Program Imunisasi Hepatitis B di Indonesia

Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga harus aktif berpartisifasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya. Dengan demikian maka pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan mereka peroleh dengan mantap dan lebih mendalam. Dengan partisipasi adalah suatu cara yang baik dalam rangka memberikan informasi-informasi dan pesan-pesan kesehatan.

2.5. Program Imunisasi Hepatitis B di Indonesia

Imunisasi hepatitis B pada individu dimaksudkan agar individu membentuk antibodi yang ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi oleh virus hepatitis B. Tujuan utama pemberian imunisasi hepatitis B yaitu untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B dan manifestasinya, secara tidak langsung menurunkan angka kesakitan dan kematian karena kanker hati dan pengerasan hati Depkes RI, 2000. Pemberian imunisasi hepatitis B sesuai dengan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2000 harus berdasarkan status HbsAg ibu pada saat melahirkan. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan status HbsAg yang tidak diketahui, diberikan vaksin rekombinan HB Vax-II 5 g atau engerix B 10 g atau vaksin plasma derived 10 mg secara intra muscular dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada umur 1 – 2 bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan. Apabila pada pemeriksaan selanjutnya diketahui HbsAg ibu positif segera diberikan 0,5 ml HBIF sebelum usia anak satu minggu. Bayi lahir dari ibu HbsAg positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir secara bersamaan diberikan 0,5 ml BIG dan vaksin rekombinan HB Vax-II 5 mg atau engerix B 10 mg intra muskular di sisi tubuh yang berlainan. Dosis kedua diberikan 1 – 2 bulan sesudahnya dan dosis ketiga pada usia 6 bulan. Bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg negatif, diberikan vaksin rekombinan HB Vax-II dengan dosis minimal 2,5 g atau engerix B 10 g, vaksin plasma derived dengan dosis 10 g intra muscular saat lahir sampai usia 2 bulan. Dosis kedua diberikan 1 – 2 bulan kemudian dan dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Pemberian imunisasi hepatitis B segera setelah lahir di Indonesia masih sulit. Kesulitan itu antara lain karena masyarakat belum biasa menerima penyuntikan pada bayi baru lahir dan kontak tenaga kesehatan dengan bayi baru lahir kurang karena sebagian persalinan masih ditolong oleh dukun Depkes RI, 2000. Koordinasi pelaksanaan imunisasi hepatitis B dilakukan oleh petugas KIA dan imunisasi. Pemberian imunisasi HB 0 - 7 hari menjadi kewenangan petugas KIA sedangkan HB 2 dan HB 3 kewenangan petugas imunisasi. Penjangkauan bayi baru lahir dengan memantau kohort ibu hamil yang dimulai saat ANC. Persalinan yang ditolong oleh nakes dosis pertama imunisasi hepatitis B diberikan segera setelah lahir sedangkan persalinan yang ditolong oleh dukun, penjangkauannya berdasarkan laporan keluarga kaderdukun kepada nakesBDD Depkes RI, 2002. Tabel 2.2. Jadwal Pelaksanaan Program Imunisasi Nasional Umur Vaksin Tempat Bayi lahir di rumah 0 bulan 0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan Bayi lahir di RSRBBidan Praktek 0 bulan 0-7 hari 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan HB1 BCG HB2 HB2, DPT1, Polio 1 HB3, DPT2, Polio 2 Campak dan Polio 4 HB1, Polio 1, BCG HB2, DPT1, Polio 2 HB3, DPT2, Polio 3 DPT3, Polio 4 Campak Dirumah Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu RSRBBidan Praktek Posyandu Posyandu Posyandu Posyandu Sumber: Depkes RI, 2000 Vaksin hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar mantel virus yang telah mengalami proses pemurnian. Vaksin HB akan rusak karena pembekuan dan karena pemanasan. Vaksin ini paling baik disimpan pada suhu 2 – 8 C. Adanya perkembangan baru untuk vaksin hepatitis B yang disebut uniject prefilled syring hepatitis B Uniject HB. Penggunaan uniject HB oleh bidan di desa adalah salah satu alternatif utama dalam upaya pengembangan hepatitis B agar bisa segera memberikan imunisasi pada bayi baru lahir 0 - 7 hari untuk mencegah terjadinya transmisi vertikal Depkes RI, 2000.

2.6. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Ibu tentang Peran Petugas Kesehatan terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B Pada Bayi 0-7 Hari di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Belawan

14 108 112

Pengaruh Faktor Pengetahuan, Dukungan Keluarga dan Kepercayaan terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) pada Bayi di Desa Selotong Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2011

7 81 92

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

1 34 74

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

0 0 10

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

0 0 1

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

0 0 4

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

1 1 11

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013

0 0 1

Karakteristik Dan Tingkat Pengetahuan Ibu Bayi Usia 0-7 Hari Yang Mendapatkan Imunisasi Hepatitis B Di Klinik Martini Medan Tembung Tahun 2013 Appendix

0 0 29

Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Prematur

0 0 5