Definisi kasus DDDBD secara laboratoris Definisi kasus DDDBD secara klinis

II.5.1. Definisi kasus DDDBD secara laboratoris

1. Presumtif positif kemungkinan Dengue : Apabila ditemukan demam akut disertai dua atau lebih manifestasi klinis berikut: nyeri belakang mata, mialgia, artralgia, ruam, manifestasi perdarahan, leukopenia, uji HI 1280 dan IgM anti Dengue positif, atau pasien berasal dari daerah yang pada saat yang sama ditemukan kasus confirmed Dengue infection. 2. Confirmed DBD pasti DBD : Kasus dengan konfirmasi laboratorium sebagai berikut : deteksi antigen Dengue, peningkatan titer antibodi 4 kali pada pasangan serum akut dan serum konvalesens, dan atau isolasi virus Hadinegoro dkk, 2004; Peters, 2001.

II.5.2. Definisi kasus DDDBD secara klinis

Kasus DBD : 1. Demam akut 2-7 hari, bersifat bifasik. 2. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa : a. Uji tourniquet positif, petekia, ekimosis atau purpura b. Perdarahan mukosa, saluran cerna, dan tempat bkas suntikan. c. Hematemesis atau melena. 3. Trombositopenia 100.000µl 28 4. Kebocoran plasma yang ditandai dengan : a. Peningkatan nilai hematokrit ≥ 20 dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin. b. Penurunan nilai hematokrit ≥ 20 setelah pemberian cairan yang adekuat. Nilai Ht normal diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan. c. Efusi pleura, asites, hipoproteinemi Hadinegoro dkk, 2004; Suhendro dkk, 2006. Kasus SSD : Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan overdiagnosis. Kriteria Klinis DBD : a. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari. b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan : 1. Uji tourniquet positif. 2. Petekia, ekimosis, purpura. 3. Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi. 4. Hematemesis dan atau melena. c. Pembesaran hati. d. Syok, ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah. 29 Kriteria Laboratoris : a. Trombositopenia 100.000µl atau kurang b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20 atau lebih. Dua kriteria pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi pleura dan atau hipoalbuminemia dapat mengamplifikasi diagnosis terutama pada pasien anemi dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia mendukung diagnosis DBD Hadinegoro dkk, 2004; Suhendro dkk, 2006. Derajat penyakit DBDSSD diklasifikasikan dalam 4 derajat WHO, 1997: Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji tourniquet. Derajat II : Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain. Derajat III : Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan nadi menurun 20 mmHg atau kurang atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah. Derajat IV : Syok berat profound shock, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur Suhendro dkk, 2006. 30 31

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Deteksi Dan Penentuan Virus Gengue Serotpe 1 Dari Serum Penderita Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Shain Reaction

0 43 61

Deteksi Dan Penentuan Virus Dengue Serotipe 3 Dari Serum Penderita Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction

1 39 65

Deteksi Dan Penentuan Serotipe Virus Dengue Tipe 1 Dari Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Menggunakan Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) Di Kota Medan

1 38 80

Deteksi Dan Penentuan Serotipe Virus Dengue Tipe-3 (Den-3) Dari Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Menggunakan Reverse Transcriptase- PCR (RT-PCR) Di Kota Medan

1 52 82

Analisis Kandungan Gelatin Babi dan Gelatin Sapi pada Cangkang Kapsul Keras yang Mengandung Vitamin A Menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction

0 13 80

Deteksi diferensial Tomato chlorosis virus (ToCV) dan Tomato infectious chlorosis virus (TICV) dengan reverse transcription polymerase chain reaction (RT PCR)

0 10 41

Deteksi cepat virus avian influenza dengan anigen dan penentuan subtipe H5 menggunakan reverse transcription-PCR(Polymerase chain reaction)

1 11 30

Deteksi diferensial Tomato chlorosis virus (ToCV) dan Tomato infectious chlorosis virus (TICV) dengan reverse transcription-polymerase chain reaction (RT-PCR)

0 5 80

Deteksi virus avian influenza (h5n1) pada unggas air di propinsi lampung dengan uji haemagglutination inhibition (hi) dan reverse transcriptase polymerase chain reaction (rt pcr)

0 4 50

Deteksi Virus Dengue dari Nyamuk Vektor Aedes aegypti di Daerah Endemik Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Padang dengan Metode Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).

1 3 15