melalui telepon genggam tentu akan berbeda-beda. Namun, apabila kalimat tersebut ditulis sesuai dengan penulisan bentuk kata dengan kaidah penulisan yang
baik, maka pembaca tidak akan bertanya-tanya dengan pesan yang telah diterima oleh si penerima pesan tersebut. Jelaslah bahwa maksud kalimat tersebut adalah
kita disuruh membuat judul saja untuk besok. Dari contoh di atas dapat dinyatakan
bahwa pemahaman tentang bentuk tampilan SMS sangat penting terutama dalam penulisan SMS.
1.1.2 Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk tampilan variasi bahasa dalam SMS pada majalah
Hai ?
2. Bagaimanakah makna variasi bahasa dalam SMS pada majalah Hai?
1.2 Batasan Masalah
Suatu penelitian harus dibatasi agar penelitian terarah dan tujuan penelitian tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan variasi bahasa dalam SMS
pada majalah Hai sebagai objek penelitian. Peneliti membatasi objek penelitian ini hanya dari bentuk tampilan dan makna variasi bahasa dalam SMS yang terdapat
pada majalah Hai terbitan Januari sampai Mei 2008.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan dan memahami bentuk tampilan variasi bahasa dalam
SMS pada majalah Hai.
2. Mendeskripsikan dan memahami makna variasi bahasa dalam SMS
pada majalah Hai.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, manfaat yang diperolah dari hasil penelitian variasi bahasa dalam SMS pada majalah Hai adalah:
1. Menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat dalam memahami
variasi bahasa dalam SMS pada majalah Hai. 2.
Menjadi sumber masukan bagi peneliti lain yang ingin membicarakan tentang variasi bahasa dalam SMS pada majalah Hai dengan bentuk
yang lain.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian variasi bahasa dalam SMS pada majalah Hai secara praktis dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengguna SMS dalam
memahami variasi bahasa dalam SMS yang lebih objektif dan realitas.
1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan Nawawi, 1991:61. Untuk mencapai tujuan penelitian ini digunakan metode deskriptif,
yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat
dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Jenis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian Nawawi, 1991:97. Data kualitatif dibagi
menjadi data primer dan data sekunder. Data primer atau objek pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode simak. Metode simak ialah metode yang
dipakai untuk menyimak penggunaan bahasa Mahsun, 2005:90. Sedangkan teknik dasar yang digunakan dalam metode simak adalah teknik sadap. Teknik
sadap ialah teknik yang dipakai untuk penyimakan yang diwujudkan dengan penyadapan dan peneliti sendiri sebagai instrumen dalam penyadapan, yaitu
peneliti membaca, mempelajari, dan memeriksa penggunaan bahasanya yang
Universitas Sumatera Utara
terdapat dalam bahasa SMS pada majalah Hai terbitan Januari sampai Mei 2008. Selanjutnya teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan dalam menerapkan
metode simak. Data sekunder yaitu data yang mengutip dari sumber lain. Data sekunder
diperoleh melalui sumber perpustakaan yang berupa buku cetak dan juga memperoleh data melalui sumber internet yang berhubungan dengan masalah
penelitian kemudian mencatat data-data yang telah terkumpulkan.
1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data
Data yang telah terkumpul dianalis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan secara bersamaan selama proses pengumpulan
data sejak penyadapan, yaitu peneliti mambaca, mempelajari dan memeriksa penggunaan bahasanya. Dalam penelitian ini, variasi bahasa dalam SMS pada
majalah Hai dianalisis secara keseluruhan kemudian mengklasifikasikan atau mengategorikan data berdasarkan beberapa tema yang sesuai dengan fokus
penelitian Suyanto, 2005:173. Selanjutnya data yang telah dianalisis disajikan berupa uraian kata-kata secara sistematis dalam bentuk laporan ilmiah yang
berupa skripsi.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Landasan teori 1. Variasi Bahasa
Bahasa menjadi bervariasi karena penutur bahasa berhubungan dengan tingkat golongan, status, dan kelas sosial karena dalam masyarakat tidak
merupakan kumpulan manusia yang homogen. Terjadinya kevariasian bahasa itu bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya, tetapi juga karena kegiatan
interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Perbedaan pekerjaan, profesi, jabatan, dan tugas para penutur juga dapat menyebabkan adanya variasi
bahasa. Pemakaian bahasa tidak hanya dipengaruhi oleh faktor linguistik, tetapi
dipengaruhi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik. Faktor nonlinguistik yaitu faktor sosial, dan faktor situasional. Faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian
bahasa terdiri atas status sosial, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, dan lainnya. Sedangkan faktor situasional yang mempengaruhi pemakaian bahasa
terdiri dari siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, dan mengenai masalah apa. Dengan adanya faktor sosial dan faktor
situasional inilah yang menyebabkan adanya variasi bahasa. Dalam variasi bahasa setidaknya terdapat tiga hal yaitu adanya pola-pola bahasa yang sama, pola-pola
bahasa yang dapat dianalisis secara deskriptif, dan pola-pola yang dibatasi oleh makna dipergunakan oleh penuturnya untuk berkomunikasi, sama halnya seperti
yang dikemukakan Suwito dalam Aslinda dan Leni, 2007:17 variasi bahasa adalah bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang masing-masing memiliki
pola yang menyerupai pola umum bahasa induknya.
Universitas Sumatera Utara
Bahasa dalam lingkungan sosial masyarakat satu dengan yang lainnya berbeda. Dengan adanya kelompok-kelompok sosial tersebut menyebabkan
bahasa yang dipergunakan bervariasi, hal ini didukung dengan pernyataan Chaer dan Agustina 1995:87 variasi bahasa berkenaan dengan tingkat golongan, status,
dan kelas sosial para penuturnya, yang mana variasi bahasa dapat dibagi atas 1 Akrolek
adalah variasi bahasa yang dianggap lebih tinggi atau bergengsi daripada variasi sosial lainnya. Sebagai contoh dari akrolek adalah yang disebut bahasa
bagongan, yaitu variasi bahasa Jawa yang khusus yang digunakan oleh para bangsawan kraton Jawa.
2 Basilek adalah variasi bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahasa rakyat kebanyakan bahkan dianggap dipandang rendah. Bahasa Inggris
yang digunakan oleh para cowboy dan kuli tambang dapat dikatakan sebagai basilek. Begitu juga bahasa Jawa “Krama ndesa”.
3 Vulgar adalah variasi bahasa yang ciri-cirinya tampak pemakaian bahasa oleh mereka yang kurang terpelajar, atau dari kalangan mereka yang tidak
berpendidikan dan berkecenderungan menyatakan sesuatu apa adanya dan kasar. 4 Kolokial variasi bahasa yang digunakan oleh penutur dalam
percakapan sehari-hari secara lisan. Kata kolokial berasal dari kata colloquium =percakapan,konversasi. Jadi, kolokial berarti bahasa percakapan, bukan bahasa
tulis. Juga tidak tepat kalau kolokial ini disebut bersifat “kampungan” atau bahasa kelas golongan bawah, sebab yang penting adalah konteks dalam pemakaiannya.
5 Jargon adalah variasi bahasa yang digunakan secara terbatas oleh kelompok-kelompok sosial tertentu, ungkapan yang digunakan seringkali tidak
Universitas Sumatera Utara
dapat dipahami oleh masyarakat umum atau masyarakat di luar kelompoknya namun ungkapan-ungkapan tersebut tidak bersifat rahasia. Misalnya dalam
kelompok montir atau perbengkelan terdapatnya ungkapan-ungkapan seperti roda gila
, didongkrak, dices, dibalans, dan dipoles. Dalam kelompok tukang batu dan bangunan ada ungkapan, seperti disipat, diekspos, disiku, dan ditimbang.
6 Argot adalah variasi bahasa yang digunakan secara terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia, letak kekhususan argot adalah pada
kosakata. Umpamanya dalam dunia kejahatan pencuri, tukang copet menggunakan ungkapan-ungkapan seperti barang dalam arti ‘mangsa’, kacamata
dalam arti ‘polisi’, dan daun dalam arti ‘uang’, gemuk dalam arti ‘mangsa besar’, dan tape dalam arti ‘mangsa yang empuk’.
7 Ken adalah variasi bahasa yang dipakai untuk merengek-rengek atau pura-pura yang bernada “memelas”, biasanya digunakan oleh kalangan sosial
rendah misalnya oleh para pengemis. Variasi bahasa yang terakhir adalah 8 Slang merupakan variasi bahasa
yang bercirikan penggunaan kosakata yang baru ditemukan dan cepat berubah biasanya dipakai oleh kaum muda atau kelompok sosial dan profesional untuk
berkomunikasi intrakelompok yang digunakan secara terbatas dan bersifat rahasia. Bahasa slang dirumuskan sebagai ragam bahasa yang tidak resmi dipakai
oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern sebagai usaha orang diluar kelompoknya tidak mengerti, kosa kata slang dapat berupa
pemendekan kata, kosa kata yang serba baru dan berubah-ubah.
Universitas Sumatera Utara
Contoh bentuk tampilan variasi bahasa dalam SMS pada majalah Hai edisi 25 Februari – 2 Maret 2008 terlihat adanya variasi bahasa yang berupa bahasa
slang yaitu:
Santai aj bro, yg lw bthin skrg tuh ksbrn. Skrg gw nysl bgt dlu dah nyiain dya.
Gw syg bgt sm dy. Tp nyokpnya g s7 dr dl bkapnya ud alm.
Adapun bahasa slang yang terdapat dalam SMS pada majalah Hai antara lain :
bro = bro
‘sapaan akrab untuk teman laki-laki’ nyokpbkap = nyokapbokap ‘ibubapak’
gw = gue
‘saya atau aku’ lw
= loe ‘kamu atau kau’
Dalam SMS pun dapat terlihat adanya variasi bahasa yang berupa bahasa slang. Jadi, terlihatlah banyak bentuk tampilan variasi bahasa dalam SMS dan
perlu disadari bahwa pemahaman tentang bentuk tampilan SMS sangat penting terutama dari segi penulisannya.
Universitas Sumatera Utara
2. Singkatan dan Akronim a. Singkatan