Strategi Pengendalian Pencemaran Air dari Aspek Managemen

115 pencegahan pencemaran air. Selama ini masing-masing instansi menjalankan program dan kegiatan secara sektoral dan belum terpadu dan terkoordinir, sehingga kegiatan yang dilakukan antar masing-masing instansi belum sinkron dan belum secara bersama-sama fokus menangani suatu daerah tertentu. Untuk melaksanakan program dan kegiatan secara terpadu dan terkoordinir diperlukan suatu pedoman berupa rencana induk pengelolaan sumber daya air berbasis Daerah Aliran Sungai termasuk pembagian peran antar instansi. Nilai inconsistency ratio secara keseluruhan sebesar 0,04 0,1 batas maksimum sehingga hasil pendapat gabungan konsisten dan analisis dapat diterima. Hasil analisis AHP tersebut selanjutnya digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan strategi pengendalian pencemaran air sungai Blukar.

4.4.1. Strategi Pengendalian Pencemaran Air dari Aspek Managemen

Perencanaan Strategi pengendalian pencemaran air sungai Blukar dari aspek managemen perencanaan dapat dilakukan melalui penetapan segmentasi peruntukkan kelas air sungai blukar berdasarkan daya tampung dan beban pencemaran. Pelaksanaannya selama ini baku mutu kelas air sungai dan aturan yang digunakan masih menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, sementara Kepala DaerahBupatiWalikota wajib menetapkan kelas air sesuai dengan peruntukkannya untuk sumber air yang berada dalam 1 wilayah kabupatenkota. Karena sungai Blukar belum ditetapkan kelas air sungai sesuai dengan peruntukkannya, maka acuan yang digunakan menggunakan kriteria mutu air sungai kelas II. Hasil perhitungan indeks pencemaran berdasarkan mutu air sungai kelas II menunjukkan bahwa pada titik 1 dan titik 2 kualitas air sungai Blukar dalam kondisi baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik 1 dan titik 2 masih memenuhi Baku Mutu Air sungai kelas II, artinya peruntukkan air sungai dapat dipergunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan kegunaan tersebut. Sedangkan untuk titik 3 sampai dengan titik 7 kondisi kualitas 116 air sungai telah tercemar ringan. Kelas air dan peruntukkan air sungai Blukar dari hulu ke hilir bisa tidak sama, tergantung kondisi kualitas air dan peruntukkan yang diharapkan. Setelah diketahui kualitas dan peruntukkan air sungai setiap segmen selanjutnya dapat dilakukan penetapan daya tampung dan beban pencemaran maksimal dari masing-masing aktivitas penyumbang limbah. Penetapan daya tampung sungai dilakukan berdasarkan perhitungan beban pencemaran maksimal sungai dan beban pencemaran maksimal penyumbang limbah. Perhitungan beban pencemaran tergantung pada besarnya konsentrasi dan debit air limbah yang masuk ke sungai. Semakin besar debit maka beban pencemaran yang dibuang ke sungai semakin besar, meskipun konsentrasi masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan. Penetapan daya tampung sungai dapat digunakan sebagai dasar : 1. Penetapan izin lokasi bagi usaha danatau kegiatan, 2. Penetapan izin lingkungan yang berkaitan dengan pembuangan air limbah ke sumber air, 3. Penetapan kebijakan dalam pengendalian pencemaran air, 4. Penyusunan RTRW. Selama ini pemantauan kualitas air sungai maupun air limbah industri yang telah dilakukan baru sampai pada tahap persyaratan memenuhi baku mutu belum sampai pada perhitungan beban pencemaran dan daya tampung sungai. Disamping itu diperlukan integrasi prinsip-prinsip pengendalian pencemaran air dalam penataan ruang di tingkat kebijakan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan program dan kegiatan pengendalian pencemaran air oleh masing-masing instansi yang berkepentingan. Aksi tindak yang perlu dilakukan dalam strategi pengendalian pencemaran air dari aspek managemen perencanaan adalah : a. Inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar air yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air sungai yang berasal dari kegiatan industri, permukiman, pertanian dan peternakan. Inventarisasi dan identifikasi dilakukan dengan : 1. Memetakan lokasi dan jenis industri, 2. Memetakan daerah permukiman yang memberikan kontribusi besar pada pencemaran air, 3 memetakan daerah pertanian, peternakan, kondisi dan jenis tanah dan ketersebaran penggunaan pupukpestisida. 117 b. Penetapan segmentasi peruntukkan kelas air sungai blukar berdasarkan perhitungan daya tampung dan beban pencemaran . c. Penyusunan pedoman berupa rencana indukmaster plan pengelolaan sumber daya air berbasis Daerah Aliran Sungai termasuk pembagian peran antar instansi. d. Peningkatan pengawasan dan pembinaan terhadap rencana usaha danatau kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran dengan melibatkan masyarakat sekitar melalui pembentukan kelompok SISWASMAS Sistem Pengawasan Masyarakat

4.4.2. Strategi Pengendalian Pencemaran Air dari Aspek Sosial