29
4. Tulisan dari para ahli yang berkaitan dengan zakat dalam pengenaan pajak penghasilan.
c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan tambahan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang terdapat dalam penelitian,
55
yaitu : 1. Kamus Bahasa Indonesia
2. Kamus Bahasa Arab 3. Surat Kabar
4. Internet, makalah-makalah yang berkaitan dengan objek penelitian.
3. Alat Pengumpulan Data
a. Studi kepustakaandokumentasi. Yaitu dengan menelaah bahan hukum kepustakaan yang terkait dengan
permasalahan yang diajukan untuk meneliti lebih jauh, guna memperoleh data sekunder berupa bahan primer dan sekunder.
b. Wawancara yaitu menghimpun data dengan melakukan tanya jawab antara peneliti dengan nara sumber untuk mendapatkan informasi.
56
Dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah ditentukan yang ditujukan kepada informan yakni pegawai Direktorat Jenderal Pajak KPP
Pratama Pekanbaru Senapelan Pekanbaru.
55
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op. Cit., hal. 161.
56
Ibid., hal. 161.
Universitas Sumatera Utara
30
4. Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan mengurai sesuatu sampai ke komponen- komponennya dan kemudian menelaah hubungan masing-masing komponen
dengan keseluruhan konteks dari berbagai sudut pandang. Penelaah dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diharapkan.
57
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif, yaitu penelitian dilakukan dengan menganalisis data yang berdasarkan
atas peraturan perundang-undangan. Selanjutnya ditarik kesimpulan dengan metode deduktif, yakni berfikir dari hal yang umum menuju kepada hal yang
khusus dengan menggunakan perangkat normatif. Kesimpulan adalah jawaban khusus atas permasalahan yang diteliti sehingga diharapkan akan memberikan
jawaban yang jelas atas permasalahan dalam penelitian ini.
57
Sri Mamudji, Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum UI, 2005, hal. 67.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB II ZAKAT SEBAGAI PENGURANG PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK
A. Jenis Zakat Sebagai Pengurang Pajak Penghasilan
Zakat yang merupakan Rukun Islam yang ketiga yang menurut etimologi bahasa adalah suci, tumbuh dan berkembang serta berkah. Dan apabila dihubungkan
dengan harta, menurut ajaran Islam, harta yang dizakati akan tumbuh berkembang, bertambah karena suci dan berkahmembawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan
yang punya. Zakat memiliki posisi yang sangat penting, strategis dan menentukan, baik dari sisi ajaran maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat.
58
Adapun menurut syara’, zakat adalah hak yang telah ditentukan besarnya yang wajib dikeluarkan pada harta-harta tertentu.
59
Zakat dari segi istilah fikih berarti “Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
diserahkan kepada orang-orang yang berhak”. Di samping berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.” Jumlah yang dikeluarkan
dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan.
Arti “tumbuh” dan “suci” tidak dipakaikan hanya buat kekayaan, tetapi lebih dari itu, juga buat jiwa orang yang menzakatkannya, sesuai firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dalam Q.S. At-Taubah ayat 103 yang artinya :“Ambilah zakat
58
Gustian Djuandaet.al, Op. Cit., hal. 14.
59
Gusfahmi, Op. Cit.., hal.92.
31
Universitas Sumatera Utara
32
dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itumenjadi
ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagiMaha Mengetahui.” Ibnu Taimiyah berkata, “jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan
kekayaannya akan bersih pula: bersih dan bertambah maknanya.
60
Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat
Islam.
61
Zakat merupakan bagian yang ditetapkan jumlahnya dari harta tertentu pada waktu tertentu yang dibayarkan kepada pihak-pihak tertentu.
62
Syarat wajib zakat antara lain muslim, aqil yaitu seorang muslim yang telah dapat menggunakan akalnya
dan sehat secara fisik dan mental, baligh serta memiliki harta yang mencapai nishab. Zakat yang ditetapkan Allah Subhana Wa Ta’ala mempunyai dua fungsi
utama , yaitu memberikan manfaat bagi individunafs dan kolektifjama’i. Manfaat individu dari zakat adalah bahwa ia akan membersihkan dan menyucikan mereka
yang membayar zakat. Zakat akan membersihkan hati manusia dari kekikiran dan cinta harta yang berlebihan, dan zakat akan menyucikan atau menyuburkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati manusia. Sementara itu, manfaat kolektif dari zakat itu adalah bahwa zakat akan terus mengingatkan orang yang memiliki kecukupan harta bahwa
ada hak orang lain dalam hartanya.
60
Yusuf Qardawi, Op. Cit., hal. 35.
61
Pasal 1 ayat2, Undang-Undang Pengelolaan Zakat, UU No.23 Tahun 2011, LN.No.115, TLN No.5255 Tahun 2011.
62
Syaikh Abu Malik Kamal, Panduan Beribadah Khusus Wanita, Jakarta: Almahira, 2007, hal. 207.
Universitas Sumatera Utara
33
Selain itu, eksistensi zakat dalam kehidupan manusia baik pribadi maupun kolektif pada hakikatnya memiliki makna ibadah dan ekonomi. Disatu sisi, zakat
merupakan bentuk ibadah wajib bagi mereka yang mampu dari kepemilikan harta dan menjadi salah satu ukuran variabel utama dalam menjaga kestabilan sosial ekonomi
agar selalu berada pada posisi aman untuk terus berlangsung. Penerapan sistem zakat akan mempunyai berbagai implikasi diberbagai segi
kehidupan, antara lain : 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan.
2. Memperkecil jurang kesenjangan ekonomi 3. Menekan jumlah permasalahan sosial.
4. Menjaga kemampuan beli masyarakat agar dapat memelihara sektor usaha
5. Mendorong masyarakat untuk berinvestasi, tidak menumpuk hartanya.
63
Terdapat dua jenis zakat yang diwajibkan dalam hukum Islam, yaitu : -
Zakat Fitrah yang dikeluarkan setahun sekali menjelang Iedul Fitri berupa bahan pangan atau makanan pokok setara 2,5 Kg.
- Zakat Maal yang terdiri dari Zakat Hewan Ternak, Zakat Emas dan Perak,
Zakat Harta Perniagaan, Zakat Hasil Pertanian, Zakat Kekayaan Laut, Zakat Barang Temuan, dan terakhir ada yang disebut dengan Zakat Profesi.
63
www.qultummedia.com., diakses pada tanggal 24 Okober 2013, pukul 20:15WIB
Universitas Sumatera Utara
34
Zakat sebagai pembayaran tahunanhaul kecuali atas hasil pertanian, diwajibkan bagi kaum Muslim yang kaya atas kekayaan mereka. Ia ditetapkan atas
bentuk-bentuk kekayaaan yang memiliki kemampuan untuk berkembang dari sisi nilainyaemas,perak atau dapat menghasilkan kekayaan lebih lanjut, seperti ternak,
produksi pertanian dan barang dagangan.
64
Menurut Undang-Undang Pajak PenghasilanPPh yang lama
65
dan diatur pelaksanaannya di dalam Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-163PJ2003 tentang
Perlakuan Zakat Atas Penghasilan dalam Penghitungan Kena Pajak Pajak Penghasilan , zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak pada Pajak
Penghasilan adalah zakat atas penghasilan. Hal ini terdapat pada pasal 1 ayat1 KEP-163PJ2003 yaitu zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayarkan oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri pemeluk agama Islam dan atau Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada Badan Amil
Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sesuai Ketentuan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto Wajib Pajak badan atau penghasilan neto Wajib Pajak orang pribadi yang bersangkutan dalam menentukan besarnya Penghasilan
Kena Pajak. Dan pada ayat2 berbunyi penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat1 adalah penghasilan yang merupakan objek pajak yang dikenakan Pajak
64
Gusfahmi, Op. Cit., hal. 97.
65
Pasal 9 ayat1 huruf g, Undang-Undang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan, UU No.17 Tahun 2000.
Universitas Sumatera Utara
35
Penghasilan yang tidak bersifat final, berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat1 atau ayat2 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Dari bermacam-macam zakat yang disebutkan di atas kalau zakat penghasilan disamakan dengan zakat maal sangatlah berbeda, dan kalau didekat-
dekatkan dari jenis zakat di atas yang mendekati yaitu zakat profesi dan zakat hasil pertanian. Walaupun di zaman Rasulullah jenis zakat profesi tidak ada, sedangkan
zakat hasil pertanian bisa sampai 10 besarnya dari nilai panen sedangkan dalam KEP-163PJ2003 pasal 1 ayat3 mengatur besarnya zakat yang dapat dikurangkan
dari Penghasilan Kena Pajak adalah sebesar 2,5dua setengah persen dari jumlah penghasilan. Jenis zakat yang lainkecuali zakat fitrah lebih menitik beratkan
perhitungan pada sisi bagian neraca harta tidak dapat dikurangkan sebagai biaya karena tidak berhubungan langsung dengan penghasilan. Sesuai KEP-163PJ2003,
perhitungan zakat yang boleh dibiayakan dalam Pajak Penghasilan lebih menitik beratkan perhitungan pada sisi penghasilanrugi-laba yang kurang relevan dengan
makna Mal sendiri yang berarti harta.
66
Dengan adanya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak PenghasilanPPh
berlaku sejak 2009 maka kata “zakat atas penghasilan” diganti menjadi “zakat”. Yaitu zakat yang diterima oleh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk
atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
66
www.maskokilama.wordpress,com20081029, diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul 19:00WIB.
Universitas Sumatera Utara
36
pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemeritah.
67
Hal ini didukung dengan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku Peraturan Direktur
Jenderal Pajak
Nomor KEP-163PJ2003
dicabut dengan
dikeluarkannyaPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-6PJ2011 tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pembuatan Bukti Pembayaran atas Zakat atau
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto pada Pasal 1 juga menyatakan bahwa zakat atau sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto meliputi zakat yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam
danatau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh Pemerintah. Implikasinya, semua zakat yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi
Muslim dan badan dalam negeri yang dimiliki Muslim dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak, termasuk semua jenis zakat maal baik yang perhitungannya
dari penghasilanrugi-laba atau dari hartaneraca.
67
Pasal 9 ayat1 huruf g, Undang-Undang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, UU No.36 Tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
37
Di dalam Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada pasal 4 ayat1 menyatakan
bahwa zakat meliputi zakat mal dan zakat fitrah. Dilihat dari kedua jenis zakat dalam Undang-Undang tersebut di atas yang
dapat menjadi pengurang penghasilan kena pajak pada pajak penghasilan adalah zakat
maal. Karena
zakat maal
inilah yang
oleh orang
pribadi atau
perusahaanbadanmilik muslim diserahkan kepada Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah. Lain halnya dengan zakat
fitrah yang penyerahannya hanya atas nama individu dan kepada lembaga amil zakat yang sifatnya lokal atau langsung diserahkan oleh muzaki kepada mustahik.
Sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-33PJ2011 tentang
BadanLembaga yang Dibentuk atau Disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya
Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto, pada pasal 1 ayat1 berbunyi BadanLembaga sebagai penerima zakatatau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah badanlembaga yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
Jadi jenis zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak pada Pajak
Penghasilan adalah semua jenis zakat yang terdapat pada zakat mal yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat Pasal 4
ayat2 meliputi : a. Emas, perak, dan logam mulia lainnya;
Universitas Sumatera Utara
38
b. Uang dan surat berharga lainnya; c. Perniagaan;
d. Pertanian, perkebunan dan kehutanan; e. Peternakan dan perikanan;
f. Pertambangan;
g. Perindustrian; h. Pendapatan dan jasa; dan
i. Rikaz.
Dalam ayat3 juga manyatakan bahwa zakat mal tersebut diatas merupakan harta yang dimiliki oleh muzaki perseorangan atau badan usaha.
Harta kekayaan yang termasuk dalam zakat mal yang disebutkan di atas dapat sebagai pengurang penghasilan kena pajak pada pajak penghasilan apabila
zakat yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam danatau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama Islam
kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah.
68
B. Kedudukan Zakat Sebagai PengurangPajak Penghasilan
Pajak Penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Ada beberapa konsep penting
68
Pasal 1 huruf a, Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Pelaksanaan dan Pembuatan Bukti Pembayaran Atas Zakat Atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat
Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto, Nomor PER-6PJ2011.
Universitas Sumatera Utara
39
yang terdapat dalam pengertian Pajak Penghasilan, yaitu mengenai subjek pajak termasuk Wajib Pajak, penghasilan yang diperoleh sebagai objek pajak, dalam tahun
pajak dan dikenakannya. Objek pajak dalam Pajak Penghasilan adalah penghasilan. Adapun yang
bukan objek pajak pengecualian penghasilan pada Pajak Penghasilan sebagaimana diatur di dalam Pasal 4 ayat 3 huruf a angka 1Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008 yaitu bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan
yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh
lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.”
69
Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan dalam
menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, yang boleh sebagai pengurang adalah zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
69
Penjelasan : bantuan atau sumbangan bagi pihak yang menerima bukan merupakan objek pajak sepanjang diterima tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan penguasaan di antara pihak-
pihak yang bersangkutan. Zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak serta sumbangan
keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama lainnya yang diakui di Indonesia yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak diperlakukan sama seperti bantuan atau sumbangan. Yang dimaksud dengan “zakat” adalah zakat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai
zakat.
Universitas Sumatera Utara
40
pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
70
Jadi kedudukan zakat dalam Pajak Penghasilan sebagai salah satu pengurang Penghasilan Kena Pajak. Penghasilan Kena Pajak merupakan dasar
penghitungan untuk menentukan besarnya pajak penghasilan yang terutang.
71
Di dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomr 254PMK.032012mengatur bahwa pengurangan zakat atau sumbangan keagamaan dilaporkan dalam Surat
PemberitahuanSPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi danatau oleh Wajib Pajak badan dalam negeri.
72
Hal ini juga diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 6PJ2011
73
Pasal 4 yang berbunyi : 1 Pengurangan
zakat atau
sumbangan keagamaan
yang sifatnya
wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
70
Pasal 9 ayat1 huruf g, Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan, UU Nomor 36 Tahun 2008.
71
Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, menyebutkan bahwa penghasilan
kena pajak merupakan dasar penghitungan untuk menentukan besarnya Pajak Penghasilan yang terutang. Dalam Undang-Undang ini dikenal dua golongan Wajib Pajak, yaitu Wajib Pajak dalam
negeri dan Wajib Pajak luar negeri. Bagi Wajib Pajak dalam negeri pada dasarnya terdapat dua cara untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak, yaitu penghitungan dengan cara biasa dan
penghitungan dengan menggunakan Norma Penghitungan.
72
Pasal 3 ayat1 huruf a, Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembebanan Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan
Bruto.
73
Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pembuatan Bukti Pembayaran Atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat
Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto.
Universitas Sumatera Utara
41
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang bersangkutan dalam Tahun Pajak dibayarkan zakat atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
tersebut. 2 Dalam Surat PemberitahuanSPT Tahunan Pajak Penghasilan, zakat atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib sebagaimana ayat1 dilaporkan untuk menentukan penghasilan neto.
Dari peraturan-peraturan di atas, dapat diketahui bahwa posisi zakat dalam SPT Tahunan adalah setelah Penghasilan Bruto dan berfungsi sebagai pengurang
dari Penghasilan Kena Pajak. Zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak pada saat SPT tahunan,
merupakan zakat yang diserahkan kepada Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat resmi yang disahkan pemerintah yang Bukti Setor ZakatBSZ nya diakui dapat
dikurangkan sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak Pada umumnya dikenal 3 sistem pemungutan pajak yang terdiri dari :
1. Official Assesment System 2. Withholding System
3. Self Assessment System Sistem pemungutan pajak yang digunakan adalah self assessment system.
Dimana Wajib
Pajak WP
diberikan kepercayaan
untuk memenuhi
dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya, yaitu :
- Mendaftarkan diri ke Direktorat Jenderal Pajak.
- Menghitung dan memperhitungkan sendiri besar pajak terutang.
Universitas Sumatera Utara
42
- Membayar pajak terutang ke bankkantor pos
- Melaporkan pembayaran pajak terutang ke Direktorat jenderal Pajak.
- Menetapkan sendiri besar pajak terutang melalui mekanisme SPT dengan
benar. Adapun tugas
fiskus dalam sistem ini, berkewajiban untuk memberi pelayanan, melakukan pengawasan serta pembinaan terhadap Wajib Pajak.
Surat Pemberitahuan SPT adalah surat atau formulir atau sarana yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran
pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
74
Fungsi SPT dapat dikategorikan ke dalam tiga hal yaitu bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan, bagi Pengusaha Kena Pajak dan bagi pemotong atau pemungut
pajak. Bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan, SPT berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan
jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang pembayaran atau pelunasan
pajak penghasilan yang merupakan objek pajak danatau bukan objek pajak, harta dan kewajiban, danatau pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam masa satu masa pajak sesuai dengan ketentuan undang-undang.
74
Billy Ivan Tansuria, Pokok-Pokok Ketentuan Umum Perpajakan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, hal. 101.
Universitas Sumatera Utara
43
Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi SPT disini sebagai sarana untuk melaporkan
dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah PPN PPnBM yang
sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran dan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah
dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak danatau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Sedangkan fungsi
SPT bagi pemotong atau pemungut pajak, adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
75
Untuk memudahkan pemahaman, dimana kedudukan zakat dalam Pajak Penghasilan, dapat
dilihat contoh formulir 1770 SPT Tahunan Wajib Pajak WP orang pribadi lihat lampiran 1.
C. Syarat Formal Agar Zakat Dapat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak Pada Pajak Penghasilan.
Di dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat 1 huruf g yang mengatur bagaimana menentukan besarnya Penghasilan Kena
Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang boleh sebagai pengurang Penghasilan Penghasilan Kena Pajak, salah satunya adalah zakat yang
75
Ibid.,hal.102-103
Universitas Sumatera Utara
44
diterima oleh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah.
Agar zakat dapat sebagai pengurang penghasilan kena pajak pada pajak penghasilan harus memenuhi beberapa syarat formal yang harus dipenuhi sesuai
peraturan-peraturan yang berlaku. Syarat zakat sebagai pengurang Penghasilan Kena Pajak pada Pajak Penghasilan antara lain
76
sebagai berikut :
1. Penghasilan atau harta yang dibayar zakatnya merupakan objek pajak sebagaimana definisi objek pajak.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan
Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 1 menyebutkan yang merupakan objek pajak adalah penghasilan, yaitu
setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai
untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
77
Adapun di dalam zakat, ada beberapa syarat harta yang wajib dizakatkan antara lain :
76
Gusfahmi,Op. Cit., hal. 206.
77
Penjelasan Pasal 4 ayat1 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang PPh : Undang-Undang ini menganut prinsip pemajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas, yaitu
bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dari
manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut. Pengertian penghasilan dalam Undang-Undang ini tidak memperhatikan adanya penghasilan
dari sumber tertentu , tetapi pada adanya tambahan kemampuan ekonomis. Tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak merupakan ukuran terbaik mengenai kemampuan
Wajib Pajak tersebut untuk ikut bersama-sama memikul biaya yang diperlukan pemerintah untuk kegiatan rutin dan pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
45
a. Harta itu milik orang yang beragama Islam b. Harta itu adalah hak milik sepenuhnya seseorang
c. Harta itu adalah harta yang produktif atau menghasilkan d. Harta itu telah mencapai satu nishabsyarat perhitungan minimal suatu
harta telah wajib untuk dizakatkan e. Harta itu merupakan surplus kelebihan dari kebutuhan primer.
f. Pada harta tersebut tidak ada tanggungan utang atau tidak sedang
menanggung utang jatuh tempo, yang dapat mengurangi nishab minimal.
g. Khusus harta yang berupa emas, perak, peternakan, pertambangan dan perdagangan maka haruslah telah berusia lebih dari satu tahun.
78
Dari syarat harta yang wajib dizakatkan yang disebutkan di atas, salah
satunya menyebutkan bahwa harta yang produktif atau menghasilkan yang dikeluarkan zakatnya. Produktif disini maksudnya adalah dapat mendatangkan hasil
atau pendapatan tertentu. Hal ini sesuai dengan penghasilan yang dimaksud dalam penjelasan pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak
PenghasilanPPh mengenai objek pajak. Sedangkan zakat yang diserahkan kepada badan amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak bukan merupakan objek pajak sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
78
Gustian Djuandaet.all, Op. Cit., hal. 17.
Universitas Sumatera Utara
46
Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, Pasal 4 ayat 3 huruf a angka 1.
Hal ini juga diatur pada Peraturan Pemerintah tentang Bantuan atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dikecualikan dari Objek Pajak
Penghasilan disebutkan bahwa bantuan atau sumbangan, termasuk zakat dan sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di
Indonesia, dikecualikan sebagai objek Pajak Penghasilan sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-
pihak yang bersangkutan.
79
2. Harta atau penghasilan tersebut dimiliki dan dibayar oleh pemeluk agama Islam.