B. Deskripsi Data Kuesioner
Berikut ini merupakan karakteristik responden berdasarkan usia. Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan usia
No Usia Frekuensi
Persentase
1 21 – 30
9 6,39
2 31 – 40
23 16,33
3 41 – 50
19 13,49
4 51 – 60
14 9,94
5 60 – 70
6 4,26
Sumber : Diolah berdasarkan data kependudukan Desa Setu tahun 2010
Dari tebel 1 diketahui bahwa 23 orang adalah masyarakat berusia antara 31 – 40 tahun, 19 orang adalah masyarakat berusia 41 - 50 tahun, 51 – 60 tahun
berjumlah 14 orang, 21 – 30 tahun berjumlah 9 orang dan 6 orang berusia 61 – 70 tahun.
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa kebanyakan dari masyarakat adalah berusia produktif, yaitu usia antara 31 – 40 sebanyak 23 orang.
Usia produktif adalah usia yang mempunyai potensi yang harus mendapat perhatian agar bisa menjadi pengembangan kesehatan desa.
1. Pelayanan Kesehatan pada Program Puskesmas Keliling
Pelayanan kesehatan merupakan program utama dalam program puskesmas keliling. Tujuan utama dalam pelayanan kesehatan ini adalah untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah, maka diperoleh data
responden sebagai berikut :
a Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah salah satu upaya promosi kesehatan individu
yang dilakukan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Penyuluhan ini berupaya melakukan perubahan yang dilakukan dengan cara mendorong
masyarakat untuk tahu, mau dan mampu melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dalam tabel 2 ini dapat dilihat seberapa
besar pengaruh penyuluhan kesehatan tersebut. Tabel 2
Penyuluhan kesehatan
No Pernyataan SS
S TS
STS SKOR
1 Puskesmas keliling melakukan kegiatan penyuluhan
60 184 24 1 269 2
Masyarakat mendapatkan informasi kesehatan selain di puskesmas
keliling 25 188 30 4 247
3 Dalam kegiatan penyuluhan, penyuluh mencontohkan anjuran
yang disampaikan 25 164 48 0 237
4 Setiap akhir kegiatan puskesmas keliling selalu diadakan pemantauan
oleh penyuluh kesehatan 10 172 52 0 234
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa skor tertinggi yaitu 269 adalah pada pernyataan mengenai puskesmas keliling melakukan kegiatan penyuluhan.
Penyuluhan dalam pernyataan tersebut adalah menganai penyuluhan penyakit demam berdarah, baik cara penularannya, gejala serta pencegahannya. Adapun
hasil tersebut diduga karena dalam kegiatan puskesmas keliling, penyuluh melakukan kegiatan penyuluhan.
Sedangkan skor terendah adalah 234 yaitu mengenai disetiap akhir kegiatan puskesmas keliling selalu diadakan pemantauan oleh penyuluh
kesehatan. Hal ini diduga karena disetiap akhir kegiatan, penyuluh tidak melakukan kegiatan pemantauan, atau pada saat penyuluh melakukan
pemantauan di akhir kegiatan puskesmas keliling, masyarakat tidak mengetahui karena sebagian dari mereka datang ke puskesmas keliling hanya untuk
melakukan pemeriksaan, dan setelah pemeriksaan selesai, masyarakat langsung pergi meninggalkan puskesmas keliling.
Dari hasil skoring tabel 2. tersebut, puskesmas keliling melakukan kegiatan penyuluhan memiliki skor tertinggi 269. Artinya masyarakat mengetahui
bahwa di dalam kegiatan program puskesmas keliling diadakan penyuluhan. Namun, masyarakat justru tidak mengetahui bahwa di setiap akhir kegiatan
puskesmas keliling dilakukan pemantauan oleh penyuluh kesehatan. Ini dapat dilihat dari hasil skoring mengenai pernyataan tentang setiap akhir kegiatan
puskesmas keliling selalu diadakan pemantauan oleh penyuluh kesehatan memilikin skor rendah yaitu 234. Hal ini menggambarkan bahwa penyuluh tidak
menginformasikan akan diadakan pemantauan diakhir kegiatan puskesmas keliling. Karena kegiatan pemantauan penyuluhan tidak akan berhasil apabila
tidak terjadi hubungan timbal balik antara penyuluh dan masyrakat seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaja bahwa Penyuluhan merupakan saat jenis
layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Penyuluhan dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua orang individu, di mana
seorang penyuluh berusaha membantu yang lain yaitu klien untuk mencapai
pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
6
Jadi penyuluhan tidak akan berhasil bila tidak ada hubungan timbal balik antara dua orang individu atau lebih, di mana seorang penyuluh berusaha
membantu yang lain masyarakat untuk menghadapi masalah kesehatan yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
b Tindakan medis yang diberikan oleh pelayan medis Tindakan pelayanan ini bersifat pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada ibu dan anak oleh pelayan medis yang dilaksanakan melalui pelayanan kunjungan puskesmas keliling dan pelayanan posyandu di desa yang dilaksanakan
oleh bidan desa dan dibantu kader. Hal ini juga dapat mempengaruhi tertarik atau tidaknya masyarakat untuk melakukan pemeriksaan di puskesmas keliling.
Berikut tabel 3 yang menerangkan tindakan apa yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Tabel 3 Tindakan medis yang diberikan oleh pelayan medis
No Pernyataan SS
S TS
STS SKOR
1 Petugas kesehatan di puskesmas keliing bersikap ramah dalam
melayanai pasien 120 176 6 0
302 2
Petugas kesehatan selalu memberikan senyuman pada saat
memberikan pelayanan 15 256 8 0 279
3 Petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas mengenai
penyakit yang di derita 90 200 6 0 296
4 Petugas kesehatan memberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai penyakit yang di derita 20 252 8 0 280
6
Rochman Natawijaja, 1987:32, dalam buku Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan Jakarta:Rineka Cipta,1995,h..5
5 Petugas kesehatan teliti dalam memeriksa pasien
80 212 4 0 296 6 Petugas kesehatan bersikap cepat
tanggap mendengar keluhan pasien 50 212 14 0 277
7 Petugas kesehatan melayani pasien
dengan tergesa-gesa saat memberikan obat pada pasien
80 168 22 2 272
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui skor tertinggi 302 adalah pernyataan mengenai petugas kesehatan di puskesmas keliling perlu bersikap ramah dalam
melayani pasien. Hal ini diduga karena dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diperlukan sikap ramah dari petugas kesehatan.
Sedangkan skor terendah 272 adalah pernyataan mengenai petugas kesehatan melayani pasien dengan tergesa-gesa saat memberikan obat kepada
pasien. Berdasarkan skor tersebut diduga bahwa petugas kesehatan melayani masyarakat dengan teliti dan ramah, sehingga petugas kesehatan melayani pasien
tidak dengan tergesa-gesa. Berdasarkan hasil skoring data pada tabel 3, bahwa skor tertinggi adalah
302 pada pernyataan mengenai petugas kesehatan perlu bersikap ramah dalam melayani pasien. Dan skor terendah adalah pernyataan mengenai petugas
kesehatan melayani pasien dengan tergesa-gesa saat memberikan obat kepada pasien dengan skor 272. Hal ini menggambarkan bahwa masyarakat
menginginkan pelayanan yang manusiawi yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. Hal tersebut seperti dijelaskan dalam buku Proses bimbingan dan
penyuluhan, bahwa Penyuluhan adalah pertemuan empat mata antara klien dan
penyuluh yang berisi usaha yang laras, unik, dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
7
Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa antara petugas kesehatan dan pasien masyarakat diperlukan sikap yang manusiawi, selaras. Artinya dalam
memberikan pelayanan kesehatan petugas kesehatan perlu memberikan sikap yang ramah dan tidak tergesa-gesa saat memberikan obat kepada pasien
masyarakat.
c Pelayanan medis yang diberikan oleh pelayan medis Pelayanan medis yang diberikan berupa administrasi dan pemberian obat
yang diberikan oleh pelayan medis pada pasien. Berikut tabel 4 yang menerangkan pelayanan apa yang diberikan oleh pelayan medis.
Tabel 4 Pelayanan medis yang diberikan oleh pelayan medis
No Pernyataan SS
S TS
STS SKOR
1 Petugas kesehatan perlu bersikap ramah dalam melayani pasien
55 240 0 0 295 2 Petugas kesehatan memberikan
senyuman pada saat melayani pasien 45 232 8 0 285
3 Petugas kesehatan memberikan informasi yang jelas mengenai
penyakit yang di derita 35 228 14 0 277
4 Petugas kesehatan teliti dalam memberikan resep obat yang
diresepkan pada pasien 95 204 2 0 301
5 Petugas kesehatan melayani dengan
tergesa-gesa saat memberikan obat pada pasien
80 168 22 2 272 6
Petugas kesehatan memberikan obat sesuai dengan resep dokter
70 228 0 0 298 7 Petugas kesehatan memberikan
petunjukcara pemakaian obat 125 184 0 0
309
7
Prayitno, 1983:38, dalam buku Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan Jakarta:Rineka Cipta,1995,h.5
8 Petugas kesehatan menjelaskan petunjukcara pemakaian obat
150 166 0 0 316
9 Obat yang diberikan adalah obat
yang manjur 50 188 28 0 266
Pada tabel 4 diatas. pada pernyataan mengenai petugas kesehatan menjelaskan petunjuk cara pemakaian obat kepada pasien memiliki skor tertinggi
yaitu 316. Hal ini diduga karena dalam memberikan obat kepada pasien masyarakat, petugas kesehatan juga menjelaskan manfaat obat tersebut kepada
pasien, agar pasien tahu manfaat obat dan tidak keliru. Sedangkan skor terendah 266 adalah pernyataan mengenai obat yang
diberikan adalah obat yang manjur. Berdasarkan skor tersebut diduga masyarakt tidak cocok dengan obat yang diberikan oleh petugas puskesmas keliling, atau
karena jumlah ketersediaan obat kurang memadai, jadi obat yang diberikan akhirnya bukanlah obat utama yang seharusnya diberikan kepada pasien.
Berdasarkan hasil skoring tersebut, hal ini menggambarkan bahwa untuk menciptakan keadaan yang sehat, diperlukan beberapa usaha kesehatan
masyarakat, yaitu dengan menjelaskan petunjuk cara pemakaian obat, serta memberikan obat yang manjur sesuai dengan kebutuhan pasien agar tercipta
kesehatan di masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia-Amerika
mendefinisikan kesehatan masyarakat sebagai ilmu dan seni memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat.
8
Usaha pengorganisasian masyarakat diartikan
8
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni Jakarta: Rineka Cipta, 2007, h.16
sebagai suatu usaha untuk menciptakan keadaan sehat baik fisik maupun psikis oleh individu-individu di lingkungan masyarakat.
d Pemberian makanan gratis yang bergizi Dalam program puskesmas keliling, pemberian makanan gratis merupakan
salah satu upaya pelayanan dalam rangka perbaikan gizi yang difokuskan kepada anak balita rawan gizi dan ibu hamil. Program ini diberikan setiap satu bulan
sekali yang dilakukan berbarengan dengan kegiatan posyandu. Program ini sangat bermanfaat karena balita dan ibu hamil yang bermasalah gizi secara umum adalah
masyarakat yang kurang mampu. Berikut tabel 5 yang menerangkan pengaruh pemberian makanan gratis yang bergizi.
Tabel 5 Pemberian makanan gratis yang bergizi
No Pernyataan SS
S TS
STS SKOR
1 Dalam kegiatan puskesmas keliling
pasien mendapatkan bubur dan biskuit setelah melakukan
pemeriksaan 90 204 4 0 298
2 Bubur dan biskuit tersebut selalu
rutin diberikan setiap bulan 95 192 8 0 295
3 Bubur dan biskuit tersebut perlu
diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling
60 212 12 0 284
Skor tertinggi dari tabel 5 adalah 298 yaitu pernyataan mengenai dalam kegiatan puskesmas keliling pasien mendapatkan bubur dan biskuit setelah
melakukan pemeriksaan. Hal ini diduga karena kegiatan puskesmas keliling yang dibarengi dengan kegiatan posyandu selalu memberikan makanan gratis bergizi
berupa bubur dan biskuit kepada masyarakat, khususnya kepada balita bayi lima tahun.
Sedangkan skor terendah 284 adalah pernyataan mengenai bubur dan biskuit tersebut perlu diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling. Berdasarkan
skor tersebut diduga bahwa pemberian makanan gratis bergizi berupa bubur dan biskuit tersebut tidak terlalu diperlukan dalam kegiatan puskesmas keliling.
Dalam kegiatan puskesmas keliling pasien mendapatkan bubur dan biskuit setelah melakukan pemeriksaan memiliki skor tertinggi yaitu 298, sedangkan skor
terendah 284 yaitu pernyataan tentang bubur dan biskuit tersebut perlu diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling. Hal ini menggambarkan bahwa petugas
kesehatan dapat menyesuaikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan setempat, situasi setempat dan sumber daya yang tersedia. Trisnantoro
mengungkapkan bahwa desentralisasi kesehatan bertujuan untuk memberikan jawaban yang lebih baik terhadap kebutuhan daerah akan kesehatan.
9
Sesuai dengan tujuan desentralisasi kesehatan, desentralisasi kesehatan bertujuan untuk memberikan jawaban yang lebih baik terhadap kebutuhan daerah
akan kesehatan, termasuk didalamnya pemberian makanan gratis bergizi berupa bubur dan biskuit. Berdasarkan teori tersebut, hal ini dapat menggambarkan
bahwa seharusnya petugas kesehatan dapat menyesuaikan kebutuhan masyarakat setempat dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Menurut Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat dijelaskan bahwa pengembangan
masyarakat adalah usaha untuk membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan terorganisasi, berkomunikasi
dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat
9
Ibid,h.406
keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri.
10
Artinya, dalam melakukan pengembangan masyarakat, masyarakat didorong untuk dapat berdiri
sendiri sehingga tidak ketergantungan terhadap pelayanan yang diberikan dalam program puskesmas keliling yang berupa makanan bergizi gratis seperti bubur dan
biskuit yang pada dasarnya hanya bersifat sementara.
e Pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis Pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis yaitu kegiatan untuk
memberikan obat kepada pasien atau masyarakat yang diberikan oleh petugas kesehatan sesuai dengan resep yang telah diresepkan oleh dokter. Berikut tabel 6
tentang pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis. Tabel 6
Pemberian obat yang diberikan oleh pelayan medis
No Pernyataan SS
S TS
STS SKOR
1 Jumlah obat yang disediakan di puskesmas keliing sudah memadai
25 212 24 1 262 2 Jenis obat yang disediakan di
puskesmas keliling sudah memadai 30 220 20 0 270
3 Petugas kesehatan perlu bersikap ramah dalam melayani pasien
70 216 6 0 292 4 Petugas kesehatan memberikan
senyuman dalam melayani pasien 50 232 6 0 294
5 Petugas kesehatan memberikan penjelasan mengenai manfaat obat
yang diresepkan pada pasien 60 228 6 0 294
6 Obat yang diberikan dalam kegiatan
puskesmas keliling perlu digratiskan untuk masyarakat
155 160 0 315
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa skor tertinggi dengan jumlah 315 adalah pernyataan tentang obat yang diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling
10
Edi Suharto, Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat Bandung: Refika Aditama,2006,h.42-45
perlu digratiskan untuk masyarakat. Hal ini diduga karena mahalnya biaya pengobatan membuat masyarakat merasa keberatan untuk melakukan pengobatan.
Dengan adanya program puskesmas keliling ini masyarakat tidak perlu merasa keberatan lagi, karena dalam pelayanannya puskesmas keliling memberikan
layanan dan obat gratis bagi masyarakat. Sedangkan skor terendah 262 adalah pernyataan mengenai jumlah obat
yang disediakan di puskemas keliling sudah memadai. Berdasarkan skor tersebut diduga karena obat tersebut digratiskan, akhirnya masyarakat banyak yang
melakukan pengobatan di puskesmas keliling. Obat yang diberikan dalam kegiatan puskesmas keliling perlu digratiskan
untuk masyarakat merupakan skor tertinggi yaitu 315. Sedangkan skor terendah adalah 262 pada pernyataan jumlah obat yang disediakan di puskesmas keliling
sudah memadai. Hal ini menggambarkan bahwa pemerintah daerah dan wakil rakyat harus menyesuaikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan situasi
setempat, kebutuhan setempat dan sumber daya yang tersedia. Seperti apa yang telah dikemukakan Trisnantoro bahwa desentralisasi kesehatan bertujuan untuk
memberikan jawaban yang lebih baik terhadap kebutuhan daerah akan kesehatan, termasuk didalamnya penyediaan obat gratis.
11
Dari teori tersebut dapat disinkronkan dengan pernyataan diatas, bahwa pemberian obat gratis sangat diperlukan untuk masyarakat, terutama untuk
masyarakat miskin yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan gratis. Untuk itu, pemerintah daerah atau petugas kesehatan harus dapat menyesuaikan
11
Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni Jakarta:Rineka Cipta,2007,h.406
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk didalamnya yaitu penyediaan obat gratis.
f Pemeriksaan gratis yang diberikan oleh pelayan medis Kegiatan pemeriksaan kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan
dilakukan tanpa dipungut biaya kepada masyarakat. Hal ini dapat mempengaruhi seberapa besar pengaruh pelayanan tersebut dapat berhasil atau tidak. Berikut
adalah tabel 7 yang menerangkan tentang pemeriksaan gratis yang diberikan oleh pelayan medis.
Tabel 7 Pemeriksaan gratis yang diberikan oleh pelayan medis
No Pernyataan SS
S TS
STS SKOR
1 Dokter bersikap ramah dalam melayani pasien
115 160 0 275
2 Dokter memberikan senyuman dalam
melayani pasien 30 248 6 0 284
3 Dokter memberikan informasi yang
jelas mengenai penyakit yang di derita
40 244 4 0 288 4 Dokter teliti ketika memeriksa
penyakit pasien 25 248 8 0 281
5 Dokter bertindak tergesa-gesa saat
memeriksa penyakit pasien 80 168 22 2 272
6 Dokter bersikap terbuka untuk melakukan konsultasi tentang
kesehatan 110 188 4
302 7 Dokter memberikan kesempatan
untuk bertanya tentang kesehatan 20 252 8 0 280
8 Masyarakat mendapatkan informasi
kesehatan selain di puskesmas keliling
40 148 50 1 239
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui skor tertinggi 302 adalah pernyataan mengenai dokter bersikap terbuka untuk melakukan konsultasi tentang kesehatan.
Hal ini diduga karena bila seorang dokter memiliki sikap terbuka untuk
melakukan konsultasi tentang kesehatan, maka hal tersebut akan membuat masyarakat sebagai pasien merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan dan
masyarakat menjadi lebih terbuka mengenai penyakit yang dirasakannya. Skor terendah 239 adalah pernyataan mengenai anda mendapatkan
informasi kesehatan selain di puskesmas keliling. Berdasarkan skor tersebut diduga bahwa pada umumnya masyarakat hanya mengetahui informasi tentang
kesehatan di puskesmas keliling saja, seperti dalam kegiatan penyuluhan keehatan yang diadakan di puskesmas keliling. Selain di puskesmas keliling sebagian besar
masyarakat tidak mendapat informasi tentang kesehatan. Dari hasil scoring pada tabel 7, hal ini menggambarkan bahwa
sesungguhnya petugas kesehatan di puskesmas keliling berusaha melakukan upaya pengembangan untuk masyarakat. Hal ini terlihat dari skor yang diperoleh
yaitu dokter bersikap terbuka untuk melakukan konsultasi memiliki skor tertinggi yaitu 302.
Nasrul Effendi dengan judul bukunya Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat
mengemukakan bahwa pengembangan masyarakat adalah usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu
menumbuhkan kemampuan terorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan,
mengambil inisitiatif dan mampu berdiri sendiri.
12
Berdasarkan teori tersebut, hasil skoring tersebut menggambarkan bahwa dokter berusaha melakukan pengembangan masyarakat dengan memberikan
kesempatan masyarakat untuk berkonsultasi tentang penyakit yang dideritanya. Selain itu, usaha pengembangan masyarakat terlihat pada usaha yang dilakukan
12
Nasrul Effendi, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi Kedua Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, h.282
puskesmas keliling untuk memberikan informasi tentang kesehatan seperti dalam kegiatan penyuluhan kesehatan untuk membantu masyarakat agar tahu bagaimana
harus bersikap terhadap kesehatan. karena bagaimanapun kesehatan adalah kebutuhan yang sangat penting untuk kita dapat melakukan aktifitas sehari-hari.
2. Tingkat Kesadaran Hidup Sehat pada Masyarakat Miskin