sistem komputer, atau melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum lain.
Contoh penyalahgunaan peralatan komputer : Pemalsuan data dokumen- dokumen, pemalsuan kartu kredit, perjudian melalui komputer, pelanggaran
terhadap hak cipta, dll.
B. Kendala Menciptakan Masyarakat Informasi
Masyarakat informasi, istilah itulah yang sedang berkembang di kalangan praktisi telematika dan pemerintahan. Istilah masyarakat informasi menurut
Ronfeld 1992 diartikan sebagai masyarakat yang menunjukkan batas yang semakin kabur antara perangkat keras komputer, sistem berkomunikasi dan satelit
komunikasi, jaringan global dan sebagainya Sulistyo Basuki, 1999. Berdasarkan definisi tersebut jelas bahwa dengan adanya masyarakat informasi, maka interaksi
antar individu satu dengan individu lainnya akan semakin dibantu dengan keberadaan jaringan satelit komunikasi.
9
Ada beberapa alasan mengapa masyarakat informasi sangat penting untuk dilaksanakan. Pertama, masyarakat akan semakin mudah untuk menerima akses
informasi yang sedang berkembang. Ketika dulu masyarakat hanya mungkin
9
Ashadi Siregar, Negara, Mayarakat, dan Teknologi Informasi, makalah pada seminar Teknologi Informasi, Yogyakarta: 19 September 2001.
mendapatkan informasi dari koran ataupun televisi yang mungkin pembahasannya terbatas hanya pada wacana nasional saja. Tapi ketika adanya masyarakat
informasi, maka masyarakat akan dimungkinkan untuk mengakses semua informasi dari seluruh penjuru dunia ini tanpa adanya batasan-batasan ruang dan
waktu. Kedua, akan mengefektifkan kegiatan masyarakat. Misalnya ketika dulu transaksi jual beli hanya bisa dilakukan ketika antara si penjual dan pembeli telah
bertemu. Tetapi ketika sudah ada sistem IT, maka transaksi jual beli dimungkinkan dilakukan di dunia maya. Proses tawar menawar dimungkinkan
terjadi, walaupun si penjual dan pembeli tidak bertemu. Hal ini jelas akan mengefektifkan dari semua aspek baik itu waktu, biaya, dan tenaga. Ketiga, akan
memermudah pemerintah untuk menjalankan sebagian fungsi utamanya yaitu pelayanan dan regulasi. Di sini pemerintah bisa mengumpulkan sebanyak
mungkin masalah yang berkembang di masyarakat dan kemudian ketika sudah ditemukannya solusi berupa kebijakan, maka pemerintah dapat mensosialisasikan
informasi itu kembali pada masyarakat.
10
Namun, ternyata dalam mewujudkan masyarakat iinformasi itu sangat sulit. Ada beberapa kendala yang menghadang terwujudnya masyarakat
informasi, yaitu :
10
Zamri. Kejahatan di Bidang Teknologi Informasi, Tantangan Penegakan Hukum dan Permasalahannya.
presentasi pada
Sosialisasi UU
ITE. Dapat
diakses pada
http:www.computeksd.comDefamationJuice.gif
1. Dana
Seperti kita ketahui utnuk membeli peralatan-peralatan IT sangat mahal harganya dibandingkan kemampuan bangsa ini. Di saat kondisi
perekonomian negeri ini yang kurang baik, maka IT belum bisa dijadikan prioritas utama oleh pemerintah. Pembangunan infrastruktur lain lebih
diutamakan, mengingat ternyata IT memang belum menjadi kebutuhan primer masyarakat.
2. Konektivitas
Di mana tidak semua daerah Indonesia terkoneksi dengan audio, video, komputer dan web-based technology. Hal ini disebabkan negara kita yang
terdiri dari berbagai kepulauan, sehingga hal ini menyulitkan pemerintah dalam membangun infrastruktur yang mendukung sistem informasi yang
dapat dinikmati oleh semua daerah. Maka tidak mengerankan pembangunan sistem IT masih terbatas di wilayah perkotaan, yang
mempunyai struktur geografis yang merata.
11
3. Adanya kesenjangan informasi dan pengetahuan
Hambatan lain adalah masih adanya kesenjangan informasi dan pengetahuan. Kesenjangan ini dapat terjadi apabila informasi tidak
tersebar secara merata kepada seluruh masyarakat dan apabila banyak
11
Zamri. Kejahatan di Bidang Teknologi Informasi, Tantangan Penegakan Hukum dan Permasalahannya.
presentasi pada
Sosialisasi UU
ITE. Dapat
diakses pada
http:www.computeksd.comDefamationJuice.gif
informasi yang tertutup, sehingga masyarakat mempunyai informasi yang terbatas. Ketidakseimbangan arus informasi tersebut dapat terjadi antara
masyarakat kota dan masyarakat pedesaan, antara kelompok minoritas =yang kaya dengan kelompok mayoritas yang miskin dan antara
kelompok elite dan massa, yang menyebabkan berkurangnya kegiatan komunikasi dan mengurangi kegiatan persediaan dan permintaan di “pasar
informa si”, sehingga dapat mengurangi sirkulasi informasi yang lebih
bebas. Sampai saat ini masih ada kesenjangan informasi antara masyarakat kota dengan masyarakat pedesaan dan daerah terpencil. Kesenjangan ini
disebabkan masih terbatasnya infrastruktur di daerah pedesaan dan daerah terpencil sehingga masih kesulitan untuk mengakses informasi yang
mereka butuhkan, sedangkan di perkotaan sumber-sumber informasi itu relatif banyak dan mudah didapatkan. Perbedaan status sosial seperti
ekonomi, pendidikan dan sebagainya juga dapat menyebabkan kesenjangan informasi. Orang kaya cenderung mudah mendapatkan
berbagai sumber informasi, sedangkan orang miskin tidak mampu untuk mendapatkan sumber-sumber informasi terebut karena lebih memikirkan
ekonominya dari pada memikirkan untuk mendapatkan suatu sumber informasi. Orang yang berpendidikan tinggi juga cenderung mudah
mendapatkan sumber-sumber informasi yang mereka butuhkan,
sedangkan orang yang berpendidikan rendah akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan informasi.
4. SDM yang lemah
Sumber daya manusia yang lemah, baik di masyarakat maupun kalangan pemerintahan itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka buta
huruf dan masih rendahnya minat baca serta masih berkembangnya tradisi lisan, terutama pada masyarakat yang hidup di pedesaan dan daerah
terpencil. Padahal informasi dan pengetahuan bisaanya disajikan dalam media bacaan, baik cetak maupun non cetak, seperti buku, koran, majalah,
internet dan sebagainya. Namun sadar informasi bukan hanya terbatas pada kebisaaan membaca, tetapi lebih dari itu yaitu kesanggupan untuk
memahaminya literasi informasi. Rendahnya kualitas sumber daya manusia tersebut dapat menyebabkan rendahnya posisi tawar dan fungsi
kontrol mereka terhadap kelemahan berbagai lembaga pelayanan publik.
12
5. Regulasi yang kacau
Hambatan terhadap kebebasan informasi ini sering disebabkan karena adanya regulasi yang kacau. Sehingga yang terjadi adalah peraturan yang
menekan, adanya sensor, intimidasi dan kekerasan fisik, birokrasi yang berbelit-belit, infrastruktur yang tidak memadai dan takut pada penguasa.
Hambatan terebut pernah terjadi pada masa pemerintahan orde baru, dan
12
Zamri. Kejahatan di Bidang Teknologi Informasi, Tantangan Penegakan Hukum dan Permasalahannya.
presentasi pada
Sosialisasi UU
ITE. Dapat
diakses pada
http:www.computeksd.comDefamationJuice.gif. di akses pada tanggal 15 April 2011
setelah terjadi reformasi, beberapa hambatan berangsur-angsur mulai menghilang. Namun pada saat ini yang sering terjadi adalah adanya
birokrasi yang masih berbelit-belit dan kinerja aparat pelayanan publik yang belum transparan dan akuntabel, di sisi lain masyarakat belum
mempunyai bargaining power dan kontrol terhadap kinerja aparat tersebut.
Adanya berbagai masalah seperti tersebut di atas menyebabkan sampai saat ini masyarakat dan negara kita belum mempunyai empowerment dalam
menghadapi era informasi yang sangat kompetitif ini. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ada perhatian dari semua pihak yang terkait
seperti pemerintah, lembaga legislatif, para profesional dan sebagainya. Selain itu keberhasilan memecahkan masalah ini juga sangat tergantung dari
partisipasi masyarakat agar selalu aktif mencari dan memanfaatkan informasi yang dibutuhkan serta menyampaikan berbagai keluhan kepada pemerintah
apabila mendapat pelayanan informasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
13
Adapun hal –hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu :
1. Penyediaan infrastruktur pendukung IT
13
Zamri. Kejahatan di Bidang Teknologi Informasi, Tantangan Penegakan Hukum dan Permasalahannya.
presentasi pada
Sosialisasi UU
ITE. Dapat
di akses
pada http:www.computeksd.comDefamationJuice.gif. di akses pada tanggal 15 April 2011
Dalam membangun dan mengembangkan sarana dan prasarana telekomunikasi seyogianya tidak hanya bertumpu kepada komunikasi
telepon kabel dan selulersatelit saja. Melihat kondisi ekonomi kita yang terpuruk, yang terpenting dalam pembangunan dan pengembangan sistem
komunikasi adalah segi biaya yang murah. Penghematan biaya seperti yang diusulkan pakar telekomunikasi DR Onno Widodo Purbo Kompas,
101 perlu dijadikan alternatif yang bisa dilakukan sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri. Untuk daerah-daerah
kepulauan atau pedalaman yang sulit dijangkau komunikasi kabel dan seluler bisa digunakan komunikasi radio, seperti HF high frequency dan
VHF very high frequency. Sistem komunikasi tersebut memang sedikit atau bahkan sudah terpinggirkan marjinal, namun dalam kondisi
geografis dan keadaan ekonomi bangsa ini, sistem komunikasi radio itu dapat menjadi alternatif pilihan. Sistem komunikasi utama kabel dan
satelit jika diintegrasikan dengan sistem komunikasi radio mungkin bisa menjadi salah satu solusi dalam rangka pemerataan informasi.
14
2. Perbaikan SDM
Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang sadar teknologi informasi perlu ada gerakan sadar teknologi informasi yang tidak hanya
bagi masyarakat kota, namun juga masyarakat pedesaan. Hasil survei yang
14
Koran Kompas, “Rubrik Teknologi Informasi” Edisi Oktober 2010
dilakukan Lapan pada tahun 2003, ternyata banyak operator komunikasi radio di pemerintah kabupaten sub bagian sandi dan telekomunikasi di
luar Jawa yang masih memerlukan peningkatan kemampuan. Belum lagi masih banyak ibu kota kecamatan yang belum terjangkau sarana
komunikasi sama sekali. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan komunikasi radio tersebut. Perlu juga
mendorong masyarakat atau pemerintah daerah kabupaten dan kecamatan untuk menggunakan sarana komunikasi alternatif marjinal
yang lebih murah untuk mendukung operasional rutin.
3. Dibuatnya regulasi yang mendukung penerapan IT
Sudah saatnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat mendukung diwujudkannya masyarakat informasi. Dengan demikian
maka akan ada pedoman yang jelas dalam pelaksanaan semua kegiatan baik masyarakat dan pemerintah. Hal ini akan mengefektifkan kinerja
pemerintah dalam hubungannya pelayanan terhadapa publik. Kemudian adanya regulasi yang tepat, akan meminimalisir kejahatan-kejahatan yang
terjadi di dunia maya.
Ketiga solusi yang saya tawarkan tadi, mungkin hanya sebagaian kecil dari solusi-solusi yang ada. Yang terpenting disini adalah adanya kerjasama dari
semua elemen, bak itu pemerintah, masyarakat, dan sawasta. Karena percuma saja
pemerintah berusaha secara keras, jika ternyata tidak didukung oleh masyarakat dan sektor swasta. Dengan kebersamaan itu penulis yakin bahwa untuk
mewujudkan masyarakat informasi, bukan cuma mimpi belaka.
C. Faktor Pendorong Laju Pertumbuhan Tindak Pidana Pemalsuan Data