oleh tim CPOB dan disetujui oleh Kepala Instal Wastu dan Kepala Instal Produksi, kemudian didistribusikan dan didokumentasikan. Proses produksi
dimulai dari penimbangan bahan baku yang akan digunakan dan dikeluarkan dari Instal Simpan berdasarkan Batch Record untuk setiap produk. Barang yang telah
dikeluarkan dari Instal Simpan selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada masing-masing seksi produksi, yaitu seksi sediaan padat, seksi sediaan cair steril,
seksi sediaan khusus. Selain itu dalam catatan pengolahan bets diuraikan mengenai komposisi,
spesifikasi, peralatan, penimbangan bahan dan prosedur pengolahan. Pada catatan pengemasan bets di cantumkan tentang penerimaan bahan pengemas, prosedur
pengemasan primer, prosedur pengemasan sekunder dan pelulusan oleh pengawasan mutu.
Proses produksi dimulai dari penimbangan bahan baku yang akan digunakan dan dikeluarkan dari Ins. simpan berdasarkan catatan pengolahan bets
dan catatan pengemasan bets untuk setiap produk. Barang yang telah dikeluarkan dari Ins. Simpan selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada masing-masing
seksi produksi, yaitu seksi sediaan padat, seksi sediaan cair dan seksi sediaan khusus. Alur proses produksi pada masing –masing seksi yang ada diinstalasi
produksi dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai 8.
3.7.6 Kegiatan Instalasi Simpan Instal Simpan
Instalasi Simpan Instal Simpan merupakan pelaksana fungsi penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran atas perintah KaLafi serta menyelenggarakan dan
melaksanakan kegiatan pengamanan dan pemeliharaan materiil. Adapun
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan administrasi yang menyertai pemindahan tanggung jawab dari Instal Simpan ke Gudang Pusat II terdiri dari:
1 Bukti Penyerahan Barang BP dari Instal Simpan ke Gudang Pusat II.
2 Surat Kiriman Barang.
Kegiatan yang dilakukan oleh Instal Simpan meliputi: 1
Menerima bahan baku, bahan pengemas, reagensia, dan bahan lain serta peralatan produksi dari Gudang Pusat II.
2 Menyerahkan bahan baku, bahan pengemas, reagensia, dan bahan lain
serta peralatan kepada bagian dan instalasi yang membutuhkan. 3
Menerima obat jadi dari Instal Prod 4
Menyerahkan obat jadi ke Gudang Pusat II.
3.7.7 Kegiatan Instalasi Pemeliharaan Instal Har
Instalasi pemeliharaan merupakan pelaksana fungsi pemeliharaan dan perbaikan terhadap alat produksi sehingga siap digunakan, penatalaksanaan
limbah industri, menyiapkan utilitas guna mendukung kegiatan produksi dan merencanakan kebutuhan suku cadang untuk mendukung kegiatan pemeliharaan
dan perbaikan. Seluruh kegiatan pemeliharaan dan perbaikan dilaporkan kepada Kalafi.
a. Fasilitas Pendukung Utility
Fasilitas pendukungutility antara lain terdiri dari pengolahan air baku farmasi, instalasi listrik, instalasi uapboiller dan instalasi udara bertekanan dan
sistem tata udara AHS. Sumber air bersih diperoleh dari suplai Perusahaan Daerah Air Minum PDAM yang kemudian diolah menjadi air baku farmasi
Universitas Sumatera Utara
melalui instalasi pengolahan air. Air baku farmasi adalah air yang telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku air untuk produksi steril maupun
nonsteril. Penanggung jawab pengolahan fasilitas utility ini adalah Kepala Instalasi Pemeliharaan Instal Har. Fasilitas utility terdiri dari :
1 Instalasi Listrik
Sumber listrik Lafi Ditkesad berasal dari PLN dengan daya sebesar 2000 kW.
2 Instalasi Air Demineralisata
Sumber air bersih berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM kemudian diolah menjadi air baku farmasi melalui instalasi pengolahan
air. Pemilihan PDAM sebagai sumber air oleh Lafi Ditkesad adalah karena banyaknya kandungan logam pada air tanah.
Air yang berasal dari PDAM terlebih dahulu ditampung pada tangki yang tertanam di dalam tanah ground tank kemudian dialirkan melalui pipa ke
dalam suatu alat filtrasi. Air yang diolah menjadi air demineralisata mengalami beberapa tahap penyaringan:
a Saringan Pasir sand filter
Saringan pasir berfungsi untuk mengikat kotoran-kotoran dan kaporit yang terbawa air selama pengolahan air di PDAM.
b Saringan Karbon carbon filter
Saringan karbon berfungsi untuk menyerap bau, rasa, warna, kontaminan organik dan unsur chlor yang ditambahkan pada
pengolahan air di PDAM.
Universitas Sumatera Utara
c Resin Kation
Resin kation berfungsi untuk menghilangkan ion-ion positif dan ditukar dengan ion hidrogen.
d Resin Anion
Resin anion berfungsi untuk menghilangkan ion-ion negatif dan ditukar dengan ion hidroksida, sehingga menghasilkan air dengan
kandungan Total Dissolved Solid TDS kurang dari 8 ppm dan silika kurang dari 0,1 ppm.
e Setelah mengalami beberapa tahap pemurnian, air demineralisata
dialirkan ke ruangan-ruangan produksi untuk digunakan. 3
Instalasi Air Suling Instalasi air suling merupakan kelanjutan dari instalasi air demineralisata
yang dihubungkan dengan alat dan pemeroses aquadest, dengan alat ini dihasilkan air suling.
4 Instalasi Boiller Steam
Air baku untuk menghasilkan uap panas adalah aqua demineralisata yang ditekan melalui pompa air masuk ke filter kemudian ditampung di dalam
tangki stainless steel untuk mensuplai steam. Air dipanaskan melalui boiler hingga menjadi uap. Alat ini bekerja secara semi otomatik dengan
alat-alat pengaman yang lengkap. Udara panas yang dihasilkan dialirkan melalui pipa ke ruang-ruang produksi yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara
5 Instalasi Udara Bertekanan
Udara bertekanan diperoleh dengan menggunakan alat kompresor yang bekerja secara otomatis dengan alat pressure switch. Instalasi kompresor
ini digunakan hanya pada peralatan yang memerlukan udara bertekanan. b.
Penanganan Limbah Limbah dari industri farmasi harus diolah sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan agar tidak mencemari lingkungan di sekitar industri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi dan
proses pengujian, yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair. Pada produksi obat non betalaktam, pengolahan limbah padat dilakukan
dengan menggunakan dust collector yaitu limbah debu disedot dari ruang produksi dengan vakum kemudian dikumpulkan dalam kantong penampung dan
dibakar. Khusus untuk limbah dari proses penyalutan tablet, terlebih dahulu diolah dengan air washer. Sedangkan limbah cair produksi non betalaktam langsung
dialirkan ke bak pengolahan air limbah. Pada produksi betalaktam, pengolahan limbah terlebih dahulu diolah melalui
air washer, dimana limbah padat debu disedot oleh vakum dari ruangan yang berdebu seperti ruangan strip, isi kapsul, cetak, coating, campur dan ruang isi
sirup kering, kemudian disemprot dengan air bertekanan 4 bar sehingga debu akan jatuh di bak penampungan. Air dialirkan ke bak destruksi yang dilengkapi dengan
dozing pump dan pH meter. Cairan ini didestruksi untuk memecah cincin betalaktam dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N yang diteteskan secara
otomatis sampai diperoleh pH 9, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, limbah hasil produksi betalaktam disalurkan ke bak pengolahan air limbah untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut.
Pengolahan limbah pada bak penampungan air limbah menggunakan prinsip fisika, kimia dan mikrobiologi. Cara fisika dilakukan dengan cara mengendapkan
kotoran pada bak pengendap. Cara kimia dilakukan dengan menambahkan koagulan PAC Poly Aluminium Chloride pada bak koagulan dan flokulan
polimer anionik pada bak flokulasi. Cara mikrobiologi dilakukan pada bak aerasi dengan cara mengembangbiakkan bakteri aerobik di dalamnya agar dapat
menghancurkan zat-zat organik. Untuk menjaga pertumbuhan bakteri ditambahkan pupuk urea atau NPK sebagai nutrisi untuk bakteri.
Tahapan pengolahan air limbah di bak penampungan meliputi beberapa tahapan proses yang dapat dilihat pada denah IPAL pada Lampiran 4.
Tabel 2. Baku Mutu Limbah Cair untuk Iindustri Farmasi Menurut Kep51MENLH101995
Parameter Proses pembuatan
Bahan Formula mgL
Formulasi Pencampuran
mgL
BOD 100
75 COD
300 150
TSS 100
75 Total-N
30 -
TDS 1,0
-
3.8 Pengolahan Dokumentasi