PEMBAHASAN PENUTUP Hubungan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap keberhasilan ASI Eksklusif di Posyandu Kelurahan Cempaka Putih Ciputat Timur

xvii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Informed Consent Lampiran 3. Kuesioner Lampiran 4. Hasil Olahan SPSS Univariat Lampiran 5. Hasil Olahan SPSS Bivariat Lampiran 6. Rekapitulasi Jawaban Responden pada Kuesioner 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik BPS bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN dan Kementerian Kesehatan yang dirancang untuk menyediakan data kependudukan, keluarga berencana, dan kesehatan dimana salah satu tujuan dari SDKI 2012 adalah mengukur tingkat dan kecenderungan kematian bayi dan anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak adalah Angka Kematian Neonatal AKN, Angka Kematian Bayi AKB, dan Angka Kematian Balita AKABA. Target penurunan AKB pada MDGs 2015 yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup maka peningkatan akses dan kualitas pelayanan bagi bayi baru lahir neonatal menjadi prioritas utama. Berdasarkan hasil SDKI tahun 2012, AKN pada tahun 2012 sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup menurun dari 20 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2007 dan 23 per 1000 kelahiran hidup berdasarkan hasil SDKI 2002. Perhatian terhadap upaya penurunana AKN 0-28 hari menjadi penting karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 56 kematian bayi. Komitmen global dalam MDGs menetapkan pada target ke empat terkait kematian anak yaitu menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015. Persentase AKN, AKB dan AKABA untuk lima tahun sebelum survei hasil SDKI 2012 menunjukkan adanya penurunan, namun angka tersebut masih menunjukkan tingkat penurunan yang lebih lambat dalam tahun-tahun akhir. Penyakit penyebab kematian bayi berusia 0-7 hari early neonatal death terbanyak adalah premature disertai berat badan lahir rendah dan asfiksia lahir. Penyebab kematian bayi berusia 8-28 hari late neonatal death terbanyak adalah infeksi dan feeding problem Djaja dan Soemantri, 2003. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menekan AKB yaitu dengan sesegera mungkin memberi kolostrum yang ada dalam Air Susu Ibu ASI kepada bayi baru lahir yang berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh neonatal Setjaningsih, 2012. Kolostrum merupakan sekresi ASI pertama selama dua sampai tiga hari sesudah persalinan. Kolostrum merupakan makanan pertama bagi bayi yang memiliki nilai nutrisi yang tinggi dan mengandung semua unsur yang diperlukan oleh bayi sebagai antibodi dan anti infeksi Purwanti, 2004. Bayi yang diberi kesempatan Inisiasi Menyusu Dini IMD lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi kesempatan Roesli, 2012. IMD adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri setelah kelahiran. Bayi diletakkan di dada ibunya dan bayi itu sendiri dengan segala upayanya mencari puting untuk segera menyusu. Jangka waktunya adalah sesegera mungkin setelah melahirkan. IMD sangat penting tidak hanya untuk bayi, namun juga bagi ibu Yuliarti, 2010. Menurut hasil penelitian Righard 1990 dalam Roesli 2014 bahwa bayi yang baru lahir memiliki respon menyusu lebih baik. Pada usia kurang dari 30 menit bayi harus segera didekatkan kepada ibu dengan cara menempelkan bayi pada payudara ibu. Hal ini dilakukan bukan untuk pemberian nutrisi tetapi untuk belajar menyusui guna mempersiapkan payudara ibu mulai memproduksi ASI. Selain itu, gerakan untuk mengisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu berusia 20-30 menit, sehingga apabila terlambat menyusui refleks ini akan berkurang dan melemah Fikawati dan Syafiq, 2003. Penelitian di Ghana yang dilakukan oleh Edmond 2006 dengan melibatkan 10.947 bayi menyatakan bahwa kesempatan menyusu dalam satu jam pertama dengan dibiarkan kontak kulit ke kulit ibu setidaknya selama satu jam maka 22 nyawa bayi dibawah 28 hari dapat diselamatkan. Menurut Roesli 2012 persentase kematian balita dapat dicegah dengan beberapa intervensi yaitu IMD, menyusui eksklusif enam bulan dan diteruskan dengan memberikan makanan pendamping ASI MP- ASI. IMD dapat mengurangi 22 kematian bayi 28 hari dari sekitar 40 kematian balita yang terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi. Berarti IMD mengurangi angka kematian balita 8,8 Roesli, 2012. IMD juga berperan dalam meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Hasil penelitian Dinartiana dan Sumini 2011 menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan IMD dengan keberhasilan ASI eksklusif pada ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di Kelurahan Gunungpati Kota Semarang. Ibu yang menyusui lebih dari 1 jam pasca-persalinan berisiko memberikan makanan prelaktal 4,87 kali dibanding ibu yang menyusui kurang dari 1 jam pasca melahirkan Rosha,dkk, 2013. Penelitian Susanti 2011 menunjukkan bahwa rata-rata waktu keluarnya ASI pada ibu yang melakukan IMD adalah 11,29 jam sedangkan pada ibu yang tidak melakukan IMD adalah 36,7 jam. Hal ini dibuktikan dengan adanya teori bahwa isapan bayi dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin, yaitu hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI Yuliarti, 2010. Menyusui eksklusif enam bulan dan tetap diberi ASI sampai 11 bulan saja dengan makanan pendamping ASI MP-ASI pada usia enam bulan menurunkan kematian balita sebanyak 13 Roesli, 2012. Pemberian pengganti susu ibu PASI sebelum anak berumur enam bulan tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan kemungkinan terkontaminasi dan meningkatkan risiko terkena penyakit khususnya diare SDKI, 2012. Bayi yang tidak diberi ASI memiliki risiko lebih besar enam kali lipat untuk meninggal akibat penyakit menular termasuk diare dalam dua bulan pertama kehidupan dibandingkan mereka yang mendapatkan ASI WHO 2000, dalam Jennifer dan Muthukumar, 2012. Persentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 54,3, sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 48,6 Kemenkes, 2014. Sedangkan, persentase proses mulai mendapat ASI kurang dari satu jam pada anak umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5 RISKESDAS, 2013. UNICEF dan WHO 2014 membuat rekomendasi pada ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya. Sesudah umur 6 bulan, bayi baru dapat diberikan makanan pendamping ASI MP-ASI dan ibu tetap memberikan ASI sampai anak berumur minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga merekomendasikan para ibu untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan kepada bayinya RISKESDAS, 2013. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah terkait pencapaian cakupan ASI eksklusif di Indonesia. Selain itu, Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan IMD sebagai tindakan “penyelamatan kehidupan”, karena IMD dapat menyelamatkan 22 dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan Kemenkes, 2014. Menurut agama islam menyusukan bayi adalah hak seorang ibu . Ini telah ditegaskan oleh Allah swt., Allah Ta’ala berfirman… َﺔَﻋﺎَﺿﱠﺮﻟا ﱠﻢِﺘُﯾ نَأ َداَرَأ ْﻦَﻤِﻟ ِﻦْﯿَﻠِﻣﺎَﻛ ِﻦْﯿَﻟْﻮَﺣ ﱠﻦُھَدَﻻْوَأ َﻦْﻌِﺿْﺮُﯾ ُتاَﺪِﻟاَﻮْﻟاَو ﱠﻻِإ ٌﺲْﻔَﻧ ُﻒﱠﻠَﻜُﺗ َﻻ ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ ﱠﻦُﮭُﺗَﻮْﺴِﻛَو ﱠﻦُﮭُﻗْزِر ُﮫَﻟ ِدﻮُﻟْﻮَﻤْﻟا ﻰَﻠَﻋَو ُﻞْﺜِﻣ ِثِراَﻮْﻟا ﻰَﻠَﻋَو ِهِﺪَﻟَﻮِﺑ ُﮫﱠﻟُ◌ُدﻮُﻟْﻮَﻣ َﻻَو ﺎَھِﺪَﻟَﻮِﺑ ُةَﺪِﻟاَو ﱠرﺂَﻀُﺗ َﻻ ﺎَﮭَﻌْﺳُو ْنِإَو ﺎَﻤِﮭْﯿَﻠَﻋ َحﺎَﻨُﺟ َﻼَﻓ ٍرُوﺎَﺸَﺗَو ﺎَﻤُﮭْﻨِّﻣ ٍضاَﺮَﺗ ﻦَﻋ ًﻻﺎَﺼِﻓ اَداَرَﺄْﻧِﺈَﻓ َﻚِﻟَذ ﻢُﺘْﯿَﺗاَءﺂﱠﻣ ﻢُﺘْﻤﱠﻠَﺳ اَذِإ ْﻢُﻜْﯿَﻠَﻋ َحﺎَﻨُﺟ َﻼَﻓ ْﻢُﻛَدَﻻْوَأ اﻮُﻌِﺿْﺮَﺘْﺴَﺗ نَأ ْﻢُﺗْدَرَأ }233 {ُ◌ُﺮﯿِﺼَﺑ َنﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ َﷲ ﱠنَأ اﻮُﻤَﻠْﻋاَو َﷲ اﻮُﻘﱠﺗاَو ِفوُﺮْﻌَﻤْﻟﺎِﺑ “ Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut.