BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Trend Kecenderungan Kunjungan Penderita Struma Berdasarkan Data Tahun 2005-2009
Hasil penelitian pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa frekuensi kunjungan penderita struma cenderung mengalami kenaikan. Kenaikan frekuensi penderita
struma dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
y = 5.4x + 14.8
5 10
15 20
25 30
35 40
45
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun F
r e
kue ns
i
Gambar 6.1. Grafik Garis Trend Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Data Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.1 dapat diketahui jumlah kunjungan penderita struma
bervariasi tiap-tiap tahun. Penderita tertinggi ditemui pada tahun 2009 yaitu 40 orang dan terendah pada tahun 2005 yaitu 17 orang. Jumlah penderita struma
mengalami peningkatan sesuai dengan persamaan Y = 14,8 + 5,4x, frekuensi kasus meningkat sebanyak 23 kasus dengan rasio peningkatan 2,4 kali dan
persentase peningkatan kasus dari tahun 2005-2009 yaitu 57,5 .
Universitas Sumatera Utara
6.2 Sosiodemografi Penderita Struma
Hasil penelitian tentang karakteristik penderita struma rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat
pada gambar di bawah ini. 6.2.1 Umur dan Jenis Kelamin
Proporsi penderita struma rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Jenis kelamin
40 28.4
10.3
0.0 7.7
11.6 0.7
1.3 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
20 tahun 20-40 tahun
41- 60 tahun 60 tahun
Proporsi
Perempuan Laki-laki
Gambar 6.2 Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur dan Jenis Kelamin Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan
Tahun 2005-2009
Dari gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi umur tertinggi adalah 20- 40 tahun 47,7 laki-laki 7,7 dan perempuan 40,0 dan terendah 20 tahun
1,3 laki-laki 0 dan perempuan 1,3. Sex ratio laki : perempuan yaitu 4 :1 artinya resiko terkena struma pada
perempuan empat kali lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Terdapat 2 orang perempuan penderita struma yang berumur 20 tahun yaitu berumur 3 hari
dan dan 18 tahun yang menderita struma non toksik.
Universitas Sumatera Utara
Struma neonatal relatif jarang terjadi, sebagian besar diturunkan dari ibu yang menderita Graves disease. Pada pasien Graves disease selama kehamilan
kadar antibodi stimulan tiroid menurun. Namun sebagian lagi tetap tinggi dan dapat masuk ke janin melaluai plasenta sehingga menyebabkan hipertiroidisme
janin, hipertiroidisme pada bayi yang baru lahir mudah dirawat dan berlangsung 2-3 minggu.
5
6.2.2 Suku
Proporsi penderita struma rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 berdasarkan suku dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Suku
2.1 3.4
6.2
15.8
72.6 Batak
Jawa Nias
Minang Aceh
Gambar 6.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Suku Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.3 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita struma
berdasarkan suku adalah Batak 72,6 dan proporsi terendah Aceh 2,0. Hal ini bukan berarti bahwa suku Batak berisiko tinggi terhadap kejadian struma
tetapi hal itu bisa terjadi karena pasien yang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan lebih banyak suku Batak.
Universitas Sumatera Utara
6.2.3 Agama
Proporsi penderita struma rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005- 2009 berdasarkan agama dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Agama
1.3 20.6
28.4 49.7
Kristen Protestan Islam
Kristen Katolik Hindu
Gambar 6.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Agama Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.4 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita struma berdasarkan agama adalah Kristen Protestan 49,7 dan proporsi terendah adalah
Hindu 1,3. Hal ini bukan berarti bahwa agama Kristen Protestan berisiko tinggi
terhadap kejadian struma tetapi hal itu bisa terjadi karena pasien yang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan lebih banyak beragama Kristen Protestan.
Universitas Sumatera Utara
6.2.4 Pekerjaan
Proporsi penderita struma rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
39.9 34.9
10.5 9.1
4.2 0.7
0.7 10
20 30
40 50
Karyawanpegawai swasta
IRT PNST NIPOLRI
Petani PelajarMahasiswa
Pensiunan PNST NIPOLRI
Wiraswasta
Pekerjaan
P ro
p o
rs i
Gambar 6.5 Diagram Bar Distribusi Proporsi Pekerjaan Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.5 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita struma berdasarkan pekerjaan adalah karyawanpegawai swasta 39,8 dan proporsi
terendah Pensiunan PNSTNIPOLRI dan wiraswasta 0,7 Hal ini bukan berarti bahwa pekerjaan karyawanpegawai swasta berisiko
tinggi terhadap kejadian struma tetapi hal itu bisa terjadi karena pasien yang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan lebih banyak yang bekerja sebagai
karyawanpegawai swasta.
Universitas Sumatera Utara
6.2.5. Distribusi Proporsi Penderita Struma Berdasarkan Status Perkawinan
Proporsi penderita struma rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada gambar di bawah
ini.
Status Pernikahan
1.3
98.7 Menikah
Belum menikah
Gambar 6.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi Status Perkawinan Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-
2009
Berdasarkan gambar 6.6 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita struma berdasarkan status adalah menikah 98,7 dan proporsi terendah belum menikah
1,3. Hal ini tidak menunjukkan keterkaitan antara status perkawinan dengan kejadian struma, namun hanya menunjukkan penderita struma yang berobat ke RS
Santa Elisabeth mayoritas berstatus menikah. Proporsi umur penderita struma tertinggi pada 20 – 40 tahun 47,7 merupakan usia menikah dan usia produktif
sehingga proporsi tertinggi penderita struma berdasarkan status perkawinan adalah dengan status menikah.
Universitas Sumatera Utara
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Struma Berdasarkan Jenis Struma
Proporsi penderita struma rawat inap di RS Santa Elisabeth Medan tahun 2005-2009 berdasarkan Jenis Struma dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Jenis Struma
60 40
Struma Non Toksik Struma Toksik
Gambar 6.7 Diagram Pie Distribusi Proporsi Jenis Struma Penderita Struma Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009
Berdasarkan gambar 6.7 dapat dilihat proporsi tertinggi penderita struma berdasarkan jenis struma adalah struma non toksik 60 dan proporsi terendah
adalah struma toksik 40. Struma toksik dan struma non toksik dipakai karena adanya perubahan
dari segi fisiologis kelenjar tiroid. Struma toksik yang paling sering dijumpai adalah struma difusa toksik Graves Disease dengan gejala hipertiroidisme yang
menunjukanan peningkatan hormon tiroksin T4 dan kadar TSH yang rendah. Sedangkan struma non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid pada
pasien eutiroidisme. Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai
tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan berkembang menjadi
multinodular pada saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak mengalami keluhan
Universitas Sumatera Utara
karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang berobat karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan.
31
6.4 Distribusi Proporsi Penderita Struma Berdasarkan Penatalaksanaan Medis