BAB III METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN KUALITATIF
Masalah yang hendak diungkap dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kepuasan pernikahan istri pada pasangan commuter marriage.
Kepuasan pernikahan merupakan pengalaman subjektif dan dinamis untuk masing-masing pasangan. Jumlah responden yang mempunyai karakteristik
sebagai pasangan commuter marriage juga tidak banyak, untuk itu, pendekatan kualitatif dipandang sesuai untuk dapat mengetahui hal ini. Melalui penelitian
kualitatif, diharapkan peneliti memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti dan akan dapat melihat permasalahan ini
dengan lebih mendalam karena turut mempertimbangkan dinamika, perspektif, alasan, dan faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi responden penelitian
Poerwandari, 2007.
B. RESPONDEN PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Penelitian
Sesuai dengan tujuan peneliti ini, maka karakteristik responden yang dipilih adalah:
a. Wanita Dewasa Awal yang berusia 27-39 tahun
Universitas Sumatera Utara
Pada usia 27-39 tahun, wanita dewasa awal umumnya menghadapi konflik untuk mencapai karir atau menjadi orang tua Rosdahl
Kowalski, 2007; Reinke, et al. dalam Granrose Kaplan, 1996. b.
Wanita yang telah menikah dengan bentuk pernikahan: 1
baik istri maupun suami mempunyai karir masing-masing 2
penempatan karir di daerah lain menyebabkan pasangan suami istri tidak tinggal di rumah yang sama setidaknya tiga malam dalam
satu minggu selama sesedikitnya tiga bulan. 3
suami dan istri mempunyai tempat tinggal masing-masing dikarenakan perpisahan mereka dapat berlangsung lama
4 mempunyai anak yang berusia kurang dari 12 tahun yang tinggal
dengan istri.
2. Jumlah Responden Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel 3 tiga orang wanita yang merupakan pasangan commuter marriage. Alasan pengambilan sampel ini yaitu karena dalam
penelitian kualitatif umumnya menampilkan karakteristik a diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan
masalah penelitian, b tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai dengan
pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian, c tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada
kecocokan konteks Saratakos, 1993 dalam Poerwandari, 2007 serta juga
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan keterbatasan dari peneliti sendiri baik waktu, biaya maupun kemampuan peneliti.
3. Prosedur Pengambilan Responden
Dalam Poerwandari 2007 dijelaskan bahwa teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan konstruk operasional theory-
basedoperational construct sampling. Sampel dipilih dengan kriteria tertentu, berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai studi-studi sebelumnya, atau
sesuai tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel sungguh-sungguh mewakili fenomena yang dipelajari.
4. Lokasi Penelitian
Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah di kota Binjai dan Medan. Pemilihan kota Binjai dan Medan yang merupakan domisili para responden dari
peneliti. Selain itu, berkaitan dengan pendekatan kualitatif yang memerlukan lebih dari satu kali pertemuan dan wawancara, pemilihan lokasi akan memudahkan
proses penelitian.
C. METODE PENGAMBILAN DATA
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode wawancara. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam in-depth interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman
Universitas Sumatera Utara
wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur tetapi juga memungkinkan untuk mengembangkan topik baru yang lebih mendalam.
Adapun penggunaan pedoman wawancara berfungsi semata-mata untuk memuat pokok-pokok pertanyaan yang diajukan yaitu open-ended questions, yang
bertujuan menjaga agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2007.
D. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA
Menurut Poerwandari 2007 bahwa yang menjadi alat terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Namun, untuk memudahkan
pengumpulan data, peneliti membutuhkan alat bantu, seperti alat perekam tape recorder, pedoman wawancara.
1. Alat Perekam tape recorder
Poerwandari 2007 menyatakan sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim kata demi kata, sehingga tidak
bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah mengulangi kembali rekaman
wawancara dan dapat menghubungi subyek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan
seizin subyek.
Universitas Sumatera Utara
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi “open-ended question” yang bertujuan agar arah wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari, 2007.
Pedoman wawancara ini dibuat berdasarkan pada teori kepuasan pernikahan yang mencakup aspek-aspek dalam kepuasan pernikahan.
Pedoman wawancara ini juga digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek
check list apakah aspek-aspek yang relevan telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman yang demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana
pertanyaan tersebut dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung
Poerwandari, 2007. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap
analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tapi juga berdasarkan pada berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin
dijawab Poerwandari, 2007.
E. KREDIBILITAS PENELITIAN
Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2007. Kredibilitas penelitian
kualitatif juga terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi
Universitas Sumatera Utara
masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan
kompleksitas aspek-aspek yang terkait dalam bahasa kuantitatif: variabel dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian
kualitatif. Adapun upaya peneliti dalam menjaga kredibilitas dan objektifitas
penelitian ini, antara lain dengan: 1.
Memilih sampel yang sesuai dengan karakteristik pasangan commuter marriage.
2. Membuat pedoman wawancara berdasarkan aspek-aspek kepuasan
pernikahan menurut teori Olson Fowers 1989; 1993, untuk menggambarkan kepuasan pernikahan dan pemasalahan-permasalahan
yang dihadapi responden dalam pernikahannya. 3.
Menggunakan pertanyaan terbuka dan wawancara mendalam untuk mendapatkan data yang akurat.
F. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian