Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Agul Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENDUKUNG PEMENANGAN KOMODO (P2K) SEBAGAI TUJUH KEAJAIBAN

DUNIA ALAM BARU

(Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Agul

Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh

Keajaiban Dunia Alam Baru)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

UCA PURNAMA SARI 080904115

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012


(2)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENDUKUNG PEMENANGAN KOMODO (P2K) SEBAGAI TUJUH KEAJAIBAN

DUNIA ALAM BARU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

UCA PURNAMA SARI 080904115

PUBLIC PERCEPTION OF THE EFFORT OF WINNING THE SUPPORT KOMODO NEW SEVEN WONDERSOF NATURAL WORLD

SKRIPSI

Asked To Complete Tasks and Meets Requirements For Getting a Bachelor's Degree of Social and Political Sciences

by

UCA PURNAMA SARI :

080904115

DEPARTMENT OF SCIENCE COMMUNICATION FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA 2012


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi Masyarakat terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti upaya yang telah dilakukan P2K dan mengetahui persepsi masyarakat Kelurahan Sei Agul terhadap upaya P2K. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan dengan penelitian ini yaitu Persepsi, Komunikasi Massa, Media Masyarakat, Teknologi Komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif..

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Sei Agul, yang berusia 16 tahun keatas yang berjumlah 13753 orang. Jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan 10% presisi, 90% kepercayaan sehingga diperoleh 99 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik

Stratified Proportional Random Sampling dan Accidential Sampling. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan yakni kuesioner dengan 42 jumlah pertanyaan. Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel tunggal kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap P2K sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru cukup positif. Sebagian masyarakat mengatakan sosialisasi yang dilakukan oleh P2K seperti seminar, talkshow, konser “vote komodo” diberbagai media massa yakni televisi, radio, surat kabar, internet cukup baik sehingga membuat masyarakat antusias untuk memberi dukungan. Selain itu, masyarakat sangat setuju dengan diadakan pemilihan Pulau Komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur serta menaikkan martabat Indonesia di mata Dunia Internasional melalui jalur pariwisata.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada penulis, sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam juga penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru” ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan yang harus dilengkapi dalam memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, kiranya tidak tercipta begitu saja, melainkan merupakan hasil pelajaran yang penulis terima selama mengikuti perkuliahan di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan juga dari data yang didapatkan melalui hasil riset dari perpustakaan, internet dan literatur lainnya. Kemudian dalam skripsi ini penulis banyak menjumpai hambatan ataupun halangan baik dalam mencari data ataupun dalam penyelesaian penulisannya. Disamping itu, peneliti juga mendapatkan banyak saran, bimbingan dan pengarahan baik yang bersifat moril maupun materil, serta dorongan dan semangat dari berbagai pihak yang sangat bermanfaat.

Oleh karena itu, dengan terselesaikannya skripsi ini, maka tiada kata yang paling tepat selain terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang terlibat dalam membantu secara langsung maupun tidak langsung. Terutama kepada kedua orang tua penulis, Bapak Muhammad Baek dan Ibu Asnawati serta saudara kandung penulis, Uci Purnama Wati, Usi Purnama Tari dan Muhasya Rizzi Haiqal yang selama ini telah memberikan dukungan moril dan materil serta do’a dan semangat tiada henti untuk keberhasilan penulis.

Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.


(5)

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis M.A selaku Dosen Pembimbing sekaligus Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak meluangkan waktu untuk berdiskusi selama membimbing skripsi.

3. Ibu Dra. Dayana M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik beserta Kak Cut, Kak Maya dan Kak Ros.

4. Ibu Dra. Inon Beydha P.hd selaku pembimbing akademis penulis yang telah membantu dan membimbing penulis dalam setiap proses perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Asisten dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan bekal pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Ketua Laboratorium Departemen Ilmu Komunikasi, Kak Yovita Sabarani Sitepu beserta staf-stafnya Kak Emilia, Kak Hanim, dan Kak Puan.

7. Bapak Lurah dan Sekretaris Lurah yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian Masyarakat Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat.

8. Keluarga Besar yang berada Di Pangkalan Susu, Medan, Langsa, Sigli dan Banda Aceh.

9. Sahabat-sahabat tersayang, Bang Amru, Adhe, Ayu, Cut Risa, Famita, Irna, Melisa, Devi, Frydo, Yan dan Bang Aspipin yang selalu memberikan semangat, dukungan serta diskusi dalam mengerjakan skripsi ini.

10.Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Stambuk 2008 yang tidak dapat penulis lupakan dalam perjuangan selama perkuliahan. Semoga kita semua dapat membanggakan Almamater diberbagai bidang.

11.Semua pengarang buku, jurnal, media online yang telah menjadi narasumber bagi penulis.


(6)

Semoga Allah SWT membalas dan melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya atas segala bantuan dan dukungan baik moril maupun materil yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa sripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Medan, Juni 2012 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Pembatasan Masalah ... 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 8

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II URAIAN TEORI ... 9

2.1 Kerangka Teori... 9

2.2 Persepsi ... 9

2.1.1 Definisi Persepsi ... 9

2.1.2 Faktor Mempengaruhi Persepsi ... 10

2.1.3 Proses Persepsi ... 14

2.1.4 Objek Persepsi ... 15

2.1.5 Kekeliruan dan Kegagalan Persepsi ... 16

2.3 Komunikasi Massa ... 18

2.3.1 Definisi Komunikasi Massa ... 18

2.3.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa ... 20

2.3.3 Karakteristik Komunikasi Massa ... 21

2.3.4 Fungsi Komunikasi Massa ... 22

2.3.5 Proses Komunikasi Massa... 24

2.3.6 Tujuan Komunikasi Massa ... 25

2.3.7 Hambatan Komunikasi Massa... 26

2.3.8 Hasil Komunikasi Massa... 27

2.3.9 Komunikasi Massa sebagai Sistem Sosial ... 28

2.4 Media Masyarakat ... 29

2.4.1 Peran Media Massa dalam Masyarakat ... 30

2.4.2 Fungsi Media Masyarakat ... 31

2.4.3 Syarat Keefektifan Media ... 33

2.4.4 Efek Media Massa ... 33

2.5 Teknologi Komunikasi ... 36

2.5.1 Karakteristik Teknologi Komunikasi ... 38

2.5.2 Dampak Teknologi Komunikasi ... 39

2.6 Kerangka Konsep ... 41

2.7 Model Teoritis ... 41


(8)

2.9 Definisi Operasional... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Deskriptif Penelitian... 45

3.1.1 Situasi Kelurahan Sei Agul ... 45

3.1.2 Luas Wilayah Kelurahan ... 45

3.1.3 Batas Wilayah Kelurahan Sei Agul... 45

3.1.4 Jumlah Penduduk dan Jumlah Keluarga ... 46

3.1.5 Tingkat Pendidikan Penduduk ... 47

3.1.6 Pekerjaan atau Mata Pencaharian Penduduk... 48

3.1.7 Agama Penduduk ... 49

3.1.8 Suku Penduduk ... 50

3.1.9 Sekilas Tentang Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) ... 50

3.2 Metode Penelitian... 51

3.2.1 Jenis Penelitian ... 51

3.2.2 Lokasi dan waktu Penelitian ... 52

3.3 Populasi dan Sampel ... 52

3.3.1 Populas ... 52

3.3.2 Sampel ... 52

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 53

3.4.1 Stratified Proportional Random Sampling ... 53

3.4.2 Accidential Sampling ... 54

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.5.1 Data Primer ... 54

3.5.2 Data Sekunder ... 55

3.6 Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ... 56

4.1.1 Teknik Pengolahan Data ... 57

4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 57

4.2.1 Karakteristik Responden ... 58

4.2.2 Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) .... 60

4.2.3 Persepsi Masyarakat ... 68

4.3 Pembahasan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran Responden Penelitian ... 78

5.3 Saran dalam Kaitan Akademis ... 78

5.4 Saran dalam Kaitan Praktis ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1 Variabel Penelitian ... 42

2 Klasifikasi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 46

3 Klasifikasi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikannya ... 47

4 Klasifikasi Mata Pencaharian Berdasarkan Sektor ... 48

5 Klasifikasi Berdasarkan Agama………. 49

6 Klasifikasi Berdasarkan Suku ... 50

7 Populasi dan Sampel ... 54

8 Jenis Kelamin ... 58

9 Usia... 58

10 Pendidikan ... 59

11 Pekerjaan ... 59

12 Suku ... 60

13 Informasi tentang Pulau Komodo ... 60

14 Sumber Informasi Tentang Pulau Komodo ... 61

15 Informasi dari teman mengenai pemilihan Pulau Komodo ... 62

16 Sosialisasi P2K Diberbagai Media Massa ... 62

17 Pemilihan Jusuf Kalla sebagai Duta Komodo ... 63

18 Pemilihan Selebritis sebagai Ikon Komodo ... 63

19 Upaya Ikon Komodo Mensosialisasikan Keberadaan Pulau Komodo ... 64

20 Cara mendukung Pulau Komodo Melalui SMS ... 65

21 Memberikan Dukungan Melalui SMS ... 65

22 Mengirim SMS untuk Mendukung Pulau Komodo ... 66

23 Mengetahui Iklan Pemilihan Pulau Komodo Diberbagai Media Massa ... 66

24 Iklan-iklan Muncul Diberbagai Media Massa ... 67

25 Kegiatan yang Memberi Informasi Tentang Pulau Komodo ... 68

26 Informasi Diberbagai Media Massa Memberikan Kejelasan Informasi yang Sempat Simpang Siur ... 68

27 Memahami Maksud-maksud dari Kampanye ... 69

28 Upaya-upaya P2K Membuat Lebih Memahami Keberadaan Pulau Komodo ... 70

29 Tertarik Memberikan Dukungan ... 70

30 Mengajak Teman-Teman, Sahabat, Keluarga untuk Mendukung Pulau Komodo ... 71

31 Diadakan Pemilihan Pulau Komodo Menjadi Salah Satu Tujuh Keajaiban Alam Dunia Baru ... 71

32 Terpilihnya Pulau Komodo Meningkatkan Pendapatan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Melalui Jalur Pariwisata.. 72

33 Terpilihnya Pulau Komodo Menaikkan Martabat Bangsa dan Negara Indonesia Di mata Dunia Internasional... 73


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman 1 Model Teoritis………. 41


(11)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabel Fotron Cobol Lampiran 3 Peta Lokasi Penelitian

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU

Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian dari Kantor Kelurahan Sei Agul Lampiran 5 Lembar Catatan Bimbingan Skripsi


(12)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Persepsi Masyarakat terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti upaya yang telah dilakukan P2K dan mengetahui persepsi masyarakat Kelurahan Sei Agul terhadap upaya P2K. Peneliti menggunakan beberapa teori yang relevan dengan penelitian ini yaitu Persepsi, Komunikasi Massa, Media Masyarakat, Teknologi Komunikasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif..

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Sei Agul, yang berusia 16 tahun keatas yang berjumlah 13753 orang. Jumlah sampel diambil dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan 10% presisi, 90% kepercayaan sehingga diperoleh 99 orang. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik

Stratified Proportional Random Sampling dan Accidential Sampling. Adapun

teknik pengumpulan data yang digunakan yakni kuesioner dengan 42 jumlah pertanyaan. Data yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam tabel tunggal kemudian dianalisis dan diinterpretasikan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap P2K sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru cukup positif. Sebagian masyarakat mengatakan sosialisasi yang dilakukan oleh P2K seperti seminar, talkshow, konser “vote komodo” diberbagai media massa yakni televisi, radio, surat kabar, internet cukup baik sehingga membuat masyarakat antusias untuk memberi dukungan. Selain itu, masyarakat sangat setuju dengan diadakan pemilihan Pulau Komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru dapat meningkatkan pendapatan, kesejahteraan masyarakat Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur serta menaikkan martabat Indonesia di mata Dunia Internasional melalui jalur pariwisata.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikator dalam komunikasi massa mengharapkan audiensnya untuk memperhatikan pesan-pesan mereka, mempelajari isi pesan-pesan tersebut, dan membuat perubahan yang benar dalam perilaku, keyakinan atau menghasilkan respons-respons tingkah laku yang diinginkan. Teori persepsi menyatakan bahwa proses penginterpretasian pesan sangat kompleks dan tujuan-tujuan komunikator barangkali sulit dicapai. Persepsi didefinisikan sebagai proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses mempengaruhi perilaku kita (Mulyana, 2005:179). Persepsi juga memberikan makna pada stimuli inderawi (Rakhmad, 2007:51). Dengan demikian, persepsi mempengaruhi stimulus atau pesan yang ditangkap dan mempengaruhi makna yang diberikan kepada stimulus tersebut ketika mencapai kesadaran.

Individu pada dasarnya menerima bermacam-macam stimulus dari lingkungannya, namun tidak semua stimulus akan ditanggapi atau direspon oleh individu. Individu melakukan proses seleksi stimulus karena individu cenderung hanya akan merespon stimulus yang menarik bagi dirinya sehingga sangat mungkin persepsi seorang individu akan berbeda dengan individu lain, meskipun objek atau stimulusnya sama. Ada berbagai cara untuk mengarahkan persepsi masyarakat sesuai dengan apa yang diharapkan diantaranya kampanye pemenangan Pulau Komodo. Hal ini lah yang dilakukan oleh panitia Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) untuk mengarahkan persepsi positif masyarakat untuk kemudian mendukung Pulau Komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru.

Pulau Komodo mulai menjadi perbincangan dunia di awal tahun 2009 saat binatang komodo sejenis reptil purba yang telah ratusan tahun mendiami pulau ini dinominasikan sebagai salah satu The Next Seven Wonders of Nature. Setelah Pulau Komodo masuk menjadi salah satu kontestan jumlah wisatawan meningkat drastis. Tahun 2008 jumlah pengunjung Pulau Komodo sebanyak 21.762 orang


(14)

atau 7,78% dari total pengunjung tempat wisata di Indonesia. Kemudian setelah masuk menjadi salah satu kandidat, jumlah pengunjung melesat jadi 36.534 orang atau 40,43% dari jumlah pengunjung tempat wisata di Indonesia. Namun dari jumlah tersebut wisatawan mancanegara menempati urutan paling besar dengan jumlah 34.954 orang atau 95% dari total pengunjung (Ulung, 2011:9).

Pulau Komodo terletak di kawasan Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Propinsi Nusa Tenggara Timur perbatasan antara Pulau Sumbawa dan Flores dengan luas permukaan 390 km2

Taman Nasional Komodo dibentuk pada tahun 1980 dan dinyatakan sebagai World Heritage Site serta Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO pada tahun 1986. Melalui kemitraan dengan sektor swasta, operator penyelaman lokal, dan pemandu wisata, Taman Nasional Komodo mengembangkan usaha ekowisata berkualitas tinggi, berdasarkan potensi wisata yang ada dikawasan Pulau Komodo. Selain daya tarik di darat, pemandangan spektakuler dan biodiversitas perairan Taman Nasional Komodo menawarkan kesempatan menyelam, snorkeling, berperahu kayak, berlayar, dan pemancingan rekreasi

yang dihuni lebih dari 4000 penduduk dan merupakan bagian dari Taman Nasional Komodo. Disamping Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo meliputi dua kepulauan besar lainnya, yakni Rinca dan Padar, dan beberapa pulau kecil lainnya. Di Taman Nasional Komodo inilah terdapat spesies langka dan paling unik di dunia, yakni kadal raksasa yang dikenal dengan nama Komodo (Varanus Komodoensis), kadal terbesar dan terberat di dunia. Keberadaan Komodo di Pulau Komodo pertama sekali tercatat oleh ilmuan barat P.A. Ouwensdi tahun 1910 yang dimuat dalam karya tulis “Bulletin du Jardin Botanique de Buitenzorg”, dengan judul “On a large Varanus

species from the island of Komodo” (Ulung, 2011:140). Komodo terdaftar di

IUCN sebagai binatang langka yang terancam punah, mereka dilindungi oleh undang-undang pemerintah Indonesia. Taman Nasional Komodo didirikan untuk melestarikan dan melindungi binatang ini (Ulung, 2011:143).

Komodo memang mirip naga, berkulit tebal, dan bersisik kasar. Orang asing menyebutnya The Komodo Dragon. Sekitar 1.100 ekor komodo yang


(15)

mendiami Pulau Rinca dan 1300 di Pulau Komodo. Komodo adalah spesies hewan yang turun menurun selama kurang lebih 100 juta tahun. Seperti halnya spesies reptil sejenisnya, komodo bisa hidup hingga 50 tahun (Ulung, 2011:142). Hal paling menarik adalah berdasarkan sejumlah penelitian menyebut habitat komodo hanya bisa ditemui Taman Nasional Pulau Komodo. Selain merupakan habitat hidup komodo, keistimewaan Pulau Komodo adalah keanekaragaman flora yang begitu eksotis, kayu dari pohon sepang yang banyak dijumpai disini ternyata mengandung banyak manfaat. Oleh warga sekitar, kayu ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan bahan pangan. Biji pohon ini memiliki rasa yang lezat layaknya kacang polong. Masih banyak hewan menarik lain yang hidup di kawasan ini, di antaranya rusa, babi hutan, kuda liar, kerbau liar. Hewan yang ada di kawasan ini merupakan perpaduan antara hewan Asia dan Australia. Paling tidak, ada 25 spesies hewan darat dan burung yang masuk dalam kategori hewan dilindungi karena jumlah dan penyebaran hidupnya kian terbatas. (Arimbi, 2012:11). Dengan segala keistimewaan tersebut maka tidak salah jika pemerintah Indonesia memperjuangkan Taman Nasional Komodo untuk bisa masuk menjadi News Seven Wonders.

Pencetus awal Tujuh Keajaiban Dunia adalah Antipater Sidon yang sekaligus membagi struktur Keajaiban Dunia menjadi enam set yakni, Keajaiban Dunia Kuno, Keajaiban Dunia Pertengahan, Keajaiban Dunia Alami, Keajaiban Dunia Bawah Air, Keajaiban Dunia Modern, 7 Keajaiban Dunia Baru

New Seven

Wonders yang berada di Swiss menggelar kampanye dalam kategori Tujuh Keajaiban Dunia Alam yang Baru. Lokasi-lokasi indah yang diusulkan harus memenuhi persyaratan utama, yaitu benar-benar merupakan lokasi yang tercipta secara alami, tanpa campur tangan manusia (Arimbi, 2012:2). Untuk kategori ini Kementrian Budaya dan Pariwisata mendaftarkan tiga lokasi andalan Tanah Air Indonesia, yakni Pulau Komodo, Danau Toba, dan Gunung Anak Krakatau. Pada tahap pertama sejak desember 2007, Indonesia harus bersaing dengan 440 lokasi dari 220 negara yang berpartisipasi. Dengan polling global yang ketat, tanggal 7 Juli 2009, akhirnya terpilih 77 nominasi yang lolos untuk tahap berikutnya termasuk Pulau Kom


(16)

pada tanggal 21 juli 2009 komodo berhasil unggul masuk menjadi 28 calon finalis. 28 nominasi tersebut yaitu, Amazon (Bolivia, Brazil, Kolombia, Prancis, Guiana, Guyana, Peru, Suriname, Venezuela), Angel Falls (Venezuela), Bay of Fundy (Kanada), Black Forest (Jerman), Bu Tinah Island (Uni Emirate Arab), Cliffs of Moher (Irlandia), Dead Sea (Israel, Yordania, Palestina), El Yungque (Puerto Rico), Galapagos (Ekuador), Grand Canyon (Amerika Serikat), Great Barier Reef (Australia, Papua Nugiuni), Halong Bay (Vietnam), Iguazu Falls (Argentina, Brazil), Jeita Groto (Libanon), Jeju Island (Korea Selatan), Kilimanjaro (Tanzania), Komodo (Indonesia), Maldives (Maldives), Masurian Lake District (Polandia), Matterhorn (Italia, Swiss), Milford Sound (New Zealand), Mud Volcano (Azerbajian), Puerto Princesa (Filipina), Sundarbans (India), Table Mountain (Afrika Selatan), Uluru (Australia), Vesuvius (Italia),

Yushan (Taiwan)

Dalam mendukung pemenangan Pulau Komodo dari Indonesia dibentuklah Panitia Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) yang secara resmi dipercaya oleh Yayasan New Seven Wonders menjadi Official Supporting

Committee Komodo untuk melakukan kampanye publik dalam rangka

memenangkan Pulau Komodo. Panitia Pendukung Pemenangan Komodo diketuai oleh Emmy Hafild yang sebelumnya sebagai aktivis lingkungan hidup. Pendukung kampanye ini juga tidak main-main Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla didaulat menjadi duta resmi pemenangan Pulau Komodo selain itu dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Manggarai Barat, sembilan hakim agung Mahkamah Konstitusi, Majelis Pemusyawaratan Rakyat, berbagai pimpinan media massa, pengusaha nasional dan selebriti seperti Fadli Padi, RAN, Slank, Bambang Pamungkas, Ade Rai, Dony Kesuma, Rieke Diah Pitaloka, dan Olga Lidya yang ditunjuk sebagai ikon komodo. Bahkan sampai Presiden SBY juga menyerukan dukungan. Maka, berbondong-bondonglah berbagai publik figur tersebut menyerukan agar seluruh bangsa Indonesia menunjukkan

nasionalismenya dengan mendukung Pulau Komodo


(17)

Pada awalnya, teknologi komunikasi yang digunakan hanya melalui internet dengan sistem one man one email one vote dan berubah dengan mengirim SMS ke 9818 dengan alasan agar terjangkau keseluruh pelosok masyarakat. Awalnya SMS dukungan ini juga bernilai Rp 1000, sekarang demi menggalakkan dukungan, SMS nya hanya dikenai biaya Rp 1. Tidak dapat dipungkiri, telekomunikasi seluler menjadi sarana penting dalam upaya pemenangan komodo. Masyarakat tentu saja banyak mendukung melalui pesan singkat telepon genggam (SMS). Cara ini merupakan cara yang dianggap paling praktis dan mudah untuk mengumpulkan suara. Apalagi setelah tarif telekomunikasi murah, memudahkan masyarakat untuk mendukung komodo.

Upaya P2K sangat terbantu dengan bekerjasama beberapa operator diantaranya Telkomsel, XL, Indosat, Telkom Flexi sebagai bagian dari corporate social responsibility untuk ikut mendukung komodo. Panitia juga bekerjasama dengan beberapa media yaitu Trans7, SCTV, Metro TV, TVONE, KompasTv, PesatNews.com serta situs resmi dapat diakses melalui Bentuk lain kerjasama P2K seperti PT Sido Muncul mengeluarkan dana Rp 2,5 miliar sebagai sumbangan untuk mendukung pemenangan komodo dalam bentuk iklan public service advertisement (PSA) Ayo Dukung Komodo. Radio dan suratkabar juga gencar mempublikasikan kehadiran Pulau Komodo serta spanduk-spanduk yang berisi ajakan untuk mendukung banyak dipasang ditempat umum. Dalam dunia komunikasi ini disebut publisitas.

Kecanggihan teknologi internet juga telah menghapus jarak dan waktu lantas dimanfaatkan sebagai media untuk melibatkan masyarakat dalam proses pemilihan Pulau Komodo sebagai The Next News Seven Wonders of Nature. Internet adalah media yang memungkinkan informasi dapat diakses hingga ke seluruh dunia. Berbekal seperangkat komputer dan jaringan telepon, siapa saja bisa mengaksesnya. Banyak kampanye berantai yang dilakukan oleh masyarakat melalui media jejaring sosial. Efek gencarnya kampanye vote komodo, sering ditemukan masyarakat yang menyuarakan melalui update status dalam jejaring sosial facebook maupun twitter yang berisi ajakan mendukung komodo. Terlepas dari itu, media televisi adalah awal akses masuk informasi kepada masyarakat luas tentang keberadaan komodo. Hampir dari keseluruhan masyarakat Indonesia


(18)

memiliki akses informasi yakni televisi. Jadi, dengan cepat dan mudah kampanye disebarluaskan. Jusuf Kalla sebagai duta komodo sering mengadakan seminar, aktif di acara-acara TV dengan tema mendukung komodo. Para selebritas yang ditunjuk sebagai ikon komodo juga sering mengadakan konser “Vote Komodo”. Inilah langkah-langkah yang dilakukan P2K sehingga masyarakat Indonesia lebih mengetahui keberadaan pulau komodo sebagai finalis Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru.

Menjadi salah satu nominasi dari ajang pemilihan New Seven Wonders tentunya akan membuka kesempatan besar bagi promosi pariwisata. Kekayaan Indonesia semakin diketahui dan mendapat pengakuan dari dunia internasional (Arimbi, 2012:3). Meski sempat terjadi kontroversi keberadaan kantor resmi Yayasan News Seven Wonders di Swiss tak membuat langkah P2K terhambat. Berkat media massa seperti televisi, upaya panitia tetap mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk mendukung Pulau Komodo. Antusiasme masyarakat terlihat sangat besar, terbukti server 9818 sempat mengalami gangguan karena tidak mampu menampung sms yang sangat banyak perharinya. Kapasitas sms ditampung yang mampu hanya 3 jutaan sms perhari, sedangkan sms yang masuk jauh melebihi kapasitas tersebut, sehingga kapasitas server ditambah menjadi 10 juta sms perharinya

Pada tanggal 11 November 2011 pengumuman hasil vote menyatakan bahwa Pulau Komodo termasuk kedalam salah satu news seven wonders of nature. Keberhasilan P2K berdampak kepada meningkatnya eksistensi Indonesia di kancah internasional khususnya bidang pariwisata. Semakin banyak yang mengetahui bahwa Indonesia mempunyai kekayaan yang sangat luar biasa, dan yang pasti akan banyak dampak positif lainnya khususnya bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur dibidang ekonomi

(http://komodo7keajaibandunia.blogspot.com/).

Masuknya Pulau Komodo sebagai salah satu News Seven wonders of Nature menggambarkan usaha P2K mengkampanyekan Pulau Komodo kepada masyarakat Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap upaya P2K, peneliti memilih masyarakat Kelurahan Sei Agul Kecamatan


(19)

Medan Barat sebagai responden. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian adalah masyarakat yang berdominisili di Kelurahan Sei Agul Kecamatan Medan Barat karena kelurahan ini berada di kota yang umumnya masyarakat mempunyai televisi, dilihat dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan sehingga memungkinkan peneliti mendapatkan proses persepsi dari berbagai kalangan. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi sampai serta melakukan reaksi atas informasi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimana persepsi masyarakat Kelurahan Sei Agul terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimanakah Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Agul terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru?”.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk lebih memperjelas ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti agar tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

a. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu.

b. Persepsi Masyarakat yang akan diteliti adalah mengenai upaya Panitia Pendukung Pemenangan Komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru.

c. Responden dalam penelitian ini adalah Masyarakat Kelurahan Sei Agul yang berusia 16 tahun keatas.


(20)

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan Pendukung Pemenangan Komodo (P2K).

2. Untuk mengetahui persepsi masyarakat Kelurahan Sei Agul terhadap upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

a. Manfaat akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan dilingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ilmu Komunikasi.

b. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis serta menambah referensi dan juga dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya. Kemudian menjadi sumbang saran dan masukan bagi masyarakat tentang bagaimana persepsi masyarakat tentang upaya P2K sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru.


(21)

BAB II

URAIAN TEORITIS 2.I Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan untuk memecahkan atau menyoroti masalahnya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian itu akan disoroti (Nawawi,1995 :39). Dengan adanya kerangka teori, maka akan mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Kerangka teori terdiri dari teori-teori yang mendukung dan menjelaskan masalah yang akan diteliti.

Teori yang digunakan haruslah berkaitan dan relevan sesuai dengan masalah yang diteliti. Teori adalah sistem konsep abstrak yang menjelaskan adanya hubungan diantara konsep-konsep tersebut yang membantu kita memahami sebuah fenomena atau masalah. Teori menjelaskan hubungan antar variabel sehingga pandangan yang sistematik dari fenomena yang diterangkan variabel-variabel tersebut dapat jelas. Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah Persepsi, Komunikasi Massa, Media Masyarakat, Teknologi komunikasi.

2.2 Persepsi

2.2.1 Definisi Persepsi

Persepsi merupakan istilah dari dunia Psikologi. Istilah tersebut dalam perkembangannya memiliki arti yang bermacam-macam mulai dari yang sederhana hingga sampai yang kompleks. Dalam kajian etimologis, persepsi (dalam Bahas Inggris perception) berasal dari Bahasa Latin perception, dari percipere, yang memiliki makna menerima atau mengambil. Dalam arti sempit, persepsi sebagai penglihatan atau bagaimana cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (Sobur, 2003:445).


(22)

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi (Rakhmat, 2007:51). Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi yang identik dengan penyandian-penyandian baik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat, tidak mungkin dapat berkomunikasi efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2005:167). Persepsilah yang menentukan untuk menyeleksi proses dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas (Mulyana, 2005:180). Menurut McMahon (dalam Adi, 1994:55) persepsi diartikan sebagai proses menginterperetasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensory information).

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya, segala rangsangan yang di terimanya tersebut diolah, dan selanjutnya diproses.

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi sehingga persepsi seseorang akan dipengaruhi oleh berbagai faktor


(23)

yang menyebabkan seseorang memberikan interpretasi berbeda saat melihat sesuatu.

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, yakni perhatian, faktor-faktor fungsional, faktor-faktor struktural (Rakhmat, 2004:52) yaitu :

a. Perhatian (Attention)

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada stimuli lainnya melemah. Demikian definisi yng diberikan oleh Kenneth E. Andersen (1972:46) dalam buku yang ditulisnya sebagai pengantar pada teori komunikasi. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.

1. Faktor eksternal Penarik Perhatian

Apa yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention getter). Stimulis diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain : gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.

- Gerakan. Seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada objek-objek yang bergerak. Contoh, pada saat kita melihat running text pada berita disebuah acara televisi.

- Intensitas Stimuli. Kita akan memperhatikan stimuli yang menonjol dari

stimuli yang lain.

Contoh, seseorang yang berada di antara orang berpasangan.

- Kebaruan (Novelty). Hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda,

akan menarik perhatian. Beberapa eksperimen juga membuktikan stimuli yang luar biasa lebih mudah dipelajari atau diingat.

Contoh, detik.com terkenal karena menyajikan berita yang terbaru. Detik.com tidak akan bisa terkenal seperti sekarang apabila hanya menyajikan berita-berita basi.

- Perulangan. Hal-hal yang disajikan berkali-kali, bila disertai dengan

sedikit variasi, akan menarik perhatian. Disini, unsur “familiarity” (yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsur “novelty” (yang baru kita kenal).


(24)

Perulangan juga mengandung unsur sugesti yakni mempengaruhi bawah sadar kita.

Contoh, iklan Pepsodent yang menampilkan adegan seorang ayah yang mengajarkan cara menyikat gigi. Sebenarnya menyikat gigi adalah kegiatan yang membosankan bagi anak kecil tapi pada iklan tersebut anak diajarkan dengan cara menarik hingga menyikat gigi tidak menjadi kegiatan yang membosankan bagi mereka.

2. Faktor Internal Penaruh Perhatian

Contoh faktor internal yang mempengaruhi perhatian : - Faktor-faktor Biologis

Dalam keadaan sedih, seseorang akan merasa bahwa dirimya adalah orang yang paling menderita di dunia ini.

- Faktor-faktor Sosiopsikologis

Tunjukkan sebuah ruangan yang penuh dengan buku-buku. Reaksi setiap orang akan berbeda-beda apabila ditanyakan jumlah buku didalam ruangan buku tersebut.

- Faktor-faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu. Dalam suatu eksperimen, Levine, Chein, dan Murphy memperlihatkan gambar-gambar yang tidak jelas kepada dua kelompok mahasiswa. Gambar tersebut lebih ditanggapi sebagai makanan oleh kelompok mahasiswa yang lapar daripada oleh kelompok mahasiswa yang kenyang. Persepsi yang berbeda ini tidak disebabkan oleh stimuli, karena gambar yang disajikan sama pada kedua kelompok. Jelas perbedaan itu bermula pada kondisi biologis mahasiswa.

- Kerangka Rujukan (Frame of Reference)

Faktor –faktor fungsional yang mempengaruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Mula-mula konsep ini berasal dari penelitian psikofisik yang berkaitan dengan persepsi objek. Para psikolog sosial


(25)

menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Dalam kegiatan komunikasi, kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya.

Contohnya, berbicara tentang agenda setting, uses and gratification, spin doctor, spiral of silence kepada mahasiswa sastra. Mereka tidak akan mengerti pada saat ditanyakan istilah-istilah tersebut karena tidak memiliki kerangka rujukan.

3. Faktor-faktor Struktural

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu.

Sedangkan menurut (Siagian, 1989:101) secara umum, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang :

1. Diri orang yang bersangkutan sendiri

Apabila seorang melihat sesuatu melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia di pengaruhi oleh karakteristik individu yang turut mempengaruhi seperti sikap, motivasi, kepentingan, minat pengalaman dan harapannya.

2. Sasaran persepsi tersebut

Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. Dengan perkataan lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara pandang orang melihatnya.

3. Faktor situasi

Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Siagian dapat dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain adalah dari diri individu yang bersangkutan, sasaran-sasaran persepsi dan faktor situasi. Ketiga faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan.

Sejalan dengan ini, ada faktor-faktor yang juga menentukan persepsi yaitu latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang dianut, berita-berita yang berkembang (Kasali, 1994:23).


(26)

2.2.3 Proses Persepsi

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami dan sistematis yang menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya lainnya untuk mencapai suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.

Proses persepsi terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Seleksi, yakni proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

2. Interpretasi, yakni proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Dalam fase ini rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk, interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Namun, persepsi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang kompleks menjadi sederhana.

3. Reaksi, yaitu tingkah laku setelah berlangsung proses seleksi dan interpretasi (Sobur, 2003:446).

Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut :

Persepsi meliputi pengindraan (sensasi) melalui alat-alat indra kita (yakni indra peraba, indra penglihat, indra pencium, indra pengecap dan indra pendengar), atensi, dan interpretasi. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor indrawi mata, telinga, kulit, otot, hidung, dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar. Mata bereaksi terhadap gelombang cahaya, telinga terhadap gelombang suara, kulit terhadap temperature dan tekanan, hidung terhadap bau-bauan dan lidah terhadap rasa. Lalu rangsangan-rangsangan ini dikirimkan ke otak.

Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Seseorang tidak lahir untuk kemudian mengetahui bahwa rasa gula itu manis dan api itu membakar. Semua indra itu punya andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia. Penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk diinterpretasikan. Oleh karena otak menerima kira-kira dua pertiga pesan melalui rangsangan visual, penglihatan mungkin merupakan indra yang paling penting. Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan. Tidak seperti pesan visual yang menuntut mata mengarah pada objek, suara diterima dari semua arah. Penciuman, sentuhan, dan pengecapan terkadang memainkan peran penting dalam komunikasi, seperti lewat bau parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam di pantai.

Persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu seleksi, organisasi, dan interpretasi. Yang dimaksud seleksi sebenarnya mencakup sensasi dan atensi,


(27)

sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat didefinisikan sebagai meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna. Sebenarnya sulit membedakan sensasi dan persepsi. Misalnya, apa yang terjadi ketika membaui bunga warna, apakah terlebih dahulu merasakan sensasi fisiologis (bau) dan kemudian persepsi psikologis (aroma menyenangkan yang berkaitan dengan bunga mawar). Kedua hal itu sebenarnya terjadi secara serempak.

Atensi tidak terelakkan karena sebelum merespons atau menafsirkan kejadian atau rangsangan apapun, harus terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Ini berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain dan juga diri sendiri.

Tahap terpenting dalam persepsi dalam persepsi adalah interpretasi atas informasi yang diperoleh melalui salah satu atau lebih indra kita. Namun tidak dapat menginterpretasikan makna setiap objek secara langsung melainkan menginterpretasikan makna informasi yang dipercayai mewakili objek tersebut. Jadi pengetahuan yang diperoleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai objek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya objek tersebut (Mulyana, 2005:168).

Dari penjelasan diatas, persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan ditetapkan kepada manusia. Subproses psikologis lain adalah pengenalan, penalaran, perasaan, dan tanggapan. Secara singkat, persepsi didefinisikan sebagai cara manusia menangkap rangsangan. Kognisi adalah cara manusia memberi arti terhadap rangsangan. Penalaran adalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan rangsangan lainnya pada tingkat pembentukkan psikologis. Perasaan adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan baik diri sendiri atau bersama-sama dengan rangsangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual.

2.2.4 Objek Persepsi

Objek adalah suatu sasaran atau target yang diteliti untuk mendapatkan jawaban dari suatu masalah. Objek yang dipersepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada disekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi. Orang yang menjadikan dirinya sendiri sebagai objek persepsi, ini yang disebut sebagai persepsi diri (self perception). Karena banyaknya objek yang dapat dipersepsi, maka pada umumnya objek persepsi diklasifikasikan. Objek persepsi dapat dibedakan atas objek yang nonmanusia dan manusia. Objek persepsi yang berwujud manusia ini disebut person perception atau juga ada yang


(28)

menyebutnya sebagai social perception, sedangkan persepsi yang berobjekan nonmanusia, hal ini sering disebut sebagai nonsocial perception atau juga disebut sebagai things perception.

Apabila yang dipersepsi itu manusia dan yang non manusia, maka adanya kesamaan tetapi juga adanya perbedaan dalam persepsi tersebut. Persamaannya yaitu apabila manusia dipandang sebagai objek benda yang terikat pada waktu dan tempat seperti benda-benda lain. Namun perbedaannya, apabila yang dipersepsi itu manusia maka objek persepsi mempunyai aspek-aspek yang sama dengan yang mempersepsi dan hal ini tidak terdapat apabila yang dipersepsi itu nonmanusia. Pada objek persepsi manusia, manusia yang dipersepsi mempunyai kemampuan-kemampuan, perasaan, ataupun aspek-aspek lain seperti halnya pada orang yang mempersepsi. Orang yang dipersepsi akan dapat mempengaruhi pada orang yang mempersepsi, dah hal ini tidak akan dijumpai apabila persepsi itu nonmanusia. Karena itu objek persepsi, yaitu manusia yang dipersepsi, lingkungan yang melatarbelakangi objek persepsi, dan perseptor sendiri akan sangat menentukan dalam hasil persepsi (Walgito, 2002:76).

2.2.5 Kekeliruan dan Kegagalan Persepsi

Persepsi kita sering tidak cermat. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita mempersepsi sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita. Sehingga tidak jarang asumsi yang kita berikan terhadap sesuatu objek tidak sesuai dengan kejadian yang sebenarnya.

Ada beberapa bentuk kekeliruan dan kegagalan dalam pembentukan persepsi (Mulyana, 2005:211), yakni :

a. Kesalahan Atribusi

Atribusi adalah proses internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain. Dalam usaha mengetahui orang lain, kita menggunakan beberapa sumber informasi. Misalnya, kita mengamati penampilan fisik mereka, karena faktor-faktor seperti usia, gaya pakaian, dan daya tarik dapat memberikan isyarat mengenai sifat-sifat utama mereka. Kita dapat menduga sifat-sifat pria setengah baya yang berambut gondrong dan sebelah telinganya beranting, seorang wanita yang gemar mengenakan rok mini, atau seorang eksekutif yang sering mengenakan jas dan dasi. Namun dugaan kita tidak selalu benar mengenai sifat-sifat mereka.


(29)

b. Efek Halo

Kesalahan persepsi yang disebut efek halo (halo effects) merujuk pada fakta bahwa begitu membentuk suatu kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat-sifat yang spesifik. Misalnya, gagasan yang dianggap biasa bahkan using bila dikemukakan oleh orang awam dianggap brilliant atau kreatif bila hal itu dikemukakan oleh tokoh nasional, sehingga cepat diliput oleh pers.

Efek halo ini sangat berpengaruh kuat sekali pada diri dalam menilai orang-orang yang bersangkutan bila kita sangat terkesan oleh seseorang, karena kepemimpinannya atau keahliannya dalam suatu bidang, kita cenderung memperluas kesan awal kita. Kemudian kita kecewa karena ternyata setelah ia menduduki jabatan tersebut kinerjanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

c. Stereotip

Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan (stereotyping), yakni menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. Dengan kata lain, penstereotipan adalah proses menempatkan orang-orang dan objek-objek ke dalam kategori-kategori yang mapan, atau penilaian mengenai orang-orang atau objek-objek berdasarkan kategori-kategori yang dianggap sesuai, berdasarkan karakteristik individual mereka.

Stereotip berasal dari buku Public Opinion Walter Lippman (1922) yang berarti pictures in our head. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mendefinisikan stereotip sebagai persepsi atau kepercayaan yang kita anut mengenai kelompok-kelompok atau individu-individu berdasarkan pendapat ydan sikap yang lebih dulu terbentuk. Menurut Robert A. Baron dan Paul B. Paulus, stereotip adalah kepercayaan hampir selalu salah bahwa semua anggota suatu kelompok tertentu memiliki ciri-ciri atau menunjukkan perilaku-perilaku tertentu. Ringkasnya stereotip adalah kategorisasi atas suatu kelompok secara serampangan dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan individual. Kelompok-kelompok ini mencakup kelompok ras, keompok etnik, kaum tua, berbagai pekerjaan dan profesi atau dengan orang penampilan fisik tertentu. Contohnya, orang padang pelit, orang batak kasar, orang jawa halus pembawaan dan sebagainya.

Menurut Baron dan Paulus, beberapa faktor tampaknya berperan terjadinya stereotip. Pertama, kita cenderung membagi dunia ini ke dalam dua kategori kita dan mereka lebih jauh, orang-orang yang kita persepsi sebagai di luar kelompok kita dipandang sebagai lebih mirip satu sama lain dari pada orang-orang dalam kelompok kita sendiri. Kedua, setereotip bersumber dari kecenderungan untuk melakukan kerja kognitif sedikit mungkin, dalam berpikir mengenai orang lain. Kita dapat mengasumsikan bahwa kita mengetahui banyak tentang sifat-sifat utama mereka dan bagaimana kecenderungan perilaku mereka. Padahal kita tidak mengenal mereka bahkan tidak pernah bertemu dengan seorang anggota pun dari kelompok itu, meskipun pernah mendapat informasi dari kenalan atau media massa.


(30)

d. Prasangka

Suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda adalah prasangka, suatu konsep yang sangat dekat dengan stereotip. Istilah prasangka (prejudice) berasal dari kata latin praejudicium yang berarti suatu penilaian berdasarkan keputusan dan pengalam terdahulu. Prasangka ini bermacam-macam, yang populer adalah prasangka rasial, prasangka kesukuan, prasangka gender, dan prasangka agama. Wujud prasangka yang nyata dan ekstrim adalah diskriminasi, yakni pembatasan atas peluang atau akses sekelompok orang terhadap sumber daya semata-mata karena keanggotaan mereka dalam kelompok ras, suku, gender, pekerjaan dan sebagainya.

e. Gegar Budaya

Menurut Kalvero Oberg, gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan karena hilangnya tanda-tanda yang sudah dikenal dan simbol-simbol sosial. Lundstedt mengatakan gegar budaya adalah suatu bentuk ketidakmampuan menyesuaikan diri yang merupakan suatu reaksi terhadap upaya sementara yang gagal untuk meyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang-orang baru sedangkan menurut P. Harris dan R. Moran, gegar budaya adalah suatu trauma umum yang dialami seseorang dalam suatu budaya yang baru dan berbeda karena harus belajar dan mengatasi begitu banyak nilai budaya dan pengharapan baru, sementara nilai budaya dan pengharapan budaya lama tidak lagi sesuai. Meskipun gegar budaya ini dikaitkan dengan fenomena memasuki suatu budaya asing, lingkungan budaya baru yang dimaksudkan disini sebenarnya bisa juga merujuk pada agama baru, lembaga pendidikan baru, lingkungan kerja baru, atau keluarga besar baru.

Berdasarkan penjelasan di atas maka penyebab kekeliruan dan kegagalan dari persepsi seseorang pada dasarnya disebabkan oleh kekuranglengkapan informasi mengenai objek yang dipersepsikan, sehingga menimbukan kesan-kesan inderawi yang diterimanya. Jadi, tidak dapat disangkal bahwa persepsi seseorang tidak selamanya benar terkadang bisa saja keliru atau berbeda dengan orang lain.

2.3 Komunikasi Massa

2.3.1 Definisi Komunikasi Massa

Dalam kehidupan masyarakat informasi sangat membutuhkan media massa sebagai alat dalam mendapatkan informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi media massa juga kian berkembang, salah satunya adalah media internet. Penyampaian pesan atau informasi kepada masyarakat luas atau massa dikenal dengan istilah komunikasi massa.

Definisi yang paling sederhana tentang komunikasi masa dirumuskan Bittner yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Ahli komunikasi yang lain Gerbner mendefinisikan komunikasi


(31)

massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

Maletzke menghimpun banyak definisi beberapa diantaranya :

1. Komunikasi massa kita artikan setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar.

2. Komunikasi dibedakan bahwa dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar supaya komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat.

3. Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak-corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anomin; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak, bersifat sekilas; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang kompleks yang melibatkan biaya besar (Rakhmat, 2007:188).

Komunikasi massa juga dapat didefinisikan sebagai pengguna sebuah medium massa untuk mengirim massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas dengan tujuan untuk memberi informasi, menghibur atau membujuk (Vivian, 2008:450). Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas (Bungin, 2007:71).

Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak atau komunikan heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak


(32)

2.3.2 Unsur-Unsur Komunikasi Massa

Bagian-bagian terpenting yang membentuk dan mendukung terjadinya suatu sistem disebut unsur. Dalam melakukan proses komunikasi diperlukan unsur-unsur untuk mendukung kelancaran proses pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan. Unsur dalam komunikasi massa tidak sesederhana unsur bentuk komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi massa lebih kompleks karena setiap unsur memiliki karakteristik tertentu.

Unsur-unsur penting komunikasi massa adalah : a. Komunikator

Komunikator dalam komunikasi massa adalah :

1. Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh publik.

2. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar di mana tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. 3. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang

mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu.

b. Media massa

Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara missal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula.

c. Informasi (pesan) massa

Informasi massa adalah informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara missal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing.

d. Gatekeeper

Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa

komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang menyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. Bahkan mereka memiliki kewenangan untuk memperluas, membatasi informasi yang akan disiarkan tersebut. Seperti, wartawan, desk surat kabar, editor dan sebagainya. Bahkan penerima telepon di sebuah institusi media massa memiliki kesempatan untuk menjadi gatekeeper ini. e. Khalayak (publik)

Khalayak adalah massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa.


(33)

f. Umpan balik

Umpan balik dalam media massa berbeda dengan umpan balik dalam komunikasi antarpribadi. Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda sedangkan umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah dikoreks karena semakin majunya media teknologi, maka proses penundaan umpan balik menjadi sangat tradisional. Saat ini media massa juga telah melakukan berbagai komunikasi interaktif antara komunikator dan publik, dengan demikian maka sifat umpan balik yang tertunda ini sudah mulai ditinggalkan seirama dengan perkembangan teknologi telepon dan internet serta berbagai teknologi media yang mengikutinya (Bungin, 2007: 72).

2.3.3 Karakteristik komunikasi massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponen-komponen yang terlibat didalamnya, juga proses berlangsung komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka peembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona.

Karakteriksitik komunikasi massa dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain.

b. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula.

c. Pesannya bersifat umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Karena, pesan ditujukan dan untuk dinikmati oleh orang banyak.

d. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Keserempakan ialah kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator , dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.


(34)

e. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis

Alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Misalnya, pemancar untuk media elektronik.

f. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami (Nurudin, 2003:61).

Dari karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi masssa adalah proses penyampaian pesan dari komunikator dimana komunikator adalah sebuah lembaga atau institusi terhadap komunikan dalam jumlah yang besar (massa) dan heterogen.

2.3.4 Fungsi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah suatu proses penyampaian pesan dari komunikator atau media kepada khalayak melalui suatu alat informasi. Komunikasi massa berfungsi menyampaikan informasi baik positif atau negatif kepada masyarakat luas.

Fungsi komunikasi massa awalnya dicetuskan oleh Harold D Lasswell pada tahun 1948. Tokoh ilmu komunikasi yang mendalami komunikasi politik ini menyebutkan, fungsi komunikasi massa secara umum adalah untuk pengawasan lingkungan hidup, pertalian dan penyebaran warisan sosial (Effendy, 2003:28). Dalam kajian komunikasi massa, ada beberapa fungsi komunikasi massa tersebut yakni :

a. Fungsi Pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium di mana dapat digunakan untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya. Fungsi pengawasan ini bisa berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasive. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti, pemberitaan bahaya narkoba bagi kehidupan manusia yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan kepada masyarakat, maka fungsinya untuk kegiatan preventif agar masyarakat tidak terjerumus dalam pengaruh narkoba. Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa


(35)

yang dilakukannya. Media massa dapat memberikan reward kepada masyarakat yang bermanfaat dan fungsional bagi anggota masyarakat lainnya, namun sebagainya akan memberikan punishment apabila aktivitasnya tidak bermanfaat bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainnya di masyarakat.

b. Fungsi Sosial Learning

Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi massa itu berlangsung. Komunikasi massa yang dimaksudkan agar proses pencerahan itu berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di masyarakat luas. Fungsi komunikasi massa ini merupakan sebuah andil yang dilakukan untuk menutupi kelemahan fungsi-fungsi paedagogi yang dilaksanakan melalui komunikasi tatap muka, di mana karena sifatnya, maka fungsi paedagogi hanya dapat berlangsung secara eksklusif antara individu tertentu saja. c. Fungsi Penyampaian Informasi

Komunikasi massa mengandalkan media massa, memiliki fungsi utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi public tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informative tercapai dalam waktu cepat dalam singkat.

d. Fungsi Transformasi Budaya

Fungsi informatif adalah fungsi yang bersifat statis, namun fungsi-fungsi lain yang lebih dinamis adalah fungsi-fungsi transformasi budaya. Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang terpenting adalah komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Fungsi transfomasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global. Sebagaimana diketahui bahwa perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematika menjadi perhatian utama semua masyarakat di dunia, karena selain dapat dimanfaatkan untuk pendidikan juga dapat dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya, seperti politik, perdagangan, agama, hukum, militer, dan sebagainya. Jadi, tidak dapat dihindari bahwa komunikasi massa memainkan peran penting dalam proses ini di mana hampir semua perkembangan telematika mengikutsertakan proses-proses komunikasi massa terutama dalam proses transformasi budaya.

e. Fungsi Hiburan

Fungsi lain dari komunikasi adalah hiburan, bahwa seirama dengan fungsi-fungsi lain, komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan,


(36)

terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa. Tranformasi budaya yang dilakukan oleh komunikasi massa mengikutsertakan fungsi hiburan ini sebagai bagian penting dalam komunikasi massa. Hiburan tidak terlepas dari fungsi media massa itu sendiri dan juga tidak terlepas dari tujuan transformasi budaya. Dengan demikian, maka fungsi hiburan dari komunikasi massa saling mendukung fungsi-fungsi lainnya dalam proses komunikasi massa (Bungin, 2007:78).

Fungsi komunikasi massa adalah memberi informasi, mendidik, mempersuasi, menghibur (Nurudin, 2003:63). Sedangkan fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001), terdiri dari surveillance (pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of values (penyebaran nilai) dan entertainment (hiburan).

2.3.5 Proses Komunikasi Massa

Komponen pada proses komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok mudah diketahui. Namun apabila komunikasi tersebut dilakukan media massa maka komponen maupun prosesnya tidak akan sesederhana sebagaimana pada proses bentuk komunikasi yang lainnya. Komunikasi massa merupakan proses komunikasi dengan menggunakan media massa seperti internet, televisi, radio, suratkabar, majalah. Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses bagaimana komunikator menggunakan teknologi media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampui jarak untuk memengaruhi khalayak dalam jumlah banyak.

Proses komunikasi massa terlihat beberapa dalam bentuk :

1. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala besar, sekali siaran, pemberitaan yang disebarkan dalam jumlah yang luas, dan diterima oleh massa yang besar pula.

2. Proses komunikasi massa juga dilakukan melalui satu arah, yaitu dari komunikator ke komunikan, kalau terjadi interaktif di antara mereka, maka proses komunikasi (balik) yang disampaikan oleh komunikan ke komunikator sifatnya sangat terbatas, sehingga tetap saja didominasi oleh komunikator.

3. Proses Komunikasi massa berlangsung secara asimetris di antara komunikator dan komunikan, menyebabkan komunikasi di antara mereka berlangsung datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi kondisi emosional


(37)

disebabkan karena pemberitaan yang sangat agitatif, maka sifatnya sementara dan tidak berlangsung lama dan tidak permanen.

4. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersornal (non pribadi) dan tanpa nama. Proses ini menjamin, bahwa komunikasi massa akan sulit diidentifikasi siapa penggerak dan menjadi motor dalam sebuah gerakan massa di jalan.

5. Proses komunikasi massa juga berlangsung berdasarkan pada hubungan-hubungan kebutuhan (market) di masyarakat. Seperti, televisi dan radio melakukan penyiaran karena adanya kebutuhan masyarakat tentang pemberitaan-pemberitaan massa yang ditunggu-tunggu. Dengan demikian, maka agenda acara televisi dan radio juga sangat ditentukan oleh rating, yaitu bagaimana masyarakat menonton atau mendengar acara itu, apabila tidak ada pendengar atau pemirsanya, maka acara tersebuta akan dihentikan karena dianggap merugi dan tidak disponsori oleh pasar (Bungin, 2007:74).

2.3.6 Tujuan Komunikasi Massa

Dalam terjadinya komunikasi pasti komunikator memiliki tujuan yang ingin disampaikan kepada komunikan setelah mendapatkan pesan. Tujuan-tujuan tersebut dapat berupa perubahan persepsi, pendapat dan sikap.

Adapun tujuan dari komunikasi massa yakni :

1. Untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa. Pengaruh ini mungkin yang diharapkan seperti pemberitaan kepada masyarakat selama pemilihan, atau yang tidak diharapkan, seperti menyebabkan peningkatan kekerasan dalam masyarakat.

2. Untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan masyarakat. Dalam beberapa hal, melihat manfaat komunikasi massa oleh masyarakat menjadi lebih bermakna daripada melihat pengaruhnya. Pendekatan ini mengakui adanya peranan yang lebih aktif pada audiens komunikasi. Setidaknya, ada dua faktor yang digabung untuk memberikan tekanan yang lebih besar pada aktivitas audiens dan penggunaan komunikasi massa daripada pengaruhnya. Salah satu faktornya adalah bidang psikologi kognitif dan pemrosesan informasi. Faktor lain adalah perubahan teknologi komunikasi yang bergerak menuju teknologi yang semakin tidak tersentralisasi, pilihan pengguna yang lebih banyak, diversitas isi yang lebih besar, dan keterlibatan yang lebih aktif dengan isi komunikasi oleh pengguna individual.

3. Untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa.

4. Untuk menjelaskan peranan media massa dalam pembentukan pandangan-pandangan dan nilai-nilai masyarakat. Para politisi dan tokoh masyarakat sering memahami pentingnya peran komunikasi massa dalam pembentukan nilai-nilai dan pandangan dunia seperti, mengkritik


(38)

acara-acara dan film yang didasarkan oleh spekulasi (Severin dan Tankard, 2008:13).

2.3.7 Hambatan Komunikasi Massa

Dalam konteks komunikasi, pasti akan menemukan hambatan dalam proses penyampaian pesan sehingga mengakibatkan pesan yang diterima oleh komunikaan tidak sempurna. Efektivitas komunikasi merupakan faktor penentu untuk mengetahui seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi. Semakin efektif komunikasi yang berlangsung maka hambatan komunikasi semakin kecil dan begitu sebaliknya.

Adapun hambatan-hambatan dalam komunikasi massa adalah : a. Gangguan

Jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara seperti menggerutu maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan ucapan dan hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audiens dinamakan gangguan (noise). Dalam komunikasi massa, yang didasarkan pada peralatan mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang terjadinya gangguan adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa berjalan secara keliru. Gangguan terjadi dalam bentuk : ganguan semantik, gangguan saluran, dan gangguan lingkungan.

1. Gangguan Semantik, komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Ini dinamakan gangguan semantik. Susunan kata yang buruk adalah salah satu contohnya. Bicara seperti orang ngedumel juga termasuk penghambat komunikasi.

2. Gangguan Saluran, ketika sedang mendengar siaran radio AM tapi suaranya terputus-putus berarti sedang mengalami gangguan saluran (channel noise). Bentuk gangguan saluran lainnya adalah tinta yang

blobor di halaman majalah, dan mikrofon yang tidak berbunyi saat

penyiar membaca berita.

3. Gangguan Lingkungan, intrusi yang terjadi di tempat penerimaan disebut gangguan lingkungan misalnya, saat membaca tiba-tiba bel pintu suara anak menjerit-jerit, yang mengganggu proses decoding yang sedang lakukan dalam membaca.

b. Filter

Orang-orang yang menerima pesan media massa mungkin secara tak sadar melakukan intervensi yang mengganggu kesuksesan proses komunikasi. Penyebab intervensi ini dikenal sebagai filter.

1. Filter Informasional, jika seseorang tidak memahami bahasa atau simbol yang dipakai komunikator, proses komunikasi menjadi cacat. Orang tidak punya informasi untuk menguraikan pesan, dan kekurangan ini dinamakan filter informasional. Filter sebagaian datang dari pihak komunikator, yang kosakatanya tidak cocok dengan


(39)

kosakata yang dimiliki audiens. Tetapi kebanyakan merupakan kekurangan di pihak aundiens.

2. Filter Fisik, ketika pikiran penerima sedang kelelahan, maka filter fisik akan mengganggu proses komunikasi massa. Orang mabuk merupakan salah satu contoh dari adanya filter fisik. Komunikasi massa tidak punya banyak control atas filter fisik ini.

3. Filter Psikologis, jika penerima adalah pejuang hak-hak asasi binatang, maka filter psikologis kemungkinan besar akan memengaruhi penerimaannya terhadap informasi atau berita tentang riset yang menggunakan hewan. Pandangan yang berbeda bisa berpengaruh. Misalnya ada dua cewek bersahabat bersama-sama nonton film Fatal Attraction. Salah satu cewek sudah menikah dan istri setia, yang satunya selingkuh dengan pria yang sudah bersuami. Karena punya gagasan dan pengalaman hidup yang berbeda dalam hal kesetiaan perkawinan, yang merupakan tema utama film itu, maka kedua wanita itu melihat dan mendengar kata-kata yang sama tapi seperti melihat dua film yang “berbeda” (Vivian, 2008:460).

2.3.8 Hasil Komunikasi Massa

Proses dari berlangsungnya komunikasi massa selalu menghasilkan dampak positif maupun negatif di dalam masyarakat terhadap pesan yang disampaikan. Adapun hasil dari komunikasi massa yang diperoleh adalah :

a. Amplifikasi

Teknologi media massa memberi komunikator massa semacam megafon. Ini adalah sesuatu yang tidak dimiliki komunikator jenis lain. Sumber surat, misalnya, umumnya memuat satu pesan kepada satu orang lain. Sebaliknya, penulis di majalah, punya kemampuan untuk menjangkau ribuan, atau mungkin jutaan orang melalui majalah cetaknya. Penyiar punya peralatan transmitter. Peralatan media massa membuat komunikator massa mampu untuk “memperbesar” (to amplify) pesan dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan komunikasi interpersonal atau kelompok.

b. Tanggapan

Penerima pesan setelah memahami pesan, memberi respons. Si penerima ini menjadi pengirim, mengkodekan tanggapan dan mengirimkannya melalui medium ke pengirim pertama, yang kini menjadi tujuan baru yang mendekodekan pesan. Proses pembalikan ini disebut umpan balik atau tanggapan (feedback).

c. Efek

Tujuan utama dari penyampaian pesan adalah menimbulkan efek. Seorang pelawak bertujuan agar setidaknya ada penonton yang tersenyum. Seorang ahli pidato mungkin agar orang tertarik. Seorang cheerleader mungkin bertujuan membangkitkan semangat tim. Luasnya audiens komunikasi massa dapat memperkuat efek potensial pesan. Karena efek potensial ini amat besar, kita perlu


(40)

memahami proses-proses yang menimbulkan efek-efek tersebut (Vivian, 2008:462).

2.3.9 Komunikasi Massa sebagai Sistem Sosial

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systema. Artinya sehimpunan dari bagian atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Dalam tradisi ilmu sosial penggunaan istilah sistem lebih sering digunakan untuk merujuk pada sebuah sistem organik, yaitu sebuah sistem yang di dalamnya terdiri dari beberapa komponen yang lebih kecil yang memiliki kehidupan (animate). Istilah ini digunakan untuk membedakan penggunaan istilah yang sama pada ilmu-ilmu eksakta, di mana sebuah sistem anorganik terdiri dari beberapa komponen yang lebih kecil yang tak berjiwa (in-animate). Walaupun demikian, kedua istilah sistem itu mengarah kepada pengertian sistem sebagai sebuah himpunan kehidupan sosial yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhungungan satu dengan lainnya secara teratur dan sistematis serta membentuk suatu kehidupan yang menyeluruh.

Di masyarakat, sistem digunakan untuk beberapa pengertian sebagai berikut :

a. Sistem ditujukan sebagai gagasan atau ide yang tersusun, teorganisir dan membentuk suatu kesatuan yang sistematis dan logis, umpamanya adalah filsafat, nilai, pemerintahan, demokrasi, kekerabatan, dan sebagainya. b. Sistem yang merujuk pada pengertian sebuah kesatuan, kelompok, sebuah

himpunan dari beberapa unit atau komponen yang terpisah-pisah, memiliki hubungan –hubungan khusus sehingga membentuk sebuah keseluruhan yang utuh, seperti pesawat terbang, komputer, arloji, dan sebagainya. c. Sistem ditujukan untuk menyebutkan sebuah metode, cara, teknik yang

digunakan, seperti sistem belajar, sistem pelatihan, sistem bertindak, dan sebagainya

Talcott Parson membagi karakter sistem sosial menjadi dua :

a. Karakter himpunan, yaitu sistem terdiri dari beberapa komponen yang terdapat dalam kehidupan masyarakat keseharian.

b. Karakter ekuilibrium, yaitu sistem merupakn sebuah kehidupan yang seimbang diatur oleh norma dan aturan-aturan dalam masyarakat tersebut. Hal-hal dapat dimanfaatkan dari teori sistem adalah ;


(41)

b. Sistem mengandung banyak tingkatan dan dapat diaplikasikan pada aspek dunia sosial berskala besar maupun kecil, ke aspek ruang paling subjektif dan objektif.

c. Teori sistem tertarik pada keragaman hubungan dari berbagai aspek dunia sosial.

d. Pendekatan sistem cenderung menganggap melihat semua aspek sosiokultural dari segi proses, khususnya jaringan informasi dan komunikasi.

e. Teori sistem bersifat inheren dan integratif (Bungin, 2007:82).

2.4 Media Masyarakat

Media pada dasarnya adalah segala sesuatu yang merupakan saluran yang mana seseorang menyatakan gagasan, isi jiwa atau kesadarannya. Dengan kata lain media adalah alat untuk mewujudkan gagasan manusia. Masyarakat dipandang sebagai suatu sistem yang berkelanjutan dari subsistem atau komponen aktif yang masing-masing dihubungkan dalam suatu kontribusi penting yang berkesinambungan.

Dalam masyarakat sederhana, kesepakatan bisa dicapai pembicaraan langsung, sedangkan masyarakat industri yang kompleks harus mengandalkan media massa. Media dapat terlihat hidup ketika salah satu sistem sosial terorganisir yang memerlukan pemeliharaan yang lebih akurat, konsisten serta mendukung dan melengkapi yang menyangkut masyarakat pekerja dan lingkungan sosial sesuai dengan permintaan institusi dan individu akhirnya manfaat media tidak mencapai yang diharapkan (Rivers dan Peterson, 2004:34). Tiap orang menggunakan media secara berbeda. Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi, dan sebagainya mempengaruhi alasan seseorang menggunakan media. Selain itu, masih banyak faktor lain yang tidak terlalu kentara seperti sikap-sikap individual, aspirasi, harapan, ketakutan, dan sebagainya. Semua faktor itu tidak saja mempengaruhi penggunaan media oleh seseorang, namun juga mempengaruhi apa yang akan ditemukannya dari media massa (Rivers dan Peterson, 2004:313).


(1)

bersuku Jawa lebih mengetahui terhadap Upaya P2K sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru.

Secara garis besar masyarakat Kelurahan Sei Agul pernah mendengar mengenai Pulau Komodo dan pernah mendengar Pulau Komodo menjadi salah satu kategori finalis New Seven Wonders of Nature atau lebih dikenal Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru. Kebanyakan masyarakat Kelurahan Sei Agul mengetahui Pulau Komodo menjadi salah satu Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru dari informasi yang didapatkan melalui televisi. Namun ada beberapa dari masyarakat yang mendapat informasi mengenai Pulau Komodo melalui teman dengan kejelasan informasi yang berbanding sama atau fifty fifty. Hal ini dapat menggambarkan bahwa informasi yang didapatkan melalui media televisi lebih mempunyai kredibilitas dalam penyampaian informasi.

Ada beberapa cara sosialisasi yang dilakukan panitia Pendukung P2K di berbagai media massa diantaranya; iklan, penggunaan duta dan ikon komodo, spanduk dan lain-lain. Cara-cara sosialisasi di atas di nilai efektif oleh masyarakat Kelurahan Sei Agul. Duta dan ikon komodo yang ditunjuk oleh panitia Pendukung Pemenangan Komodo ialah berasal dari kalangan public figure (figur pemerintahan, selebritis, olahragawan, seniman dan model), dari keseluruhan public figure yang ditunjuk oleh panitia P2K, selebritis, seniman dan aktivis perempuan Rieke Diah Pitaloka dianggap lebih familiar dalam mensosialisasikan Pulau Komodo dibandingkan dengan ikon komodo lainnya. Masyarakat Kelurahan Sei Agul rata-rata mengetahui cara mendukung Pulau Komodo melalui SMS (Short Message Service) dan rata-rata masyarakat Kelurahan Sei Agul pernah memberikan dukungannya melalui SMS (Short Message Service) terhadap pemenangan Pulau Komodo. Jika dilihat berdasarkan persentase data yang dikumpulkan melalui kuesioner maka masyarakat Kelurahan Sei Agul dapat dikategorikan sering mengirim SMS (Short Message Service) mendukung Pulau Komodo. Sedangkan, sosialisasi dalam bentuk iklan juga banyak diketahui masyarakat Kelurahan Sei Agul, menurut mereka iklan-iklan tersebut sering muncul dari berbagai media massa. Masyarakat Kelurahan Sei Agul juga mendapatkan informasi dari kegiatan selain iklan yakni melalui talk show.


(2)

Menurut masyarakat Kelurahan Sei Agul informasi yang dijelaskan oleh berbagai media massa mampu meberikan kejelasan informasi yang sempat simpang siur di berbagai elemen masyarakat. Hal ini tergambar dari tingginya antusiasme masyarakat Kelurahan Sei Agul dalam memberikan dukungannya terhadap pemenangan Pulau Komodo melalui SMS (Short Message Service). Rata-rata masyarakat Kelurahan Sei Agul memahami maksud-maksud dari kampanye Pulau Komodo oleh panitia Pendukung Pemenangan Komodo (P2K). Upaya-upaya P2K dinilai efektif oleh masyarakat Kelurahan Sei Agul dalam membantu mereka memahami keberadaan Pulau Komodo dan hal ini membuat masyarakat Sei Agul lebih tertarik untuk memberikan dukungan terhadap Pulau Komodo serta mereka turut mengajak teman-teman, sahabat, keluarga untuk mendukung Pulau Komodo sebagai salah satu kategori Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru.

Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat Kelurahan Sei Agul disertai dengan analisa yang dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan, maka dapat digambarkan bahwa persepsi masyarakat Kelurahan Sei Agul terhadap upaya P2K menilai positif dan efektif, karena bentuk sosialisasi yang dilakukan dapat diartikan lebih dari sekedar upaya pemenangan, tetapi bersamanya terselip harapan akan kesejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Manggarai Barat dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Melalui ajang ini, tentu harapannya Pulau Komodo bisa mendapat perhatian baik dalam negeri maupun internasional sebagai alternatif tujuan wisata dapat menaikkan martabat Bangsa dan Negara Indonesia dimata dunia internasional.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Persepsi Masyarakat terhadap Upaya P2K sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru” yang dilakukan di Kelurahan Sei Agul, maka peneliti menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Upaya P2K dalam mensosialisasikan Pulau Komodo diberbagai media massa sangat gencar. Upaya P2K sangat terbantu dengan bekerjasama beberapa provider dan P2K juga bekerjasama dengan beberapa stasiun televisi swasta untuk ikut mengajak masyarakat mendukung Pulau komodo. Radio dan suratkabar juga gencar mempublikasikan kehadiran Pulau Komodo serta spanduk-spanduk yang berisi ajakan untuk mendukung banyak dipasang ditempat umum. Sehingga efek gencarnya kampanye dari P2K, banyak kampanye berantai yang dilakukan oleh masyarakat melalui media jejaring sosial seperti ikut menyuarakan melalui update status.

2. Media televisi adalah awal akses masuk informasi kepada masyarakat luas tentang keberadaan komodo. Hampir dari keseluruhan masyarakat Indonesia memiliki akses informasi pada televisi, yang dengan cepat dan mudah mengkampanyekan atau menyebarluaskan. Dengan demikian, mayoritas masyarakat Kelurahan Sei Agul mendengar mengenai Pulau Komodo menjadi salah satu finalis Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru melalui televisi.

3. Upaya P2K diberbagai media massa dinilai baik dan efektif sehingga hampir seluruh masyarakat Kelurahan Sei Agul ikut mendukung Pulau Komodo.

4. Masyarakat Kelurahan Sei Agul menyatakan setuju dengan diadakan upaya-upaya P2K guna terpilihnya Pulau Komodo sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru. Melalui ajang ini, masyarakat Kelurahan Sei Agul berharap Pulau Komodo bisa mendapat perhatian baik dalam negeri maupun internasional sebagai alternatif tujuan wisata, serta dapat


(4)

menaikkan martabat Bangsa dan Negara Indonesia dimata dunia Internasional.

5. Masyarakat Kelurahan Sei Agul juga setuju dengan diadakan pemilihan Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru dapat mensejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur melalui jalur pariwisata.

5.2 Saran Responden Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa responden yang tidak mengetahui upaya-upaya yang dilakukan P2K. Oleh karena itu, diharapkan media massa dapat menyajikan informasi lebih sederhana sehingga mudah dipahami semua kalangan dan apabila diadakan pemilihan selanjutnya panitia penyelenggara harus lebih gencar mensosialisasikan tidak hanya melalui komunikasi massa tetapi juga melalui komunikasi antarpribadi.

5.3 Saran dalam Kaitan Akademis

Penelitian ini ditujukan untuk mencari persepsi yang muncul terhadap suatu realitas yang berkembang di masyarakat. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan masukan atau pertimbangan terhadap penelitian yang akan dilakukan selanjutnya khususnya di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5.4 Saran dalam Kaitan Praktis

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang berusaha menggambarkan dari hasil jawaban responden melalui kuesioner. Jika dikemudian hari dilakukan penelitian ulang atau masih mengangkat kajian judul seperti ini, penulis menyarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif agar dapat menggambarkan secara luas sehingga peneliti dapat mewawancarai responden secara mendalam.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi R. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya Lukiati Komala. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharimi. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arimbi, Fridia Novi. 2012. 7 Keunggulan Keajaiban Alam Dunia Baru. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Bungin, Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi : Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta : Kencana.

Effendi, Onong Uchyana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya Bhakti.

Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

Liliweri, Alo. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung : Mondar Maju. Lubis, Suwardi. 1997. Teknologi Komunikasi dan Pembangunan. Medan : USU

Press.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Malang : Cespur.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode Penelitian komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

_________________. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rivers L. William dan Peterson Jay W. Jensen Theodore. 2004. Media Massa & Masyarakat. Jakarta : Kencana


(6)

Severin J. Werner dan James W. Tankard, JR. 2008. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, & Terapan di Dalam Media Massa, Edisi Kelima. Jakarta : Kencana.

Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Bina Aksara.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : PT. Pustaka LP3S Indonesia.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia.

Susanto, Eko Harry. 2010. Komunikasi Manusia : Esensi dan Aplikasi dalam Dinamika Sosial Ekonomi Politik. Jakarta : Mitra Wacana Media.

Ulung, Gagas. 2011. 200 Tempat Paling Menantang dan Eksotis di Provinsi Nusa Tenggara Timur : Wisata Alam, Bahari, Budaya, dan Tradisi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Kencana. Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi. Sumber Lain :

(diakses 27 November 2011)

(diakses 27 November 2011)

(diakses 3 Desember 2011)


Dokumen yang terkait

Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul

2 41 71

Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Agul Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia

1 94 92

Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei Sebagai Klaster Industri

8 117 94

Figur Surya Paloh dan Persepsi Pendukung Nasional Demokrat (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Pendukung Organisasi Massa Nasional Demokrat Terhadap Surya Paloh Sebagai Figur Sentral Dalam Bingkai Komunikasi Politik).

1 85 226

Persepsi dan Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Deli Terhadap Pemanfaatan Jasa Lingkungan Sungai Deli (Studi Kasus Masyarakat Kelurahan Deli Tua Barat, Kelurahan Sukaraja, Kelurahan Sei Agul dan Kelurahan Labuhan Deli – Sumatera Utara)

6 105 78

Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Konservasi di Taman Hutan Raya Bukit Barisan

5 57 17

Persepsi Masyarakat Terhadap Ular Sebagai Upaya Konservasi Satwa Liar Pada Masyarakat Dusun Kopendukuh, Desa Grogol, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi

0 5 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.I Kerangka Teori - Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Agul Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan

0 1 36

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikator dalam komunikasi massa mengharapkan audiensnya untuk - Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru (Studi Deskriptif Mengenai Perseps

0 0 8

Persepsi Masyarakat Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia Alam Baru (Studi Deskriptif Mengenai Persepsi Masyarakat Kelurahan Sei Agul Terhadap Upaya Pendukung Pemenangan Komodo (P2K) Sebagai Tujuh Keajaiban Dunia A

0 0 11