2.5.3. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang membantu dalam proses produksi agar diperoleh hasil yang lebih baik. Bahan penolong yang digunakan untuk
produksi pipa adalah air, dan stempel pabrik. Dalam proses produksi air digunakan sebagai pendingin setelah produk –produk di cetak dengan mesin
extruder.
2.6. Proses Produksi
Tahapan yang dilakukan untuk memproduksi pipa adalah sebagai berikut: 1.
Pencampuran Pencampuran dilakukan berdasarkan tipe produk yang akan diproduksi. Tiap
tipe produk terdiri dari komposisi bahan yang berbeda. Sebelum bahan dicampur, semua bahan yang diperlukan untuk memproduksi produk tertentu
ditimbang. Setelah ditimbang, bahan resin dan tepung CaCO3 dibawa dan dijatuhkan ke dalam mesin pencampur mesin mixer untuk dicampur.
Pencampuran dilakukan dengan cara mengaduk bahan – bahan tersebut hingga merata, pencampuran ini menggunakan arus listrik. Pada saat
pencampuran juga ditambahkan zat – zat kimia Calsium, Titanium, stabilizer, lilin, dan zat pewarna sesuai tipe dan warna produk yang akan di produksi.
2. Extruksi
Bahan – bahan yang telah dicampur, dipanaskan dengan menggunakan mesin extruder hingga berbentuk pasta kemudian dicetak.
Universitas Sumatera Utara
3. Pendinginan
Proses pendinginan dilakukan dengan air, hal ini bertujuan agar pipa menjadi dingin dan keras, sehingga bentuk dan ukurannya tidak berubah.
4. Penyablonan
Proses penyablonan dilakukan setelah selesai pendinginan. Mesin melakukan penyablonan dengan cara menyablon pipa yang keluar dari mesin pendingin.
5. Pemotongan
Proses pemotongan dilakukan setelah penyablonan. Pipa dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Proses pemotongan dilakukan
menggunakan mesin potong. 6.
Pemeriksaan Inspeksi Pipa yang sudah dipotong diambil untuk diinspeksidiperiksa. Kegiatan ini
meliputi tes fisik, hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pipa yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
7. Pemindahan
Pipa yang telah diperiksa kemudian dipindahkan ke gudang produk dengan menggunakan forklift.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Biaya
1
Akuntan mendefenisikan biaya cost sebagai sumber daya yang digunakan atau dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya
diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka mendapatkan barang atau jasa. Biaya aktual adalah biaya yang terjadi biaya historis atau masa
lalu yang dibedakan dari biaya yang dianggarkan, yang merupakan biaya yang diprediksi atau diramalkan. Sistem kalkulasi biaya secara tipikal akan menghitung
biaya dalam dua tahap dasar, yaitu akumulasi accumulation yang dilanjutkan dengan pembebanan assignment. Akumulasi biaya cost accumulation adalah
kumpulan data biaya yang diorganisir dalam beberapa cara dengan menggunakan sarana berupa sistim akuntansi. Pembebanan biaya cost assignment adalah
istilah umum yang meliputi : 1.
Menelusuri akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan objek biaya.
2. Mengalokasikan akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung
dengan objek biaya.
1
Charles T. Horngren, Akuntansi Biaya jilid 1 edisi 12. Jakarta : Erlangga, 2006. Hal 31
Universitas Sumatera Utara
2
Biaya dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian : 1.
Penggolongan biaya berdasarkan tendensi perubahan terhadap kegiatan - Biaya tetap fixed cost, yaitu biaya yang jumlahnya tetap konstan, tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
- Biaya variabel variable cost, yaitu biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin
besar volume semakin tinggi jumlah total biaya variabel dan sebaliknya. 2. Penggolongan biaya berdasarkan objek atau pusat biaya yang dibiayai
- Biaya langsung Direct cost, yaitu biaya terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan secara langsung pada objek atau pusat biaya tertentu.
- Biaya tidak langsung Indirect cost, yaitu biaya yang terjadi tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau pusat biaya tetentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya. 3. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi
- Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Yang
termasuk dalam biaya produksi adalah : a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja c. Biaya overhead pabrik
2
Supriyono, R. A., “Akuntansi Biaya – Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan”, BPFE, Yogyakarta, 1989. Hal 28
Universitas Sumatera Utara
- Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum, yang terjadi dalam rangka penentuan
kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
- Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk jadi sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi fungsi penjualan,
penggudangan produk jadi, dan pengiriman.
3.1.1. Biaya Utama dan Biaya Konversi
Biaya utama prime cost adalah semua biaya manufaktur langsung. Semakin besar proporsi biaya utama pada struktur biaya suatu perusahaan, maka
semakin yakin manajer pada akurasi biaya produk. Sejalan dengan perkembangan teknologi pengumpulan informasi, perusahaan dapat semakin memperluas
kategori biaya langsung. Sebagai contoh biaya listrik dapat diukur pada area tertentu dari pabrik yang khusus digunakan untuk menghasilkan suatu produk
khusus. Dalam hal ini biaya utama akan meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja manufaktur langsung, serta biaya listrik langsung. Biaya konversi
conversion cost adalah semua biaya manufaktur selain biaya bahan langsung. Biaya ini menunjukkan semua biaya manufaktur yang terjadi untuk mengubah
bahan langsung menjadi barang jadi.
Universitas Sumatera Utara
3.1.2. Pengukuran Biaya Tenaga Kerja
3
Meskipun klasifikasi biaya tenaga kerja manufaktur bervariasi antar perusahaan, sebagian besar perusahaan mempunyai kategori berikut:
1. Tenaga kerja manufaktur.
2. Overhead manufaktur, komponen yang banyak dikenal dari kategori ini
adalah: a.
Tenaga kerja tidak langsung. b.
Tunjangan tenaga kerja seperti premi asuransi kesehatan dan biaya pensiun.
Semua tenaga kerja manufaktur selain tenaga kerja manufaktur langsug diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja
tidak langsung umumnya dibagi kedalam banyak subklasifikasi untuk menyimpan informasi tentang kategori tenaga kerja tidak langsung yang berbeda. Sebagai
contoh gaji tenaga kerja untuk perangkat barang umumnya dibedakan dari gaji pesuruh sekalipun keduanya termasuk biaya tenaga kerja tidak langsung.
3.1.3. Biaya Produksi
4
Dalam kalkulasi biaya proses, semua biaya yang dibebankan ke sebuah departemen akan diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi untuk departemen
tersebut. Laporan ini merupakan sarana guna menyajikan jumlah biaya yang
3
Ibid,Hal 49
4
Adolph Matz, Akuntansi biaya Perencanaan dan Pengendalian edisi 9. Jakarta : Erlangga, 1997, Hal 79
Universitas Sumatera Utara
diakumulasikan dan rinciannya selama satu bulan. Laporan biaya produksi untuk sebuah departemen akan memperhatikan:
1. Biaya total dan biaya per unit yang ditransfer dari departemen sebelumnya.
2. Biaya bahan, pekerja, oveerhead pabrik yang ditambahkan di departemen
tersebut. 3.
Biaya perunit yang ditambahkan di departemen tersebut. 4.
Biaya total dan biaya per unit yang diakumulasikan pada akhir operasi departemen tersebut.
5. Nilai harga pokok persediaan awal dan akhir barang dalam proses yang
berada dalam salah satu tahap penyelesaian kerja. 6.
Biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi. Perhitungan biaya biasanya dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Menunjukkan biaya total yang harus dipertanggung jawabkan oleh
departemen yang bersangkutan. 2.
Memperlihatkan disposisi pembagian biaya tersebut. Laporan biaya produksi dibutuhkan untuk mengendalikan biaya dan untuk
menentukan nilai persediaan akhir barang dalam proses, karena laporan ini menyajikan unsur – unsur biaya serta rinciannya dalam tiap departemen. Dalam
laporan biaya produksi juga tercakup data produksi yang harus dipertanggungjawabkan oleh departemen yang bersangkutan dan disposisi jumlah
total dari unit – unit ini. Informasi dalam laporan ini akan digunakan untuk menghitung biaya per unit yang ditambahkan oleh departemen yang bersangkutan,
Universitas Sumatera Utara
biaya persediaan akhir barang dalam proses, dan biaya produksi yang ditransfer dari departemen tersebut.
3.2 Pembebanan