BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh individu maupun masyarakat. Tanpa ada bahasa berarti tidak
ada masyarakat dan tidak ada pergaulan. Sifat-sifat masyarakat terutama dapat dipelajari dari bahasanya, yang memang menyatakan sesuatu yang hidup dalam
masyarakat tersebut Kailani, 2001:76. Sumarsono dan Paina 2004:19 masyarakat itu terdiri dari individu-
individu, secara keseluruhan individu saling mempengaruhi dan saling bergantung, maka bahasa yang sebagai milik masyarakat juga tersimpan dalam
diri masing-masing individu. Setiap individu dapat bertingkah laku dalam wujud bahasa, dan tingkah laku bahasa individual dapat berpengaruh luas pada anggota
masyarakat bahasa lain. Oleh karena itu, individu tetap terikat pada aturan permainan yang berlaku bagi semua anggota masyarakat. Bahasa berfungsi di
tengah masyarakat dan berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi.
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia melakukan interaksi, bekerja sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat. Dalam melakukan
hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa.
Universitas Sumatera Utara
Bahasa mampu membuat manusia membentuk kelompok sosial, sebagai pemenuhan terhadap kebutuhannya untuk hidup bersama. Dalam kelompok sosial
tersebut manusia terikat secara individual. Keterikatan individu-individu dalam kelompok ini sebagai identitas dari dalam kelompok tersebut. Setiap individu
adalah anggota dari kelompok sosial tertentu yang tunduk pada seperangkat aturan yang disepakati dalam kelompok tersebut. Salah satu aturan yang terdapat di
dalamnya adalah seperangkat aturan bahasa. Bahasa merupakan unsur yang penting sebagai penentu bagi berhasilnya
sebuah komunikasi. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal yang bersifat arbitrer, yang dapat diperbuat
dengan gerak-gerik badaniah yang nyata. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, dipergunakan untuk mengekspresikan segala sesuatu yang tersirat di
dalam pikiran dan perasaan penuturnya. Ungkapan pikiran dan perasaan manusia dipengaruhi oleh dua hal yaitu oleh keadaan pikiran dan perasaan itu sendiri
http:bahanamahasiswa.org. Sebuah komunikasi dikatakan efektif apabila setiap penutur menguasai
perbedaan ragam bahasa. Kridalaksana dalam http:bahanamahasiswa.org mengemukakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian
yang dibedakan menurut topik, hubungan pelaku, dan medium pembicaraan. Jadi ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang timbul menurut
situasi dan fungsi yang memungkinkan adanya variasi tersebut. Dengan penguasaan ragam bahasa, pengguna bahasa dapat dengan mudah
mengungkapkan gagasannya melalui pemilihan ragam bahasa yang ada sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, penguasaan ragam bahasa menjadi
Universitas Sumatera Utara
tuntutan bagi setiap pengguna komunikasi, mengingat kompleksnya situasi dan kepentingan yang masing-masing menghendaki kesesuaian bahasa yang
digunakan. Pemilihan terhadap salah satu ragam bahasa dipengaruhi oleh faktor kebutuhan penutur akan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi.
Ragam bahasa menurut topik pembicaraan mengacu pada pemakaian bahasa dalam bidang tertentu seperti bidang jurnalistik, kesusastraan, dan
pemerintahan. Ragam bahasa menurut hubungan pelaku dalam pembicaraan atau gaya penuturan menunjuk pada situasi formal atau informal. Medium
pembicaraan atau cara pengungkapan dapat berupa sarana atau cara pemakaian bahasa, misalnya bahasa lisan dan bahasa tulis. Sehingga masing-masing ragam
bahasa memiliki ciri-ciri tertentu, sehingga ragam yang satu berbeda dengan ragam yang lain.
Pemakaian ragam bahasa perlu penyesuaian antara situasi dan fungsi pemakaian. Hal ini sebagai indikasi bahwa kebutuhan manusia terhadap sarana
komunikasi juga bermacam-macam. Untuk itu, kebutuhan sarana komunikasi bergantung pada situasi pembicaraan yang berlangsung. Dengan adanya
keanekaragaman bahasa di dalam masyarakat, kehidupan bahasa dalam masyarakat dapat diketahui, misalnya berdasarkan jenis pendidikan atau jenis
pekerjaan seseorang, bahasa yang dipakai memperlihatkan perbedaan. Chaer dan Agustina 1995:80 bahasa mempunyai sistem dan subsistem
yang dipahami oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, maka wujud bahasa
yang konkret menjadi bervariasi. Terjadinya kevariasian bahasa bukan hanya
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat bervariasi. Setiap kegiatan
memerlukan atau menyebabkan terjadinya kevariasian bahasa itu. Kevariasian ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang
sangat banyak serta dalam wilayah yang sangat luas. Dalam variasi bahasa terdapat dua pandangan yaitu 1 Variasi bahasa
dilihat sebagai akibat adanya kevariasian sosial penutur bahasa dan kevariasian fungsi bahasa. 2 Variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya
sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang bervariasi. Chaer dan Agustina, 1995:82 membedakan variasi bahasa antara lain dari segi 1 Penutur,
2 Pemakaian, 3 Keformalan, dan 4 Sarana. Variasi bahasa dari segi penutur atau yang disebut idiolek, yakni variasi bahasa yang bersifat perorangan. Variasi
berdasar penuturnya berarti siapa yang menggunakan bahasa itu, di mana tinggalnya, bagaimana kedudukan sosialnya di dalam masyarakat, apa jenis
kelaminnya, dan kapan bahasa itu digunakan. Variasi dari segi pemakaian, variasi ini berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya yang disebut
fungsiolek. Variasi bahasa dari segi keformalan dibagi atas lima macam gaya yaitu
1 ragam beku frozen, 2 ragam resmi formal, 3 ragam usaha konsultatif, 4 ragam santai casual, 5 ragam akrab intimate.
Variasi bahasa dari segi sarana, dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan
sarana atau alat tertentu. Ragam bahasa lisan dalam menyampaikan informasi
Universitas Sumatera Utara
akan dibantu oleh unsur-unsur nonlinguistik yang berupa nada suara, gerak-gerik tangan, dan gelengan kepala, tetapi dalam ragam bahasa tulis hal tersebut tidak
terdapat, yang dapat terlihat hanya dengan pemakaian tanda baca, diksi, dan gaya bahasa. Oleh karena itu, dalam berbahasa tulis harus lebih menaruh perhatian
tanda lambang yang disusun agar dapat dipahami pembaca dengan baik. Salah satu fungsi tanda lambang adalah untuk menyampaikan pesan, dengan fungsi itu
komunikasi tanda lambang berkembang dan tidak menentu mencari bentuk yang tepat untuk mewadahi pesan yang dikandungnya. Sebagai contohnya para
pengguna SMS berkreasi menciptakan variasi bahasa tersendiri. Kaidah berbahasa memang tidak dapat dipaksakan kepada para penggunanya, begitu pula kepada
pengguna SMS. SMS adalah kependekan dari Short Message Service. Teknologi ini
membuat kita untuk dapat bertukar pesan pendek antar sesama pemakai telepon genggam. Pengguna telepon genggam dengan Global Sending Mechanism GSM
yaitu cara pengiriman pesan dapat mengirim dan menerima pesan singkat yang biasanya sampai dengan 160 karakter huruf. Teks dapat berupa kata atau nomor
maupun kombinasi huruf dengan angka. Short Message pesan singkat pertama yang dikirimkan adalah pada bulan Desember 1992 dari sebuah Personal
Computer PC ke sebuah telepon genggam pada jaringan Vodafone GSM di
Inggris. Pesan singkat ini dilakukan dengan huruf latin maka 160 karakter yang dapat dikirim, apabila nonlatin seperti huruf Arab atau Cina jumlah karakternya
adalah 70 http:www.total.or.id.
Universitas Sumatera Utara
Bahasa SMS adalah salah satu bentuk dari perkembangan teknologi, dan adanya penggunaan jasa telekomunikasi dengan sebuah telepon genggam terlihat
betapa maraknya pengguna SMS dalam masyarakat. SMS merupakan sebuah pesan yang ditulis dengan singkatan-singkatan,
kaya simbol, dan selipan bahasa asing Inggris. SMS merupakan padanan penulisan yang dilafalkan dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing yang ditulis
dengan susunan huruf-huruf tidak beraturan yang menghasilkan simbol-simbol dalam komunikasi. Simbol-simbol yang muncul kemudian diterima oleh pihak
yang dituju pengirim dan diartikan sebagai pesan dari pengirim. SMS seperti namanya merupakan pesan singkat. Pesan yang ditulis dalam
SMS pun disingkat dengan lebih efisien dan padat. Pemakaian penulisan SMS ini sudah ada sejak SMS itu sendiri muncul. Namun pada perkembangannya,
muncullah penulisan lain yang kadang-kadang aneh dan kurang dapat dipahami oleh orang-orang yang tidak menggunakan SMS. Pesan-pesan yang kata-katanya
serba disingkat dalam SMS memang tergolong ‘liar’ tidak teratur menurut aturan apabila dilihat dari segi singkatan. Oleh karena namanya SMS, maka pengguna
SMS semakin mempersingkat pesan yang akan dikirim ataupun yang diterima oleh sesama pengguna SMS.
Bahasa SMS dipergunakan generasi muda dalam berbahasa tulis, karena alasan kesulitan mengetik, rasa malas, atau sempitnya waktu bahasa SMS disusun
sehingga disingkat-singkat, seperti tanda lambang fonem tetapi dibaca berupa kata, contohnya ‘kt dsrh bwt jdl az utk bsk’. Adapun maksud dalam kalimat
tersebut dapat ditafsirkan pembaca yang menerima pesan tersebut lewat SMS
Universitas Sumatera Utara
melalui telepon genggam tentu akan berbeda-beda. Namun, apabila kalimat tersebut ditulis sesuai dengan penulisan bentuk kata dengan kaidah penulisan yang
baik, maka pembaca tidak akan bertanya-tanya dengan pesan yang telah diterima oleh si penerima pesan tersebut. Jelaslah bahwa maksud kalimat tersebut adalah
kita disuruh membuat judul saja untuk besok. Dari contoh di atas dapat dinyatakan
bahwa pemahaman tentang bentuk tampilan SMS sangat penting terutama dalam penulisan SMS.
1.1.2 Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang dan masalah yang telah diuraikan di atas maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah bentuk tampilan variasi bahasa dalam SMS pada majalah
Hai ?
2. Bagaimanakah makna variasi bahasa dalam SMS pada majalah Hai?
1.2 Batasan Masalah