Kesadaran Hukum Masyarakat Faktor Pendorong Laju Pertumbuhan Tindak Pidana Pemalsuan Data

program Worm yang mampu membayar di Internet secara otonom dan tak terkendali, sehingga mampu memacetkan ribuan komputer di internet adalah lulusan dari universitas ternama yaitu Cornell university. Begitu pula Dennis M. Richie, seorang hacker yang lahir di New York adalah lulusan program PhD Matematika Terapan di Harvard University. Dari gambaran di atas terlihat dengan jelas bahwa pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi internet mampu mengubah berbagai pola-pola yang sudah mapan dalam suatu tindak pidana dengan kata lain modus operandi yang umumnya dilakukan dalam kejahatan konvensional melalui teknologi internet telah diubah menjadi modus operandi yang sifatnya baru, sehingga hal ini mengakibatkan perlunya ditemukan upaya-upaya penanganan yang baru pula. Di bawah ini Penulis akan mencoba memberikan gambaran faktor-faktor penyebab sehingga angka cybercrime dalam kasus pemalsuan data cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. 21

1. Kesadaran Hukum Masyarakat

Proses penegakan hukum pada dasarnya adalah upaya mewujudkan keadilan dan ketertiban di dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui system peradilan pidana dan system pemindahan. Pada dasarnya hak-hak warga Negara yang terganggu akibat perbuatan melawan hukum seseorang akan diseimbangkan kembali. 21 Budi Raharjo, Pernak Pernik Peraturan dan Pengaturan Cyberspace di Indonesia, 2001, httpwww.budi.insan.co.id, h. 2. Kejahatan Pemalsuan Data adalah sebuah perbuatan yang tercela dan melanggar kepatutan di dalam masyarakat serta melanggar hukum, sekalipun sampai sekarang sukar untuk menemukan norma hukum yang secara khusus mengatur cyber crime dalam kasus pemalsuan data. Oleh karena itu peran masyarakat dalam upaya penegakan hukum terhadap cyber crime dalam kasus pemalsuan data adalah penting untuk menentukan sifat dapat dicela dan melanggar kepatutan masyarakat dari suatu perbuatan cyeber crime dalam kasus pemalsuan data. Sampai saat ini, kesadaraan hukum masyarakat Indonesia dalam merespon aktivitas cyber crime masih dirasakan kurang. Hal ini disebabkan anatar lain oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan lack of information masyarakat terhadap jenis kejahatan cyber crime dalam pemalsuan data. Lack of information ini menyebabakan upaya penanggulangan cyber crime dalam kasus pemalsuan data mengalami kendala, dala hal ini kendala yang berkenaan dengan penataan hukum dan proses pengawasan controlling masyarakat terhadap setiap aktivitas yang berkaitan dengan cybercrime dalam kasus pemalsuan data. 22 Mengenai kendala yang pertama yaitu mengenai proses penataan terhadap hukum, jika masyarakat di Indonesia memiliki pemahaman yang 22 Fressy Haris, Cybercrime dari Persfektif Akademis, Lembaga Kajian Hukum dan Teknologi, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, h. 4. dalam http:www.gipi.or.id benar akan tindak pidana cybercrime khusus nya dalam kasus pemalsuan data maka baik secara langsung maupun tidak langsung masyarakat akan membentuk suatu pola penataan. Pola penataan ini dapat berdasarkan karena ketakutan akan ancaman pidana yang dikenakan bila melakukan perbuatan cyber crime dalam kasus pemalsuan data atau pola penataan ini tumbuh atas kesadaran mereka sendiri sebagai masyarakat hukum. Melalui pemahaman yang komprehensif mengenai cyber crime, peran masyarakat menjadi sangat penting dalam upaya pengawasan, ketika masyarakat mengalami lack of information, peran mereka akan menjadi mandul. Misalnya, dalam sebuah masyarakat yang lack of information datang seorang mahasiswa yang membawa seperangkat komputer dan ditempat nya yang baru ini, si mahasiswa memasang barang-barang mewah melalui carding, maka tidak ada kecurigaan atas perbuatan si mahasiswa ini, bahkan sebaliknya masyarakat cenderung terkesan dengan pola tingkah mahasiswa dimaksud. 23 Lain halnya dengan detik-detik konvensional seperti pencurian. Masyarakat secara umum telah mengetahui apa yang dimaksud dengan pencurian sehingga ketika ada warga masyarakat yang dicurigai akan melakukan pencurian, masyarakat sekitar dapat mengantisipasinya. Atau jika 23 Fressy Haris, Cybercrime dari Persfektif Akademis, Lembaga Kajian Hukum dan Teknologi Fakultas Hukum Universitas Indonesia, h. 5. dalam http:www.gipi.or.id telah terjadi pencurian di dalam suatu kompleks masyarakat, warga sekitar segara melaporkan kepada aparat kepolisian setempat.

2. Faktor Keamanan