Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang sudah ditulis oleh penulis pada bab sebelumnya maka penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa wakaf adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan seseorang dengan cara menahan harta bendanya untuk digunakan manfaatnya di jalan Allah SWT dan untuk kesejahteraan umum menurut syariah, sepanjang uang tersebut dimanfaatkan sesuai dengan tujuan akad wakaf dan tidak habis atau musnah. Perbuatan wakaf ini adalah sebagai manifestasi kepatuhan terhadap agama karena wakaf merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Yang dimaksud dengan Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga, atau badan hukum dalam bentuk uang. Dengan kata lain, wakaf uang merupakan perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya yang berupa uang untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan kesejahteraan umum menurut syariat. Dengan lahirnya UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Pengelolaannya menjadi dasar atau pijakan hukum dalam melaksankan praktik perwakafan di Indonesia sehingga dapat memajukan dan mendorong perkembangan wakaf di Indonesia kedepannya. 69 Dalam UU No. 41 Tahun 2004 dan PP No. 42 Tahun 2006 menjelaskan tentang pengelolaan wakaf yang mana dalam pengelolaan wakaf uang ini pemerintah membentuk suatu lembaga khusus yang menangani tentang wakaf, Untuk kali pertama, Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden Kepres No. 75M tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007. Jadi, BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang dalam melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun, serta bertanggung jawab kepada masyarakat. Dalam UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan PP No. 42 Tentang Pengelolaan Wakaf mengamanatkan pembentukan BWI dan salah satu tugas BWI adalah melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf baik berskala nasional maupun internasional. Dalam sistem pengelolaan wakaf uang, tak banyak berbeda dengan wakaf tanah, nazhir bertugas untuk menginvestasikan sesuai dengan syariah, dengan satu syarat: nilai nominal uang yang diinvestasikan itu tak boleh berkurang. Dalam Pengelolaan Wakaf uang ini BWI bekerjasama dengan bank-bank yang menggunakan prinsip syariah dalam pengelolaannya, yang mana nantinya orang yang ingin mewakafkan uangnya akan datang ke Bank Syariah lalu dana yang diwakafkan akan dihimpun, jika dana yang terhimpun sudah banyak maka dana akan dikelola dalam bentuk investasi atau dalam bentuk deposito sehingga dana yang terkumpul itu dapat dikelola secara baik, sehingga nilai awal wakaf uang tersebut tidak hilang, kebijakan mengenai pengelolaanya berada pada tangan BWI, dana wakaf tersebut 70 akan dikelola dalam bentuk investasi ataupun deposito, bank hanya merupakan perantara penghimpun dana dari masyarakat guna untuk mempermudah masyarakat dalam mewakafkan uangnya serta mempermudah dalam hal pencatatan atau transparansi data terhadap uang wakaf, seperti sertifikat wakaf uang yang dikeluarkan pihak bank merupakan tanda bukti kepada pemberi wakaf wakif dan nazhir sebagai bukti penyerahan harta benda wakaf sehingga wakif dapat mempertanyakan uang yang sudah diwakafkan sesuai dengan tujuan wakaf yang dikehendaki Wakif. Dan apabila dana yang di deposito atau di investasikan sudah mendapat keuntungan maka pihak BWI mendapat upah atau margin sebesar 10 dan 90nya untuk yang mengelola dana wakaf uang tersebut. Adapun upah yang didapat oleh BWI akan dikelola kembali oleh BWI untuk kepentingan umat terutama dalam hal kesejahteraan umat. Dengan adanya Wakaf uang ini diharapkan minat masyarakat terhadap wakaf uang semakin meningkat karena memberikan dampak yang baik yaitu dapat memberikan manfaat kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dalam bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan social dan pengembangan ekonomi melalui pemberdayaan usaha kecil dadan menengah.

B. Saran