Tujuan Penelitian Metode Penelitian

Hal ini sampel yang gunakan dengan menyebarkan sebanyak 100 terhadap responden yang akan diteliti, namun jumlah yang tersebut ternyata 90 questionary yang bias digunakan untuk sampel. Karena hal ini masih adanya data yang kurang lengkap dari para responden. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah masyarakat Desa Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu yang belum menikah maupun sudah menikah berusia antara 17 sd 50 tahun sesuai dengan daftar nama yang diperoleh dari kantor desa dan jumlah kepala keluarga yang ada. disebarkan kepada 100 orang responden. memuat 20 dua puluh item pertanyaan lihat lampiran, yang terdiri atas 9 Sembilan item pertanyaan tentang identitas asalfusul responden, 5 lima item yang merupakan masalah perkawinan dan 15 lima belas item pertanyaan yang merupakan indikator responden terhadap pemahaman dan persepsi kafa’ah dalam perkawinan. b. Populasi Subyek populasi yang digunakan sebagai penelitian ini yaitu masyarakat Desa Lebaksiu Kecamatan Lebaksiu Tegal yang setiap rukun warga digunakan sebagai penelitian Angket yang telah dibuat oleh penulis. - Data yang diperlukan dalam skripsi ini dikumpulkan dari sumbernya dengan teknik : a. Angket Questionary : Yaitu serangkaian pernyataan secara tertulis yang disertai dengan kemungkinanfkemungkinan jawaban yang dipilih oleh responden tentang kafa’ah dalam perkawinan. b. Inteview : Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan Tanya jawab yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Teknik ini merupakan teknik untuk memperoleh data demografis untuk mengetahui lebih jauh pemahaman masyarakat desa lebaksiu kab. Tegal tentang pentingnya kafa’ah dalam perkawinan. c. Dokumentair : Dengan teknik ini penulis dapat memperoreh data, dokumen, serta keterangfketerangan tertulis lainnya yang dapat mendukung keontetikan hasil interview, angket, dan juga sebagai rujukan permasalahan yang akan dibahas. 5. Data yang telah diolah diatas akan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, sebagai berikut : a. Deskriptif : Yaitu menggambarkan apa adanya. Maksudnya menggambarkan apa adanya hasil penelitian yang berkaitan dengan pentingnya kafa’ah dalam perkawinan. b. Kualitatif : Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pentingnya kafa’ah dalam perkawinan, yang diperoleh dari sumbernya, baik secara lisan maupun tertulis, kemudian disusun secara sistematis untuk mendapatkan gambaran yang jelas. 6. Adapun teknik penulisan skripsi ini menggunakan atau berpedoman kepada buku “ , . , .”

E. Sistematika Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini dibagi kedalam lima bab pembahasan, dan setiap babnya dibagi menjadi beberapa sub bab dengan perincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dikemukakan Latar belakang masalah, Pembatasan dan

Perumusan masalah, tujuan Penelitian, Metode Penelitian, serta Sistematika Pembahasan.

BAB II KERANGKA TEORI Berisi tentang Teori Kafa’ah dalam perkawinan diantaranya Dasar

hukum, urgensi kafa’ah, Serta Teori Persepsi terhadap kafa’ah dalam perkawinan. BAB III GAMBARAN UMUM DESA LEBAKSIU KEC. LEBKASIU KAB. TEGAL Berisi tentang Letak Geografis, Struktur Pemerintahan, Sarana Ibadah, Sarana Pendidikan, dan Sarana Sosial.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai Karakteristik responden, Pemahaman masyarakat desa lebaksiu tentang kafa’ah, Persepsi terhadap pengaruh kafa’ah, Analisis hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka dan Lampiran

BAB II KERANGKA TEORI

A. Kafa’ah dalam perkawinan

Menurut etimologi bahasa kafa’ah berasal dari bahasa arab, yaitu ء Dآ atau Dآ آ ءD f ŒDآ artinya: yang sama, semacam, sepadan. Jadi kafa’ah atau Kufu’ itu artinya adalah sepadan, sejodoh, seimbang, sederajat. 9 Sayyid Sabiq mengemukakan dalam buku Fiqh Sunnahnya bahwa yang dimaksud dengan kufu’ dalam hukum perkawinan Islam ialah sama, sederajat, sepadan atau sebanding. Lakiflaki sebanding dengan calon isterinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dengan akhlak serta kekayaan. 10 Sedangkan pengertian kufu‘ menurut istilah hukum Islam, yaitu“keseimbangan dan keserasian antara calon isteri den calon suami sehingga masingfmasing calon tidak merasa berat untuk melakukan perkawinan“, atau lakif laki sepadan dengan calon isterinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan. 11 9 Mahmud Yunus, , Jakarta, PT. Nidakarya Agung, 1989, hal.378 10 Sayyid Sabiq, 0 , Bandung, PT. Alma’arifm 1981, Cet. I, hal.36 11 Abd Rahman Ghazaly, , Bogor, Kencana, 2003, hal.96