Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat penelitian Hipotesis Definisi Konsep

dalam melaksanakan tugas mereka dibidangnya,dan juga selalu berkomunikasi ke para pengawai apa yang menjadi kebutuhan pengawai,dan selalu mengayomi para bahawan dengan bijaksana,dan agar para pengawai menyadari bahwa mereka memang dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak dibeda-bedakan,sehingga mereka mengerjakan pekerjaan mereka dengan sungguh sungguh dan efektif,demi kemajuan bersama gaya .pemimpin juga dibutuhkan untuk mengontrol kegiatan para pengawai apakah berjalan dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak.Bupati dan bawahannya harus saling bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah menjadi rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.masing-masing mereka haruslah menyadari tugas dan tanggung jawabnya agar pencapaian tersebut mencapai kata sempurna. Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, Pengaruh Gaya Kepemimpin Terhadap Kinerja Birokrasi. Studi Pada Kantor Sekretariat Kabupaten Karo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas ,yang menjadi permasalahan dalam penelitian diatas yaitu:“ Seberapa Besar Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Birokrasi Di Sekretariat Daerah Kabupaten Karo?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pada dasarnya memiliki tujuan penelitian yang ingin dicapai.adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan di sekretariat Kabupaten Karo. 2. Untuk mengetahui kinerja birokrasi di sekretariat kabupaten karo. 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi di sekretariat Kabupaten Karo.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah: A. Secara Teoritis Hasil penelitian tentang pengaruh gaya pemimpin terhadap kinerja birokrasi di kabupaten karo ini,diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menambah wawasan lebih dalam lagi terhadap gaya kepemimpinan yang ada pada sekretariat daerah kabupaten karo. B. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi kepemerintahan khusunya pengaruh gaya pemimpin terhadap kinerja birokrasi di sekretariat kabupaten karo bupati.

1.5 Kerangka Teori

Kerlinger mengatakan bahwa teori adalah serangkaian asumsi,konsep,konstruksi,defenisi,dan proposisi untuk menerangkan suatu phenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsepSingarimbun,1989:37.sementara itu dalam bidang administrasi Hoy dan Miskeldalam Sugiyono,2008:43 mengemukakan: Universitas Sumatera Utara “Theory is a set of interrelated concepts,assumptions,and generalizations that systematically describes and explains regularities in behavior in organizations”. teori adalah seperangkat konsep,asumsi,dan generalisasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan prilaku dalam berbagai organisasi Kerangka teori adalah bagian dari penlitian,tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variable pokok,sub variable atau pokok masalah yang ada dalam penelitian Arikunto,1999:92. Sebangai dasar untuk menganalisis masalah maka diperlukan adanya landasan teoritis yang dapat membantu dalam memecahkan persoalan.untuk memperoleh gambaran mengenai hal yang akan dibahas dan untuk memahami semua persoalan serta mengungkapkan secara sistematis dan rasiona,maka perlu dirumuskan kerangaka pemikiran sebangai berikut. 1.5.1 Kepemimpinan 1.5.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di suatu bidang sehingga dimampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu demi tercapainnya suatu maksud dan tujuan.Kartono,1993:76 Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebangai sifat,kemampuan,proses dan atau konsep yang akan dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga diikuti,dipatuhi,dihormati sehingga orang lain bersedia Universitas Sumatera Utara dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut.Kepemimpinan dapat timbul apabila terdapat factor-faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain.faktor-faktor tersebut meliputi orang- orang bekerja dari sebuah posisi organisatoris,dan timbul dalam suatu situasi yang spesifik.Winardi,2000:48 Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain,dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa,sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu tidak disenanginya.Siagian,2002:62. Menurut Hasibuan 2003:170 “Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”. Kepemimpinan sama halnya seperti manajemen yang dinyatakan oleh Stoner,James.1982:294 bahwa kepemimpinan manjerial didefenisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pengaruh pada kegiatan- kegiatan dari kelompok anggota yang saling berhubungan tegasnya.Ada 3 implikasi penting dan defenisi tersebut: Pertama,kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut.kesedian mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin,para anggota kelompok membantu menentukan statuskedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan berjalan. Kedua kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok para pemimpin Universitas Sumatera Utara mempunyai wewenang untuk mengarahkan kegiatan para anggota kelompok tetapi anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin secara tidak langsung melalui sejumlah cara. Ketiga,pemimpin mampu mempengaruhi bawahannya untuk melakukan apa yang harus diperbuat dan bagaimana cara melaksanakannya.dari ketiga penjelasan di atas tentang defenisi kepemimpinan maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Berbeda dengan pendapat stoner ada beberapa pendapat para ahli lainnya yang mengartikan tentang pegertian kepemimpinan.para ahli tersebut memberikan defenisi kepemimpinan yang cukup representative di antaranya: 1. Koontz O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan sebagai prosesmempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya. 2. Wexley Yuki 1977, kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi oranglain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubahtingkah laku mereka. 3. Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang- oranguntuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama. 4. Fiedler 1967, kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubunganantara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnyaterhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. Universitas Sumatera Utara 5. John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan mengkoordinasikan danmemotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. 6. Davis 1977, mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan untukmengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuhsemangat. 7. Ott 1996, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antarpribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dankhususnya perilaku orang lain. 8. Locke et.al. 1991, mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran. 9. Istianto 2009:87 dalam bukunya Manajemen Pemerintahan, ada beberapa definisi kepemimpinan yang dapat mewakili tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut : 1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. 2. Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Universitas Sumatera Utara 3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara atasan dan bawahan di dalam organisasi. 4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi. 5. Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan pemimpin pemrintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi melalui proses komunikasi yang jelas. Proses mempengaruhi ini tentunya tidak paksaan,namun disertai dengan pemberian motivasi sehingga sehingga seorang pemimpin itu mampu berinteraksi dan menginspirasikan tugas dan bawahannya dengan menerapkan teknik-teknik tertentu.pemimpin juga harus menerapkan bagaimana gaya kepemimpinannya seperti bagaimana kebiasaan berkomunikasi antara bawahanya,memiliki khas tersendiri pada gaya kepemimpinannya yang berbeda dengan pemimpin-pemimpin yang lainnya agar di antara pemimpin dan bawahanya selalu saling memahami apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut.

1.5.1.2 Gaya Dan Tipe Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat,kebiasaan,temperamen,watak dan keperibadian sendiri yang unik dan khas,sehingga tingkah laku dan gaya yang Universitas Sumatera Utara membedakan dirinya dengan orang lain.gaya hidupnya pasti mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya. Menurut Nawawi 1992:83 bahwa apabila aktivitas kepemimpinan dipilih-dipilih,maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing- masing.gaya kepemimpinan ini gilirannya ternyata merupakan dasar dalam membedakan atau mengklasifikasikan tipe kepemimpinannya. Dari berbangai studi tentang kepemimpinan,diketaui ada beberapa gaya kepemimpinan yang paling umum dikenal,yaitu: 1.Gaya Tipe Kepemimpinan Demokratis Gaya dan tipe kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efektif kepada para bawahannya.terdapat kordinasi pekerjaan pada semua bawahannya,dengan penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik.ia rela dan mau melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada bahwannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya,dan tetap bertanggung jawab atas tindakan para bahwahannya berbuat kesalahan dan tidak serta merta bersifat menghukum atau mengambil tindakan punitive. 2.Gaya Tipe Kepemimpinan Kharismatik Gaya dan tipe kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energy,daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya.terlepas dari apakah dia berfungsi sebangai pemimpin formal atau informal,ia memiliki daya tarik yang Universitas Sumatera Utara kuat bagi orang lain,sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu.para pakar belum sepakat tentang factor-faktor yang menjadi magnit tersebut.later belakang biografikal,kekayaan dan penampilan mugkin itu berperan ,akan tetapi mungkinjuga tidak.karena ketidak mampuan para ahli mengidentifikasi factor-faktor yang penyebab yang dominan,akhirnya hanya ditekankan bahwa seorang pemimpin yang kharismatik memiliki “kekuatan supranatural”yang tidak dimiliki orang lain. 3.Gaya Dan Tipe Kepemimpinan Leissez Faire Gaya dan tipe kepemimpinan ini adalah gaya dan tipe kempemimpinan yang “aneh”dimana seseorang dikatakan pemimpin,namun pada praktisnya tidak memimpin.ini dapat dilihat dari gaya kepemimpinan yang santai,karena berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak memiliki masalah yang serius,dan kalau pun ada selalu dapat dikemukakan penyelesaiannya.ia juga tidak senang mengambil resiko dan lebih cenderung pada mempertahankan status quo.seorang pemimpin yang bergaya dan bertipe ini senang melimpahkan wewenang kepada bawahannya dan lebih menyenangi situasi bahwa para bawahlah yang mengambil keputusan,dan keberadaannya dalam organisasi lebih bersifat suportif. 4.Gaya Dan Tipe Paternalistic Gaya dan tipe kepemimpinan paternalistic merupakan kepemimpinan yang bersifat kebapakan,namun bukan tipe ideal dan bukan tipe yang didambakan.seorang pemimpin paternalistic,senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya sebagai Universitas Sumatera Utara orang-orang yang belum dewasa .ini tidak akan mendorong kemandirian bawahannya karena tidak ingin membuat kesalahan.terkait dengan itu,maka pemimpin paternalistic akan bersifat terlalu melindungi,itikatnya memang baik,tetapi prakteknya akan negative.karena itu tidak akan mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut akan timbul dampak negative pada organisasi,dalam mengambil keputusan,pemimpin paternalistic menjadi pusat pengambil keputusan,dimana pelimpahan wewenang untuk mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah dalam organisasi tidak akan terjadi. 5.Gaya Dan Tipe Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter,mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi.setiap perintahdan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahan terlebih dahulu.pemimpin dan bergaya bertipe otoriter selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya,dan ia senantiasa memiliki kekuatan absolute dan tunggal,pada kondisi dan situasi yang sikap dan prinsipnya kaku.penonjolan diri yang berlebihan sebangai simbol keberadaan organisasi,hingga cenderung bersikap bahwa dirinya adalah organisai adalah identik.dalam menentukan dan menerapkan disiplin organisasi begitu keras dan menjalankannyadengan sikap kaku,pemimpin bergaya bertipe inijuga tidak dapat dikeritik,bawahannya juga tidak dapat kesempatan untuk memberikan saran maupun pendapat.apabila pemimipin ini sudah mengambil keputusan,biasanyakeputusan itu bentuk perintah dan bawahannya hanya melaksanakan saja. Universitas Sumatera Utara Setelah mengetahui berbangai gaya kepemimpinan,maka pertanyaan yang timbul adalah:Gaya tipe kepemimpinan manakah yang lebih baik dalam suatu organisasi atau birokrasi? untuk menjawab semua pertanyaan itu memang sulit,karena tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dan dominan untuk semua situasi.perlu mugkin adanya seorang pemimpin tipe bergaya otoriter dalam suatu situasi yang tertentu dalam menegaskan suatu kegiatan dalam organisasi walaupun ia sebenarnya adalah pemimpin bergaya demokratis. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa factor seperti tujuan dan pengigkut seperti bawahannya,organisasi dan situasi yang ada sehingga tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik atau buruk,karena setiap tipe gaya kepemimpinan memiliki daya tarik masing-masing dan memiliki kelemahan-kelemahan dalam gaya kepemimpinan. Dan karena itu,maka dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan,hendaknya jangan beranggapan seorang pemimpin harus tetap konsisten untuk mempertahankan serta tegas dalam memberikan sanksi kepada mereka pengawai yang telah melanggar peraturan yang telah ditetapkan atau para pengawai tidak bekerja efektif.dengan demikian para pengawai akan bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan akan memiliki kesegaran terhadap pemimpinnya sehingga apa yang telah ditetapkan sebangai tujuan dari organisasi dapat tercapai dan dapat memuaskan masyarakat.

1.5.2 kinerja

Kinerja berasal dari kata-kata job performance dan disebut juga actual performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seorang karyawan.kinerja menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti Universitas Sumatera Utara “suatu yang dicapai”atau prestasi yang dicapai akan diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebangai prestasi kinerja oleh individu perusahaan.Menurut Simamora 2003:45kinerja adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya. Menurut Simanjuntak,Payaman J.2005:11 yang mengemukakan kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.menurut Tika.2006:121 bahwa kinerja merupakan sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaankegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa factor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.kinerja birokrasiperusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaanbirokrasi.manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk menigkatkan kinerja perusahaan atau organisasi,termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di organisasi tersebut. Dengan adanya aktivitas gambaran kinerja maka kemampuan seseorang pegawai dapat diukur kemampuan dan profesionalitas kerjanya jika dilihat dari konsep totalitas kinerja diatas perlu dilengkapi juga dengan dimensi kualitas yang bersifat strategis dalam konteks pelayanan administrasi yang seutuhnya,yaitu kerja professional,intelektual serta disiplin dan efesien dalam bekerja. Dan pencapaian kinerja mempunyai syarat-syarat efektif data atau informasi yang berkaitan dengan indicator yang bersangkutan,harus cukup fleksibel dan sensitife terhadap perubahan atau penyesuaian pelaksanan dan hasil Universitas Sumatera Utara pelaksanaan kegiatan kerja dalam organisasi,pencapaian tugas penting dan berguna untuk menunjukkan keberhasilan memasukan,serta mengeluarkan hasil dan manfaat.spesifik jelas sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan dalam interpretasi penyelesaian kerja. Dan dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja adalah kombinasi dari kemampuan,usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya yang diproleh selama periode waktu tertantu dan meliputi elemen- elemen seperti kuantitas dari hasil kehadiran dan kemampuan bekerja sama.

1.5.3 Birokrasi

Max Weber 1864-1920 seorang ahli sosiologi Jerman, merupakan salah satu perintis utama studi mengenai organisasi. Weber hidup dalam situasi masyarakat yang penuh perubahan. Pada masa itu Eropa terjadi hidup situasi masyarakat yang penuh perubahan. Pada masa itu Eropa terjadi peningkatan besar-besaran dalam proses industrialisasi serta dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Weber merupakan salah satu diantara beberapa pemikir yang menaruh perhatian besar pada perubahan-perubahan tersebut. Konsep Weber yang paling monumental adalah analisisnya mengenai tipe ideal birokrasi yang kemudian menempatkannya sebagai salah satu tokoh terpenting di antara banyak perintis Teori Organisasi. Konsep Weber tentang birokrasi sangat berbeda dengan pandangan umum yang melihat sisi negatip dari birokrasi. Weber mengkonsepsikan birokrasi sebagai tipe ideal, yang dalam kenyataannya tidak akan pernah dijumpai satu birokrasi pun yang memiliki kesamaan secara sempurna dengan tipe idealnya Weber. Universitas Sumatera Utara Tipe ideal birokrasi menurut Weber adalah yang memiliki prinsip-prinsip: a. Peraturan atau aturan yang ada di dalam birokrasi sangat jelas dan tegas sekali untuk menegakkan ketertiban dan kelangsungannya. b. Terdapat ruang lingkup kompetensi yang jelas serta memiliki kewenangan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan yang merupakan aspek integral dari birokrasi. c. Sumber dari otoritas atau kewenangan adalah keterampilan teknis, kompotensi dan keahlian expertise agar dapat dipromosikan pada suatu jabatanposisi tertentu. d. Para pelaksana atau staf administrasi secara tegas dipisahkan dari para pemilik modal atau alat produksi agar pimpinan dapat membuat keputusan yang rasioal dan obyektif. e. Prinsip hirarki menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian yang lebih rendah posisinya selalu berada di bawah perintah dan selalu di bawah pengawasan dari posisi yang lebih tinggi sehingga garis komunikasi lebih bersifat vertikal. f. Tindakan-tindakan, keputusan-keputusan, dan aturan-aturan semuanya diadministrasikan dan diarsipkan secara tertulis. g. Proses pelaksanaan fungsi organisasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui oleh siapapun dan bersifat terbuka bagi publik. Prinsip di atas secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Prinsip Struktural Prinsip struktural menunjukkan beberapa hal penting, yaitu: a. pekerjaan dirancang tidak bersifat emosional tetapi efisien dan memiliki tingkat konflik kepentingan yang minimum. b. segala sesuatu kemudian menjadi bersifat umum dan tegas. Fungsi-fungsi dirumuskan dengan tegas dan jelas, orang-orang yang ada dalam birokrasi dapat disalingtukarkan pada posisi yang tepat. Prinsip ini memang memberikan penekanan penting pada aspek struktural dan aspek administrasi dari organisasi, tetapi hanya memberikan sedikit perhatian yang amat kecil pada aspek manusia yang berada dalam organisasi, yang melakukan tugas atau pekerjaan. 2. Prinsip Prosesual Akar dari model birokrasi sebagaimana dikemukakan oleh Weber adalah pada konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol. Posisi-posisi dalam organisasi memberikan kepada orang-orang yang menduduki posisi tersebut hak dan tanggung jawab. Dalam pandangan Weber terdapat 3 sumber otoritas yang dimiliki seseorang, yaitu otoritas tradisional, otoritas kharismatik, dan otoritas birokratis. Pimpinan dalam organisasi memiliki sumber otoritas pada keahlian dan keterampilan tertentu. Dalam pandangan Weber, jika suatu organisasi memiliki dasar-dasar berupa prinsip-prinsip sebagaimana dikemukakan tersebut di atas, maka organisasi Universitas Sumatera Utara tersebut akan dapat mengatasi ketidakefisienan dan ketidakpraktisan yang sangat tipikal yang ditemukan pada banyak organisasi pada masa itu. Weber juga melihat bahwa birokrasi merupakan bentuk paling efisien dari suatu organisasi dan merupakan instrumen yang paling efisien dari kegiatan administrasi berskala besar. Jika orang membicarakan tentang organisasi, maka akan selalu kembali pada analisis dan pemikiran Weber. Bagi Weber dalam widjaja,1993:24pegertian birokrasi adalah sebagai salah satu otorita yang ditetapkan secara rasional oleh berbangai peraturan,serta menurut Fritz Morstein Marxdalam Widjaja,1993:24birokrasi dianggap sebagai tipe organisasi yang diperlukan pemerintahan modern utuk pelaksanaan tugas- tugasnya yang bersifat spesialisasi dilaksanakan di dalam system administrasi dan khusunya oleh aparatur pemerintah.Menurut Dennis H Wrongdalam Widjaja.1993:24birokrasi organisasi diangkat sepenuhnnya untuk mencapai tujuan suatu tertentu dan berbangai ragam tujuan,ia sebagai organisasi secara hirearki dengan jalinan komando yang tegas dari atas ke bawah,ia menciptakan pembagian pekerjaan yang jelas menugasi setiap organisasi dengan tujuan yang spesifik;peraturan umum dan ketentuan-ketentuan umum yag menentukan semua sikap dan usaha untuk mencapai tujuan;karyawan dipilih terutama berdasarkan kompetisi dan keterlatihannya;kerja dalam birokrasi cenderung merupaka seumur hidup. Berdasarka beberapa pendapat dari beberapa pakar di atas dapat disimpulkan bahwa birokrasi adalah keseluruhan organisasi pemerintah yang disusun berdasarkan pembagian tugas,hirearki yang jelas dimaksudkan untuk mengorganisasikan secara teratur suatu pekerjaan yang harus dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara bayak orang dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan berbagai tujuan. Birokrasi mengadakan beberapa fungsi yang sangat kuat yang sering sekali diketahui sebagai hal-hal yang menguntungkan dalam organisasi.hal ii meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut Herbert G.Hicks,1986:224: 1. Spesialisasi,birokrasi menggunakan spesialisasi untuk mencapai penigkatan produktifitas.birokrasi memugkinkan seseorang menjadi spesialisasi di bidang mana ia mempunyai keahlian.birokrasi mengizinkan tingkatan pekerja utama memiliki spesialisasi dan demikian pula pada tingkatan manajer di mana hal itu sama-sama diperlukan. 2. Strukutur,birokrasi memberikan bentuk atau segi pembentuk pada suatu orgaisasi yaitu denga jalan membuat strukutur nya. Dalam hal ini terdapat suatu hirearki pimpinan yang bertanggung jawab pada setiap tingkatan bagi kegiatan unit-unit bawahannya.konsep dari suatu struktur organisasi sering sekali telah menjadi demikian pentignya yang dapat diketahui sebagai organisasi itu sendiri. 3. Kemugkinan meramalkan dan kestabilan.kekuasaan pengaturan, penyusunan, aspek-aspek professional dan unsur-unsur birokrasi lainnya yang memugkinkannya untuk memberikan ramalan yang mantap dan ke stabilan bagi suatu organisasi.birokrasi merupakan suatu sarana yang baik untuk pencapaian kestabilan pada pengalaman yang berharga dan birokrasi yag membantu dalam usaha mencapai apa saja yang diramalkan dan yang ditentukan. 4. Rasionalitas.birokrasi membawa kerasionalan pada suatu organisasi. Dalam suatu birokrasi,keputusan dibuat menurut tujaun tidak berat sebelahdan Universitas Sumatera Utara sacera umum menyetujui criteria,tidak dengan perubahan pikiran yang tiba- tiba,yang bertigkah,ataupun mendukung suatu pihak. Demokrasi .birokrasi itu menunjang demokrasi dengan penekanannya pada kompetensi teknis sebagai basis utama untuk memproleh dan mempertahankan suatu pekerjaan atau jabatan,karena adanya kesempatan untuk di didik,dipergunakan,dipilih utuk suatu pekerjaan atau jabatan adalah terbuka bagi semua penduduk,berarti bagi suatu tingkatan demokrasi pada dasarnya sudah tercapai.

1.5.4 Pengaruh Gaya Pemimpin Terhadap Kinerja Birokrasi.

Pemimpin pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik. Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menerapkan seluruhnya, sehingga dalam prakteknya hanya beberapa pemimpin saja yang dapat melaksanakan kepemimpinannya dengan baik dan dapat membawa para pengikutnya kepada keadaan yang diinginkan. Kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai ilmu sosial terapan applied social sciences. Hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa kepemimpinan dengan prinsip-prinsipnya mempunyai manfaat langsung terhadap upaya mewujudkan tujuan suatu organisasi. Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi antara lain, menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam kepemimpinan dan memberikan pengaruh dalam menggunakan berbagai pendekatan dalam hubungannya dengan pemecahan aneka macam persoalan Universitas Sumatera Utara yang mungkin timbul dalam ekologi kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, yang mempunyai peran penting dalam rangka proses administrasi. Hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa peran seorang pemimpin merupakan implementasi atau penjabaran dari fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu di antara peran administrator dalam rangka mempengaruhi orang lain atau para bawahan agar mau dengan senang hati untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. kinerja pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebangai sifat,maupun proses,dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga diikuti,dipatuhi,dihormati oleh orang lain dengan penuh keikhlasan melaukan perbuatan atau kegiatan yang telah di kehendaki seorang pemimpin tersebut. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebangian besar ditentukan oleh pemimpin.hal ini dapat dilihat bahwa bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak dalam membawa suatu organisasi.cara sikap dan bertindak dapat dilihat dari melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.suatu ungkapan menurut para ahli mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan atau pekerjaan.hal ini merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pimpinan dalam suatu instansi pemerintah khususnya,pada posisi yang sangat penting,dimana dalam hal ini pemimpin yang berada di sekretariat daerah tersebut yang bertanggung jawab kepada Bupati, Bupati bertugas untuk menjalankan tugas dan fungsinya yang ada di birokrasi dan menjalankan kegiatan-kegiatan. Universitas Sumatera Utara Kinerja adalah kombinasi dari kemampuan,keterampilan,usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya yang telah diproleh selama periode waktu tertentu dan meliputi beberapa elemen seperti dari hasil kualitas dan keberhasilan,kehadiran dan kemampuan bekerja sama dalam suatu organisasibirokrasi,efektivitas kerja adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target waktu penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan,dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.hal ini juga berkaitan dengan kuantitas dan kualitas kerja yang dihasilkan.artinya yaitu seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan,dan apakah pekerjaan ini sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu para bawahan.suatu organisasi berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen-komponen organisasi berupaya nemampilkan kinerja yang optimal termasuk penigkatan efektivitas pekerjaanya masing-masing di dalam organisasi tersebut.seorang pengawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa sebagai keinginan,kebutuhan,kerja keras,harapan dan tujuan dapat tercapai. Ukuran kinerja birokrasi,bukan hanya kinerja perorangan atau unit,tetapi juga yang diukur adalah kinerja organisasi.ada dua aspek penting dalam pengukuran kinerja,yaitu aspek efektivitas dan efesiensi.efektivitas berkaitan dengan seberapa jauh sasaran yang telah dapat dicapai,dan efesiensi menunjukkan bagaimana mencapainnya,yakni dibanding dengan usaha, biaya atau pengorbanan yang harus dikeluarkan. Universitas Sumatera Utara Kinerja organisasi yang sehat dicirikan oleh tingginya perhatian atasan terhadap bawahan,semangat,loyalitas dan kerja sama yang sangat dinamis,saling mempercayai dan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan,tingginya otonomi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan,tumbuhnya komunikasi vertical dan horizontal yang lancer dalam organisasi,dan organisasi memiliki system saling membutuhkan satu sama lain dan merangsang setiap individu atau kelompok yang berprestasi. Bahwa peran dan tugas bupati berusaha untuk mempengaruhi para bawahannyapengawainya dengan cara memotivasi dan berkomunikasi untuk terus bekerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai.dengan kata lain,efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawai,tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Bupati.kab.karo dalam memimpin suatu birokrasi.atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai atau bawahannya mau dan selalu mengikuti keinginan Bupati.kab karo tersebut demi mencapai tujuan organisasibirokrasi yang dibawah kepemimpinannya. Bupati kabupaten karo sangat berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan yang telah diterapkannya seperti penigkatan kinerja pegawai dan efektivitas kerja pegawai.hal ini Bupati kabupaten karo dapat memberikan sanksi kepada para pengawai yang telat datang dan bagi mereka yang tidak bekerja secara maksimal mereka para pegawai dipindah tugaskan ke daerah-daerah yang terpencil.Bupati kabupaten karo juga dapat motivasi kepada para pegawainya didalam bekerja dengan memberikan rewardpenghargaankepada pegawai yang berprestasi dalam melaksanakan tugas,dan melakukan evaluasi kerja agar dapat Universitas Sumatera Utara diketahui sejauh mana kinerja dari para pegawai tersebut.Dengan demikian para pegawai lebih terkordinir dalam melaksanakan pekerjaan serta tidak merasa mereka para pengawai dalam keterpaksaan,terbebani dan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan dengan jauh lebih efektif dan tepat pada waktu yang telah di tentukan,dan para pegawai yang telah diberi tugas mereka bisa mempertangung jawabkan. Oleh karena itu kinerja Bupati kabupaten karo agar dapat membuat para bawahannyapegawainya selalu bekerja efektif dan efiesien serta penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas mereka.para pegawai selalu diajak bermusyawarah dalam membuat kebijakan dan dalam pengambilan keputusan demi kemajuan organisasi serta dalam memenuhi dan melayani kepentingan masyarakat.komunikasi antara atasan dan bawahan terjaga dan terjalin dengan baik.Bupati kabupaten karo agar selalu memberikan perhatian terhadap bawahanpegawainya sehingga bawahanpegawainya mereka akan merasa di hargai dan diperhatikan oleh seorang pimpinan dan membuat mereka menjadi termotivasi bekerja,bersemangat,giat dalam melaksanakan tugas dengan baik,disini peranan gaya pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja birokrasi yang ditangani pemimpin tersebut.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan Sugiyono.2005 Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah: Universitas Sumatera Utara a. Hipotesis Alternatif Ha Ada pengaruh antara gaya kepimimpinan terhadap kinerja birokrasi pada kantor sekretariat kabupaten karo. b. Hipotesis Nol Ho Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap penigkatan kinerja birokrasi pada sekretariat kabupaten karo.

1.7 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun konsep merupakan istilah dari defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak,kejadian,keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social.tujuannya adalah umtuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti: Beberapa konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1.Gaya pemimpin merupakan suatu proses mempengaruhi,yang dilakukan oleh seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasibirokrasi.peran pemimpin itu tentunya tidak dengan paksaan,tetapi bagaimana seorang pemimpin itu mampu berinteraksi dan menginspirasi tugas kepada bawahannya dengan menerapkan teknik-teknik tertentu proses tersebut juga memerlukan pengawasan yang tepat sehingga kesalahan yang terjadi dapat diminimalisir atau dikoreksi oleh pemimpin sehingga dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 2.kinerja birokrasi adalah kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi dalam menyelesaikan tugas- tugas atau pekerjaan dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai tujuan birokrasi dalam waktu yang telah di tentukan.

1.8 Defenisi Operasional