51
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama
6 bulan. Tempat penelitian adalah di pusat riset NoiseVibration Control and
Knowledge Base for Engineering Program Magister Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.
3.2. Bahan, Peralatan dan Metode
3.2.1.Bahan Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah pompa sentrifugal yang dipasang
pada model instalasi sederhana skala laboratorium seperti Gambar 3.1. Adapun spesifikasi pompa sebagai berikut :
Merk : Aquavane KSB
Tipe : A 32- 160
Tinggi Tekan : 9 meter Kapasitas
: 3 Ltrdt Daya
: 746 Watt 1 Hp
Universitas Sumatera Utara
52 Voltage
: 230 Volt Putaran
: 1450 rpm
Gambar 3.1 Instalasi pompa dan pendukungnya No
Keterangan Gambar
1 Reservoir hisap
2 Katup pipa
hisap 3
Pipa transparan 4
Manometer vacum
5 Pompa
sentrifugal 6
Penyangga pipa 7
Pipa tekan 8
Manometer tekan
9 Katub pipa
tekan 10
Flowmeter 11
Reservoir tekan 12
Pipa sirkulasi
Universitas Sumatera Utara
53 Gambar 3.2 Tampak Depan dari Sistem Pemasangan Pompa dan Instalasinya
Gambar 3.3 Tampak Atas dari Sistem Pemasangan Pompa dan Instalasinya
Universitas Sumatera Utara
54 Pompa ini adalah pompa dengan kondisi baru sehingga dapat dianggap bahwa poros,
impeller, kopling dalam kondisi baik balance.
3.2.2. Peralatan A. Peralatan pengujian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan yang sudah ada atau telah dibuat oleh peneliti sebelumnya Zulkifli, 2006, pada kasus ini instalasi
dilakukan penambahan beberapa instrumen baru sesuai dengan kasus yang akan diteliti. Alat pengujian ini merupakan satu kesatuan dari komponen-komponen
berikut: 1. Sump tank dengan kapasitas maksimal 600 liter untuk menanpung air yang
disirkulasikan. 2. Pompa sentrifugal Aquavane KSB A32-160 satu buah dengan karakteristik head 9
meter dan kapasitas aliran 3 liters, yang digunakan untuk memompa dan mensirkulasikan fluida air.
3. Katup pengatur 2,5 ” di sisi pipa suction, digunakan untuk mengatur tekanan dan
kecepatan aliran masuk ke pompa sentrifugal. 4.
Katup 2,5 ” di sisi discharge, digunakan untuk menvariasikan tinggi tekan head dan kapasitas aliran yang menuju tangki penampung.
Universitas Sumatera Utara
55 5. Meter air flow meter dengan kapasitas pengukuran 4 liters, digunakan untuk
menentukan dan mengukur kapasitas air yang masuk ke tangki penampung. 6. Manometer gauge dengan range 0
– 6 kgcm
2
yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida akibat kenaikan tinggi tekan.
7. Kamera digital, digunakan untuk mengabadikan dan menvisualisaikan pola aliran akibat turbulensi dalam pipa sisi suction dan discharge.
8. Thermometer thermocouple, digunakan untuk mengukur temperatur fluida aliran dalam housing pompa.
9. Pipa PVC 2,5” digunakan untuk mensirkulasikan fluida air dalam sistem instalasi pemipaan.
10. Manometer vacum, digunakan untuk mengukur tekanan fluida di sisi suction sebagai parameter pembukaan katup.
11. Vibrometer, digunakan untuk mengukur karakteristik sinyal getaran pada rumah pompa meliputi : simpangan, kecepatan dan percepatan.
12. Pipa acrylic pipa transparan, digunakan untuk mengamati pola dalam pipa isap dan tekan.
B. Peralatan pengukuran a. Vibrometer
Untuk melakukan pengukuran terhadap tingkat vibrasi yang terjadi pada pompa digunakan instrumen pengukur sinyal vibrasi, yaitu Vibrometer analog VM 3314A
Universitas Sumatera Utara
56 seperti Gambar 3.4. Seting instrumen pengukur vibrasi ini dilakukan pada saat akan
melakukan pengukuran sinyal vibrasi. Spesifikasi Vibrometer Analog VM-3314A sebagai berikut :
Tingkat vibrasi : 10
– 1.000 Hz Output
: 2V P-P when full scale of indicator load 100 k Sumber daya
: dua buah baterai 5,6V HM-4N buatan Matsushita atau TR- 16A buatan Malory.
Tingkat pengukuran : Simpangan all amplitude
: 0,1 – 1.000 µm P-P; 6 tingkat
Kecepatan peak : 0,001
– 5 cmsec; 5 tingkat Percepatan peak
: 0,001 – 5 g; 5 tingkat
Error of switching sensitivity : ± 3
Error of sensitivity : ± 5 pada 63 Hz
Ratio SN signal to noise : 40 dB
Error scale of indicator : ± 3
Universitas Sumatera Utara
57 Gambar 3.4 Vibrometer Analog VM-3314A, IMC Corporation, Japan
b. Thermocouple Thermometer Untuk melakukan pengukuran temperatur yang terjadi didalam housing pompa
digunakan instrumen pengukuran temperatur, yaitu Thermocouple Thermometer Tipe KW 06-278 Krisbow seperti Gambar 3.5. Setting instrumen pengukuran temperatur
ini dilakukan pada saat akan melakukan pengukuran temperatur didalam housing pompa.
Spesifikasi Thermocouple Thermometer Tipe KW 06-278 Krisbow sebagai berikut: Nama
: Digital thermometer, single input Input sensitivity
: User selectable 0.1
o
C or 1
o
C Temperatur range
: -50.0
o
C ~ 1300
o
C : - 58
o
F ~ 2000
o
F
Universitas Sumatera Utara
58 Accuracy range
: ± 0.5 ± 1
o
C : ± 0.5 ± 2
o
F Ukuran
: 165 x 76 x 43 mm Berat
: 403 gram Sumber daya : dua buah baterai 1,5 V Alkaline
Gambar 3.5 Thermocouple Thermometer Tipe KW 06-278 Krisbow
c. Digital Photo Contact Tachometer Untuk melakukan pengukuran putaran yang terjadi pada pompa digunakan
instrumen pengukuran putaran,yaitu Digital Photo Contact Tachometer seperti
Universitas Sumatera Utara
59 Gambar 3.6. Seting instrumen pengukuran putaran ini dilakukan pada saat pompa
dijalankan dengan variasi tinggi tekan dan NPSHA pompa. Spesifikasi Digital Photo Contact Tachometer sebagai berikut:
Name : Digital Photo Contact Tachometer
Display : Photo Tach 5 to 99,999 rpm
Contact Tach 0,5 to 19,999 rpm Resulotion
: Photo TachContact Tach 0,1 rpm 0,5 to 999,9 rpm
1 rpm over 1,000 rpm Accuracy
: ± 0,05 + 1 Digit Sampling Time
: Photo Tach 1 sec over 60 rpm Contact Tach 1 sec over 6 rpm
Battery : 4 x 1,5 V AA UM-3 Battery
Size : 215 x 65 x 38 mm
Weight : 300 g 0,66 lbincluding Battery
Universitas Sumatera Utara
60 Gambar 3.6 Profil Digital Photo Contact Tachometer
3.2.3. Metode Metode pengujian yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari 2 tahapan, yaitu
langsung dan pengujian tak langsung. Pada unit pengujian langsung, seluruh variabel yang diukur langsung pada saat penelitian, nilainya bisa langsung diketahui tanpa
perhitungan lebih lanjut, sedangkan pada unit pengujian tak langsung, seluruh variabel nilainya didapat dari perhitungan dan digunakan bahan pengamatan atau
analisis Penelitian terhadap getaran pada pompa sentrifugal satu tingkat Aquavane KSB tipe A32-160 dilakukan secara eksperimental dengan tahapan sebagai berikut:
1. Hubungan NPSH
A
dengan head dan kapasitas aliran
Universitas Sumatera Utara
61 Besarnya bukaan katub isap ditentukan oleh tekanan absolut dari manometer isap.
Variasi bukaan katup isap pada penelitian ini ada 4 tipe; yaitu : open valve 100, closed valve 25, closed valve 50, dan closed valve 75.
Pada kondisi operasi, head dan kapasitas pompa yang diuji masing-masing adalah tinggi tekan 8 meter dan debit aliran 3 literdetik. Dengan menvariasikan nilai
NPSH
A
, maka dilakukan pengukuran kapasitas aliran pengisian tangki tekan menggunakan flowmeter dan tinggi tekan head dalam kondisi optimal, dalam hal ini
tinggi tekan tidak dirubah. Adapun langkah pengujian sebagai berikut : a. Operasikan pompa sentrifugal sampai mencapai putaran normal.
b. Buka semua katup pada instalasi pemompaan, biarkan pompa bersikulasi selama ± 20 menit.
c. Lakukan variasikan katub isap dengan mengatur besarnya bukaan katub untuk mendapatkan nilai NPSH
A
dan amati tekanan isap pada manometer vakum, seperti pada Gambar 3.7.
Universitas Sumatera Utara
62 Gambar 3.7. Katub isap dan Manometer vakum
d. Lakukan pengukuran kapasitas aliran yang masuk ke reservoir pipa tekan dengan mengamati nilai pada flowmeter pada beberapa variasi nilai
NPSH
A
, seperti Gambar 3.8.
a b
Gambar 3.8. a Katub tekan variasi head b Flow meter
2. Pengukuran putaran poros Pengukuran putaran poros dilakukan dengan alat
Digital Photo Contact Tachometer pada poros pompa sentrifugal, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Persiapkan satu keping refletive tape yang dipotong .
Universitas Sumatera Utara
63 b. Lekatkan refletive tape pada poros pompa atau kopling, seperti yang
terlihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 . Posisi reflective tape pada kopling dan pengukuran putaran
c. Untuk mengukur putaran poros maka: Operasikan pompa sampai mencapai putaran normal
Aktifkan alat ukur Digital Photo Contact Tachometer, kemudian pilih putaran dalam rpm dan tekan sensor sinar laser arahkan pada poros
atau kopling yang telah dipasang reflective tape. Setelah nilai putaran poros ditampilkan pada layar Digital Photo
Contact Tachometer maka catat nilai yang diberikan pada lembaran yang tersedia dan lanjutkan untuk tiap kenaikan tinggi tekan dan
variasi NPSH
A
. 3. Pengukuran getaran pompa
Pengukuran getaran pompa yang timbul akibat adanya perubahan NPSH
A
, dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
64 a. Tentukan titik pengukuran penempatan transduser seperti tampak pada
Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Lokasi dan Titik Pengukuran Sinyal Getaran b. Identifikasi lokasi dan tentukan arah pengukuran seperti tampak pada
Gambar 3.11.
Keterangan Gambar : A : Arah Aksial
V : Arah Vertikal H : Arah Horizontal
Universitas Sumatera Utara
65 Gambar 3.11 Arah Pengukuran pada Pompa
c. Untuk mengukur getaran pompa Pengukuran dilakukan pada titik yang telah ditentukan dengan pengambilan data
berdasarkan time domain dan frequency domain. Adapun langkah pengukuran sebagai berikut:
Operasikan pompa sentrifugal sampai mencapai putaran normal. Buka semua katup pada instalasi pemompaan, biarkan pompa bersikulasi
selama 20 menit. Aktifkan alat ukur Vibrometer kemudian setting pada frekuensi operasi
pompa, dan pilih titik dan arah getaran pompa yang akan diukur. Tempatkan transducer pada lokasi pengukuran yang telah ditentukan.
Untuk mendapatkan nilai sinyal getaran pada frequensi domain, setting alat ukur pada frequency analyzer dan lakukan pengukuran displacement,
velocity dan acceleration dengan menvariasikan frekuensi sistem. Untuk mendapatkan nilai sinyal getaran pada time domain, setting alat
ukur pada frequency overall dan lakukan pengukuran displacement, velocity dan acceleration dengan menvariasikan waktu.
Lakukan hal yang sama untuk lokasi dan titik pengukuran berikutnya. 4. Pengukuran temperatur fluida dalam rumah pompa
Universitas Sumatera Utara
66 Pengukuran temperatur dilakukan pada fluida di dalam rumah pada tiap
kondisi tinggi tekan pompa yang bervariasi dengan tahapan pengukuran temperatur fluida sebagai berikut:
a. Tentukan titik pengukuran penempatan transduser, dalam hal ini probe thermocouple thermometer di tanam pada bagian dalam housing pompa,
seperti tampak pada Gambar 3.12.
Gambar 3.12 Arah dan Titik Pengukuran Temperatur Fluida
b. Operasikan pompa sentrifugal sampai mencapai putaran normal, biarkan bersirkulasi selama 1 jam.
c. Aktifkan alat ukur Single Input Thermocouple Thermometer, lakukan pengukuran temperatur fluida dalam reservoir isap dan tekan sebagai data
awal.
Universitas Sumatera Utara
67 d. Variasikan NPSH
A
pompa kemudian lakukan pengukuran perubahan temperatur fluida didalam housing pompa selama kondisi operasi pompa 1
jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam.
5. Visualisasi pola aliran Pengamatan pola aliran pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
gerakan fluida dalam pipa suction dan discharge yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran. Cara paling jelas untuk menentukan pola aliran adalah
menyusun aliran dalam pipa transparan dan mengamati jenis aliran. Tahapan pengamatan pola aliran adalah sebagai berikut:
a. Pasang pipa transparan pipa acrylic pada sisi pipa asap dan sisi pipa suction, seperti tampak pada Gambar 3.13.
Gambar 3.13 Pipa transparan pipa acrylic
Universitas Sumatera Utara
68 b. Operasikan pompa dan biarkan fluida bersikulasi selama 1 jam pada
kondisi katup isap dan katup tekan open 100. c. Variasikan bukaan katup sesuai pengujian kemudian amati gerakan fluida
pola aliran dalam saluran isap dan pipa tekan menggunakan kamera digital.
d. Pengukuran dilakukan pada posisi bukaan katub open 100 pada kondisi operasi pompa dan selanjutnya menvariasikan penutupan katub isap sesuai
pengujian yang dilakukan 20 closed, 40 closed, 60 closed dan 80 closed.
e. Berdasarkan visualisasi aliran maka diperoleh pola aliran untuk masing- masing kondisi perubahan kecepatan.
f. Pola aliran ini dapat dijadikan acuan untuk memprediksi indikasi kavitasi
dan diukur karakteristik getarannya. g. Bandingkan hasil pengujian secara eksperimen dengan hasil simulasi
menggunakan metode komputasi.
3.3. Pengolahan data