Strategi Pengendalian Pencemaran Air dari Aspek Sosial

117 b. Penetapan segmentasi peruntukkan kelas air sungai blukar berdasarkan perhitungan daya tampung dan beban pencemaran . c. Penyusunan pedoman berupa rencana indukmaster plan pengelolaan sumber daya air berbasis Daerah Aliran Sungai termasuk pembagian peran antar instansi. d. Peningkatan pengawasan dan pembinaan terhadap rencana usaha danatau kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran dengan melibatkan masyarakat sekitar melalui pembentukan kelompok SISWASMAS Sistem Pengawasan Masyarakat

4.4.2. Strategi Pengendalian Pencemaran Air dari Aspek Sosial

Kelembagaan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara dengan para keyperson permasalahan yang dihadapi dalam strategi pengendalian pencemaran dari aspek sosial kelembagaan antara lain adalah karena masih rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang sanitasi lingkungan serta masih banyaknya pola perilaku masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai tempat mandi, cuci dan buang air besar serta membuang air limbah rumah tangga. Hal ini dikarenakan kondisi geografis yang dekat dengan sungai sehingga semakin susah untuk merubah pola perilaku masyarakat. Begitu juga dalam bidang pertanian, penggunaan pupuk dan pestisida oleh petani tanpa memperhatikan aturan dan dosis pemakaian, sehingga cenderung berlebihan. Di tingkat kelembagaan, koordinasi antar instansi dalam pengendalian pencemaran masih sangat rendah terutama dalam proses perizinan. Disamping itu dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan yang berkaitan dengan pencegahan pencemaran air, masing-masing instansi menjalankan program dan kegiatan secara sektoral dan belum terpadu dan terkoordinir, sehingga kegiatan yang dilakukan antar masing-masing instansi belum sinkron dan belum secara bersama-sama fokus menangani suatu daerah tertentu. Aksi tindak yang perlu dilakukan dalam strategi pengendalian pencemaran air dari aspek sosial kelembagaan adalah : 118 a. Penyadaran masyarakat tentang sanitasi lingkungan melalui penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman dan perubahan pola perilaku masyarakat dengan melibatkan tim sanitasi kecamatan. b. Pelaksanaan program pemicuan sanitasi di desa-desa yang masyarakatnya mempunyai perilaku melakukan BAB di sungai. Program pemicuan dilaksanakan melalui pembinaan dan pemantauan secara terus menerus. c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam program pengendalian pencemaran air mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, monitoring dan evaluasi d. Penyuluhan secara intensif dan terus menerus terhadap pengurangan penggunaan pupuk tunggal melalui petugas penyuluh pertanian, petugas pengamat hama maupun dari mantri tani. e. Penguatan kelembagaan gabungan kelompok tani Gapoktan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP untuk meningkatkan kewirausahaan petani. f. Pelaksanaan koordinasi dan monitoring program pengelolaan sumber daya air di tingkat Kabupaten secara rutin dan berkesinambungan yang tidak hanya menitikberatkan pada aspek kuantitas sumber air tetapi juga aspek kualitasnya.

4.4.3. Strategi Pengendalian Pencemaran Air dari Aspek Ekologi