BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 21
Pada tahun 2009 jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak TK 42 buah, SMP 110 buah, SLTA 29 buah, dan SMK 14 buah. Jumlah murid sekolah pada tahun 2009
mengalami peningkatan. Untuk jumlah murid SMU mengalami peningkatan sebesar 3,89 persen. Jumlah murid SMP mengalami peningkatan sebanyak 3,89 persen.
jumlah murid SD yang melanjutkan ke SLTP mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, yakni dari 6.572 siswa menjadi 6.622 siswa. Jumlah guru TK baik
negeri maupun swasta sebanyak 169 orang. Jumlah tenaga pengajar di tingkat SD sebanyak 3.353. Guru SMP meningkat menjadi 1.145 dan guru di tingkat SMU ada
419 orang. 2. Angka Kelangsungan Hidup Bayi dan Perempuan
Merupakan angka kelangsungan hidup bayi di Kabupaten Sanggau dengan jumlah balita 0 – 4 tahun dan perempuan berumur 15 - 49 tahun menurut Rumah Sakit
Umum Kabupaten Sanggau tahun 2009.
Tabel. 2.11. Banyaknya Bayi Yang Dilahirkan Pada Kamar Bersalin di RSU Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Bulan Lahir Hidup
Lahir Mati Laki-laki
Perempuan Jmlh
Laki-laki Perempuan
Jmlh
Januari 20
15 35
1 1
2 Februari
14 17
31 2
2 4
Maret 17
18 35
1 4
5 April
28 17
45 -
- -
Mei 27
22 49
2 1
3 Juni
21 19
40 3
2 5
Juli 28
20 48
1 2
3 Agustus
18 13
31 1
- 1
September 20
10 30
2 1
3 Oktober
31 31
68 2
1 3
November 34
29 63
1 1
2 Desember
32 24
56 -
2 2
Tahun 2009
296 235
531 16
17 33
Sumber RSU Kabupaten Sanggau 2009
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 22
Tabel 2.12. Beberapa Indikator Kesehatan Kabupaten Sanggau Tahun 2006 – 2007
No. Beberapa Indikator Kesehatan
2006 2007
Keterangan Angka
Target Angka
Target
1. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran
Hidup KH 6,86
40 6,80
40 Menurun
2. Angka Kematian Balita per 1.000 Anak
Balita 2,12
58 0,33
58 Menurun
3. Angka Kematian Ibu melahirkan per
100.000 ibu melahirkan -
150 247447
150 4.
Angka Kesakitan malaria per 1.000 penduduk
21,26 17
20,65 5
Menurun 5.
Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
86,98 85
88,8 85
Meningkat 6.
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue DBD per 100.000 penduduk
13,92 1,42
8,89 2
Menurun 7.
Persentase Balita Gizi Buruk 0,07
15 0,15
15 Meningkat
8. Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi
100 34
100 80
Stabil 9.
Persentase Rumah Sehat 11,93
30 54,06
80 Meningkat
10. Persentase Keluarga Miskin yang mendapat
yankes 60,00
100 31,71
100 Menurun
11. Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk
9,72 12
11,77 40
Meningkat 12.
Rasio Dokter Spesialis per 100.000 penduduk
1,31 3
1,31 6
Tetap Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk
1,58 5
2,61 11
Meningkat 13.
Rasio Bidan per 100.000 penduduk 32,57
45 36,9
100 Meningkat
14. Rasio Perawat per 100.000 penduduk
54,10 80
65,13 117,5
Meningkat 15.
Persentase penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan
42,64 59
25,12 80
Menurun 16.
Rata-rata persentase anggaran kesehatan dalam APBD Kabupaten
11,34 9
8,43 15
Menurun 17.
Persentase Keluarga yang memiliki akses air bersih
21,27 59
26,02 85
Meningkat 18. Persentase pasangan usia subur yang
menjadi Akseptor KB 64,29
70 59,39
70 Menurun
Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Sanggau, April 2008
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 23
Tabel 2.13.
3. Rasio Penduduk Yang Bekerja Secara garis besar penduduk dalam hubungan dengan kegiatan ekonomi dapat
digolongkan 2 dua macam yaitu usia kurang dari 15 lima belas tahun dan 15 usia lima belas tahun ke atas. Penduduk yang berusia 15 lima belas tahun ke atas adalah
usia kerja, dimana pada usia ini dianggap sebagai tenaga kerja potensial yang produktif untuk dimanfaatkan di semua sektor ekonomi untuk menggerakkan sumber-
sumber produksi yang ada dalam menghasilkan barang dan jasa. Dari jumlah penduduk pada tengah tahun 2009 Kabupaten Sanggau sebesar 395.172 jiwa
diantaranya terdapat 212.987 jiwa 53,90 yang bekerja terdiri dari 123.233 penduduk laki-laki dan 89.754 penduduk perempuan.
Lapangan usaha yang paling banyak digeluti masih pada sektor pertanian yang mencapai 81,39 , kemudian sektor konstruksi 5,92, sektor jasa 5,43, sedangkan
di sektor industri pengolahan sekitar 2,29 .
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 24
2.1.2.4. Aspek Pelayanan Umum
Pelayanan Umum merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan. Pelayanan umum lebih menentukan keberhasilan pelaksana pembangunan
terutama pelayanan umum yang langsung bersentuhan dengan kepentingan masyarakat. Untuk itu aspek pelayanan umum sudah seharusnya mendapatkan perhatian dari para
pelaksana pembangunan. Indikator aspek pelayanan umum meliputi fokus urusan layanan wajib dan fokus urusan layanan pilihan.
Tabel.2.14
2.1.2.5. Aspek Daya Saing Daerah
1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bersentuhan
langsung dengan aktivitas kehidupan masyarakat di Kabupaten Sanggau. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan ekonomi daerah antara lain ; angka konsumsi RT per
kapita, persentase konsumsi RT untuk non pangan, produktivitas di sektor PDRB, pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, bangunan,
perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, serta jasa-jasa.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 25
2. Fokus Fasilitasi Wilayah Infrastruktur Infrastruktur merupakan pemicu pembangunan suatu wilayah serta sebagai roda
penggerak pertumbuhan ekonomi dan pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan sektor transportasi merupakan tulang punggung pola distribusi baik barang
maupun penumpang. Infrastruktur lainnya seperti kelistrikan dan irigasi merupakan salah satu aspek terpenting untuk meningkatkan produktivitas sektor produksi. Ketersediaan
jaringan air bersih serta pengelolaannya dan peningkatan layanan publik yang dikelola oleh pemerintah seperti prasarana kesehatan, pendidikan, dan sarana olah raga secara
berkelanjutan sangat menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tabel 2.15
Panjang Jalan Di Kabupaten Sanggau Dirinci Menurut Keadaan Jalan Tahun 2006-2007
Keadaan Jalan Jalan Negara
Jalan Provinsi Jalan Kabupaten
2006 2007
2006 2007
2006 2007
I Jenis Permukaan
a. Diaspal 262,140
252,140 61.190
61,190 289,990
289,990 b. Kerikil
37.010 47,010
33,100 33,100
306,200 306,200
c. Tanah 53.800
53,800 -
- 271,150
271,150 d. Tidak Diperinci
- -
- -
- -
Jumlah 352,950
352,950 94.290
94,290 867,340
867,340 II
Kondisi Jalan
a. Baik 185,860
172,00 20.000
14.000 148.310
99.100 b. Sedang
119,710 121.000
47,250 56.290
513.290 383.000
c. Rusak 47,380
59.950 27.040
24.000 205.740
385.240 d. Rusak Berat
- -
- -
- -
Jumlah 352950
352,950 94.290
94.290 867.340
867.340 III
Kelas Jalan
a. Kelas I -
- -
- -
- b. Kelas II
- -
- -
- -
c. Kelas III -
- -
- -
- d. Kelas IIIA
352.950 352.950
- -
- -
e. Kelas IIIB -
- 94.290
94.290 -
- f. Kelas IIIC
- -
- -
867,340 867,340
g. Tidak Diperinci -
- 29,96
- -
-
Jumlah 352.950
352950 94.290
94.290 867.340
867.340
Sumber: BPS Kabupaten Sanggau, April 2009
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 26
Terkait dengan penyediaan infrastruktur tersebut permasalahan yang dihadapi Kabupaten Sanggau adalah belum meratanya pembangunan infrastruktur khususnya
infrastruktur pertanian dan pedesaan. Pembangunan infrastruktur pertanian irigasi merupakan prasarana penting dalam mendukung pembangunan pertanian untuk mencapai
ketahanan pangan sedangkan pembangunan jaringan jalan merupakan prasarana transportasi yang penting untuk memperlancar distribusi barang antar daerah serta
meningkatkan mobilitas penduduk. Dalam konteks pembangunan pertanian dan pedesaan, jaringan jalan sangat dibutuhkan untuk kelancaran arus faktor produksi maupun
pemasaran hasil.
2.1.2.6. Pertanian dan Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan merupakan komoditi penyumbang pendapatan daerah yang cukup signifikan dengan hasil produksi yang relatif meningkat setiap tahun. Hal ini
merupakan potensi yang baik untuk terus dikembangkan dalam rangka menopang upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, karena Kabupaten Sanggau memiliki lahan pertanian yang
cukup luas. Pada tahun 2009 luas lahan sawah sebesar 40.205 Ha, sedikit menurun jika dibandingkan tahun 2008 yang seluas 40.871 Ha. Sedangkan lahan kering pada tahun 2008
seluas 1.245.565 Ha kemudian pada tahun 2009 terjadi penurunan hingga menjadi 1.244.899 Ha.
Seperti pada tahun-tahun berikutnya, penggunaan lahan kering pada tahun 2009 di Kabupaten Sanggau yang terbesar adalah pada lahan perkebunan seluas 361.142 Ha atau
sekitar 25,65 persen. Sedangkan penggunaan lahan kering terkecil sebagai kolam yaitu seluas 490 Ha atau berkisar 0.039 persen dari luas keseluruhan. Luas panen padi sawah dan ladang
pada tahun 2009 seluas 30.776 Ha dengan total produksi mencapai 85.915 ton, dari hasil tersebut padi sawah yang luas panennya mencapai 16.786 Ha atau sekitar 54,54 persen
dengan hasil produksi 59.610 ton. Sedangkan padi ladang yang memiliki luas panen mencapai 13.990 Ha atau sekitar 45,46 persen dari luas tanaman padi keseluruhan dengan
total produksi sebesar 26.305 ton.
Tabel 2.15 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Kabupaten Sanggau Tahun 2009....
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 27
Tabel 2.16 Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 28
Tabel 2.17 Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Sumber KDA Sanggau 2009
2.1.2.7. Pertambangan dan Industri
Di bidang pertambangan, Kabupaten Sanggau memiliki potensi bahan galian pertambangan yang prospeknya cukup baik untuk dieksploitasi dan dimanfaatkan di masa
yang akan datang, sebagai penopang sumber perekonomian daerah. Kabupaten Sanggau
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 29
merupakan daerah yang potensial bahan galian yang memungkinkan untuk untuk dikelolah lebih lanjut sehingga mempunyai nilai ekonomis. Bahan galian tersebut terdiri dari bagan
galian emas, Bauksit,Zirkon dan Biji besi. Kedepan diharapkan potensi-potensi yang masih terkandung di dalam perut bumi
Kabupaten Sanggau dapat dieksploitasi dengan baik untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sehingga Kabupaten Sanggau menjadi Kabupaten yang maju, mandiri dan memiliki
pertumbuhan ekonomi yang bagus. Eksploitasi dan pemanfaatan bahan galian pertambangan harus mendapat perhatian
yang lebih dari para pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah daerah dan investor dengan tetap mengedepankan prinsip sustainable development serta kepentingan masyarakat,
sehingga nantinya tidak akan memunculkan permasalahan dan ketidaksesuaian dengan kehendak masyarakat.
2.1.2.8. Listrik dan Air Bersih
Produksi listrik tiap tahunnya terus mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya konsumsi dan permintaan. Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan
rumah tangga maupun industri, baik untuk penerangan maupun sebagai penunjang berbagai peralatan elektronik dan mesin-mesin. Penjualan listrik di Kabupaten Sanggau tahun 2009
mencapai 3.050.504.770 KWH dengan daya tersambung mencapai 27.834.450 VA dari 3.1505 pelanggan.
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk, khususnya daerah Kabupaten Sanggau total air bersihair minum yang disalurkan pada tahun 2009 mencapai
2.045 ribu M3 dengan 9.320 pelanggan. Sebagian besar konsumen PDAM Kabupaten Sanggau adalah rumah tangga dengan air minum yang disalurkan mencapai 1.347 ribu M3.
Sedangkanpemakaian terkecil air minum adalah hotelobjek wisata yang hanya mencapai 7 ribu M3.
2.1.2.9. Perkebunan
Pengembangan sub sektor perkebunan mendapat perhatian yang lebih serius untuk menunjang program pembangunan perekonomian regional sebagai konsekuensi adanya
peningkatan pendapatan dan pertambahan penduduk, serta meningkatnya kesadaran akan gizi masyarakat yang cukup pesat. Khususnya untuk daerah Kabupaten Sanggau yang sampai saat
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 30
ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah, baik sebagai penghasil nilai tambah dan devisa, maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian besar
penduduknya. Untuk menunjang peningkatan tersebut perlu adanya usaha-usaha peningkatan produksi yang lebih intensif, baik melalui usaha pemanfaatan sentra-sentra produksi yang
telah ada maupun dengan pengembangan sentrasentra produksi di daerah-daerah baru. Perkebunan di Kabupaten Sanggau relatif merata dan menyebar di seluruh wilayah
kabupaten, dengan jenis tanaman yang bervariasi. Tanaman perkebunan yang menjadi komoditi unggulan adalah kelapa sawit kemudian diikuti dengan komoditi lain seperti karet,
kopi, kakao, lada, kelapa sawit dan kelapa hibrida. Selain itu terdapat juga komoditas lain yang juga diusahakan oleh rakyat namun jumlahnya relatif kecil. Usaha perkebunan di
Kabupaten Sanggau diusahakan sendiri oleh perkebunan rakyat dan beberapa perusahaan swasta yang mengolah hasil perkebunan tersebut, sehingga hasil perkebunan selalu dibawa
atau diolah di luar kabupaten. Namun, dengan perkembangan kegiatan perkebunan terutama untuk komoditi kelapa sawit, telah mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya di
Kabupaten Sanggau. Untuk tanaman perkebunan lainnya, seperti komoditi kelapa dalam, kakao, lada, dan kelapa sawit mengalami penurunan produksi bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Sedangkan tanaman perkebunan komoditi kelapa hibrida dan kopi mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Kedepan diharapkan hasil panen kebun kelapa sawit dapat ditampung dan diolah di Kabupaten Sanggau, sehingga secara langsung akan mempengaruhi peningkatan daya beli
masyarakat yang berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lokasi perkebunan di Kabupaten Sanggau tersebar di masing-masing kecamatan, dimana pada
masing-masing kecamatan memiliki perkebunan yang luasnya bervariasi antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lain. Untuk menunjang peningkatan tersebut perlu adanya
usaha-usaha peningkatan produksi yang lebih intensif, baik melalui usaha pemanfaatan sentra-sentra produksi yang telah ada maupun dengan pengembangan sentra-sentra produksi
di daerah-daerah baru.
Tabel 2.17 Luas Areal Produksi Tanamn Kakao Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 31
Tabel 2.18 Luas Areal Produksi Tanaman Kakao
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.18 Luas Areal Produksi Tanaman Kakao Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 32
Tabel 2.18 Luas Areal dan Produksi Tanamn Lada
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.19 Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 33
Tabel 2.19 Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.20 Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 34
Tabel 2.20 Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
Tabel 2.20 Luas Areal dan Produksi Kelapa Hibrida Kabupaten Sanggau Tahun 2009...
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 35
Tabel 2.20 Luas Areal dan Produksi Kelapa Hibrida
Kabupaten Sanggau Tahun 2009
2.1.2.10. Peternakan dan Unggas
Pada tahun 2009 populasi ternak unggas mengalami peningkatan, yaitu ayam buras tercatat mencapai 369.653 ekor, ayam rassebanyak 102.500 ekor, dan populasi itik sebanyak
12.565 ekor, Dengan demikian, jika dilihat secara keseluruhan ternak unggas untuk tahun 2009 tercatat sebanyak 484.718 ekor. Peternakan Kabupaten Sanggau bahwa pada tahun
2009 untuk golongan ternak besar, sapi tercatat sebanyak 11.572 ekor. Untuk golongan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 36
ternak kecil, ternak yang terbanyak adalah babi, yaitu mencapai 24.772 ekor. Sedangkan untuk populasi kambing tahun 2009 tercatat 5.978 ekor.
2.1.2.11. Perikanan
Pembangunan perikanan diarahkan kepada usaha-usaha perluasan budidaya ikan kolam, pagong, dan keramba guna memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan
pendapatan masyarakat rumah tangga perikanan. Pembangunan perikanan diarahkan kepada usaha-usaha perluasan budidaya ikan kolam, pagong, dan keramba guna memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat dan peningkatan pendapatan masyarakat rumah tangga perikanan. Produksi ikan perairan umum dan produksi ikan budidaya pada tahun 2007 bila dibandingkan
dengan tahun 2008 masing-masing mengalami kenaikan produksi, untuk perairan umum sebesar 21.54, sedangkan untuk produksi ikan budidaya mengalami penurunan sebesar
6.87.
2.1.2.12. Pariwisata
Di bidang kepariwisataan, Kabupaten Sanggau memiliki potensi dan daya tarik wisata yang dapat dikelola dan dikembangkan sebagai salah satu potensi yang mampu memberikan
value added bagi daerah sehingga akan dapat menjadi media promosi bagi daerah agar dikenal baik dalam lingkup lokal, nasional bahkan internasional. Tentunya apabila potensi
wisata ini dikembangkan secara maksimal akan mampu menarik wisatawan datang dan menikmati kekayaan alam, yang akan memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan
daerah yang secara langsung maupun tidak langsung sektor perekonomian juga akan menggeliat dan berdampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Strategi pengembangan kawasan pariwisata berbasis lingkungan dan budaya yang berdaya saing, antaranya dengan cara :
a. Mengembangkan kawasan pariwisata alam yang terdapat di wilayah Kabupaten Sanggau umumnya;
b. Mengembangkan kawasan pariwisata budaya yang terintegrasi dengan destinasi wisata budaya lainnya di Provinsi Kalimantan Barat;
c. Mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan wisata terutama di kota Sanggau dan Entikong; dan
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 37
d. Mengembangkan kawasan perdalaman sebagai kawasan wisata yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
Pariwisata yang berada di kabupaten Sanggau meliputi Air Terjun Pancur Aji,Batu Posok, Sanggau Permai, Danau Belimbing, Air Terjun tekosing Embaloh, Sumber Air
Panas Sipant Lotup, Air TerjumRiam Domun, Danau Padong Pangeran Mas, Air Terjun Paonti Tapau, Air Terjun, Goa Batu Tang, Air Terjun, Goa Batu, Air Terjun Sungai Embas,
Air Terjun Sungai Teragah, Danau Lait Terentang dan Gunung Tiong Kandang. Dari 17 obyek wisata alam tersebut, baru obyek wisata Pancur Aji yang mulai
dikembangkan. Obyek ini merupakan kawasan hutan alami dengan luas ± 1.154 Ha, terdapat 22 air terjun dengan ketinggian dan lebar beragam, hutan tengkawang dan berbagai macam
flora unik dan beberapa sungai yang mempunyai arus deras dan riam – riam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan arung jeram. Dilokasi ini dilakukan pembenahan sarana dan
prasarana pendukung seperti fasilitas jalan menuju lokasi sepanjang 6 Km dengan kondisi aspal. Disamping itu kandang-kandang untuk satwa sudah diisi dengan binatang-binatang
seperti orang utan, pelandukkancil, buaya dan lain- lain.
2.1.2.13. Sarana dan Prasarana
Transportasi darat jaringan jalan merupakan penghubung antara pusat dengan daerah belakangnya hinterland-nya. Kondisi dan ketersediaan jaringan jalan ini sangat
berpengaruh terhadap kondisi perekonomian suatu wilayah. Dalam hal ini, peningkatan perekonomian wilayah Kabupaten Sanggau mutlak ditunjang oleh prasarana transportasi
yang memadai sehingga mobilitas penduduk serta perekonomiannya dapat berjalan lancar seperti yang diharapkan. Sampai dengan tahun 2008, panjang jalan di Kabupaten Sanggau
ada 1.314,58 Km, terdiri dari jalan negara 352.950 Km, jalan propinsi 94.290 Km dan jalan kabupaten 867,34 Km. Dari ketiga jenis jalan tersebut mengalami penurunan dari tahun 2004
dimana jalan negara 319,49 Km, Jalan propinsi 208,95 Km dan jalan kabupaten 867,340 Km sehingga total penurunan panjang jalan sebesar 33,46 Km. Hal ini disebabkan karena
efek dari pemekaran kabupaten. Dari tabel 18 Dapat dilihat, bahwa jenis permukaan jalan di Kabupaten Sanggau, hampir separuhnya 45,89 603,3 Km mempunyai permukaan berupa
aspal, selebihnya berpermukaan tanah 24,72 324,95Km, berpermukaan kerikil 29,39 386,31 Km.
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 38
2009 2010
2009 2010
2009 2010
2009 2010
1 2
3 4
5 6
7 8
9
a. Diaspal 262 140
344 850 76 112
61 190 314 978
319 779 16 860
16 860 b. Kerikil
37 010 8 100
18 178 33 100
287 792 295 145
113 047 116 422
c. Tanah 53 800
- -
- 261 870
247 065 716 639
717 636 d. Lainnya rigid
- -
- -
2 700 5 352
7 937 8 565
Jumlah Total 352 950
352 950 94 290
94 290 867 340
867 340 854 483
859 483 II. Kondisi Jalan
a. B a i k 185 860
174 300 35 000
4 000 182 033
196 838 43 662
45 585 b. Sedang
119 710 103 550
47 250 38 890
299 547 299 547
306 506 324 307
c. Rusak 47 380
62 100 12 040
48 400 147 610
140 257 325 507
312 079 d. Rusak Berat
- 13 000
- 3 000
238 150 230 698
178 808 177 513
Jumlah Total 352 950
352 950 94 290
94 290 867 340
867 340 854 483
859 484 III. Kelas Jalan
a. Kelas I -
- -
- -
- -
- b. Kelas II
- -
- -
- -
- -
c. Kelas III -
- -
- -
- -
- d. Kelas III A
352 950 352 950
- -
- -
- -
e. Kelas III B -
- 94 290
95 290 -
- -
- f. Kelas III C
- -
- -
867 340 867 340
854 483 859 484
g. Tidak Diperinci -
- -
- -
- -
-
Jumlah Total 352 950
353 950 94 290
95 290 867 340
867 340 854 483
859 484 Sumber Source : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sanggau
TABEL 2.13. PANJANG JALAN DI KABUPATEN SANGGAU DIRINCI MENURUT KEADAAN JALAN DI KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2009 - 2010
Table 8.1.1 Length Of Roadway In Sanggau Regency By Roads Condition, 2009 - 2010
Keadaan Jalan Jalan Negara
Jalan Propinsi Jalan Kab.
I. Jenis Permukaan Jalan Desa
Transportasi sungai masih sangat berperan dalam mendukung pergerakan penduduk dan angkutan barang, terutama pada wilayah pedalaman dan kawasan produksi. Peranan
transportasi sungai di Kabupaten Sanggau mendapatkan dukungan secara alami dengan keberadaan sungai-sungai yang dapat dilayari. Dalam hal ini, keberadaan sungai-sungai di
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah | 39
Kabupaten Sanggau relatif belum dimanfaatkan secara optimal, baik untuk kebutuhan air maupun sebagai prasarana transportasi.
2.1.2.14. Wilayah Rawan Bencana
Kabupaten Sanggau termasuk ke dalam salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki kerawanan terhadap bencana banjir dan longsor. Kawasan rawan
bencana banjir sebagaimana dimaksud adalah sepanjang kawasan daerah aliran sungai DAS Kapuas dan Sub daerah aliran sungai DAS Sekayam, seluas 365.743 Ha sedangkan
kawasan rawan longsor terdapat di Kecamatan Meliau, Tayan Hilir, Kapuas, Toba, Entikong, Sekayam, Bonti, Kembayan, Noyan, dan Jangkang.
Untuk itu dalam rangka mengantisipasi dan mengurangi risiko atas bencana yang akan terjadi dan sebagai upaya untuk menjalankan mandat UU No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana PB, Kabupaten Sanggau telah memiliki sejumlah kebijakan dan regulasi terkait penanggulangan bencana, diantaranya menetapkan strategi penyusunan
mitigasi bencana dengan arah kebijakan antara lain meningkatkan kesiagaan dan pencegahan dini, melaksanakan tanggap darurat, dan penanganan pasca bencana.
Dalam pelaksanaan pembangunan, dilakukan penelaahan terhadap pemanfaatan dan pengembangan tata ruang yang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan pola ruang.
Penelaahan rencana tata ruang penting dilakukan untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 lima tahun mendatang berikut asumsi-asumsinya. Dalam rencana
pengembangan struktur ruang di Kabupaten Sanggau dilakukan penataan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 40
BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah baik itu dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Hal ini dikarenakan identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis mampu meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral maupun etika
birokrasi dapat dipertanggungjawabkan. Analisis terhadap isu strategis sebagai bagian dari perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan agar organisasi dalam pelaksanaan rencana
pembangunan senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Mengingat pentingnya analisis tersebut, maka perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya
merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan. Isu strategis merupakan kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi pemerintahan daerah dan masyarakat di masa datang. Karena isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat
penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaankeorganisasian dan menentukan tujuan organisasiinstitusi di masa yang akan datang. Dengan demikian, kondisi
penting tersebut apabila tidak diantisipasi maka akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, apabila tidak dimanfaatkan maka menghilangkan peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Isu strategis dalam jangka panjang sekurang-kurangnya memenuhi kriteria sebagai
berikut : 1. Memiliki pengaruh yang besarsignifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan
nasional maupun daerah; 2. Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah;
3. Memiliki dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat; 4. Memiliki daya ungkit yang signifikan pembangunan daerah; dan
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani.
Penyajian analisis terhadap isu strategis daerah dapat dijelaskan meliputi permasalahan pembangunan daerah dan isu strategis.
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 41
3.1. Permasalahan Pembangunan Daerah
Permasalahan pembangunan daerah merupakan permasalahan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang relevan pada akhirnya dapat dijadikan sebagai dasar dalam perumusan visi
dan misi pembangunan jangka panjang daerah. Permasalahan pembangunan daerah merupakan kesenjangan antara kinerja yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara apa yang
ingin dicapai di masa mendatang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum
didayagunakan secara optimal dan kelemahan yang tidak diatasi. Untuk mengefektifkan sistem perencanaan pembangunan dan bagaimana visimisi daerah dibuat dengan sebaik-baiknya,
dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang kekuatan dan kelemahan sehubungan dengan peluang dan tantangan yang dihadapi.
Beberapa permasalahan pembangunan daerah yang dihadapi oleh Kabupaten Sanggau antara lain:
A. Bidang Pemerintahan
Seiring bergulirnya otonomi daerah yang memberikan kewenangan lebih besar kepada daerah untuk mengelola sendiri pemerintahannya, maka upaya peningkatan kualitas pelayanan
kepada masyarakat dalam bidang pemerintahan harus diutamakan oleh pemerintah daerah. Meskipun usia peraturan perundangan yang mengawali diterapkannya otonomi daerah sudah
tidak muda lagi, namun masih banyak ditemui permasalahan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan dalam pemerintahan, mulai dari pembangunan yang kurang maksimal, pelayanan
publik yang masih menuai keluhan dari masyarakat, dan permasalahan lainnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh masih rendahnya kualitas sumber daya manusia di bidang
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam menjalankan mekanisme pembangunan daerah serta belum optimalnya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Disamping itu
belum optimalnya pembangunan
“capacity building”
institusi-institusi pemerintahan sehingga kurang berperan dalam alokasi sumber daya secara efektif dan efisien.
Tantangan dalam bidang pemerintahan dihadapkan Pemerintah Kabupaten Sanggau untuk terus melakukan reformasi birokrasi untuk memenuhi perkembangan kebutuhan dalam
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 42
memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan untuk mempermudah aparat pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Reformasi birokrasi juga bertujuan untuk menciptakan
tata pemerintahan yang baik good governance dengan memperhatikan kebutuhan kecamatan desa, sehingga kecamatan desa yang terdapat di Kabupaten Sanggau masih merasa
memperoleh manfaat berada dalam orbit Kabupaten Sanggau. Tantangan ke depan yang dihadapi adalah penciptaan tata kelola pemerintahan yang baik mengingat isu ini sudah menjadi
isu yang hangat dan prioritas termasuk dalam skala nasional.
B. Bidang Perekonomian
Pembangunan berbasis kewilayahan yang telah dilaksanakan selama ini telah dapat mendorong kerja sama pembangunan antardaerah secara sinergis, sehingga dapat mendorong
daya saing wilayah. Tantangan pembangunan kewilayahan ke depan adalah meningkatnya kesenjangan pembangunan antardaerah akibat bervariasinya dan terbatasnya potensi sumber
daya alam daerah, sehingga perlu diupayakan pengembangan berbagai potensi daerah termasuk pengembangan sumber energi alternatif. Selain itu, tantangan dalam bidang ekonomi adalah
mengantisipasi terjadinya transformasi ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder sektor industripengolahan, atau bahkan ke sektor tersier sektor jasa.
Pembangunan ekonomi Kabupaten Sanggau sampai saat ini telah menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan, namun masih belum dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan secara memadai. Oleh karena itu, tantangan pembangunan ekonomi pada dua puluh tahun ke depan adalah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkualitas yang mampu meningkatkan pendapatan perkapita serta pemerataan sehingga secara bertahap kesejahteraan masyarakat pada akhir periode pembangunan
dapat mencapai tingkat kesejahteraan minimal setara dengan Kabupatenkota maju di Indonesia. Pembangunan ekonomi di Kabupaten Sanggau apabila dilihat secara makro dengan
memperhatikan berbagai aspek diantaranya tingkat daya beli masyarakat, dapat dikatakan sudah ada kemajuan meskipun masih jauh dari cita-cita yang diharapkan yaitu mewujudkan
perekonomian yang tangguh dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat. Tantangan besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih maju dan berkualitas secara berkelanjutan
untuk mewujudkan secara nyata peningkatan kesejahteraan sekaligus mengurangi ketertinggalan
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 43
dari kabupaten lain yang lebih maju. Untuk itu upaya peningkatan dan penguatan pondasi perekonomian daerah harus terus diupayakan sehingga nantinya daerah dapat keluar dari
keterpurukan dan bahkan memenangi persaingan. Perekonomian Kabupaten Sanggau di dominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi
PDRB yang berkisar pada 36.23 tahun 2009, dominasi sektor pertanian tersebut ternyata tidak di ikuti dengan tingginya produktivitas pertanian di Kabupaten Sanggau dikarenakan
rendahnya kualitas SDM dan kurangnya infrastruktur baik secara fisik sarana dan prasarana produksi, transportasi dan komunikasi maupun non fisik kelembagaan pemasaran.
Meningkatnya jumlah penduduk, alih fungsi lahan, ekplorasi lahan secara berlebihan, dan terjadinya berbagai bencana alam dapat menganggu ketahanan pangan wilayah dan masyarakat.
Tantangan ke depan adalah mengantisipasi, mengendalikan, dan mengurangi secara bertahap permasalahan-permasalahan di atas, serta terus berupaya meningkatkan produktivitas hasil-hasil
pertanian secara berkelanjutan. Eksplorasi terhadap kehidupan ekonomi domestik perlu diperhatikan lebih jauh, seperti
rencana eksplorasi pertambangan dan industri lainnya di daerah Tayan Hilir Kabupaten Sanggau. Di satu sisi kemampuan SDM, finansial dan peralatan lokal belum mampu untuk melakukan
eksplorasi secara besar-besaran, maka peluang tersebut dimanfaatkan oleh pihak luar daerah untuk melakukan eksplorasi tersebut. Kabupaten Sanggau mempunyai wilayah yang berbatasan
langsung dengan negara Malaysia, dan mempunyai pintu gerbang PPLB Entikong yang juga sebagai gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga dan era globalisasi
hingga membanjirnya produk Malaysia dan China yang murah a memberikan pukulan terhadap pengusaha kecil menengah domestik karena kalah bersaing terhadap murahnya harga produk
barangjasa yang dihasilkan.
C. Bidang Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia sebagai faktor utama penentu berjalan atau tidaknya pembangunan di Kabupaten Sanggau masih relatif rendah sehingga berpengaruh pada kreativitas dan
produktivitas yang juga rendah. Hal ini sudah seharusnya mendapatkan porsi perhatian yang lebih dari Pemerintah Daerah. Upaya peningkatan kualitas SDM khususnya pada instansi
pemerintah maupun masyarakat secara umum harus terus dilakukan, mengingat sebaik apapun
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 44
program yang direncanakan dan secanggih apapun teknologi yang diterapkan tidak akan dapat berdaya guna dan berhasil guna secara maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Secara makro beberapa indikator peningkatan kualitas sumber daya manusia diantaranya
kependudukan, pendidikan dan kesehatan telah menunjukkan kemajuan meskipun masih jauh dari yang diharapkan. Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Sanggau sebesar 374.022
jiwa dengan laju pertumbuhan Growth Rate penduduk dari tahun 2005- 2009 adalah sebesar 1,06 . Dengan demikian, 20 dua puluh tahun ke depan diperkirakan jumlah penduduk akan
mengalami pertambahan yang cukup signifikan. Untuk itu pengendalian terhadap kuantitas dan laju pertumbuhan penduduk tetap perlu diperhatikan guna menciptakan komposisi pertumbuhan
penduduk yang seimbang dan merata dalam rangka mendukung terjadinya nilai tambah demografis yang ditandai dengan jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari pada jumlah
penduduk usia non produktif. Kondisi tersebut perlu ditargetkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, daya saing dan kesejahteraan rakyat.
Pada bidang pendidikan masih banyak ditemui permasalahan diantaranya sarana dan prasarana serta kebijakan terkait peningkatan kualitas pendidikan yang masih belum optimal.
Tantangan ke depan yang dihadapi antara lain adalah penyediaan layanan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan proporsi jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan
dasar sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi; penurunan penduduk yang buta aksara; menurunnya kesenjangan pendidikan antara yang kaya dan miskin, di desa maupun di perkotaan
serta antar jenis kelamin. Tantangan lain adalah meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga pendidikan yang dijalankan dapat mendorong dan
berperan dalam pembangunan daerah termasuk dalam mengembangkan nilai-nilai budaya dan moral.
Dalam bidang kesehatan masih ditemui kurangnya sarana dan akses pelayanan serta tenaga kesehatan baik itu tenaga medis, dokter maupun dokter spesialis. Tantangan ke depan yang
dihadapi dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembangunan adalah mengurangi kesenjangan status kesehatan masyarakat dan akses terhadap pelayanan kesehatan antarwilayah,
tingkat sosial ekonomi, gender; meningkatkan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan; dan meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan.
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 45
D. Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan
Tujuan pembangunan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, maka pembangunan dapat dikatakan berhasil adalah ketika diperoleh indikator yang menunjukkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat diantaranya yaitu tingginya daya beli
masyarakat. Berkenaan dengan hal tersebut maka sudah selayaknya pemerintah daerah memberikan porsi perhatian yang lebih terhadap permasalahan
pembangunan daerah diantaranya:
1. Masih cukup tingginya jumlah penduduk yang berada dibawah gariskemiskinan; 2. Masih cukup tingginya kesenjangan sosial dalam masyarakat baik itu antar golongan
pendapatan maupun antar wilayah; dan 3. Masih banyaknya desakelurahan maupun kecamatan yang belum mempunyai
kemandirian ekonomi dan ketersediaan infrastruktur yang memadai.
Tantangan ke depan yang dihadapi adalah peningkatan kemampuan masyarakat untuk berusaha bangkit dari kemiskinan dengan memberikan alternatif solusi yang tepat diantaranya
peningkatan kualitas sehingga memiliki kreativitas dan produktivitas yang tinggi, mengurangi kesenjangan sosial antar golongan dengan memberikan kesempatan yang sama dalam setiap
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat serta menjamin pemerataan pembangunan dengan mengutamakan peningkatan kapasitas wilayah yang tergolong tertinggal di Kabupaten Sanggau.
E. Bidang Revitalisasi Pertanian dan Ketahanan Pangan
Sektor pertanian mampu memberikan kontribusi PDRB setiap tahunnya, namun kondisi tersebut masih belum mampu mendongkrak peningkatan produktivitas sektor pertanian secara
keseluruhan serta belum mampu memberikan nilai tambah produk pertanian, sehingga pada saat yang sama juga masih menjadi penyumbang tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Sanggau.
Selain itu masih belum optimalnya penggunaan teknologi serta masih rendahnya sarana dan prasarana juga terbatasnya modal kerja dan manajemen pengelolaan menjadi permasalahan yang
harus terus diupayakan penyelesaiannya.
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 46
Tantangan terbesar bagi Kabupaten Sanggau ke depan adalah melakukan revitalisasi
sektor pertanian. Melalui revitalisasi ini, diharapkan produktivitas sektor pertanian akan meningkat, sehingga pada PDRB juga akan meningkat yang secara otomatis juga berpengaruh
pada peningkatan ketahanan pangan. Dari berbagai tantangan dan peluang yang akan dihadapi, secara umum dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Transformasi struktural dalam perekonomian
Arah transformasi struktur perekonomian berkembang ke arah terbentuknya struktur perekonomian yang lebih seimbang. Hal ini mempertegas bahwa pembangunan pertanian
memberikan kesempatan tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor lainnya, sehingga mampu memperbesar peranannya dalam PDRB.
2. Pemilikan lahan yang semakin sempit Tantangan dalam memberdayakan petani berlahan sempit sebagai pelaku agribisnis
melalui pengembangan dan penciptaan sistem kelembagaan yang mampu menjamin petani memenuhi skala usaha yang efisien dan menghasilkan komoditas andalan dalam
rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. 3. Pemasaran dan mutu produk
Kendala utama yang dihadapi berkaitan dengan pemasaran antara lain persoalan distribusi pemasaran yang belum efisien. Hal ini dipengaruhi banyak faktor yang salah
satunya adalah minimnya dukungan jalan sentra produksi yang berkualitas. 4. Kelembagaan dan kemitraan
Lemahnya posisi tawar pertanian disebabkan belum berimbangnya kemampuan antar pelaku. Tantangan yang dihadapi adalah meningkatnya pertumbuhan dan pengembangan
pengusaha-pengusaha perdesaan dan mengembangkan usaha dengan pola-pola kemitraan. 5. Permodalan dan investasi
Tantangan yang menghadang adalah bagaimana merumuskan kebijakan guna
menciptakan iklim investasi yang kondusif sehingga dapat merangsang investor untuk berinvestasi berbasis perdesaan, serta mengembangkan iklim kredit yang disesuaikan
dengan karakteristik dari jenis usaha yang dikembangkan.
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 47
F. Bidang Infrastruktur Dasar
Insfrastuktur merupakan syarat mutlak pendukung terlaksananya kegiatan dan peningkatan produktivitas sektor-sektor lain. Selain itu adanya infrastruktur yang memadai menjadi tolak
ukur berjalan atau tidaknya pembangunan di daerah. Yang menjadi permasalahan kemudian adalah kondisi infrastruktur dasar masih banyak yang kurang pemeliharaan sehingga mengalami
kerusakan. Kondisi ini memerlukan kelanjutan pembangunan sarana dan prasarana yang belum terselesaikan dan belum berfungsi optimal serta mengoptimalkan pemanfaatan dan pemeliharaan
sarana prasarana yang sudah ada. Pembangunan infrastruktur dilakukan untuk pemerataan pembangunan sehingga terjadinya kesenjangan pembangunan antar wilayah dapat dihindari dan
ketertinggalan wilayah tertentu dari wilayah lainnya dapat diminimalisir.
G. Bidang Jasa dan Perdagangan
Dilihat dari aspek geografis dan demografi, wilayah Kabupaten Sanggau sangat strategis, terletak pada jalur lalu lintas yang menghubungkan Provinsi Kalimantan Barat dengan Sarawak
Malaysia bagian timur. Namun potensi tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan masih minimnya kemampuan masyarakat di Kabupaten Sanggau untuk bergerak
dalam bidang jasa dan perdagangan, yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat produksi baik jasa maupun barang terutama dari segi kualitas. Selain itu akses terhadap permodalan juga menjadi
pemicu rendahnya produktivitas masyarakat di Kabupaten Sanggau. Kedepan diharapkan dengan potensi yang baik tersebut, pembangunan di bidang jasa dan perdagangan dapat menjadi salah
satu solusi yang tepat untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
H. Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Mitigasi Bencana
Kabupaten Sanggau memiliki potensi yang relatif besar di sektor sumber daya alam. Namun demikian, tantangan 20 tahun ke depan adalah bagaimana mengelola sumber daya
tersebut secara berkelanjutan dengan tiga pilar, yaitu secara ekonomi feasible, secara sosial acceptable dan ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat masih rendah
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, sehingga menyebabkan belum
BAB III Analisis Is- isu Strategi Daerah | 48
optimalnya kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup masih belum berjalan secara maksimal.
Kedepannya diperlukan langkah riil dan strategis dalam pengelolaan sumber daya alam yang selalu memelihara dan menjaga keserasian dan kelestariannya dengan melakukan reformasi
kebijakan dalam penanganannya, peningkatan kesadaran masyarakat secara menyeluruh dan kontinyu. Dilakukannya pemantapan kawasan lindung mengacu kepada kawasan lindung yang
ditetapkan oleh Nasional dan Provinsi serta ditetapkan oleh Kabupaten dengan muatan kearifan lokal.
Kabupaten Sanggau mempunyai wilayah yang termasuk kedalam daerah rawan bencana ring of fire tentunya harus mengupayakan secara optimal mitigasi bencana dengan peningkatan
kualitas informasi bencana alam serta kapasitas adaptasi dan mitigasi bencana alam. Hal ini penting sebagai upaya mempersiapkan secara dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana
alam agar dapat mengurangi resiko yang ditimbulkan.
I. Bidang Pengambangan Wilayah dan Penataan Ruang
Tantangan pengembangan wilayah dan penataan ruang di Kabupaten Sanggau ke depan adalah menjaga konsistensi antara perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang,
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan, mengurangi kesenjangan pembangunan antara di perkotaan dan perdesaan, penetapan kawasan-kawasan strategis, mengupayakan keberlanjutan
areal pertanian serta perencanaan alih fungsi hutan. Tantangan kewilayahan pada masa yang akan datang adalah pengaturan tata ruang kewilayahan harus mengacu pada pembangunan
berkelanjutan secara proporsional dengan memegang teguh prinsip keserasian dan keselarasan dengan alamlingkungan. Pengembangan pusat-pusat kegiatan yang hirarki dalam rangka
meningkatkan pelayanan keseluruhan bagian wilayah kabupaten dan pengembangan wilayah yang berpotensi dilakukan pemekaran wilayah serta pengembangan kawasan perbatasan negara
sebagai beranda depan yang mendorong sektor bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam upaya menjaga konsistensi ketataruangan di masa yang akan datang diperlukan
berbagai langkah sebagai berikut: