sejak tanggal emisi dimulai pada 4 Maret
2010.
11. PT Salim Ivomas Pratama Tbk.
Salim Ivomas Pratama Tbk SIMP didirikan dengan nama PT Ivomas Pratama tanggal 12 Agustus 1992 dan memulai kegiatan komersial pada tahun
1994. Kelompok Usaha memiliki perkebunan-perkebunan dan pabrik-pabrik di provinsi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku Utara. PT Salim
Ivomas Pratama Tbk. SIMP beroperasi sebagai produsen minyak goreng dan lemak, dengan aktivitas utama terdiri dari pembibitan kelapa sawit, penanaman
perkebunan kelapa sawit, produksi dan pengolahan minyak sawit mentah dan minyak kelapa mentah, penanaman perkebunan karet dan pemasaran dan
penjualan prduk jadi, mengelola dan menanam tebu, kokoa, kelapa, teh, dan kopi, dan memproses, memasarkan dan menjual produk agrikultur terkait. Perseroan
menerbitkan Obligasi pada 1 Desember 2009 dalam mata uang Rupiah sebesar Rp 452.000.000.000 dengan jangka waktu 6 tahun yang dengan tingkat bunga tetap
11,65.
Universitas Sumatera Utara
56
12. PT Selamat Sempurna Tbk.
PT Selamat Sempurna Tbk. “Perseroan” didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976. Pada tahun 1994, Perseroan mengakuisisi PT Andhi
Chandra Automotive Products ACAP. Selanjutnya pada tahun 1995, Perseroan juga melakukan kegiatan investasi pada PT Panata Jaya Mandiri, suatu
perusahaan patungan joint venture bersama Donaldson Company Inc, USA. Pada tahun 1996, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya sekarang Bursa Efek Indonesia agar publik dapat ikut berpartisipasi memiliki saham Perseroan tersebut. Obligasi Selamat Sempurna II Tahun 2010
dengan tingkat bunga tetap 10,8 dengan jangka waktu lima tahun dengan total
nominal 80.000.000.000.
4.2
Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi Sugiyono, 2012:206. Variabel yang
digunakan untuk melihat statistic deskriptif dari penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio X
1
, Current Ratio X
2
, Return on Assets X
3
, Secure X
4
, Maturity X
5
dan Rating Y. Berdasarkan statistik deskriptif didapatkan nilai maksimum, minimum, rata-rata mean, dan standar deviasi dari data yang ada
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
57
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif DER, CR, ROA, Secure, Maturity, dan Rating
X1 X2
X3 X4
X5 Y
Mean 2.608958
1.949792 0.073125
0.416667 0.750000
0.812500 Maximum
28.19000 10.76000
0.240000 1.000000
1.000000 1.000000
Minimum 0.410000
0.520000 0.003
0.000000 0.000000
0.000000 Std. Dev.
5.315946 1.534040
0.058279 0.498224
0.437595 0.394443
Observations 48
48 48
48 48
48 Sumber: Hasil Penelitian, 2016 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2011 sampai dengan 2014. Berdasarkan tabel tersebut dapat
dijelaskan statistik deskriptif sebagai berikut: 1.
Leverage atau DER X
1
dengan nilai minimum 0,410000 dimiliki oleh Selamat Sempurna Tbk pada tahun 2013 karena perbandingan jumlah
utang dengan ekuitas yang dimilikinya lebih rendah dibanding dengan perusahaan lain. Nilai maksimum 28,19000 dimiliki oleh Apexindo
Pratama Duta Tbk pada tahun 2014 karena perbandingan jumlah utang yang lebih besar dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan merupakan
yang terbesar dibandingkan dengan perusahaan lain. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari DER adalah 2,608958 dan 5,315946.
2. Likuiditas atau Current Ratio X
2
minimum adalah 0,52 yang dimiliki oleh Eagle High Plantations Tbk pada tahun 2014 karena perbandingan
antara aset lancar yang lebih rendah daripada utang lancar merupakan yang terkecil dibandingkan dengan perusahaan lain. Nilai maksimum
10,76 pada Aneka Tambang Tbk pada tahun 2011 karena perbandingan antara jumlah aset lancar yang lebih besar dari utang lancar jika
Universitas Sumatera Utara
58
dibandingkan dengan perusahaan lain. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari CR adalah 1,949792 dan 1,534040.
3. Profitabilitas atau Return on Assets X
3
minimum adalah 0,003 pada Medco Energi Internasional Tbk pada tahun 2014 karena laba yang
dihasilkan lebih kecil dari total aset jika dibandingkan dengan perusahaan lain. Nilai maksimum 0,24 pada Selamat Sempurna Tbk pada 2014 karena
perbandingan antara laba yang dihasilkan dengan total aset merupakan yang paling besar dibandingkan perusahaan lain. Sementara rata-rata dan
standar deviasi dari ROA adalah 0,073125 dan 0,058279. 4.
Secure X
4
minimum adalah 0 dan maksimum 1 karena merupakan bilangan yang dipakai untuk mengkategorikan variabel dummy. Sementara
rata-rata dan deviasi standar dari secure 0,416667 dan 0,498224. 5.
Maturity X
5
minimum adalah 0 dan maksimum 1 karena merupakan bilangan yang dipakai untuk mengkategorikan variabel dummy. Sementara
rata-rata dan deviasi standar dari maturity adalah 0,75 dan 0,437595. 6.
Rating Y minimum adalah 0 dan maksimum 1 karena merupakan bilangan yang dipakai untuk mengkategorikan variabel dummy, sementara
rata-rata dan deviasi standar dari maturity adalah 0,394443.
4.3 Uji Regresi Logistik
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik karena variabel dependen bersifat dikotomi high investment grade dan
low investment grade. Ghozali 2006:225 menyatakan bahwa regresi logistik digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat
Universitas Sumatera Utara
59
diprediksi dengan variabel bebasnya. Teknik analisis regresi logistik tidak
memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebasnya Ghozali, 2006:225
dan mengabaikan heteroskedastisitas Gujarati, 2003:597.
4.3.1 Uji Multikolinearitas
Regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Multikolinearitas merupakan situasi adanya
korelasi antar variabel-variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi antar
variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Hasil pengujian ditampilkan dalam Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Matriks Korelasi
X1 X2
X3 X4
X5 X1
1.000000 -0.184026
-0.139397 -0.068036
0.177691 X2
-0.184026 1.000000
0.217100 0.000951
-0.243815 X3
-0.139397 0.217100
1.000000 -0.097092
0.131402 X4
-0.068036 0.000951
-0.097092 1.000000
-0.292770 X5
0.177691 -0.243815
0.131402 -0.292770
1.000000 Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 Data diolah
Menurut Ghozali 2006:91, jika antar variabel independen ada korelasi
yang cukup tinggi diatas 0,90 maka hal ini indikasi adanya multikolinaritas. Hasil pengujian menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih besar dari 0,90 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat indikasi multikolinearitas antar variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
60
4.3.2 Uji Model Fit Overall Model Fit Test
Uji ini digunakan untuk melihat model yang telah dihipotesiskan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -
2 log likelihood Restr. deviance terhadap nilai -2 log likelihood pada akhir Deviance, yang dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Menguji Model Fit Overall Model Fit Test
Dependent Variable: Y Method: ML - Binary Logit Quadratic hill climbing
Date: 092816 Time: 12:23 Sample: 1 48
Included observations: 48 Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives Hannan-Quinn criter.
0.819642 Deviance 23.10005
Restr. deviance 46.32745 Restr. log likelihood
-23.16372 LR statistic
23.22740 Avg. log likelihood -0.240626
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 Data diolah
Diketahui nilai Restr. deviance log likelihood awal 46,32745, sementara nilai Deviance log likelihood akhir 23,10005. Adanya penurunan nilai antara log
likelihood akhir menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data Ghozali, 2006:233. Penurunan nilai log likelihood menunjukkan bahwa model
penelitian ini dinyatakan fit, artinya penambahan-penambahan variabel bebas yaitu DER, CR, ROA, secure, dan maturity ke dalam model penelitian akan
memperbaiki model fit dalam penelitian ini.
4.3.3 Uji Kelayakan Model Regresi
Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan goodness of fit test yang diukur berdasarkan nilai Chi-Square pada
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel Hosmer and Lemeshow Test Tabel 4.4. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan
model tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit.
Tabel 4.4 Hosmer and Lemeshow Test
Goodness-of-Fit Evaluation for Binary Specification Andrews and Hosmer-Lemeshow Tests
Equation: UNTITLED Date: 092816 Time: 12:25
Grouping based upon predicted risk randomize ties
H-L Statistic 4.0342
Prob. Chi-Sq8 0.8540
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 Data diolah
Pada Tabel 5.4 hasil pengujian menunjukkan nilai H-L Statistic sebesar 4,0342 dengan signifikansi sebesar 0,8540 yang nilainya lebih besar daripada
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu untuk memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model menerima Ho yang
berarti tidak ada perbedaan klasifikasi yang diamati. Itu berarti model regresi logistik bisa digunakan untuk analisis selanjutnya.
4.3.4 Koefisien Determinasi McFadden R-Square
Dalam regresi logistik, dapat digunakan statistik McFadden R-Square untuk mengukur kemampuan model regresi logistik dalam mencocokkan atau
menyesuaikan data. Dengan kata lain, nilai statistik dari McFadden R-Square dapat diinterpretasikan sebagai suatu nilai yang mengukur kemampuan variabel-
Universitas Sumatera Utara
62
variabel independen dalam menjelaskan atau menerangkan variabel dependen. Tabel 4.5 menyajikan nilai statistik dari McFadden R-Square.
Tabel 4.5 McFadden R-Square
Dependent Variable: Y Method: ML - Binary Logit Quadratic hill climbing
Date: 092816 Time: 12:23 Sample: 1 48
Included observations: 48 Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives McFadden R-squared
0.501374
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 Data diolah
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai statistik McFadden R-
Square 0,501374 atau 50,14 yang artinya nilai tersebut diinterpretasikan sebagai kemampuan variabel X
1
DER, X
2
CR, X
3
ROA, X
4
secure, dan X
5
maturity dalam mempengaruhi rating sebesar 50,14, sisanya 49,86 dijelaskan oleh variabel-variabel atau faktor-faktor lain di luar model penelitian.
4.4
Uji Hipotesis 4.4.1 Uji Signifikansi Model Simultan
Tabel Omnibus Tests of Model Coefficients L-R Statistic Tabel 4.6 berfungsi untuk melihat hasil pengujian secara simultan pada regresi logistik,
yakni melihat pengaruh variabel bebas independen secara bersama-sama simultaneously terhadap variabel dependen. Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh
nilai Prob LR Statistic 0,000305. Karena nilai probabilitas 0,000305 lebih
Universitas Sumatera Utara
63
kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh signifikan secara statistik terhadap rating.
Tabel 4.6 Uji Signifikansi Model Simultan
Dependent Variable: Y Method: ML - Binary Logit Quadratic hill climbing
Date: 092816 Time: 12:23 Sample: 1 48
Included observations: 48 Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives LR statistic
23.22740 ProbLR statistic
0.000305
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 Data diolah
4.4.2 Uji Signifikansi Model Parsial
Pengambilan keputusan dalam pengujian pengaruh parsial, dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan nilai probabilitas Prob.. Berikut
aturan pengambilan keputusan berdasarkan pendekatan nilai probabilitas. Adapun ketentuan mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis adalah
sebagai berikut: 1.
Jika nilai signifikansi 0,05 maka H diterima. Ini berarti bahwa secara
parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi
≤ 0,05 maka H
a
diterima. Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.7 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial
Dependent Variable: Y Method: ML - Binary Logit Quadratic hill climbing
Date: 092816 Time: 12:23 Sample: 1 48
Included observations: 48 Convergence achieved after 6 iterations
Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient Std. Error
z-Statistic Prob.
X1 0.033213
0.135052 0.245927
0.8057 X2
4.139182 1.769111
2.339696 0.0193
X3 -20.00093
13.50189 -1.481343
0.1385 X4
-2.589911 1.320336
-1.961554 0.0498
X5 0.807448
1.372507 0.588301
0.5563 C
-2.391356 2.726318
-0.877138 0.3804
Sumber: Hasil Penelitian dengan Eviews, 2016 Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut.
�� = �
� − 1 =
−2,391 + 0,033�
1
+ 4,139 �
2
− 20,00093�
3
− 2,5899�
4
+ 0,8074 �
5
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat signifikansi sig dengan tingkat kesalahan
α = 5. Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui:
1. Nilai Prob. dari konstanta pada Tabel 4.7 sebesar -2,391 menyatakan
bahwa jika variabel independen leverage, likuiditas, profitabilitas, secure, dan maturity besarnya nol, maka besar peringkat obligasi adalah -2,391.
Universitas Sumatera Utara
65
2. Nilai Prob. dari X
1
DER terhadap prediksi peringkat obligasi rating pada Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi 0,8057 0,05. Dengan demikian
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa leverage berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap peringkat
obligasi. 3.
Nilai Prob. dari X
2
CR terhadap prediksi peringkat obligasi rating pada Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi 0,01930,05. Dengan demikian nilai
signifikansi lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi.
4. Nilai Prob. dari X
3
ROA terhadap prediksi peringkat obligasi rating pada Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi 0,13850,05. Dengan demikian
nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa return on assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
peringkat obligasi. 5.
Nilai Prob. dari X
4
Secure terhadap peringkat obligasi pada Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikan 0,04980,05. Dengan demikian nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa secure jaminan berpengaruh negatif namun signifikan terhadap peringkat obligasi.
6. Nilai Prob. dari X
5
maturity terhadap peringkat obligasi pada Tabel 4.7 diperoleh nilai signifikansi 0,55630,05. Dengan demikian nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa maturity berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
Universitas Sumatera Utara
66
4.5 Pembahasan
4.5.1 Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil penelitian ini menunjukkan Leverage yang diproksikan dengan debt to equity ratio DER memiliki pengaruh yang positif namun tidak signifikan
terhadap peringkat obligasi. Penambahan leverage 1 poin, maka peringkat obligasi juga akan naik 0,033213. Hal ini menujukkan bahwa perubahan yang
terjadi pada leverage, baik itu meningkat ataupun menurun tidak akan memberikan dampak yang nyata pada peringkat obligasi. Rasio leverage
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau menunjukkan berapa besarnya beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva. Dengan menggunakan lebih banyak utang berarti perusahaan memperbesar risiko yang ditanggung karena
perusahaan akan semakin sulit dalam melunasi utang yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung, et. al
2007 dan Adrian 2009 bahwa leverage tidak dapat digunakan dalam memprediksi peringkat obligasi perusahaan. Penelitian ini bertentangan dengan
penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Nurhasnah 2003 yang menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.5.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil penelitian ini menujukkan Likuiditas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan. Dimana jika likuiditas mengalami kenaikan 1 poin, maka nilai
perusahaan juga akan naik sebesar 4,139182. Dalam hal ini likuiditas diukur dengan current ratio. Semakin tinggi likuiditas perusahaan maka kemampuan
Universitas Sumatera Utara
67
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin baik. Peminjam lender menggunakan aset paling likuid sebagai sumber pembayaran
utama dan bunga sekuritas dalam asset financed Joseph, 2002. Jadi semakin perusahaan banyak memiliki aset yang likuid maka secara tidak langsung akan
mempengaruhi pelunasan kewajiban jangka panjangnya pelunasan obligasi yang diharapkan dapat mengurangi default risk, sehingga kemungkinan peringkat
obligasi perusahaan tersebut semakin baik. Peringkat obligasi dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan dan menggambarkan kemungkinan yang akan
terjadi terkait utang yang dimiliki Raharja dan Sari, 2008. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widowati, et. al 2014 dan Adrian 2009
menunjukkan bahwa variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio mempunyai pengaruh terhadap peringkat obligasi. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktu berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan mempunyai aktiva lancar lebih besar dari pada utang
lancarnya. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mahfudhoh dan Cahyonowati 2014 yang menyatakan bahwa
likuiditas berpengaruh tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.5.3 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil penelitian ini menunjukkan profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, variabel
profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif terhadap peringkat obligasi yang artinya bahwa setiap kenaikan profitabilitas sebesar 1 poin akan menurunkan
peringkat obligasi sebesar 20,00093. Alasan yang mendukung hasil ini adalah
Universitas Sumatera Utara
68
pengukuran profitabilitas yang berdasarkan proksi ROA kurang sesuai. Hal ini dikarenakan ROA menunjukkan hasil return atas penggunaan aktiva perusahaan
dan penilaian yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat obligasi didasarkan pada kinerja perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan utama. Hasil ini sejalan
dengan penelitian Maharti dan Daljono 2011 yang menyatakan bahwa profitabilitas dengan proksi return on assets berpengaruh tidak signifikan
terhadap peringkat obligasi. Namun tidak sama dengan yang dinyatakan penelitian yang dilakukan oleh Yulianingsih 2013 yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.
4.5.4 Pengaruh Jaminan Secure Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian menunjukkan jaminan secure memiliki pengaruh yang negatif namun signifikan. Dimana jika secure mengalami kenaikan 1 poin akan
menurunkan peringkat obligasi sebesar 2,589911. Artinya jumlah jaminan obligasi yang besar akan membuat peringkat obligasinya rendah. Jaminan obligasi
yang besar dapat menunjukkan bahwa risiko yang mungkin terjadi akan lebih besar dan hal ini berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan dalam mengelola
kinerja keuangannya. Jika aset perusahaan dijaminkan untuk obligasi, maka rating obligasi dapat dikategorikan aman. Brister 1994 dalam Amalia dan Devi 2007
menyatakan bahwa investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibanding obligasi yang tidak dijamin. Dengan jaminan aset yang dimiliki perusahaan dalam
menjamin obligasinya maka ketidakpastian keuangan perusahaan dapat diminimalkan dan dikatakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan dalam
membayar bunga periodik dan melunasi pokok pinjamannya. Penelitian ini sesuai
Universitas Sumatera Utara
69
dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurmayanti 2009, namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widowati, et. al 2013 yang menyatakan
bahwa jaminan tidak membawa pengaruh terhadap peringkat obligasi.
4.5.5 Pengaruh Maturity Terhadap Peringkat Obligasi
Hasil pengujian menunjukkan bahwa umur obligasi maturity berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini
berarti jika terjadi kenaikan 1 poin, maka peringkat obligasi juga akan naik sebesar 0,807448. Maksud dari berpengaruh positif namun tidak signifikan adalah
perubahan yang terjadi pada maturity, baik lama atau tidaknya umur obligasi tidak akan memberi dampak yang nyata bagi peringkat obligasi. Hasil pengujian ini
sesuai dengan hasil penelitian Amalia dan Devi 2007 yang menyatakan bahwa maturity dinilai tidak berpengaruh dalam memprediksi peringkat obligasi. Namun
penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adrian 2009 yang menunjukan bahwa maturity dinilai berpengaruh terhadap prediksi
peringkat obligasi dimana dinyatakan bahwa umur obligasi yang lebih pendek maka akan meminimalkan risiko gagal bayar sehingga dapat meningkatkan
peringkat obligasi.
Universitas Sumatera Utara
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersamaan simultan leverage DER, likuiditas CR, profitabilitas
ROA, secure, dan maturity berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi rating. Secara parsial leverage DER berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap peringkat obligasi, likuiditas CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap peringkat obligasi, profitablitas ROA berpengaruh negatif
namun tidak signifikan, secure berpengaruh negatif namun signifikan terhadap peringkat obligasi dan maturity berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap peringkat obligasi rating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Dilihat bahwa nilai statistik McFadden R-Square 0,501374 atau 50,14 yang artinya nilai tersebut diinterpretasikan sebagai kemampuan variabel X
1
DER, X
2
CR, X
3
ROA, X
4
secure, dan X
5
maturity dalam mempengaruhi rating sebesar 50,14, sisanya 49,86 dijelaskan oleh variabel-variabel atau
faktor-faktor lain di luar model penelitian.
Universitas Sumatera Utara
71
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut: 1.
Bagi emiten Perusahaan Manufaktur yang mengeluarkan obligasi harus memperbaiki atau meningkatkan kinerja keuangannya, misal dengan tidak
terlalu bergantung dalam penggunaan utang dalam melakukan aktivitas perusahaan, memanfaatkan aset yang dimiliki oleh perusahaan seoptimal
mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dengan meningkatkan kinerja perusahaan akan dapat meningkatkan peringkat
rating obligasi yang baik dan memiliki daya jual tinggi. 2.
Bagi para investor yang ingin menginvestasikan dana dalam bentuk obligasi hendaknya memperhatikan peringkat obligasi perusahaan, melihat
kinerja keuangan perusahaan dan melihat keamanan dari obligasi yang akan dibeli.
3. Penelitian selanjutnya mungkin dapat mempertimbangkan untuk
menggunakan objek penelitian seluruh obligasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia termasuk dari perusahaan keuangan sesuai sektor industri setiap
perusahaan agar diperoleh hasil yang lebih valid.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Obligasi
Menurut Brealey, et al., 2008:130 obligasi adalah sekuritas yang mewajibkan penerbitnya untuk melakukan pembayaran tertentu pada pemegang
obligasi. Emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi investor pemegang obligasi, berupa kupon yang dibayarkan secara periodik terhadap investor. Kupon
merupakan bunga yang besarnya tetap dan dibayarkan oleh penerbit obligasi sesuai waktu yang telah ditetapkan. Akan tetapi dalam perkembanganya ada pula
bunga obligasi yang dibayarkan dalam jumlah yang tidak tetap besarnya sesuai dengan perkembangan tingkat suku bunga secara umum, atau yang disebut
dengan bunga mengambang. Dengan demikian, obligasi dikatakan sebagai salah satu instrumen pasar modal yang memberikan pendapatan tetap fixed-income
securities bagi pemegangnya. Perusahaan penerbit emiten dari obligasi berkewajiban untuk membayarkan bunga dalam jumlah tertentu secara periodik
selama obligasi tersebut belum jatuh tempo, dan juga melakukan pembayaran kembali nilai principal obligasi tersebut pada saat jatuh tempo yang telah
ditentukan. Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang
Universitas Sumatera Utara
12
pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut www.idx.co.id.
Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau lembaga lain sebagai pihak yang berutang, yang
mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap Rika, 2011:2. Secara
umum obligasi adalah surat tanda utang jangka panjang. Menurut konvensi yang berlaku di Indonesia, surat utang dengan tenor di atas 5 lima tahun disebut
obligasi, meskipun beberapa surat hutang bertenor 3 tiga tahun yang diterbitkan perusahaan pembiayaan dipasarkan dan dicatat sebagai obligasi. Kebanyakan
obligasi yang di Indonesia bertenor 5 lima tahun dan paling panjang adalah 30 tiga puluh tahun.
Ditinjau dari sisi investor, investasi pada obligasi merupakan alternatif yang aman, karena obligasi memberikan penghasilan tetap berupa kupon bunga
yang dibayar secara tetap dengan tingkat bunga yang kompetitif serta pokok utang yang dibayar secara tepat waktu pada saat jatuh tempo yang telah ditentukan
Susilowati dan Sumarto, 2010:1. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor pada obligasi ini bergantung pada risiko kegagalan
obligasi yang diperkirakan oleh investor. Jika bunga obligasi lebih tinggi dari tingkat bunga yang berlaku dipasar, harga nilai obligasi lebih tinggi dari nilai
nominalnya. Sebaliknya jika bunga obligasi lebih rendah dari tingkat bunga yang berlaku di pasar saham, harga nilai obligasi lebih kecil dari nilai nominalnya.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.2 Jenis-jenis Obligasi
Berdasarkan Bursa Efek Indonesia, obligasi dapat dibagi dalam beberapa jenis, yaitu:
A. Dilihat Dari Sisi Penerbit:
1. Corporate Bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik
yang berbentuk badan usaha milik negara BUMN, atau badan usaha swasta.
2. Government Bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
3. Municipal Bond, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik public utility.
B. Berdasarkan Sistem Pembayaran Bunga
1. Zero Coupon Bonds, yaitu obligasi yang tidak melakukan pembayaran
bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
2. Coupon Bond, yaitu obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. 3.
Fixed Coupon Bonds, yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan
dibayarkan secara periodik. 4.
Floating Coupon Bonds, yaitu obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
Universitas Sumatera Utara
14
benchmark tertentu seperti average time deposit ATD yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.
C. Dilihat dari Hak Penukaran Opsi:
1. Convertible Bonds, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
2. Exchangeable Bonds, adalah obligasi yang memberikan hak kepada
pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
3. Callable Bonds, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4. Putable Bonds, yaitu obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
D. Berdasarkan Jaminan atau Kolateralnya:
1. Secured Bonds, yaitu obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini,
termasuk didalamnya adalah: a.
Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan penanggungan dari pihak ketiga.
b. Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan agunan hipotik atas properti atau aset tetap.
Universitas Sumatera Utara
15
c. Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
2. Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
E. Berdasarkan Nilai Nominal:
1. Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjual belikan dalam satu
nominal, Rp 1 miliar per satu lot. 2.
Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
F. Berdasarkan Perhitungan Imbal Hasil:
1. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan
sistem kupon bunga. 2.
Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua
macam obligasi syariah, yaitu: a.
Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan
yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
b. Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang
menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon fee ijarah
Universitas Sumatera Utara
16
bersifat tetap, dan bisa diketahui diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.
2.1.3 Karakteristik Obligasi
Menurut Bursa Efek Indonesia karakteristik obligasi dibagi kedalam beberapa bagian, yaitu:
1. Nilai Nominal face value adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang
akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
2. Kupon the interest rate adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan Kupon obligasi dinyatakan dalam annual
persentase. 3.
Jatuh Tempo maturity adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam
waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki
periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon bunganya.
4. Penerbit Emiten issuer Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur risiko kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
17
melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu default risk dapat dilihat dari peringkat rating obligasi yang
dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic
Indonesia.
2.1.4 Risiko Obligasi
Obligasi berdasarkan sudut pandang investor, merupakan suatu aset aset finansial, yaitu: suatu sekuritas yang dapat memberikan pendapatan tetap
sehingga dianggap berbobot risiko. Bagi investor yang selalu mengelak risiko, maka investasi dalam obligasi adalah instrumen yang paling tepat. Berikut ini
beberapa risiko yang dihadapi oleh para investor dalam investasi obligasi Fabozzi, 2000, yaitu:
1. Default Risk
Risiko bahwa emiten akan tidak mampu memenuhi pembayaran bunga dan pokok utang sesuai dengan kontrak. Obligasi perusahaan mempunyai default
risk yang lebih besar daripada obligasi pemerintah. Tidak bagi masyarakat umum untuk melihat besar kecilnya risiko ini. Cara terbaik untuk melihat risiko ini
adalah dengan terus memonitor peringkat yang diberikan oleh perusahaan efek. Di Indonesia badan tersebut dikenal dengan Pemeringkat Efek Indonesia
PEFINDO. Obligasi yang paling aman diberi peringkat AAA dan yang paling besar risikonya diberi peringkat D.
2. Risiko Tingkat Bunga
Pada umunya harga obligasi bergerak berlawanan arah terhadap perubahan suku bunga. Apabila suku bunga naik, harga obligasi akan turun, dan sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
18
Bagi investor yang merencanakan untuk menyimpan obligasi sampai jatuh tempo, perubahan harga obligasi sebelum maturity tidak menarik perhatiannya akan
tetapi bagi investor yang ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, suatu kenaikan suku bunga setelah membeli obligasi berarti adalah capital loss yang
direalisasikan. Risiko tersebut disebut interest rate risk atau disebut juga price risk. Kenaikan tingkat bunga pasar menyebabkan menurunnya harga obligasi
karena sebesar apapun tingkat bunga pasar mengalami peningkatan, pemegang obligasi tetap hanya akan menerima tingkat bunga yang sudah ditetapkan.
3. Risiko Inflasi