Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Lapangan Field Research
Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung ke BPS Badan Pusat Statistik dengan melihat data yang dibutuhkan dalam mengerjakan Tugas Akhir
ini. 2. Penelitian Kepustakaan Library Research
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang didapat seperti : buku-buku, tulisan ilmiah,
internet dan catatan selama perkuliahan yang berhubungan dengan Judul Tugas Akhir ini.
Untuk mengetahui perkembangan produksi kelapa sawit untuk beberapa tahun ke depan, maka metode yang digunakan ialah rumus Pertumbuhan Geometri, yaitu :
Pn = Po 1 + r
n
Dimana : Pn
= jumlah produksi pada tahun n Po
= jumlah produksi pada tahun awal
r = tingkat pertumbuhan produksi
n = jangka waktu antara Po dan Pn
1.6 Sistematika Penulisan
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
Adapun sistematika penulisan penyelesaian tugas akhir ini adalah :
BAB 1 : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang, identifikasi masalah,
maksud dan tujuan penulisan, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini penulis menguraikan tentang proyeksi dan produksi.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS Bagian tersebut menguraikan secara ringkas mengenai sejarah BPS yang
meliputi sejarah BPS masa pemerintahan Hindia Belanda, Jepang, masa kemerdekaan Republik, masa Orde Baru sampai sekarang, tata kerja,
kegiatan, program pengembangan dan struktur organisasi BPS. BAB 4 : ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menguraikan analisa perkembangan produksi dan analisa produksi perkebunan rakyat, perkebunan besar negara, dan
produksi besar swasta. BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini dijelaskan cara penggunaan program aplikasi excel. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis menguraikan kesimpulan dan saran.
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Proyeksi
Proyeksi secara umum adalah untuk mengetahui perkembangan di masa yang akan
datang berdasarkan data yang telah ada. Proyeksi pada dasarnya merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai terjadinya suatu kejadian nilai dari suatu variabel
untuk waktu yang akan datang seperti proyeksi bibit kelapa sawit untuk lima tahun yang akan datang.
Hasil proyeksi menggambarkan tingkat kemampuan untuk masa yang akan datang, untuk menghindari atau mengurangi tingkat resiko dari kesalahan. Maka
diperlukan asumsi-asumsi yang dibuat oleh pihak pengambil keputusan, yang didukung oleh proyeksi tentang tingkat kemampuan perkebunan di masa depan secara
objektif.
Proyeksi yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dan kenyataan sekecil mungkin. Dirumuskan :
error = hasil ramalan – kenyataan
Jadi, bila errornya kecil bisa mendekati nol, maka ramalan ini dapat dikatakan ramalan yang baik.
2.1.1 Peranan Proyeksi
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
Jika dikaitkan dengan masalah manajemen, maka proyeksi dapat digunakan sebagai
berikut : 1. Dasar evaluasi, agar realisasi hasil kerja di lapangan sesuai dengan proyeksi yang
telah ditetapkan. 2. Alat pengendalian terhadap pelaksanaan atau implementasi tersebut agar bisa
diketahui seluruh kesalahan atau penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau koreksi.
3. Dasar suatu perencanaan, agar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah terjadi suatu perencanaan yang ambisius dan sulit
untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan keuangan serta kemampuan material.
2.2 Produksi
Produktivitas kelapa sawit akan meningkat secara tajam dari umur 3-7 tahun periode
tanaman muda, young, mencapai tingkat produksi maksimal pada umur sekitar 15 tahun periode tanaman remaja, prime dan mulai menurun pada periode tanaman tua
sampai menjelang masa peremajaan pada umur 16 tahun.
2.2.1 Tandan Buah Segar TBS
Tandan Buah Segar TBS adalah suatu bagian dari produksi kelapa sawit yang
merupakan produk awal yang kelak akan diolah menjadi minyak kasar CPO Crude Palm Oil dan inti sawit karnel sebagai produk utama disamping produk-produk
sampingan lainnya.
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
Lamanya proses pembentukan Tandan Buah Segar TBS, dari saat ini terjadinya penyerbukan sampai dengan matangnya tergantung pada keadaan iklim dan
faktor-faktro yang mempengaruhi pertumbuhan. Lamanya proses pemasakan buah di beberapa daerah berbeda-beda.
Masaknya buah dalam satu tandan tidak sekaligus tetapi berangsur-angsur dimulai dari bagian atas dan bagian samping yang terkena sinar matahari menuju ke
arah pangkal. Buah kelapa sawit pada saat waktu mudah berwarna hitam, kemudian setelah berumur lebih dari 5 bulan berangsur-angsur menjadi merah kekuning-
kuningan. Tandan buah dinyatakan matang jika brondolannya telah lepas dan jatuh secara alami dari tandannya.
Proses pembentukan minyak pada daging buah mesocarp berlangsung selama 3-4 minggu, yaitu sampai tingkat matang morfologis. Yang dimaksud matang
morfologis adalah buah telah matang dan kandungan minyaknya sudah optimal. Buah kelapa sawit terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Lapisan luar Epicarpium disebut kulit luar. 2. Lapisan tengah Mesocarpium disebut daging luar mengandung minyak sawit.
3. Lapisan dalam Endocarpium disebut inti mengandung minyak inti. Diantara inti dan daging buah terdapat lapisan tempurung cangkang yang keras.
2.2.2 Faktor-Faktor Produktivitas Tandan Buah Segar TBS
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
Tinggi rendahnya produktivitas Tandan Buah Segar TBS per hektar suatu kebun tergantung dari komposisi umur tanaman yang ada dikebun tersebut semakin luas dan
komposisi tanaman remaja dan tua semakin rendah produktivitas per hektarnya. Semakin banyak tanaman dewasa dan teruna semakin tinggi pula produktivitas per
hektarnya. Komposisi umur tanaman ini setiap tahun berupa sehingga juga berpengaruh terhadap pencapaian produktivitas per hektarnya per tahun.
Kelapa sawit umur ekonominya 25 tahun, setelah umur 26 tahun sebaiknya
diremajakan kembali karena pohon sudah tua dan terlalu tinggi atau lebih dari 13 meter sehingga menyulitkan untuk dipanen.
Untuk mempertahankan produktivitas per hektar yang tinggi sebaiknya tidak
menunda-nunda peremajaan. Dasar pertimbangan yang umum dilakukan untuk peremajaan tanaman kelapa sawit antara lain adalah :
- Kerapatan pohon per hektar
- Umur tanaman
- Jenis persilangan
- Produksi per tahun
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas Tandan Buah Segar TBS dapat dikelompokkan ke dalam tiga faktor, yaitu :
- Faktor lingkungan : iklim, tanah, kemampuan lahan
- Faktor bahan tanaman : botani dan perbanyakan bahan tanaman
- Faktor kultur jaringan
2.2.3 Upaya Peningkatan Produktivitas TBS
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
Pn Pn
Pn Upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan produktivitas TBS, yaitu :
- Mengupayakan sistem pengolahan tanah yang efektif
- Pada musim kering sebelum datang hujan, tidak melakukan pemupukan
- Melakukan sistem pemeliharaan antara lain dengan melukakan penyiraman di
dalam atau antar polybag, pemupukan secara intensif, pengendalian hama atau penyakit dengan penggunaan insektisida.
- Mengawasi pembakaran pada areal pembukaan lahan baru agar tidak
merambat keluar.
2.3 Metode Analisa Data
Data akan diproyeksikan untuk beberapa tahun kedepan dengan menggunakan Metode
Matematika, yaitu Metode Geometri Prathama, Dasar-dasar Demografi, 2004 Rumus :
Pn = Po 1 + r
n
1 + r
n
=
log 1 + r
n
= log
n log 1 + r = log Po
Po
log Pn
Po
Po
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
n log 1 + r =
Dimana : Pn
= jumlah produksi pada tahun n Po
= jumlah produksi pada tahun awal
r = tingkat pertumbuhan produksi
n = jangka waktu antara Po dan Pn
r = n
Pn Po
antilog
n
antilog Pn
Po
1 + r =
- 1
Christine Natalia Manurung : Proyeksi Produksi Kelapa Sawit Di Indonesia Pada Tahun 2006-2010, 2010.
BAB 3
SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK BPS
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik BPS di Indonesia