82
b. Balok
Koefisien minimum = 174,846kgm
3
Balok lantai 2 Koefisien maksimum
= 210,134 kgm
3
Balok lantai 3 Koefisien rata-rata
= 187,407 kgm
3
Hasil perhitungan kebutuhan tulangan Balok pada  Proyek Pembangunan Gedung Kampus  Wilmar  Business  Institute  Medan  memiliki  koefisien  sebesar  187,407
kgm
3
, nilai ini lebih kecil dari SNI 2008 yaitu 200 kgm
3
. Dari hasil di atas dimana nilai rata-rata perbandingan berat tulangan per m
3
beton pada  Proyek  Pembangunan  Gedung  Kampus  Wilmar  Business  Institute  Medan
lebih kecil dari nilai SNI 2008 disebabkan oleh SNI 2008 memakai besi tulangan lebih banyak dibandingkan pemakaian besi tulangan pada  Proyek Pembangunan
Gedung  Kampus  Wilmar  Business  Institute  Medan.  Hal  ini  dikarenakan  Dalam perhitungan  penentuan  kebutuhan  tulangan  dilakukan  berdasarkan  kondisi
struktur  bangunan,  pengalaman,  metode  pelaksanaan  serta  kondisi  lapangan, sehingga  perhitungan  analisa  kebutuhan  tulangan  di  lapangan  tidak  mempunyai
kesamaan  antara  pekerjaan  yang  satu  dengan  yang  lain  dan  tidak  hanya menggunakan analisa SNI 2008.
4.9. Identifikasi Faktor Penyebab Terjadinya Sisa Material
Dari  hasil  perhitungan  dan  kegiatan  wawancara  yang  telah  dilakukan  di lapangan,  diperoleh  nilai  sisa  material  beton  sebesar  3  dan  sisa  material  besi
tulangan  sebesar  4,84.  Faktor  penyebab  terjadinya  sisa  material  tercantum  dalam Tabel 4.26.
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel. 4.26 Identifikasi Penyebab Terjadinya Sisa Material Jenis Pekerjaan
Penyebab Terjadinya Sisa Material
Beton -
Kesalahan  pemesanan,  kelebihan,  kekurangan, dsb;
- Penanganan pekerjaan yang ceroboh oleh pekerja
disebabkan  karena  kurang  pengalaman  dan  tidak memiliki  motivasi  kerja  menyebabkan  material
tercecer,  misalnya  pada  saat  menuangkan  beton ready mix
ke dalam bekisting, mengangkut mortar dari tempat pencampuran ke tempat pelaksanaan;
- Melakukan  pekerjaan  dalam  kondisi  cuaca
burukhujan,  menyebabkan  material  rusak  atau hilang terbawa air;
Besi Tulangan -
Desain  struktur  dapat  menentukan  ukuran  pola potongan besi tulangan;
- Komposisi  ukuran potongan membuat  kombinasi
potongan,  karena    besarnya  ukuran  panjang potongan  adalah  faktor  penjumlahan  dari  12m
dalam satu batang besi tulangan; -
Semakin  banyak  variasi  ukuran  potongan  akan menghasilkan pola kombinasi yang lebih banyak;
- Tidak  merencanakan  pemotongan  material
terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan
menyebabkan  terjadi  sisa-sisa  pemotongan  yang
Universitas Sumatera Utara
84
tidak efisien; -
Kesalahan  yang  diakibatkan  oleh  tenaga  kerja pada saat memotong material;
- Kurang  cermat  dalam  memanfaatkan  sisa
potongan  untuk  dapat  digunakan  kembali  pada elemen struktur lainnya.
Universitas Sumatera Utara
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari  perhitungan pada bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Persentase jumlah sisa material selama pelaksanaan proyek adalah: a.
Besi Tulangan   : 4,84 b.
Beton ready mix  : 3 2.
Biaya sisa material selama pelaksanaan proyek adalah: a.
Besi Tulangan : Rp210.189.216,00,-
b. Beton ready mix  : Rp66.813.240,00,-
Dari  nilai  sisa  material  yang  diperoleh  tersebut  masih  terbilang  wajar dikarenakan nilai proyek  yang cukup besar sehingga persentase sisa material
yang ditinjau terhadap nilai proyek adalah sebesar 0,01,  serta dapat dilihat dari beberapa penelitian sebelumnya juga memperoleh kisaran nilai persentase
yang tidak jauh berbeda. 3.
Perbandingan  antara  berat  besi  tulangan  yang  dibutuhkan  per  m
3
beton bertulang dengan SNI Tahun 2008, adalah:
a. Hasil  perhitungan  kebutuhan  besi  tulangan  kolom    pada    Proyek
Pembangunan  Gedung  Kampus  Wilmar  Business  Institute  Medan memiliki  koefisien  sebesar  157,294  kgm
3
,  nilai  ini  lebih  kecil  dari  SNI 2008 yaitu 300 kgm
3
.
Universitas Sumatera Utara