Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain PT DUTA PERTIWI Tbk AND ITS SUBSIDIARIES Notes to Consolidated Financial Statements For the Years Ended December 31, 2016 and 2015 Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated - 101 - Berdasarkan evaluasi tersebut pihak manajemen akan menentukan perkiraan jumlah yang tidak dapat ditagih atas piutang tersebut serta menentukan pembentukan akun cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang usaha tersebut. Based on that evaluation, management will determine the approximate uncollectible amount as well as determine the amount of impairment losses on trade accounts receivable. Tidak ada limit kredit yang dilampaui selama periode pelaporan dan manajemen tidak mengharapkan kerugian dari kegagalan pihak- pihak dalam melunasi utangnya. No credit limits were exceeded during the reporting period, and management does not expect any losses from non-performance by these counterparties. Lihat Catatan 6 untuk informasi jumlah piutang usaha berdasarkan umur hari dihitung sejak tanggal faktur. Refer to Note 6 for the information regarding the aging analysis of trade accounts receivable from the date of invoice issuance. Kualitas kredit dari aset keuangan Grup berupa kas dan setara kas, investasi pada surat berharga dan deposito berjangka, piutang usaha dan lain-lain adalah lancar, yang ditelaah dengan mengacu pada kredibilitas dan reputasi pihak rekanan serta informasi historis mengenai penerimaan pembayaran. The credit quality of the Group’s financial assets of cash and cash equivalents, investments in shares and time deposits, trade accounts receivable and other receivables are current, which are examined with reference to the credibility and reputation of the partners as well as historical information about the receipt of payment. Berikut adalah eksposur maksimum terhadap risiko kredit untuk komponen laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015: The table below shows the maximum exposure to credit risk for the components of consolidated statements of financial position as of December 31, 2016 and 2015: 2016 2015 Pinjaman yang diberikan dan piutang Loans and receivables Kas dan setara kas 1.477.413.670.928 1.764.451.735.328 Cash and cash equivalents Investasi jangka pendek - deposito Short-term investment - time berjangka 17.098.327.180 46.584.932.549 deposits Piutang usaha 70.021.406.834 49.807.072.691 Trade accounts receivable Piutang lain-lain 66.781.156.224 12.804.568.819 Other accounts receivable Tersedia untuk dijual Available-for-sale Investasi jangka pendek 42.290.104.801 40.299.669.945 Short-term investments Investasi dalam saham 589.088.800 589.088.800 Investments in shares of stock Jumlah 1.674.193.754.767 1.914.537.068.132 Total Risiko Likuiditas Liquidity Risk Risiko likuiditas adalah risiko yang timbul dari kemungkinan Grup mengalami kesulitan pendanaan untuk memenuhi komitmen dan liabilitas Grup kepada pihak kreditur pada saat jatuh tempo pembayaran. Liquidity risk is a risk arising when the cash flow position of the Group is not enough to cover the liabilities which become due. Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal. In the management of liquidity risk, management monitors and maintains a level of cash and cash equivalents deemed adequate to finance the Group’s operations and to mitigate the effects of fluctuation in cash flows. Management also regularly evaluates the projected and actual cash flows, including loan maturity profiles, and continuously assess conditions in the financial markets for opportunities to obtain optimal funding sources. Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2016 dan 2015 Angka-angka Disajikan dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain For the Years Ended December 31, 2016 and 2015 Figures are Presented in Rupiah, unless Otherwise Stated - 100 - b. Risiko Mata Uang Asing b. Foreign Exchange Risk Risiko nilai tukar adalah risiko usaha dalam nilai instrumen keuangan akibat berfluktuasinya perubahan nilai tukar. Foreign exchange rate risk is the risk that the fair value or future contractual cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchange rates. Grup dalam melakukan kegiatan usahanya sebagian besar mempergunakan mata uang Rupiah dalam hal transaksi penjualan, pembelian bahan baku dan beban usaha. Transaksi usaha dalam mata uang asing hanya dilakukan untuk hal-hal khusus, dan jika hal tersebut terjadi manajemen akan melakukan review berkala atas eksposur mata uang asing tersebut. The Group’s major transactions i.e. sale, purchases and operating expenses are mostly denominated in Indonesian currency. Transaction in foreign currency are only done for special purpose, and the management regularly reviews its foreign currency exposure. Eksposur aset dan liabilitas moneter Grup dalam mata uang asing diungkapkan pada Catatan 47. The Group’s monetary assets and liabilities exposed to foreign exchange risk are set out in Note 47. Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, jika mata uang Rupiah melemahmenguat sebesar Rp 1.000 terhadap Dolar Amerika Serikat dengan variabel lain konstan, laba untuk tahun berjalan akan lebih tinggirendah masing- masing sebesar Rp 13.262.044.000 dan Rp 41.063.100.000. As of December 31, 2016 and 2015, if the Rupiah currency had weakenedstrengthened by Rp 1,000, against the U.S. Dollar with all other variables held constant, profit for the year would have been higherlower by Rp 13,262,044,000 and Rp 41,063,100,000, respectively. Risiko Kredit Credit Risk Risiko kredit timbul dari kemungkinan ketidakmampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan syarat normal transaksi pada saat jatuh tempo pembayaran. Credit risk is the risk that the Group will incur a loss arising from the customers or counterparties’ failure to fulfill their contractual obligations. Risiko kredit timbul dari kas dan setara kas, investasi pada surat berharga dan deposito berjangka, piutang usaha dan lain-lain. Manajemen menempatkan kas, deposito berjangka dan investasi surat berharga hanya pada bank dan lembaga keuangan yang bereputasi baik dan terpercaya. Untuk meminimalisasi risiko kredit atas piutang usaha yang berasal dari penjualan properti, manajemen mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran serta melakukan serah terima unit pada saat pelunasan. Untuk penyewaan properti, pelanggan diminta membayar uang sewa di muka dan memberikan uang jaminan atas service charge dan utilitas. Untuk piutang kamar hotel, manajemen melakukan hubungan usaha dengan pihak agen perjalanan yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit. Credit risk arises from cash and cash equivalents, investments in shares and time deposits, trade accounts receivable and other receivables. Management placed cash, time deposits and investment in shares only to banks and financial institutions which are reputable and reliable. To minimize credit risk on receivable from sale of real estate properties, management imposes fines for the late payment and hand over the unit as the time of redemption. For leased assets, the customers are asked to pay the rent in advance and provide a security deposits on service charge and utilities. For the hotel rooms, management are having business relationship with travel agents who has the credibility, establish verification policy and credit authorization.