A. Analisis Leksia
Scene ini menampilkan sosok seorang anak bernama Siti mengenakan penutup kepala, kemeja putih, rok merah, serta menyandang sebuah tas ransel
berwarna merah muda di punggungnya. Siti berdiri di depan sebuah meja kayu yang sudah terkelupas dan usang. Di atas meja tersebut terdapat sebuah
penutup makanan berukuran cukup besar. Siti membuka penutup makanan tersebut kemudian ia mendapati sebuah piring berwarna hijau dalam keadaan
kosong seperti yang ditampilkan pada gambar 4. Siti memegang piring tersebut dan mengusap-usap bagian dalam piring tersebut dengan tangan kanannya. Ia
memandang piring tersebut. matanya menyipit dan bibirnya terlihat melengkung ke bawah.
Teknik pengambilan gambar pada gambar pertama menggunakan teknik medium shot. Gambar 3 menampilkan bagian belakang sosok Siti. Pada
gambar 4, teknik pengambilan gambar menggunakan close up. Angle kamera menggunakan high angle. Gambar ini menampilkan sebagian kepala Siti serta
piring yang dipegangnya. Teknik pengambilan gambar pada gambar 5 menggunakan teknik medium close up. gambar 5 menampilkan ekspresi wajah
Siti.
B. Lima Kode Pembacaan
1. Kode Hermeneutika
Mengapa Siti mengenakan penutup kepala, kemeja putih dan rok merah? Mengapa Siti memegang piring kosong? Mengapa Siti
menatap piring yang kosong?
2. Kode Proaretik
Kemeja putih dan rok merah yang dikenakan Siti merupakan pakaian seragam sekolah dasar. Oleh sebab itu dapat dikatakan Siti
merupakan salah satu siswi sekolah dasar. Penutup kepala yang dikenakan Siti dinamakan jilbab. Jilbab merupakan pakaian yang
dikenakan untuk menutupi bagian kepala hingga dada dan biasa dipakai oleh perempuan wanita muslim.
Piring kosong yang dipegang Siti menunjukkan bahwa Siti mengharapkan sesuatu pada piring yang dipegangnya tersebut. ekspresi
wajah Siti dimana tatapan matanya menatap sendu piring tersebut dan bibirnya melengkung ke bawah menandakan kekecewaan bahwa yang
diinginkannya di piring tersebut tidak ada.
3. Kode Simbolik
Ekspresi wajah Siti dapat diartikan bahwa ia menyimpan kekecewaan, namun juga dapat diartikan sebagai bentuk kepasrahan.
Artinya meskipun Siti merasa kecewa, ia sama sekali tidak memberontak namun tetap pasrah akan segala sesuatu yang dialaminya.
Seragam sekolah yang dikenakan Siti merupakan seragam sekolah dasar dimana sekolah dasar merupakan jenjang terendah dalam
tingkatan pendidikan formal. Pada gambar 3 memperlihatkan bagian belakang Siti dengan menggunakan teknik pengambilan gambar
medium shot. hal ini memberikan fokus pandangan kepada kegiatan yang dilakukan Siti saat itu yaitu membuka penutup makanan yang ada
di hadapannya. Pada gambar 4, posisi high angle bertujuan agar penonton memiliki arah pandang yang sama dengan apa yang dilihat
oleh Siti sehingga seolah-olah penonton berada di posisi yang sama dengan Siti. Dan pada gambar 5 menggunakan teknik medium close up
memperlihatkan wajah Siti sehingga emosi yang tergambar dalam wajahnya dapat dibaca dengan jelas.
4. Kode Kultural
Siti sebagai seorang siswi dengan jenjang pendidikan rendah, belum memiliki kemampuan dalam mengubah hidupnya yang miskin
sehingga menerima dengan pasrah sesuatu yang terjadi di depannya.
Kemiskinan pada masyarakat biasanya dikaitkan dengan budaya kehidupan masyarakat setempat. Misalnya, pada masyarakat Jawa
dikenal istilah narima ing pandum menerima takdir apa adanya dengan sabar sedikit banyaknya membentuk persepsi masyarakat untuk
bersikap pesimis. Ini menyebabkan kehidupan mereka tidak mengalami kemajuan dan nasib mereka cenderung tidak berubah.
5. Kode Semik