BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dato’ Seri Abdullah Haji Ahmad Badawi atau yang dikenal dengan panggilan Pak Lah adalah orang yang menggantikan Tun Dr. Mahathir Mohamad
untuk jabatan Perdana Menteri Malaysia yang kelima, pada 31 Oktober 2003
1
. Beliau telah membawa suatu kebijakan dan pemikiran politik yang baru dalam pemerintahan
Malaysia pada awal pemerintahnya, di antaranya yaitu prinsip “kepemimpinan melalui teladan” yang bersifat “cemerlang, gemilang, dan terbilang”. Melalui prinsip
itu beliau berjanji akan memerangi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan dalam jabatan Kerajaan. Hal ini telah mendapat dukungan dan pujian dari masyarakat.
Selanjutnya di bawah pemerintahnya beliau telah memberi tumpuan pada pemulihan sektor pertanian, terutama pendapatan para petani dalam rangka
meningkatkan ekonomi dalam negeri. Beliau juga telah memperkenalkan gagasan Islam Hadhari sebagai satu visi baru dalam pemerintahan Malaysia, karena
pendekatan ini dapat mengembalikan umat Islam khususnya di Malaysia kepada ajaran yang sebenar dan mengubah pola fikir masyarakat, yang kemudian mengubah
persepsi masyarakat Barat terhadap Agama Islam. Gagasan Islam Hadhari adalah juga untuk memberi tumpuan terhadap
pembangunan dan pembinanaan peradaban serta menaikkan taraf hidup dengan
1
Tajudin Bin Hussein, ed., Malaysia Negara Kita, Kuala Lumpur: MDC Publishers Sdn Bhd, 2007, h. 309-311
penguasaan ilmu pengetahuan, kualitas hidup masyarakat dan ekonomi
2
. Beliau juga telah mencetuskan ide Rencana Pembangunan Negara yaitu; “Misi Nasional”, Misi
Nasional merupakan kerangka dasar program dan perlaksanaan pembangunan negara yang menjadi tumpuan, dalam tempo lima belas tahun ke depan 2005-2020. Misi ini
terdiri dari lima prinsip yaitu; 1. meningkatkan ekonomi ke arah yang lebih tinggi, 2. meningkatkan kemampuan pengetahuan dan inovasi negara dalam meningkatkan
pola fikir bangsa, 3. menangani masalah keseimbangan sosial ekonomi secara pengorganisasian produksi dan kosumsi, 4. meningkatkan taraf kualitas hidup
masyarakat, 5. meningkatkan kemampuan institusi dan perlaksanaan. Misi ini Sebagai keseinambungan dari RMK-9 Rancangan Malaysia ke Sembilan. RMK-9 2006-
2010. Ia merupakan Rencana Pembangunan Negara untuk tempo lima tahun pertama, dalam Misi Nasional. Misi ini secara keseluruhan berdasarkan dari prinsip Islam
Hadhari. Pada pembahasan pembentangan RMK-9 di Parlemen Abdullah Ahmad
Badawi telah memperkenalkan istilah Modal Insan Human Capital, walau istilah ini telah lama ada, menurut beliau faktor kemanusian dan kemasyarakatan merupakan
dua perkara penting di dalam pembangunan modal insan
3
. Oleh karena itu, kepemimpinan Abdullah Ahmad Badawi telah memberi tumpuan yang lebih kepada
pembangunan Modal Insan tersebut. Hal ini karena faktor modal insan sebagai
2
Jabatan Kemajuan Islam Malaysia, Islam Hadhari Satu Penjelasan, Kuala Lumpur; Pecetakan Nasional Malaysia Behad, Cetakan Kedua, 2005, h. 2
3
Istilah Modal Insan sama artinya dengan Sumber Daya Manusia.
pengerak roda ekonomi, pembangunan dan kemajuan negara, menuju visi 2020 yaitu menjadikan negara Malaysia sebagai negara yang maju, dan berdaya saing dengan
mempertahankan nilai luhur bangsa. Dengan demikian, pembangunan modal insan harus sejalan dengan pembangunan dan kemajuan negara, agar terdapat
keseimbangan antara keduanya. Untuk mencapai sebuah negara yang maju sudah seharusnya faktor
pembangunan modal insan menjadi bagian dari instrumen penting yang perlu diberi tumpuan untuk mencapai pembangunan yang bersifat sustainable developmen
4
t. Oleh
karena itu, pembangunan modal insan merupakan tumpuan dalam RMK-9. Pembangunan modal insan yang bakal dilaksanakan adalah secara
holistik
5
, yaitu mencakup pembangunan ilmu pengetahuaan, kemahiran, keupayaan
keusahawanan, pengetahuan sains dan teknologi, membudayakan sikap positif dan progresif dengan cara pendidikan dan latihan, dan moralitas yang tinggi.
Pembentukan sebuah negara yang hanya mementingkan elemen material akan melahirkan manusia yang bersifat individual. Hal ini mengakibatkan manusia
selalu melakukan kerusakan dan pemusnahkan sumber daya alam demi mencapai keuntungan pribadi. Sifat demikian berlawanan dengan semangat dan falsafah
pembangunan menurut persepektif Islam. Model pembangunan menurut pandangan
4
Aminin Amir Abdullah, Pembangunan dan Kemajuan Modal Insan Dalam RMK-9: Satu Penelitian Dalam Ahmad Zaki Berahim, ed., Tentang Pembangunan Modal Insan Peringkat
Kebangsaan: Prosiding Seminar Tamadun Islam Universiti Malaya , 26-27 Julai 2006 Kuala
Lumpur: Jabatan Sejarah dan Tamadun Islam Akademik Pengajian Islam Universiti Malaya, 2006, h. 133
5
Ibid., h. 131
Islam berbeda dengan konsep pembangunan di Barat. Islam menganjurkan penganutnya agar menjaga dan memelihara segala ciptaan Allah swt di bumi ini dari
kerusakan. Oleh karena itu, pembangunan yang dibawa oleh Islam cenderung kepada melahirkan insan yang berakhlak, berkualitas dan mempunyai kekuatan pola fikir.
Dengan demikian, kepemimpinan Abdullah Ahmad badawi telah merencana semula dasar-dasar untuk membangunkan bangsa dan negara, yaitu dengan memberi
tumpuan kepada pembangunan modal insan karena ini merupakan asas kepada kejayaan bangsa dan negara, disamping pembinaan tamadun manusia itu sendiri.
Untuk itu beliau telah menekankan kepada lima Departemen untuk melaksanakan pembangunan modal insan antaranya; Departemen Pendidikan, Departemen
Pengajian Tinggi, Departement Sumber Daya Manusia, Departeman Pembangunan Usahawan dan Koperasi dan Departemen Belia dan Sukan
Akhirnya, berdasarkan uruaian tersebut penulis memilih judul Kebijakan
Abdullah Ahmad badawi Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Di Malaysia” ,
sebagai judul skripsi untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar S1.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah