Rolan Pakpahan : Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository ©2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan otonomi daerah yang ditandai dengan diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam perkembangannya kedua regulasi ini diperbaharui dengan UU No. 32 tahun 2004
dan UU No 33 tahun 2004 menjadi babak baru terkait dengan hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Daerah kabupaten dan kota diberikan
kewenangan yang lebih luas dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki.
Mardiasmo 2002 menyatakan bahwa pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui
usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
,
pemberian otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas sektor publik di Indonesia. Karena dengan otonomi,
Daerah dituntut untuk mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan dan bagian sharing dari Pemerintah
Pusat dan menggunakan dana publik sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat.
Rolan Pakpahan : Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository ©2009
Konsekuensi dari diberlakukannya otonomi daerah dan desentralisasi fiskal ini adalah Pemerintah Pusat akan menyerahkan wewenang dan tanggung jawab
yang lebih besar dalam hal pembiayaan, personalia, dan perlengkapan kepada pemerintah daerah, dan Pemerintah Daerah harus dapat mengurus rumah
tangganya sendiri terutama dalam mengelola keuangan daerah sesuai dengan tujuan otonomi daerah yaitu untuk mencapai kemandirian keuangan daerah.
Gambaran citra kemandirian daerah dalam berotonomi daerah dapat diketahui dari seberapa besar kemampuan dari pemerintah daerah dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan daerah, dan pelayanan kepada masyarakat daerah. Dalam penciptaan kemandirian daerah sebagai tujuan dari otonomi
daerah, pemerintah daerah harus beradaptasi dan berupaya meningkatkan mutu pelayanan publik dan perbaikan dalam berbagai sektor yang berpotensi untuk di
kembangkan menjadi sumber PAD dari sektor pajak daerah dan retribusi daerah. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah disebutkan bahwa sumber pendapatan asli daerah terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pengelolaan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah diatur dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta peraturan pelaksanaan
lainnya termasuk Peraturan Daerah. Dan dalam struktur APBD terlihat bahwa kontribusi terbesar dalam PAD adalah bersumber dari pendapatan pajak daerah
dan retribusi daerah karena dari semua komponen PAD, pajak daerah dan retribusi
Rolan Pakpahan : Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository ©2009
daerah memberikan sumbangan yang signifikan dalam perolehan penerimaan daerah.
Pajak daerah dan retribusi daerah yang diterapkan oleh pemerintah daerah, baik yang ditentukan oleh undang-undang daerah, maupun yang merupakan
perluasan objek pajak maupun retribusi sangat beragam. Jadi sangat diharapkan sumber penerimaan ini bisa menjadi salah satu sumber pembiayaan dan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Namun, bila diteliti keadaanya masing-masing daerah belum mampu menujukkan kinerjanya dalam
mengoptimalkan potensi daerahnya masing-masing. Kemampuan pembiayaan merupakan salah satu kriteria penting untuk menilai
secara nyata kemampuan suatu daerah dalam mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri, tanpa adanya biaya yang cukup, tidak mungkin suatu daerah
mampu menjalankan kewenangannya dalam mengurus dan menjalankan tugas serta kewajibannya untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Sebaliknya jika
kemampuan keuangan suatu daerah kuat, maka kemampuan daerah tersebut untuk menutupi semua kewajiban dan tanggung jawabnya juga akan semakin kuat.
Salah satu unsur terpenting dari pembiayaan pemerintah daerah adalah besarnya kontribusi dari Pendapatan Asli Daerah. Karena PAD ini merupakan
bukti nyata dukungan masyarakat lokal kepada pemerintahannya untuk menjalankan proses pemerintahan secara otonom, sejalan dengan pemberian
otonomi daerah melalui desentralisasi. Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu unsur terpenting dan merupakan kontributor utama dari
PAD. Untuk itulah peranan pajak daerah dan retribusi daerah ini perlu untuk
Rolan Pakpahan : Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository ©2009
dioptimalkan sehingga pemerintah daerah mampu untuk menyelenggarakan pemerintahannya dengan mengandalkan potensi daerah yang dimiliki.
Pajak daerah dan retribusi daerah sangat diharapkan bisa memenuhi semua alokasi belanja daerah suatu pemerintahan daerah dalam satu tahun anggaran,
karena semakin besar kemampuan daerah dalam mengoptimalkan potensi daerahnya sendiri sebagai sumber penerimaan, maka semakin kecil juga bantuan
pemerintahan pusat ataupun provinsi. Dan dengan semakin sedikitnya peranan pemerintah pusat dan provinsi terhadap pemerintahan daerah dalam hal
pengelolaan keuangan daerah. Maka prinsip kemandirian dalam akuntansi sektor publik yang dijadikan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan daerah otonomi
menjalankan otonomi daerah dapat dikatakan tercapai. Namun, dalam kenyataanya, pajak daerah dan retribusi daerah ini belum
terlalu kuat untuk menutupi semua pengeluaran pemerintah daerah yang digambarkan dalam belanja daerah, jika diperbandingkan, jumlah penerimaan
pemerintah daerah ini masih terlalu kecil dari total pengeluaran pemerintahan daerah. Dan secara umum, belum ada kabupatenkota di Indonesia yang mampu
menggali, mengoptimalkan dan menjadikan penerimaan dari pajak daerah dan retribusi daerah sebagai sumber pemasukan utama dalam memenuhi semua
pengeluaran pemerintah daerah. Pemerintah daerah masih sangat bergantung dan mengharapkan bantuan pemerintah pusat dan provinsi berupa dana perimbangan
untuk menutupi semua alokasi belanja daerah. Ini berarti daerah otonomi belum sepenuhnya dikatakan berhasil dalam melakukan otonomi daerah.
Rolan Pakpahan : Pengaruh Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan KabupatenKota Di Sumatera Utara, 2008.
USU Repository ©2009
Demikian juga dengan kondisi Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara, peranan pajak daerah dan retribusi daerah dalam membiayai belanja daerahnya
masing-masing belum optimal. Bahkan bisa dikatakan bahwa kontribusi pajak daerah dan retribusi daerah dalam menutupi semua belanja daerah pemerintah
kabupaten kota masih sangat kecil. Sehingga bantuan pemerintah pusat dan provinsi masih sangat diharapkan dalam menutupi sebagian besar pengeluaran
pemerintah daerah. Oleh karena itu KabupatenKota di Sumatera Utara masih harus bekerja keras dalam menggali dan mengembangkan potensi daerah yang
dimiliki, untuk mewujudkan tujuan dari otonomi daerah, yaitu mampu meningkatkan kemandirian daerah dalam menjalankan pemerintahannya.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka penulis tertarik untuk
membuat suatu karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Belanja Daerah Pemerintahan
KabupatenKota di Sumatera Utara”.
B. Perumusan Masalah dan Batasan Permasalahan.