Keterangan : X
1
= Model pembelajaran kooperatif tipe STAD X
2
= Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Y
= Penguasaan materi oleh siswa Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H
= rata-rata penguasaan materi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi sistem gerak manusia.
H
1
= rata-rata penguasaan materi siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dengan siswa
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi sistem gerak manusia.
2. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw lebih tinggi dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
X1 X2
Y
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan
sebagai sistem kerjabelajar kelompok yang terstruktur. Terdapat empat unsur pokok yang termasuk dalam belajar terstruktur yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal dan keahlian bekerjasama Amri dan Ahmadi, 2010: 90. Di dalam kelas kooperatif siswa
belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras,
dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah saling membantu teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar Trianto, 2009: 56. Pendapat dari Nurulhayati dalam Rusman, 2012:203 bahwa pembelajaran
kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi dan belajar bekerja sama
dengan anggota kelompok lainnya. Model ini membuat siswa memiliki dua