Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap Minat Baca Mahasiswa (Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP

MINAT BACA MAHASISWA

(Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara

 

Disusun Oleh :

LENNI MARLINA SIMANJUNTAK NIP: 120921019

 

 

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

Nama : Leni Marlina. S

Nim : 120921019

Departemen : Ilmu Administras Neagara Fakultas : llmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa, dimana semakin tinggi kualitas yang diberikan maka minat baca juga semakin tinggi. Apabila kepuasan diterima oleh pengunjung perpustakaan, maka pengunjung akan semakin betah dan frekuensi untuk mengunjungi perpustakaan pun semakin tinggi. Pelayanan yang berkualitas tentunya akan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung sesuai dengan harapan mereka. Berdasarkan pra penelitian yang dilakuakn oleh penulis masih ada keluhan pengunjung atas sistem pelayanan Perpustakaan USU. Keluhan tersebut seperti minimnya komputer yang fungsional, pelayanan yang kurang cepat dalam menanggapi keluhan dan pertanyaan-pertanyaan pengunjung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dektriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dimana teknik

pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan linear sederhana

untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat baca mahasiswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka hasilnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap minat baca.


(3)

memberikan pengaharapan, berkat dan penyertaaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK TERHADAP MINAT BACA MAHASISWA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana sosial jurusan Administrasi Negara.

Penyelesaian tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik dari dukungan dan doa berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Administrasi Negara Fisip USU

3. Ibu Drs. Elita Dewi, M.Sp selaku Sekretaris Departemen Administrasi Negara

FISIP USU.

4. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku dosen pembimbing saya yang telah sangat

banyak berkorban waktu, pikiran, dan tenaga untuk membingbing penulis agar skripsi ini terselesaikan dengan baik. Semoga Bapak diberikan umur yang panjang dan kesuksesan serta selalu dalam lindunganNya


(4)

kepada penulis selama menjadi Mahasiswa Administrasi Negara

6. Kak Mega dan kak Dian yang selalu membantu penyelesaian administrasi

sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.

7. Mama dan Papa tercinta A.Simanjuntak dan N.Nainggolan, terima kasih atas

cinta dan kasih sayang yang telah dilimpahkan kepada penulis. Terima kasih untuk doa dan dukungan yang tak pernah henti diberikan kepada penulis selama ini. Tak ada kata yang dapat mengukur besarnya kasih mama dan papa dihidup penulis. Tuhan memberkati mama dan papa.

8. Abangku Sahat Manogi Simanjuntak, Amd yang kukasihi, terima kasih atas

dukungannya selama ini. Buat kakakku Melva Simanjuntak, ST yang kusayangi terima kasih untuk dukungan, masukan, waktu, dan pengertiannya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan buat adikku Mazmur Simanjuntak, terima kasih untuk dukungan dan kasih sayangnya. Tuhan memberkati kalian

9. Sahabat-sahabat tercinta Cutie Kepompong (kak Helen, kak Fatimah,

Nying-nying) yang tersayang. Terima kasih atas perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi dan segalanya yang telah penulis terima selama awal perkuliahan sampai penyelesaian Tugas Akhir ini. Semoga persahabatan kita tidak terhenti sampai disini. Dan semoga penulis juga menemukan sahabat-sahabat seperti kalian yang saling mendukung satu dengan yang lain di luar kelak.


(5)

Sitohang, terima kasih untuk mengizinkan penulis datang ke kost dan mengajari penulis dengan penuh kesabaran. Serta teman seperguruan mahasiswa bimbingan pak Kariono, semoga kita tetap solid.

11. Dan untuk semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu. Terima kasih untuk doa, semangat, dukungan, bantuan baik saran, kritik yang kalian berikan untuk penyempurnaan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Tuhan memberkati kita semua.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni2014

Penulis


(6)

KATA PENGANTAR………... ii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL……….. vii

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR……… ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………. 1

1.2.Rumusan Masalah……… 10

1.3.Tujuan Penelitian………. 10

1.4.Manfaat Penelitian………... 11

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Kualitas Pelayanan……….. 12

2.1.1. Defenisi Kualitas….………. 12

2.1.2. Defenisi Pelayanan Publik………. 13

2.1.3. Kualitas Pelayanan Publik ……….. 15

2.1.4. Model Kualitas Pelayanan……….. 18

2.1.5. Mengukur Kualitas Pelayanan……… 20

2.2. Minat Baca……… 22

2.2.1. Defenisi Minat baca……… 22

2.2.2. Manfaat Membaca ………. 23

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca………. 24

2.3. Kerangka Hubungan Variabel Bebas dan Terikat……… 30

2.4. Hipotesis………... 31

2.5. Defenisi Konsep ……….. 31

2.6. Defenisi operasional………. 32

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ………. 34

3.2. Lokasi Penelitian ………. 34

3.3. Populasi dan Sampel………. 35

3.3.1. Populasi……….. 35


(7)

3.5. Teknik Penentuan Skor………. 37

3.6. Teknik Analisa Data ……….... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 41

4.1.1. Sejarah Umum Perpustakaan……….. 41

4.1.2. Visi dan Misi perpustakaan ……… 44

4.1.3. Tujuan Perpustakaan……….. 46

4.1.4. Jaringan Usaha dan Kegiatan………. 48

4.1.5. Struktur Organisasi………. 48

4.1.6. Pengunjung dan Peminjam………. 50

4.2. Penyajian Data……… 54

4.2.1. Identitas Responden………. 54

4.2.2. Distribusi Jawaban Resonden variabel Kualitas Pelayanan Perpustakaan USU………. 56

4.2.3. Distribusi Jawaban Responden Variabel Minat Baca……….… 67

4.3. Analisis Data……….…… 73

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan……….…….. 79

5.2. Saran……….……… 80

 

     


(8)

(Studi Pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara)

Nama : Leni Marlina. S

Nim : 120921019

Departemen : Ilmu Administras Neagara Fakultas : llmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Kariono, M.Si

Kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat baca mahasiswa, dimana semakin tinggi kualitas yang diberikan maka minat baca juga semakin tinggi. Apabila kepuasan diterima oleh pengunjung perpustakaan, maka pengunjung akan semakin betah dan frekuensi untuk mengunjungi perpustakaan pun semakin tinggi. Pelayanan yang berkualitas tentunya akan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung sesuai dengan harapan mereka. Berdasarkan pra penelitian yang dilakuakn oleh penulis masih ada keluhan pengunjung atas sistem pelayanan Perpustakaan USU. Keluhan tersebut seperti minimnya komputer yang fungsional, pelayanan yang kurang cepat dalam menanggapi keluhan dan pertanyaan-pertanyaan pengunjung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat baca mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dektriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dimana teknik

pengambilan sampel dilakukan secara accidental sampling dengan linear sederhana

untuk melihat pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat baca mahasiswa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka hasilnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan terhadap minat baca.


(9)

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan. Bagi suatu bangsa yang ingin maju, pendidikan harus dipandang sebagai sebuah kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh terhadap perkembangan suatu bangsa.

Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dari uraian-uraian tersebut menunjukkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai negara yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan minat baca yang besar .


(10)

Membaca adalah kunci ke gudang ilmu. Ilmu yang tersimpan dalam buku harus digali dan dicari melalui kegiatan membaca.

Ada kalanya taraf kemajuan suatu bangsa dilihat dari sejauh mana membaca menjadi kebiasaan masyarakatnya. Semakin tinggi minat baca masyarakat pada umumnya akan berpengaruh pada semakin maju pola pikir masyarakat tersebut. Membaca merupakan bagian dari aktivitas belajar yang memperluas pengetahuan pembaca. Bagi seorang pelajar, kegiatan membaca sudah menjadi keharusan mengingat banyak perkembangan pengetahuan yang tidak disampaikan oleh dosen kepada mahasiswa maupun guru kepada murid dalam proses belajar mengajar dikelas sehingga perlu pengetahuan untuk memperdalam materi tersebut diluar jam pelajaran, yaitu dengan banyak membaca. Namun semua itu perlu didukung dengan adanya minat baca dari diri sendiri. Minat baca ini tumbuh dari kesadaran mahasiswa itu sendiri terhadap kebutuhan akan pentingnya informasi untuk memperluas pengetahuan. Pembinaan minat baca merupakan hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi mahasiswa. Terlebih adanya system belajar mandiri, menjadikan minat baca sebagai salah satu bentuk kemandirian siswa dalam belajar (Suryaningsih,2003)

Kebiasaan membaca perlu dimulai dari usia dini sejak di rumah, di sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan atas hingga perguruan tinggi. Tanpa kebiasaan membaca, maka akan sangat sulit untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang kesemuanya berada dalam buku-buku. Kebiasaan membaca dan penguasaan


(11)

Iptek bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Minat baca, buku dan Perpustakaan adalah tiga elemen pokok dalam suatu sistem pendidikan yang actual.

Presentase minat baca yang ideal adalah 80% dari total penduduk.Saat ini, minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan studi lima

tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study

(PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada peringkat 45 dari 50 negara yang dijadikan sampel penelitian. Tabel berikut menunjukkan peringkat prestasi membaca pelajar antar

Negara peserta. (Rata-rata skor internasional=500 dan standar deviasi=100) 

Tabel I.1 Skor Prestasi Literasi Membaca

No Negara Skor No Negara Skor

1 Rusia 565 24 Selandia Baru 532

2 Hongkong 564 25 Slowakia 531

3 Kanada, Alberta 560 26 Skotlandia 527

4 Singapura 558 27 Perancis 522

5 Kanada, britis kolombia 558 28 Slovenia 522

6 Luksemburg 557 29 Polandia 519

7 Kanada, Ontario 555 30 Spanyol 513

8 Italia 551 31 Israel 512

9 Hungaria 551 32 Islandia 511

10 Swedia 549 33 Moldova 500


(12)

Sumber : Progressin International Reading Literacy Study (PIRLS)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata skor prestasi literasi membaca siswa kelas IV Indonesia (405) berada dibawah rata-rata internasional (500). Indonesia berada pada posisi 41 dari 45 negara peserta. Posisi Indonesia ini lebih baik jika dibandingkan dengan Qatar, Kuwait, Maroko dan Afrika selatan namun tidak lebih baik dari 40 negara yang berada diatas.

Hasil penelitian Tim Program of International Student Assesment (PIS) milik

Badan Penelitian dan Pengembangan kementrian pendidikan nasional menunjukkan kegemaran membaca anak usia 15 tahun sangat memprihatinkan. Sekitar 37,6 %

12 Belanda 547 35 Norwegia 498

13 Belgia (flemish) 547 36 Rumania 489

14 Bulgaria 547 37 Georgia 471

15 Denmark 546 38 Masedonia 442

16 Kanada, Nova Skotia 542 39 Trinidad dan Tobago 436

17 Latvia 538 40 Iran 421

18 Amerika Serikat 541 41 Indonesia 405

19 Inggris 540 42 Qatar 353

20 Austria 539 43 Kuwait 330

21 Uthunia 538 44 Maroko 323

22 Taiwan 537 45 Afrika Selatan 302


(13)

hanya mem teks yang d

Dat infrastruktu tersedia ma Ber buku yang dilihat pad Gam

Sumber : P

Dar menduduk buku, disU 22 15 13 12 mbaca tanpa dibaca deng ta tersebut ur dan perh aupun layan

rdasarkan d g wajib diba da diagram y

mbar 1.1 Pe

Progress in I

ri 11 negar ki level terti USUl Beland

2 2

7 6 5

a bisa menan gan satu info

t sepertiny hatian yang nan yang tid

data Center

aca siswa SM yang telah d

erbandingan

Internation

ra yang dija inggi yakni

da 30 buku

30 5 0

Jumla

ngkap makn ormasi peng

ya akan te ada saat ini dak menunja

for Social

MA di 13 n disajikan ber

n Jumlah Bu

al Reading

adikan samp

jumlah buk u, Prancis 30

32

30

0

h

 

Buku

nanya, dan 2 getahuan saj

erus menur i, seperti ter ang minat ba

Marketing

egara, berbe rikut:

uku yang W

Literacy Stu

ple dapat di

ku yang wa 0 buku, Jep

Amerik Beland Peranc Jepang Swiss Kanada Rusia

24,8 % hany a (Kompas,

run jika m rbatasnya ju

aca.

(CSM), per eda-beda. P

Wajib Dibaca

udy (PIRLS

ilihat bahwa ajib dibaca pang 22 buk

ka Seikat a cis g

a

ya bisa men , 2 Juli 2003

melihat min umlah bacaa

rbandingan Perbandingan

a

) pada tahun

a Amerika sebanyak 3 ku, Swiss 15

ngaitkan 3). nimnya an yang jumlah n dapat n 2006 Serikat 2 judul 5 buku,


(14)

Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunei 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku.

Melihat rendahnya minat baca pelajar di Indonesia yang didorong oleh rendahnya infrastruktur, sudah sewajibnya pemerintah mengkaji sebab dan akibat hal ini. Infrastruktur yang baik tentunya akan membantu mendorong minat baca seseorang. Perpustakaan merupakan infrastruktur yang wajib diperhatikan jika ingin memacu minat baca, terutama dikalangan mahasiswa. Perpustakaan merupakan tempat untuk memperoleh berbagai informasi yang diinginkan secara otodidak. Pada dasarnya semua Perpustakaan merupakan suatu instansi yang memiliki proses kerja sama, yaitu memberikan pelayanan informasi kepada pengguna.

Namun demikian dalam perkembangannya setiap jenis Perpustakaan memiliki definisi dan kriteria tertentu yang membedakannya dengan Perpustakaan lain. Secara harfiah, Perpustakaan sendiri masih dipahami sebagai sebuah bangunan fisik tempat menyimpan buku – buku atau bahan pustaka. Perpustakaan juga dapat diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata sUSUnan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).

Perpustakaan umum merupakan unit/satuan kerja, badan atau lembaga

membidangi pengembangan pengetahuan masyarakat yang berada dalam jangkauannya.

Bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustaka untuk


(15)

(1987: 1) bahwa Perpustakaan perguruan tinggi adalah unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya.

Pada umumnya setiap perguruan tinggi memiliki Perpustakaan sebagai sarana belajar termasuk diantaranya Universitas Sumatera Utara atau yang biasa disingkat USU. Perpustakaan yang telah didirikan sejak tahun 1970 ini, mampu menampung 750 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Untuk memperluas daya tampung koleksi dan pengguna Perpustakaan yang terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan, sejak tahun 2007 telah dimulai pembangunan Gedung Perpustakaan Unit II seluas 6.323 M2 dari dana bantuan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan

anggaran tahun jamak (multi years), namun dari tahun 2009 s.d 2012 lanjutan

pembangunan tidak mendapat pendanaan. Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya Perpustakaan mengalami perkembangan pesat khUSUsnya sejak dua puluh tahun terakhir.

Seiring dengan perbaikan terus-menerus terhadap bangunan Perpustakaan USU namun ada yang terlewatkan yakni kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat dinilai dengan salah satu cara yakni melihat tingkat pengunjung. Berikut ini digambarkan perkembangan jumlah pengunjung sepanjang tahun 2011 yang tersaji dalam gambar 1.2 berikut.


(16)

Sum Ber fluktuatif, penurunan Oktober y mengalami 39724 atau belum mam berikut dap 200 400 600 800 1000 1200 Jumla h   p e ng un jun g Gambar 1.2

mber : Bagi rdasarkan

selama tah n. Peningka

yakni 40,87 i penurunan u sebesar 37 mpu menam pat dilihat ju

0 000 000 000 000 000 000 Jan 64403 2 Perkemban

ian Tata Usa data dari hun 2011 te atan jumlah

7%. Sejalan n jumlah pe 7.57. Jumla mpung jum umlah kolek Feb Mar 93089 105736 ngan Jumlah aha Perpusta Perpustaka erjadi penin h pengungju n dengan j engunjung ah koleksi P mlah kunjung ksi yang dim

Apr Mei 6 6601270747 pengunjung akaan Univ aan USU ngkatan jum

ung naik se jumlah pen yang signi Perpustakaa gan pelangg miliki Perpu Jun Jul 49851 46956 Bulan g Perpustaka ersitas Sum jumlah pe mlah pengun ecara signi ningkatan P

fikan pada an yang cuk gan Perpus ustakaan sela Agust Sept 6 24935 62281 aan USU matera Utara engunjung njung yang ficant pada Perpustakaa bulan Apri kup ternyata takaan. Dar ama tahun 2

Okt Nop 1 105333 99972 sangat disertai a bulan an juga il yakni a masih ri tabel 2011. Des 2 75410


(17)

Tabel 1.2. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan

No  Jenis Koleksi 

Jumlah

Judul  Eksemplar  Kepingan CD,  Disket, Kaset 

(1)  (2)  (3) (4) (5) 

1.   Buku  128.300 466.112 ‐

2.   Jurnal (Tercetak)  3.577 4.137 ‐

3.   Jurnal (Mikrofis)  515 61.440 ‐

4.   Jurnal Elektronik   (CD‐ROM & Online) 

20.448   20.448 ‐

5.   Kaset audio/video  206 ‐ 206

6.   Disket Komputer  316 ‐ 316

7.   CD‐ROM, database  31 ‐ 31

8.   CD‐ROM, multimedia  177 ‐ 177

9.   CD‐ROM, fulltext  1.469 1.469 ‐

10.   Deposit USU  39.304 39.304 ‐

11.   Deposit ADB  4.937 5.264 ‐

12.   Deposit WB  1.331 1.461 ‐

13. American Corner 3.475 4.996 -

Jumlah 204.086 641.871 730


(18)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah koleksi Perpustakaan USU sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa USU keseluruhan. Hal ini sangat disayangkan mengingat USU telah melakukan banyak pembenahan dari tahun ke tahun. Kualitas layanan bisa menjadi salah satu faktor rendahnya atau tidak stabilnya minat baca dikalangan mahasiswa. Meskipun demikian, tidak serta merta dapat langsung menarik kesimpulan terhadap hal ini sehingga perlu dilakukan analisis lebih dalam lagi terkait hal ini.

Oleh karena itu, Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Minat Baca Mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi focus pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Perpustakaan USU

2. Bagaimana Minat Baca Mahasiswa di Perpustakaan USU

3. Seberapa besar Pengaruh Kualitas Layanan Perpustakaan USU terhadap Minat

Baca Mahasiswa?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan Perpustakaan USU


(19)

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Minat Baca Mahasiswa terhadap kulaitas layanan Perpustakaan USU.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis karya

ilmiah dalam menganalisa permasalahan di lapangan

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi bagi

peneliti lain yang mengkaji masalah kualitas pelayanan dan minat baca

3. Bagi instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

sumbangsih pemikiran, pertimbangan dan masukan yang berguna bagi kemajuan instansi itu sendiri.

4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

memperkarya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para mahasiswa bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi bahan refrensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah.


(20)

2.1. Kualitas Pelayanan Publik 2.1.1. Defenisi Kualitas

Pengertian atau makna atas konsep kualitas telah diberikan oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan definisi-definisi yang berbeda pula.Goesth dan Davis yang dikutip Tjiptono, mengemukakan bahwa kualitas diartikan “sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.”(Tjiptono, 2004:51). Kemudian Triguno juga mengungkapkan hal yang senada tentang kualitas, yang dimaksud dengan kualitas adalah “Suatu standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa.” (Triguno, 1997:76). Pengertian kualitas tersebut menunjukan bahwa kualitas itu berkaitan erat dengan pencapaian standar yang diharapkan.

Dari pengertian tersebut tampak bahwa, disamping kualitas itu menunjuk pada pengertian pemenuhan standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga mempunyai pengertian sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan.


(21)

2.1.2. Defenisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyaraakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998). Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan baik dan profesional.

Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik merupakan salah satu

perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai

abdi negara. Pelayanan publik (public services) oleh birokrasi publik dimaksudkan

untuk mensejahterakan masyarakat (warga negara) dari suatu negara kesejahteraan (welfare state). Pelayanan umum oleh Lembaga Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan atau jasa baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam kondisi masyarakat seperti digambarkan di atas, birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik yang lebih profesional, efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan adaptif serta sekaligus dapat membangun kualitas manusia dalam arti meningkatkan kapasitas individu dan


(22)

masyarakat untuk secara aktif menentukan masa depannya sendiri (Effendi dalam Widodo, 2001). Arah pembangunan kualitas manusia tadi adalah memberdayakan kapasitas manusia dalam arti menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya untuk mengatur dan menentukan masa depannya sendiri. Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah). Dengan ciri sebagai berikut :

1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan

sasaran;

2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan

secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

3. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya kejelasan dan

kepastian mengenai :

a. Prosedur/tata cara pelayanan.

b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan

administratif.

c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan.

d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya.

e. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

4. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan, satuan


(23)

waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

5. Efisiensi, mengandung arti :

a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan langsung

dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan

b. Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses

pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.

6. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat

dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

7. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang

menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani.

8. Adaptif, cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan

aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa mengalami tumbuh kembang. 2.1.3. Kualitas Pelayanan Publik

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kata kualitas sendiri mengandung banyak pengertian, beberapa contoh pengertian kualitas menurut Fandy Tjiptono (1995) adalah :


(24)

2. Kecocokan untuk pemakaian.

3. Perbaikan berkelanjutan.

4. Bebas dari kerusakan/cacat.

5. Pemenuhan kebutuhan pelangggan sejak awal dan setiap saat.

6. Melakukan segala sesuatu secara benar

7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Pada prinsipnya pengertian-pengertian tersebut diatas dapat diterima. Yang menjadi pertanyaan adalah ciri-ciri atau atribut-atribut apakah yang ikut menentukan kualitas pelayanan publik tersebut. Ciri-ciri atau atribut-atribut tersebut yaitu antara lain :

a. Ketepatan waktu pelayanan, yang meliputi waktu tunggu dan waktu proses.

b. Akurasi pelayanan, yang meliputi bebas dari kesalahan.

c. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

d. Kemudahan mendapatkan pelayanan, misalnya banyaknya petugas yang

melayani dan banyaknya fasilitas pendukung seperti komputer.

e. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi, ruang

tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi dan lain-lain.

f. Atribut pendukung pelayanan lainnya seperti ruang tunggu ber-AC,

kebersihan dan lain-lain.

Untuk dapat menilai sejauh mana kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk. Zeithaml (1990) mengemukakan dalam mendukung hal tersebut, ada 10 (sepuluh) dimensi yang harus


(25)

diperhatikan dalam melihat tolok ukur kualitas pelayanan publik, yaitu sebagai berikut :

1. Tangible, terdiri atas fasilitas fisik, peralatan, personil dan komunikasi.

2. Realiable, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat.

3. Responsiveness, kemauan untuk membantu konsumen bertanggung jawab terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.

4. Competence, tuntutan yang dimilikinya, pengetahuan dan ketrampilan yang baik oleh aparatur dalam memberikan pelayanan.

5. Courtesy, sikap atau perilaku ramah, bersahabat, tanggap terhadap keinginan konsumen serta mau melakukan kontak atau hubungan pribadi.

6. Credibility, sikap jujur dalam setiap upaya untuk menarik kepercayaan masyarakat.

7. Security, jasa pelayanan yang diberikan harus bebas dari berbagai bahaya dan resiko.

8. Access, terdapat kemudahan untuk mengadakan kontak dan pendekatan. 9. Communication, kemauan pemberi pelayanan untuk mendengarkan suara,

keinginan atau aspirasi pelanggan, sekaligus kesediaan untuk selalu menyampaikan informasi baru kepada masyarakat.

10. Understanding the customer, melakukan segala usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan.


(26)

Organisasi pelayanan publik mempunyai ciri public accuntability, dimana setiap warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas pelayanan yang mereka terima. Adalah sangat sulit untuk menilai kualitas suatu pelayanan tanpa mempertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima pelayanan dan aparat pelaksana pelayanan itu. Evaluasi yang berasal dari pengguna pelayanan, merupakan elemen pertama dalam analisis kualitas pelayanan publik. Elemen kedua dalam analisis adalah kemudahan suatu pelayanan dikenali baik sebelum dalam proses atau setelah pelayanan itu diberikan.

Adapun dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah dan berbeda. Apa yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang berkualitas saat ini tidak mustahil dianggap sebagai sesuatu yang tidak berkualitas pada saat yang lain.

2.1.4. Model Kualitas Pelayanan

Berdasarkan hasil sintesis terhadap berbagai riset yang telah dilakukan, Grongoos yang dikutip dalam Tjiptono (2005:261) mengemukakan enam kriteria kualitas pelayanan yang dipersepsikan baik, yakni sebagai berikut:

1. Professionalism and Skills. Pelanggan mendapati bahwa penyedia jasa, karyawan, sistem operasional, dan sumber daya fisik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah mereka secara

professional (outcomerelated criteria).

2. Attitudes and Behavior. Pelanggan merasa bahwa karyawan jasa (customer contact personel) menaruh perhatian besar pada mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka secara spontan dan ramah.


(27)

3. Accessibility and Flexibility. Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam operasi, karyawan dan sistem operasionalnya, dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengakses jasa tersebut dengan mudah. Selain itu, juga dirancang dengan maksud agar dapat menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan secara luwes.

4. Reliability and Trustworthiness. Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya dalam menentukan janji dan melakukan segala sesatu dengan mengutamakan kepentingan pelanggan.

5. Recovery. Pelanggan menyadari bahwa bila terjadi kesalahan atau sesuatu yang tidak diharapkan dan tidak diprediksi, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari solusi yang tepat.

6. Reputation and Credibility. Pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai/imbalan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan.

Kualitas layanan pada prinsipnya adalah untuk menjaga janji pelanggan agar pihak yang dilayani merasa puas dang diungkapkan.Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan kepuasan pelanggan, yaitu kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalani ikatan hubungan yang kuat dengan organisasi pemberi layanan.Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan organisasi pemberi layanan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan


(28)

serta kebutuhan mereka.Dengan demikian, organisasi pemberi layanan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada organisasi pemberi layanan yang memberikan kualitas memuaskan.

2.1.5. Mengukur kualitas pelayanan

Mengukur kualitas sebuah jasa merupakan sesuatu yang cukup sulit, karena sifat jasa itu sendiri yang abstrak. Salah satu faktor yang memengaruhi kualitas

layanan adalah kesesuaian antara layanan yang diharapkan pelanggan (expected

service) dengan persepsi terhadap layanan (perceived service) tersebut. Apabila jasa yang diterima sesuai dengan jasa yang diharapkan maka kualitas jasa tersebut dianggap baik, demikian sebaliknya. Dengan demikian kualitas jasa sangat tergantung dari kemampuan penyedia jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara konsisten. Kualitas pelayanan perlu diukur setidaknya karena tiga alasan,yaitu:

1. Hasil pengukuran dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara

sebelum dan sesudah terjadinya perubahan.

2. Pengukuran diperlukan untuk menemukan letak permasalahan yang terkait

dengan kualitas.

3. Hasil pengukuran diperlukan untuk menetapkan standar pelayanan kualitas

Metode Servqual (Service Quality) merupakan metode yang digunakan untuk

mengetahui ktriteria-kriteria kualitas yang harus ditingkatkan kualitas pelayanannya

berdasarkan gap yang terjadi antara persepsi dan harapan pelanggan. Di samping itu,


(29)

Parasuraman, dan Berry (1990) dalam metode servqual terdiri atas lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu:

Gambar 2.1 Perceived Service Quality

1. Tangibles (bukti fisik), berkenaan dengan fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna.

2. Reliability (keandalan), menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat serta sesuai dengan

pelayanan yang dijanjikan.

3. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan bantuan dengan cepat dan tepat. 4. Assurance (jaminan), menggambarkan pengetahuan dan keramahan yang

harus dimiliki karyawan serta kemampuan menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan


(30)

5. Empathy (empati), menggambarkan perusahaan memahami masalah bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada pelanggannya.

2.2. Minat baca

2.2.1. Defenisi Minat Baca

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001:744), kata minat memiliki arti kecenderungan hatiyang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Jadi harus ada sesuatu yang ditimbulkan, baik dari dalam dirinya maupun dari luar untuk menyukai sesuatu. Hal ini menjadi sebuah landasan penting untuk mencapai keberhasilan sesuatu karena dengan adanya minat, seseorang menjadi termotivasi tertarik untuk melakukan sesuatu.

Minat baca merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat baca bersifat pribadi dan

merupakan produk belajar (Sudarman, 1997 : 44).

Ada beberapa jenis minat baca bisa melalui :

a. Minat baca spontan, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan atas kemauan

inisiatif pribadi, tanpa pengaruh dari pihak lain atau pihak luar.

b. Minat baca terpola yaitu kegiatan membaca yang dilakukan masyarakat

sebaga hasil atau akibat Pengaruh langsung dan disengaja melakukan serangkaian tindakan dan program yang terpola terutama kegiatan belajar mengajar di universitas.


(31)

Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari

masyarakat (Sugono, 1995 : 5). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap

kemampuan membaca. Umumnya kemampuan membaca dimaksud, ditujukan oleh pemahaman seseorang pada bacaan yang dibacanya dan tingkat kecepatan yang dimiliki.

Menurut ibrahim (Bafadal, 2001) indikator pelajar yang memiliki minat baca tinggi adalah:

- Frekuensi mengunjungi Perpustakaan

- Frekuensi mencari berbagai koleksi pustaka,

- Update terhadap perkembangan buku

- Frekuensi meminjam buku-buku Perpustakaan,

- Mencari koleksi pustaka meskipun tidak diberikan Tugas

- Memanfaatkan waktu luang untuk membaca koleksi pustaka

2.2.2. Manfaat Membaca

Membaca merupakan proses mental secara aktif, dengan membaca kita akan dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang belum pernah diketahui. Karena membaca memerlukan proses sehingga memacu keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun manfaat membaca adalah sebagai berikut :

1. Membaca dapat meningkatkan kosakata, semakin banyak bacaan yang dibaca

maka siswa akan bertambah kosakatanya dari kata yang belum pernah diketahui dengan membaca maka apa yang belum pernah diketahui menjadi diketahui.


(32)

2. Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan 24ocus, untuk dapat 24ocus terhadap bacaan atau buku yang sedang dibaca untuk waktu yang cukup lama, diperlukan konsentrasi untuk membaca karena akan melatih saraf otak agar lebih baik dalam berkonsentrasi.

3. Membaca dapat membangun kepercayaan diri, semakin banyak membaca

maka akan semakin banyak pengetahuan yang akan di dapat. 2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

1. Faktor Fisiologis

Faktor fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis dan jenis kelamin. Kelelahan juga merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi anak untuk belajar, khUSUsnya belajar membaca. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbatasan neurologis (misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangmatangan secara fisik merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mereka. Guru hendaknya cepat menemukan tanda-tanda yang disebutkan di atas.

Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Analisis bunyi, misalnya, mungkin sukar bagi anak yang mempunyai masalah pada alat pendengaran. Pengajar harus waspada terhadap beberapa kebiasaan anak, seperti anak sering menggosok-gosok matanya, dan mengerjap-ngerjapkan matanya ketika membaca. Jika menemukan siswa seperti di atas, pengajar harus menyarankan kepada orang tuanya untuk membawa si anak ke dokter spesialis mata. Dengan kata lain, guru harus sensitif terhadap gangguan yang dialami oleh seorang anak. Menurut Lamb dan Arnold


(33)

(dalam Rahim, 2005:16) bahwa semakin pengajar guru mengetahuinya, makin cepat pula masalah anak dapat diselesaikan. Sebaiknya, anak-anak diperiksa matanya terlebih dahulu sebelum mulai membaca permulaan.

Lamb dan Arnold (dalam Rahim, 2005:17) mengatakan bahwa walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak mengalami kesukaran belajar membaca. Hal itu dapat terjadi karena belum berkembangnya kemampuan mereka dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti huruf-huruf, angka-angka, dan kata-kata, misalnya anak belum bisa membedakan b, p, dan d. perbedan pendengaran (auditory discrimination) adalah kemampuan mendengarkan kemiripan dan perbedaan bunyi bahasa sebagai faktor penting dalam menentukan kesiapan membaca anak.

2. Faktor Intelektual

Istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz (dalam Rahim, 2005:17) sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan Page dkk. (dalam Rahim, 2005:17) mengatakan bahwa yang meresponsnya tepat. Penelitian Ehanskydkk. (dalam Rahim, 2005:17) menunjukkan bahwa secara umum ada hubungan positif (tetapi rendah) antara kecerdasan yang

diindikasikan oleh intelligence quotient (IQ) dengan rata-rata peningkatan remedial

membaca. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rubin(dalam Rahim, 2005:17) bahwa banyak hasil penelitian memperlihatkan tidak semua siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi menjadi pembaca yang baik.

Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya memengaruhi berhasil atau tidaknya anak dalam membaca permulaan. Faktor metode mengajar guru, prosedur,


(34)

dan kemampuan guru juga turut mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak.

3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan juga mempengaruhi kemajuan kemampuan membaca siswa. Faktor lingkungan itu mencakup (a) latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan (b) sosial ekonomi keluarga siswa.

a. Latar Belakang dan Pengalaman Anak di Rumah

Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah memengaruhi pribadi dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membantu anak, dan dapat juga menghalangi anak belajar anak belajar membaca. Anak yang tinggal di dalam rumah tangga yang harmonis, rumah yang penuh dengan cinta kasih, yang orang tuanya memahami anak-anaknya, dan mempersiapkan mereka dengan rasa harga diri yang tinggi, tidak akan menemukan kendala yang berarti dalam membaca.

Rubin (dalam Rahim, 2005:18) mengemukakan bahwa orang tua yang hangat, demokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada kegiatan yang berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk berpikir, dan suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orang tua yang memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik untuk belajar di sekolah. Di samping itu, komposisi orang dewasa dalam lingkungan rumah juga berpengaruh pada kemampuan membaca anak. Anak yang dibesarkan oleh kedua orang tuanya, orang tua tunggal, seorang pembantu rumah tangga, atau orang tua angkat akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku anak. Anak yang dibesarkan oleh ibu saja berbeda dengan anak yang dibesarkan oleh


(35)

seorang ayah saja. Kematian salah seorang anggota keluarga umumnya menyebabkan tekanan pada anak-anak. Perceraian juga merupakan pengalaman yang traumatis bagi anak-anak. Guru hendaknya memahami tentang lingkungan keluarga anak dan peka pada perubahan yang tiba-tiba terjadi pada anak.

Rumah juga berpengaruh pada sikap anak terhadap buku dan membaca. Orang tua yang gemar membaca, memiliki koleksi buku, menghargai membaca, dan senang membacakan cerita kepada anak-anak mereka umumnya menghasilkan anak yang senang membaca. Orang tua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatansekolah di mana anak-anak mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar khUSUsnya belajar membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah juga penting bagi kemajuan belajar membaca. Membaca seharusnya merupakan suatu kegiatan yang bermakna. Pengalaman masa lalu anak-anak memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami apa yang mereka baca.

b. Sosial Ekonomi

Adanya kecenderungan orang tua kelas menengah ke atas merasa bahwa anak-anak mereka siap lebih awal dalam membaca permulaan. Namun, usaha orang tua hendaknya tidak berhenti hanya sampai pada membaca permulaan saja. Orang tua harus melanjutkan kegiatan membaca anak secara terus-menerus. Anak lebih membutuhkan perhatian daripada uang. Oleh sebab itu, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa status social ekonomi siswa memengaruhi kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik dari


(36)

orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak mereka berbicara akan mendukung perkembangan bahasa dan inteligensi anak. Begitu pula dengan dengan kemampuan membaca anak. Menurut Crawley & Mountain (dalam Rahim, 2005:19) mengemukakan bahwa anak-anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi.

4. Faktor Psikologis

Faktor lain yang juga mempengaruhi kemajuan membaca anak adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup (a) motivasi, (b) minat, dan (c) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri.

a. Motivasi

Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes (dalam Rahim, 2005:19) mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Kuncinya adalah guru harus mendemonstrasikan kepada siswa praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga anak memahami belajar itu sebagai suatu kebutuhan.

Tindakan membaca bersumber dari kognitif. Ahli psikolog pendidikan seperti Bloom dan Piaget menjelaskan bahwa pemahaman, interpretasi, dan asimilasi merupakan dimensi hierarkis kognitif. Namun, semua aspek kognisi tersebut bersumber dari aspek afektif seperti minat, rasa percaya diri, pengontrolan perasaan negatif, serta penundaan dan kemauan untuk mengambil risiko. Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2005:20) mengemukakan bahwa motivasi ialah sesuatu yang mendorong


(37)

seseorang belajar atau melakukan suatu kegiatan. Motivasi belajar mempengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Menurut Frymier (dalam Rahim, 2005:20), ada lima ciri siswa yang mempunyai motivasi yang bisa diamati guru, yakni sebagai berikut:

a. Persepsinya terhadap waktu: siswa menggunakan waktu secara realitas

dan efisien; mereka sadar tentang masa sekarang, masa lalu, dan masa yang akan datang.

b. Keterbukaannya padapengalaman: siswa termotivasi mencari dan terbuka

pada pengalaman baru.

c. Konsepsinya tentang diri sendiri: siswa mempunyai konsepsi diri yang

lebih jelas dibandingkan dengan siswa yang tidak termotivasi dan seolah-olah dirinya orang penting dan berharga.

d. Nilai-nilai: siswa cenderung menilai hal-hal yang abstrak dan teoretis.

e. Toleransi dan ambiguitas: siswa lebih tertarik pada hal-hal yang kurang

jelas yang belum diketahui, tetapi berharga untuk mereka.

b. Minat

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

5. Kematangan Sosio, Emosi dan Penyesuaian Diri

Menurut Rahim (2005:21) ada tiga aspek kematangan emosi dan sosial, yaitu stabilitas emosi, kepercayaan diri, dan kemampuan pengontrolan emosi pada tingkat


(38)

tertentu. Anak-anak yang mudah marah, menangis, dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka tidak mendapatkan sesuatu, atau menarik diri, atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran membaca. Sebaliknya, anak-anak yang lebih mudah mengontrol emosinya, akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks yang dibacanya. Pemusatan perhatian pada bahan bacaan memungkinkan kemajuan kemampuan anak-anak dalam memahami bacaan akan meningkat.

2.3. Kerangka hubungan variable bebas dan trikat

Variabel X (pelayanan public)

- Tangibles (bukti fisik) - Reliability (keandalan)

- Responsiveness (daya tanggap) - Assurance (jaminan)

- Empathy (empati)

Variabel Y (Minat Baca Mahasiswa)

- Frekuensi mengunjungi

Perpustakaan

- Frekuensi mencari berbagai

koleksi pustaka,

- Update terhadap perkembangan buku

- Frekuensi meminjam buku-buku

Perpustakaan,

- Mencari koleksi pustaka

meskipun tidak diberikan Tugas

- Memanfaatkan waktu luang untuk


(39)

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono.2005). Adapun hipotesis yang penulis kemukakan adalah:

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Semakin kuat (baik) kualitas pelayanan yang diberikan pustakawan universitas sumatera utara maka minat baca mahasiswa universitas sumatera utara akan semakin baik.

b. Hipotesis Nol (Ho)

Semakin lemah (buruk) kualitas pelayanan yang diberikan pustakawan universitas sumatera utara maka minat baca mahasiswa universitas sumatera utara akan semakin buruk.

2.5. Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun dan Efendi ( 1995:32-34) dalam suharso,Marlina Deliana (2009:31/2013:31) menyatakan konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat melakukan penyederhanaan dalam pemikiran dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan lainnya.


(40)

Untuk dapat menentukan batasan yang lebih jelas dan juga untuk menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka peneliti menggunakan konsep-konsep antara lain :

Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.

Minat baca merupakan hasrat seseorang atau siswa terhadap bacaan, yang mendorong munculnya keinginan dan kemampuan untuk membaca, diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya.

2.6. Defenisi Operasional

Menurut Singarimbun (1985:23) definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variable diukur. Adapun yang menjadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas atau independent variable (X), yaitu kualitas pelayanan.

Kualitas pelayanan pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan/pengunjung serta ketetapan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Adapun yang menjadi indikator dalam pemberian kualitas pelayanan menurut Berry (1991:216) adalah sebagai berikut:

a. Tangibles (bukti fisik), berkenaan dengan fasilitas fisik, perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna.


(41)

b. Reliability (keandalan), menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat serta sesuai

dengan pelayanan yang dijanjikan.

c. Responsiveness (daya tanggap), yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan bantuan dengan cepat dan tepat.

d. Assurance (jaminan), menggambarkan pengetahuan dan keramahan yang harus dimiliki karyawan serta kemampuan menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan

e. Empathy (empati), menggambarkan perusahaan memahami masalah bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada pelanggannya.

2. Diikuti oleh kegiatan nyata membaca bacaan yang diminatinya. Minat

baca (Y) menurut Ibrahim (Bafadal, 2001) dengan indikator sebagai berikut :

- Frekuensi mengunjungi Perpustakaan

- Frekuensi mencari berbagai koleksi pustaka,

- Update terhadap perkembangan buku

- Frekuensi meminjam buku-buku Perpustakaan,

- Mencari koleksi pustaka meskipun tidak diberikan Tugas oleh pengajar di

suatu lembaga pendidikan.


(42)

3.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode dektriptif dengan pendekatan analisis kuantitatif. Metode deksriptif adalah metode yang sifatnya memberikan gambaran secara sistematis, actual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Moh. Nasir (1988: 63) metode deskriptif didefenisikan sebagai “suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh. Nasir adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematik, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan pendekatan kuantitatif diterapkan dengan menggunakan rumus statistik untuk membantu dalam menganalisa data dan fakta yang diperoleh (Arikuntoro, 1993 :15).

3.2. Lokasi Penelitian


(43)

3.3Populasi Dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Perpustakaan

Universitas Sumatera Utara tahun 2013. Berdasarkan data yang diperoleh tahun 2013 jumlah pengunjung Perpustakaan Universitas Sumatera Utara adala 916.765 pengunjung.

3.3.2. Sampel

Dalam penelitian ini, untuk menentukan besaran jumlah sampel yang representative akan menggunakan teknik penarikan sampel yaitu dengan menggunakan rumus Solvin

N n =

1+Ne2

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian Karen kesalahan pengambilan sampel yang

masih dapat ditolerir (1%, 5%, 10%).

916.765

n =


(44)

916.765 =

1 + 9167,65

= 99,98

= 100 orang

Maka Penulis menggenapkan sampel sebanyak 100 mahasiswa yang berkunjung di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dengan teknik accidental sampling, yaitu objek yang kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti, maka dijadikan sebagai sampel penelitian.

Untuk memperoleh data atau informasi, keterangan dan data yang diperlukan,peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1.Teknik Pengumpulan Data Primer

Yaitu ,teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti .pengumpulan data primer dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner (Quitionary)

Yaitu,teknik pengumpula data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternative jawaban yang sudah tersedia.


(45)

2. Observasi(Observation)

Yaitu,kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dilapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu,pengumpulan data dan informasi yang diperlukan/diproleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu,pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,karya ilmiah,pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi (Documentary)

Yaitu,teknik yang digunakan dengan menelaah catatan tertulis,dokumen arsip yang menyangkut yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait.

3.5 Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket dari berisikan beberapa pertanyaan,maka ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat kuantitatif.teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala likert untuk


(46)

menilai jawaban kuesioner (Singarimbun,Nasri 1995:107).adapun skor dari setiap pertanyaan dari variabel X yang ditentukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat Puas (SP) 1

Puas (P) 2

Kurang Puas (KP) 3

Tidak Puas (TS) 4

Dan adapun skor dari setiap pertanyaan dari variabel Y yang ditentukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Skala Likert

Pernyataan Skor

Sangat Jarang (SJ) 1

Jarang (J) 2

Sering (S) 3

Sangat Sering (SS) 4

Kemudian untuk uji skorsing pada data dan informasi dengan cara memberikan skor pada data dan informasi yang dianalisis kemudian dihitung komulatif yang akhirnya dapat dihitung rata-rata persentasenya.hasilnya dapat


(47)

digunkan untuk pengambilan kesimpulan yang dapat memberikan arahan terhadap saran atau rekomendasi sebagai upaya pemecahan masalahnya.

Untuk menentukan jawaban responden termasuk ke dalam golongan jawaban yang baik , atau tidak baik terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut :

Skor tertinggi skor terendah Banyaknya bilangan

Maka diperoleh : (4-1)/4= 0,75 sehingga demikian interval adalah 0,75. Kategori jawaban responden dapat diklasifikasikan dengan urutan sebagai berikut :

- Skor untuk kategori sangat baik : 3,26 – 4,00

- Skor untuk kategori baik : 2,51 – 3,25

- Skor untuk kategori tidak baik :1,76 – 2, 50

- Skor untuk kategori sangat tidak baik : 1,00 – 1,75

3.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan sebuah program atau system pengolahan data yang dirancang dengan tujuan untuk mempermudah membacadan memaparkan data hasil penelitian.Teknik analisa data yang digunakan untuk penelitian kuantitatif sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dalam proposal.Menurut Sugiyono (2012:426) karena data yang digunakan adalah kuantitatif, maka teknik analisa data yang digunakan adalah metode statistik yang sudah tersedia.Adapun metode statistik yang digunakan adalah dengan menggunakan alat bantu software SPSS 18 yang merupakan alat penghitungan dengan tes statistik. Tes statistik


(48)

berfungsi agar data yang diolah dari hasil penelitian dengan jumlah angka yang sangat besar dan sulit dipaparkan menjadi suatu data yang mudah dipahami oleh peneliti.Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analyze descriptive statistics dengan penerapan metode


(49)

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Umum Perpustakaan

Perpustakaan USU didirikan pada tahun 1970. Kemudian Perpustakaan ini menjadi Perpustakaan sentral yang dimulai dengan bergabungnya sejumlah Perpustakaan fakultas dan pindah ke gedung baru yang diresmikan pada tanggal 2 Nopember 1987 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Bila ditelUSUr kembali sejarah USU, Perpustakaan pertama didirikan di lingkungan USU adalah Perpustakaan Fakultas Kedokteran (1952) dan kemudian disUSUl oleh Perpustakaan Fakultas Hukum (1954). Ketika itu USU masih merupakan sebuah Yayasan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah serta diresmikan sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke tujuh di Indonesia pada tanggal 20 Nopember 1957.

Perpustakaan USU menempati sebuah gedung berlantai empat dengan luas sekitar 6.090 m2 yang terletak di tengah-tengah kampus. Setelah USU berubah status mejadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT BHMN), Perpustakaan USU mulai mendekatkan pelayanannya kepada pengguna dengan membuka Perpustakaan Universitas Cabang pada sejumlah Fakultas.

Pembukaan Perpustakaan Universitas Cabang ini didasarkan kepada Pasal 31 ayat 2 Anggaran Dasar USU dan Pasal 77 ayat 3 Anggaran Rumah Tangga USU. Sekarang ini ada 10 (sepuluh) Perpustakaan Universitas Cabang yaitu:


(50)

1. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum yang mulai beroperasi pada akhir tahun 2006.

2. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas MIPA yang mulai beroperasi

pada awal tahun 2007,.

3. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran Gigi dimulai

beroperasi awal tahun 2008.

4. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kedokteran mulai beroperasi

bulan Agustus 2008,.

5. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Kesehatan Masyarakat mulai

beroperasi pada bulan Desember 2008;.

6. Perpustakaan Cabang Fakultas Keperawatan mulai beroperasi pada awal

tahun 2011.

7. Perpustakaan Cabang Fakultas Farmasi mulai beroperasi pada Januari

2012.

8. Perpustakaan Cabang Fakultas Ilmu Budaya mulai beroperasi Juni 2012,

9. Perpustakaan Cabang Fakultas Psikologi.

10. Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Pertanian mulai beroperasi Nopember 2012.

Gedung Perpustakaan dikelilingi areal taman dan parkir seluas sekitar 3Ha. Gedung Perpustakaan Universitas hanya dapat menampung sekitar 750 orang pembaca dalam waktu yang bersamaan. Pada masa kuliah (Agustus s.d. Desember dan Februari s.d. Juni) Perpustakaan biasanya sangat ramai sehingga ada kalanya daya tampung ruangan tidak mencukupi. Sedangkan seluruh Ruangan Perpustakaan


(51)

Universitas Cabang Fakultas dapat menampung sekitar 198 pembaca. Selain itu, pada jam tertentu mahasiswa harus antri di Layanan Sirkulasi dan Layanan Digital. Untuk memperluas daya tampung koleksi dan pengguna Perpustakaan yang terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan, sejak tahun 2007 telah dimulai pembangunan Gedung Perpustakaan Unit II seluas 6.323 M2 dari dana bantuan Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara dengan anggaran tahun jamak (multi years), namun dari tahun 2009

s.d 2012 lanjutan pembangunan gedung tidak mendapat pendanaan. Gedung ini direncanakan memiliki arsitektur yang sama dengan Gedung Perpustakaan Unit I, yang kemudian direncanakan akan dihubungkan dengan jembatan penghubung antar lantai atau sekurang- kurangnya untuk Lantai Dasar dan Lantai-2.

Dibandingkan dengan dua dekade sebelumnya Perpustakaan mengalami perkembangan pesat khUSUsnya sejak dua puluh tahun terakhir. Sejak tahun 1991, Perpustakaan mulai melakukan perubahan mendasar dalam berbagai aspek pelayanannya dengan menerapkan manajemen baru untuk memberdayakan sivitas akademika USU. Perpustakaan benar-benar berorientasi pada kepentingan mahasiswa sebagai pelanggan utama USU. Prinsip kewirausahaan yang mengutamakan kepuasan pelanggan dijadikan sebagai filosofi penyelengaraan pelayanan.

Perpustakaan sebagai fasilitas penunjang utama program Tridharma Perguruan Tinggi memiliki peranan yang besar dalam mendukung misi dan tujuan USU sebagai pusat pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas, pusat pendidikan yang mampu bersaing secara global dan mampu mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja, penelitian yang mampu


(52)

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta sebagai pusat konsultasi dan rujukan bagi dunia usaha/industri.

Perpustakaan saat ini melayani lebih dari 24.000 mahasiswa dan 1.650 dosen. Perpustakaan menyimpan lebih dari 120.000 judul atau 460.000 eksemplar bahan pustaka tercetak, dengan pertambahan setiap tahun sekitar 15.000 eksemplar. Selain itu, Perpustakaan juga memiliki koleksi elektronik yang terdiri dari jurnal dan bahan-bahan “oleh dan tentang” USU. Jumlah e-journal yang dilanggan lebih dari 5.000 judul dalam berbagai disiplin ilmu, yang diperlukan terutama oleh para peneliti dan mahasiswa pascasarjana. Kedua jenis koleksi tersebut dapat diakses melalui jaringan kampus USU net.

Koleksi tercetak dikelompokkan dengan sistem Dewey (DDC) dan diindeks dengan menggunakan daftar tajuk subjek Library of Congress (LCSH). Sistem housekeeping Perpustakaan seluruhnya terautomasi termasuk katalog, pelayanan sirkulasi, dan pengadaan bahan-bahan pustaka baru. Katalog Perpustakaan dapat diakses secara online (OPAC) baik di dalam Perpustakaan maupun melalui jaringan kampus dan Internet. Informasi tentang Perpustakaan dan berbagai sumber daya elektronik yang dimiliki oleh Perpustakaan.

4.1.2. Visi dan Misi Perpustakaan

Cita-cita Perpustakaan USU dituangkan dalam Visi sebagai berikut: “Menjadi suatu Perpustakaan pendidikan tinggi terkemuka dalam pelayanan terhadap sivitas akademikanya “.


(53)

Untuk mencapai cita-cita tersebut di atas, Misi yang diemban oleh Perpustakaan adalah: “Menyediakan akses terhadap informasi dan layanan informasi secara tepat waktu, tepat guna dan efektif untuk mendukung fungsi Tridharma USU melalui pengadaan dan penyediaan bahan pustaka serta membantu mahasiswa dan dosen, sehingga menjadi terampil dalam menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan mereka”.

Bedasarkan Visi dan Misi tersebut Tujuan Perpustakaan ditetapkan sebagai berikut:

(1) Mendukung fungsi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat USU dengan mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, memproses dan menjadikan bahan Perpustakaan tersedia dengan memperhatikan faktor relevansi, kemutakhiran, keseimbangan dan terpelihara. (2) Mengupayakan agar pelayanan Perpustakaan disediakan secara efektif dan

efisien dengan memanfaatkan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

(3) Menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan pengadaan, pengolahan, penelUSUran koleksi dan pelayanan Perpustakaan dengan sistem otomasi menggunakan perangkat lunak (software) yang terintegrasi.

(4) Merencanakan, mempromosikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan Perpustakaan dalam kerangka proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan USU.


(54)

(5) Mengupayakan manajemen dan struktur organisasi yang tepat untuk mencapai tujuan dan sasaran Perpustakaan.

(6) Menciptakan suatu lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk memungkinkan staf Perpustakaan dapat mencapai dan memelihara kinerja yang baik dengan mengacu kepada standar mutu yang ditetapkan.

(7) Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan koleksi, pengguna dan staf yang berbeda.

(8) Menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah yang efektif baik di dalam maupun ke luar Perpustakaan.

(9) Mengoptimalkan resource sharing dan jaringan tingkat lokal, regional,

nasional dan internasional. 4.1.3. Tujuan Perpustakaan

1. Mendukung fungsi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian

pada masyarakat USU dengan mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, memroses dan menjadikan bahan pustaka tersedia dengan mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, memproses dan menjadikan bahan pustaka tersedia dengan memperhatikan factor relavansi, kemutakhiran, keseimbangan dan pemeliharaan koleksi.

2. Menyediakan fasilitas yang memudahkan penggunaan koleksi dan pelayanan

Perpustakaan.

3. Mengupayakan perencanaan keuangan yang efektif untuk pengembangan


(55)

4. Merencanakan, mempromosikan, mengimplementasikan dan meng-evaluasi kegiatan Perpustakaan dalam kerangka proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di lingkungan USU.

5. Mengupayakan agar pelayanan Perpustakaan disediakan secara efektif dan

efisien dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

6. Mengupayakan manajemen dan struktur organisassi yang tepat untuk

mencapai tujuan dan sasaran Perpustakaan.

7. Menciptakan suatu lingkungan, peluang dan kondisi yang tepat untuk

memungkinkan staf dapat mencapai dan memelihara kinerja yang baik dan meningkatkan karir.

8. Menyediakan suatu lingkungan fisik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan

koleksi, pengguna dan staf yang berbeda.

9. Menciptakan dan memelihara komunikasi dua arah yang efektif baik di dalam

maupun ke luar Perpustakaan.

10. Mengoptimalkan resource sharing dan jaringan tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.


(56)

4.1.4. Jaringan Usaha Dan kegiatan

Perpustakaan adalah institusi/lembaga yang menyediakan koleksi bahan

Perpustakaan tertulis, tercetak dan terekam sebagai pusat informasi yang diatur menurut sistem dan aturan yang baku dan di dayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian dan rekreasi intelektual bagi masyarakat. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa non-profit (tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa lainnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berorientasi pada bidang penyediaan bahan untuk memudahkan mahasiswa dan dosen dalam memenuhi kebutuhannya dalam proses belajar mengajar. Dengan di berikannya fasilitas informasi pengetahuan para pengguna akan lebih dapat mengembangkan informasi yang di dapat, atau memecahkan masalahnya di bidang pendidikan.

4.1.5. Struktur Organisasi

Saat ini seluruh kegiatan Perpustakaan dilayani oleh 126 orang staf yang terdiri dari 4 orang tenaga Dosen (Kepala Perpustakaan, Wakil Kepala Perpustakaan dan Staf Ahli), 25 orang tenaga Fungsional Pustakawan dan 38 orang PNS dan 59 orang adalah tenaga honorer.

Sehubungan dengan perubahan status USU dari PTN menjadi PT-BHMN (PP No. 56 Tahun 2003) tanggal 11 Nopember 2003, organisasi dan tata kerja Perpustakaan mengalami perubahan mengikuti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


(57)

(AD/ART) USU. Struktur organisasi yang baru telah ditetapkan dengan SK Majelis Wali Amanat No.1/SK/MWA/I/2005 pada tanggal 8 Januari 2005.

Sesuai dengan struktur organisasi dan tatakerja yang baru, Perpustakaan dipimpin oleh Kepala Perpustakaan dan Sistem Informasi yang dibantu oleh Wakil Kepala, 3 orang Kepala Sub Bidang, 12 orang Ketua Tim dan 1 orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Kepala Perpustakaan juga dibantu oleh dua orang staf ahli masing-masing

untuk bidang pengembangan sistem dan perencanaan, dan pengelola American

Corner. Adapun struktur organisasi Perpustakaan yang baru adalah seperti berikut:


(58)

4.1.6. Pen Pen mahasiswa mahasiswa USU. Perp dosen-dose    Per adapun jum Perpustaka 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 ngunjung d ngunjung P a USU, dan a di luar U

pustakaan U en diluar da

rpustakaan s mlah perke aan dapat di

  Gamba Su 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2007 2 dan Peminj Perpustakaa n para dose USU untuk

USU memp ari USU untu

saat ini mel embangan p ilihat pada G

ar4-2 : Jum

umber : Lap 2008 2009

am

an sumater en USU. T datang ber perbolehkan uk datang b

ayani lebih pengunjung Gambar 4-1.

mlah Pengu

poran Kiner 9 2010 20

ra utara Tapi tidak m

rkunjung da n mahasisw erkunjung d dari 24.000 dari tahun . unjung (200 rja Perpustak 011 2012 sebagian menutup ke an membac wa, siswa-si dan mebaca 0 mahasiswa n 2006 sam

07-2013)

kaan 2013 2013

besar mer emungkinan a di Perpu iswa sma, di Perpusta

a dan 1.650 mpai dengan Pengun rupakan n untuk stakaan bahkan akaan. 0 dosen. n 2013   njung


(59)

Berdasarkan data Laporan Kinerja Perpustakaan (LAKIP) diatas, selama tahun 2006-2013, perkembangan buku dari tahun 2006 sampai 2007 meningkat, dan dilanjutkan pada tahun 2009 perkembangan pengunjung menurun, dan meningkat kembali pada tahun 2010 sampai 2012 dan dilanjutkan pada tahun 2013 jumlah pengunjung Perpustakaan kembali menurun.

Sedangkan jumlah eksemplar buku mengalami peningkatan pada tahun 2007-2013. Tetapi judul buku mengalmai penurunan pada tahun 2011-2012. Hal ini dapat

kita lihat pada gambar 4-3.  

Gambar4.3. Grafik Pertambahan Koleksi (2006-2012)

 

Sumber : Laporan Kinerja Perpustakaan 2012

     

151971 162,391

185727

252844

199287

204086 530164 559,031 596197

627107 642003 642601

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Judul Eksemplar


(60)

  Berdasarkan data LAKIP 2013 daftar pinjaman buku dan peminjam dari januari- desember pada tahun 2013 dapat dilihat pada Gambar 4-4.

Gambar 4.4. Jumlah Peminjam dan Pinjaman Mahasiswa (Januari s.d Desember 2013)

No  Fakultas   

Bulan 

Jumlah 

Jan  Feb  Mar  Apr  Mei  Jun  Jul  Agust  Sept  Okt  Nop  Des 

(1)  (2)  (3)  (4)  (5)  (6)  (7)  (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13)  (14)  (15)  (16) 

1  Kedokteran 

P  7  73  74  143  136  62  23  16  78  72  96  132  912 

B  31  244  221  579  452  185  78  56  292  287  331  346  3.102 

2  Hukum 

P  240  147  234  211  216  166  106  17  287  306  188  121  2.239 

B  853  540  805  726  767  548  302  58  1169  1.020  551  443  7.782 

3  Pertanian 

P  369  432  678  534  446  326  167  65  559  448  426  418  4.868 

B  1.130  1.494  2.432  1.965  1.602  1.144  515  190  2.099  1.565  1.380  3.586  19.102 

4  Teknik 

P  425  546  608  588  410  383  282  85  672  492  412  484  5.387 

B  1.349  1.782  1.852  1.976  1.433  1.343  821  256  2.375  1.561  1.041  3.388  19.177 

5  Ekonomi 

P  849  805  1.162  989  688  580  244  86  1.020  1913  649  880  8.865 

B  2.710  2.574  3.986  3.245  2.438  1.803  718  292  3.588  2.883  1.689  6.160  32.086 


(61)

B  180  175  122  235  172  159  178  24  431  485  159  847  3.167 

7  Ilmu Budaya 

P  386  419  641  567  551  359  200  61  564  602  528  332  5.210 

B  1.490  1.477  2.518  2.174  2.170  1.405  700  213  2.147  2.268  1.560  2.325  20.447 

8  MIPA 

P  426  549  761  651  488  393  247  66  936  712  591  616  6.436 

B  1.375  1.968  2.696  2.558  1.756  1.417  845  224  3.528  2.482  1.683  4.312  24.844 

9  ISIPOL 

P  516  490  923  1.021  857  571  251  87  949  1.115  776  676  8.232 

B  1.807  1.933  3.775  4.323  3.496  2.054  889  343  3.958  4.327  2.404  2.706  32.015 

10 

Kesehatan 

Masyarakat 

P  158  183  272  223  231  169  89  45  378  313  235  77  2.373 

B  532  706  974  825  832  522  163  147  1.513  1.061  718  385  8.547 

11  SPs 

P  242  237  287  278  233  214  818  78  180  211  213  132  2.468 

B  1.230  1.265  1.375  1.525  1.288  1.117  889  424  914  980  1.002  1,056  12.994 

12  Psikologi 

P  29  33  44  33  37  33  13  5  35  39  51  38  390 

B  86  87  126  94  124  101  34  13  90  149  138  192  1.234 

13  Farmasi 

P  115  191  362  229  184  135  77  40  320  218  151  88  2.110 

B  338  605  1.254  747  652  424  220  109  1.058  652  457  616  7.132 

14  Keperawatan 

P  109  222  235  314  267  190  72  10  378  324  237  242  2.600 


(62)

15  Ilmu 

Komputer 

P  70  105  147  109  84  59  47  23  107  118  79  112  1.060 

B  225  317  481  332  264  195  163  71  383  414  240  440  3.525 

16  Dosen 

P  15  12  20  12  12  15  13  4  18  12  11  14  158 

B  63  48  88  54  57  72  41  20  69  49  37  115  713 

Jumlah 

4.011  4.508  6.494  5.964  4.897  3.744  2.050  701  6.605  6.049  4.704  4.510  54.201 

13.757  14.386  23.547  22.656  18.488  13.229  6.864  2.491  25.015  21.496  14.154  28.127  205.806 

 

Sumber : Laporan Kinerja Perpustakaan 2013

4.2. Penyajian Data

4.2.1. Identitas Responden

Selanjutnya penulis akan memaparkan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian yaitu berupa data primer yang diperoleh peneliti dilapangan. Data primer tersebut diperoleh melalui pemberian kuesioner kepada mahasiswa yang merupakan pengunjung Perpustakaan yang dijadikan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden dari total populasi 916.765 orang. Data identitas responden bertujuan untuk mengetahui spesifikasi atau ciri khas yang dimiliki.

Identitas responden meliputi data yang mencakup jenis kelamin, dan angkatan pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka identitas responden dapat diuraikan sebagai berikut :


(63)

Tabel 4.1.

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1 Pria 29 29

2 Wanita 71 71

Total 100 100

Sumber : Kuesioner Penelitian 2014

Tabel diatas menunjukkan responden berjenis kelamin wanita sebanyak 71 orang (71%) dan berjenis kelamin pria sebanyak 29orang (29%). Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung Perpustakaan adalah berjenis kelamin wanita dengan persentase 71%.

Dari data tersebut juga dapat diambil kesimpulan bahwa pengunjung berjenis kelamin wanita lebih banyak yang mendatangi Perpustakaan USU sebagai tempat membaca. Data ini dapat menjadi pertimbangan bagi Perpustakaan USU untuk memberikan pelayanan yang lebih sesuai untuk karakteristik pengunjung berjenis kelamin wanita.

Tabel 4.2.

Identitas Responden Berdasarkan Angkatan Pendidikan

No Angkatan Pendidikan Jumlah persentase %

1 2008 2 2.

2 2010 11 11

3 2011 39 39

4 2012 29 29

5 2013 19 19

Total 100 100


(1)

78   

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penilaian pada indikator frekuensi mengunjungi Perpustakaan masuk ke dalam kategori rendah, kemudian pada indikator frekuensi mencari berbagai koleksi pustaka masuk dalam ketegori tinggi, lalu pada indikator update terhadap perkembangan buku masuk dalam kategori tinggi, berikutnya pada indikator Frekuensi meminjam buku-buku Perpustakaan masuk dalam kategori tinggi, dan yang terakhir pada indikator Memanfaatkan waktu luang untuk membaca koleksi pustaka di Perpustakaan masuk dalam kategori rendah.


(2)

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pengunjung Perpustakaan USU , dan dari semua hasil pengolahan serta analisis data pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan nilai rata-rata yang menunjukkan nilai 2,48 maka dapat disimpulkan bahwa Kualitas Pelayanan Perpustakaan USU tidak baik, akan tetapi jika dilihat dari masing- masing indikator kualitas pelayanan, 2 indikator menyatakan baik, dan 3 menyatakan tidak baik

2. Berdasarkan nilai rata-rata yang menunjukkan nilai 2,49 maka dapat disimpulkan bahwa Minat Baca Mahasiswa Perpustakaan USU adalah rendah, akan tetapi jika dilihat dari masing- masing indikator Minat Baca, 2 indikator menyatakan rendah, dan 3 menyatakan tinggi

3. Berdasarkan hasil koefisien determinan diperoleh nilai R-Square 0,486 ini berarti peran atau kontribusi variabel kualitas pelayanan mampu menjelaskan variabel minat baca sebesar 48,6%. Dengan demikian kualitas pelayanan memberikan pengaruh terhadap minat baca sebesar 48,6% pada Perpustakaan USU. Sedangkan sisanya sebesar 51,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui dalam penelitian ini.


(3)

80   

5.2. Saran

Setelah melakukan penelitian di Perpustakaan USU mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat baca mahasiswa, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai masukkan yang mempunyai manfaat bagi berbagai pihak. Adapun saran yang dikemukakan penulis dalam hal ini adalah :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kualitas pelayanan dapat mempengaruhi minat baca mahasiswa Perpustakaan USU. Oleh karena itu Perpustakaan USU harus meningkatkan pelayan kepada pengunjung meliputi :

- Meningkatkan fasilitas pendukung yang memadai seperti menyediakan loker yang berkunci kepada setiap pengunjung, agar pengunjung merasa nyaman dan tidak takut untuk menggambil barang yang tertinggal.

- Memperbaiki alat-alat pendingin ruangan yang telah rusak.

- Memperbaiki fasilitas komputer Perpustakaan USU sehingga mahasiswa dapat memenuhi kebutuhan informasi dalam menunjang perkulihaan yang diiikuti

- Menambah dan menyediakan buku-buku yang terbaru (uptodate) sehingga mahasiswa dapat menjadikan Perpustakaan sebagai tempat yang konkret perkembangan IPTEK.

- Meningkatkan kecepatan dalam merespon keluhan

- Meningkatkan keterampilan pegawai dalam menanggapi keluhan dan pertanyaan pengunjung.


(4)

- Meningkatkan keramahan dalam menawarkan bantuan kepada pengunjung - Meningkatkan dalam memberikan bantuan kepada pengunjung

- Meningkatkan loyalitas pegawai dalam melayani pengunjung

2. Dikarenakan pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat baca pada Perpustakaan USU sebesar 48,6 %., kemudian sisanya sebesar 51,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui dalam penelitian ini. Maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi minat baca mahasiswa Perpustakaan USU.


(5)

82   

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengolaan Perpustakaan Sekolah. Bumi aksara, Jakarta. Moerdiono, 1992, Birokrasi dan Administrasi Pembangunan : Beberapa Pemikiran Pemecahan, Sinar Grafika, Jakarta.

Nawawi, Hadari, 1990, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.

Parasuraman & Berry (1990), Delivering Quality Service, New york: The Free. Press

Ratminto, 1999, Konsep-konsep Dasar Manajemen Pelayanan, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Osborne, David, dan Ted Gaebler, 1992, Reinventing Government : How the Entrepreneurial Spirit is Transforming the Public Sector, Addison-Wesley.

Ratminto, 1999, Konsep-konsep Dasar Manajemen Pelayanan, Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.

Siagian, Sondang P., 1994, Patologi Birokrasi, Ghalia Indonesia, Jakarta. Soetopo, 1999, Pelayanan Prima, LAN RI, Jakarta.

Supriatna, Tjahya, 1996, Administrasi Birokrasi dan Pelayanan Publik, Nimas Multima, Jakarta.

Thoha, Miftah, 1996, Deregulasi dan Debirokratisasi dalam Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Masyarakat : dalam Pembangunan Administrasi di Indonesia, LP3ES, Jakarta.

Tjiptono, Fandy, 1995, Strategi Pemasaran, Andi Offset, Jogjakarta.

Utomo, Warsito, 1997, Peranan dan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah, dalam Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, volume 1. Zeithaml, Valarie A., (et.al), 1988, Servqual : A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality dalam Journal of Retailing, Spring.


(6)

Perceptions and Expectations, The Free Press, A Division of Macmillan Inc., New York.

Oemar Hamalik, Metode Belajar dan Kesulitan Belajar, (Bandung: Tarsito. 1983). Ibrahim. 2002. Peningkatan Minat Baca. Jakarta : Erlangga.

Basuki, Sulistyo.1992. Pengantar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Gramedia

Nurhadi, Imam.1988. Pembinaan Minat, Kebiasaan dan Budaya Baca. Jakarta: Perpustakkan Nasional RI

Soedarso, 1988. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Balai Pustaka Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.

Sumber dari internet : 

http://nenengdotme.wordpress.com/2012/01/01/tiori‐minat‐membaca/ diakses pada  tanggal 17 januari 2014 

http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/06/faktor‐faktor‐yang‐mempengaruhi.html diakses  pada tanggal 10 februari 2014 

http://makalahme02.blogspot.com/2013/05/contoh‐makalah‐kualitas‐pelayanan.html#_  diakses pada tanggal 15 februari 2014