Pembuatan Larutan Standar Mangan 100 mgL Pembuatan Larutan Standar Mangan 10 mgL Pembuatan Larutan Seri Standar Mangan 0,00; 0,20; 0,40; 0,60; 0,80 dan 1,00 mgL Pembuatan Kurva Standar Logam Mangan Mn Pembuatan Larutan Standar Nikel 100 mgL Pembuatan Laru

3.3.1 Pembuatan Larutan Standar Mangan 100 mgL

Sebanyak 5 mL larutan induk mangan 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.2 Pembuatan Larutan Standar Mangan 10 mgL

Sebanyak 5 mL larutan standar mangan 100 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.3 Pembuatan Larutan Seri Standar Mangan 0,00; 0,20; 0,40; 0,60; 0,80 dan 1,00 mgL

Sebanyak 0,00; 1,00; 2,00; 3,00 ; 4,00 dan 5,00 mL larutan standar mangan 10 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan di homogenkan.

3.3.4 Pembuatan Kurva Standar Logam Mangan Mn

Larutan seri standar logam Mangan 0,00 mgL diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom pada λ spesifik 279,5 nm. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar mangan 0,20; 0,40; 0,60; 0,80 dan 1,00 mgL. SNI 6989.5:2009

3.3.5 Pembuatan Larutan Standar Nikel 100 mgL

Sebanyak 5 mL larutan induk nikel 1000 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.6 Pembuatan Larutan Standar Nikel 10 mgL

Universitas Sumatera Utara Sebanyak 5 mL larutan standar nikel 100 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan di homogenkan.

3.3.7 Pembuatan Larutan Standar Nikel 1 mgL

Sebanyak 5 mL larutan standar nikel 10 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.8 Pembuatan Larutan Seri Standar Nikel 0,00; 0,03; 0,05; 0,07 ,0,10 dan 0,13 mgL

Sebanyak 0,00; 1,50; 2,50; 3,50; 5,00 dan 6,50 mL larutan standar nikel 1 mgL dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL lalu diencerkan dengan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.3.9 Pembuatan Kurva Standar Logam Nikel Ni

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Kadar Besi (Fe) dan Mangan (Mn) Pada Air Minum Isi Ulang Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara

13 178 57

Penurunan Kadar Logam Kromium, Tembaga, dan Nikel Pada Limbah Cair Laboratorium Elektroplating Politeknik Negeri Medan Dengan Metode Elektrokoagulasi

13 149 56

Analisa Kadar Mangan (Mn) Pada Air Baku dan Air Reservoir di PDAM Tirtanadi IPA Sunggal

8 89 35

Analisa Permintaan Air Minum Isi Ulang Reverse Osmosis (RO)di Kota Medan(Studi Kasus Kecamatan Medan Kota Belawan)

14 95 75

Efektivitas Saringan Pasir Cepat dalam Menurunkan Kadar Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan Penambahan Kalium Permanganat (KMnO4) 1%

21 132 87

Penurunan Kadar Pati Bambu Hitam (Gigantochloa Atroviolaceae Widjaja) Oleh Fermentasi Suspensi Bakteri Biakan Murni Dengan Metode Vertical Soak Diffusion

4 74 51

Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom (Cr) Dan Nikel (Ni) Dalam Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

1 44 85

Analisis Kadar Logam Besi (Fe), Mangan (Mn) Dan Kadmium (Cd) Dari Sedimen (Padatan Total) Dan Air Sungai Lau Borus Aliran Lahar Dingin Gunung Sinabung Pasca Erupsi Gunung Sinabung Di Desa Guru Kinayan Kecamatan Naman Teran Kabupaten Tanah Karo Dengan Me

4 55 97

Analisa Kadar Mangan (Mn) Pada Air Baku Dan Reservoir Secara Spektrofotometri Di Perusahaan Daerah Air Minum (Pdam) Instalasi Pengolahan Air Di Sunggal Medan

3 72 37

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM MANGAN (Mn) DAN NIKEL (Ni) DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG DIOLAH DENGAN SISTEM REVERSE OSMOSIS SKRIPSI RAHMANI KARTIKA AYU 090802054

0 1 12