pemahaman. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Hipotesis yang telah dirumuskan adalah “Terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap
kemampuan membaca pemahaman”. Dalam perhitungan dengan program SPSS versi 16 nilai t hitung dapat
dilihat pada output Coefficient kolom t. Nilai pada kolom t tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai pada t tabel. Kriteria pengujiannya adlah jika t hitung
t tabel, maka hipotesis yang diajukan diterima. Dan juga dapat dilakukan dengan melihat pada kolom Sig. Dengan ketentuan jika signifikansi 0,05 maka Ha
diterima. Pada kolam tersebut diperoleh nilai t sebesar 9,717 dan signifikansi 0,000
serta nilai t tabel sebesar 1,987. Karena nilai t hitung t tabel dan nilai signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah
dirumuskan diterima yaitu terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan membaca pemahaman.
4.2 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.2.1 Penguasaan Kosakata
Berdasarkan deskripsi data penguasaan kosakata dapat diketahui bahwa penguasaan kosakata siswa SD Gugus Dewi Kunthi Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang tergolong sedang. Kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada interval 62-69,5 dengan jumlah frekuensi 19 siswa 21,1.
Apabila subjek penelitian dibedakan menjadi tiga berdasarkan mean ideal, sebaran data tiap-tiap kategori dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki
penguasaan kosakata yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori
tinggi sebanyak 36 siswa 40,0 dengan skor ≥ 80, sedangkan siswa yang memiliki tingkat penguasaan kosakata dengan kategori sedang sebanyak 39 siswa
43,3 dengan skor 51,2-80 dan kategori rendah sebanyak 15 siswa 16,7 dengan skor 51,2. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa penguasaan
kosakata siswa berkategori sedang sebanyak 39 siswa 43,3. Penguasaan kosakata yang diukur dalam penelitian ini adalah penguasaan
kosakata yang bersifat pasif-reseptif dan hanya dibatasi pada bidang transportasi dan lingkungan. Hal ini dengan pertimbangan materi kosakata kelas IV, meliputi
bidang transportasi dan lingkungan. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa meliputi: 1 menunjukkan sesuai perintah; 2 memilih
kata yang sesuai dengan uraian maknanya; 3 memilih sinonim; dan 4 memilih antonim.
4.2.2 Kemampuan Membaca Pemahaman
Berdasarkan deskripsi data kemampuan membaca pemahaman dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa SD Gugus Dewi
Kunthi Kota Semarang tergolong sedang. Kelompok yang mempunyai frekuensi terbanyak berada pada interval 57,6
– 67 yaitu sebanyak 20 siswa 22,2. Apabila subjek penelitian dibedakan menjadi tiga berdasarkan mean,
sebaran data tiap-tiap kategori dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan kategori tinggi sebanyak 19 siswa
21,2 dengan skor ≥ 77,2, siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan kategori sedang sebanyak 56 siswa 62,2 dengan skor
41,6-77,2, dan siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman dengan
kategori rendah sebanyak 15 siswa 16,7 pada interval 41,6. Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan membaca
pemahaman siswa berada pada kategori sedang sebanyak 56 siswa 62,2 Kemampuan membaca pemahaman yang diukur dalam penelitian ini
adalah kemampuan membaca pemahaman tingkat dasar dengan jenis bacaan cerpen yang bertema transportasi dan lingkungan.. Hal ini dengan pertimbangan
di kelas IV terdapat tema transportasi dan lingkungan. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa meliputi : 1
memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana; 2 mengenali sususnan organisasi dan antar hubungan bagian-bagiannya; 3 mengenali pokok-
pokok pikiran yang terungkap dalam wacana; serta 4 mampu menjawab pertanyaa-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat dalam wacana.
4.2.3 Pengaruh Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Membaca