Contoh: BS
: “Gadis itu menari dengan luwesnya” BT
: The girl is dancing with great fluidity and grace. Dengan strategi ini, “luwes” bisa diterjemahkan menjadi “bergerak dengan halus
dan anggun” atau dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan move with great fluidity and grace.
4. Penyusutan
Strategi ini mengacu pada penyusutan komponen kata BS setelah diterjemahkan ke dalam BT untuk menghasilkan makna yang relevan. Strategi penyusutan ini harus
menghormati prinsip relevansi, yaitu, penerjemah harus memastikan bahwa tidak ada informasi penting yang terdapat dalam terjemahan
Contoh: Newmark, 1988:90
BS : “Dia belajar ilmu politik di Universitas tersebut”.
BT : “ He studies politics in the University”
Dari contoh diatas
Contoh: penerjemah menyusutkan jumlah komponen kata BS “ilmu
politik” menjadi “politics” di dalam BT demi mempertimbangkan prinsip relevansi makna.
BS : automobile
BT : “mobil”
Dari contoh di atas kata automobile dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi “mobil” dalam bahasa Indonesia. Disini terlihat elemen kata “auto” disusutkan
Universitas Sumatera Utara
menjadi “mobil” saja. Dalam kedua bahasa tersebut, baik bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia, kata automobile dan “mobil” mengacu pada makna yang sama.
5. Perluasan
Perluasan adalah lawan penyusutan. Perluasan mengacu pada hal dimana penerjemah memperbanyak jumlah kata BS dalam BT untuk mendapatkan makna
yang paling tepat. Contoh:
BS : Whale
BT : “ikan paus”
Kata whale diterjemahkan menjadi “ikan paus”, elemen “ikan” ditambahkan karena jika diterjemahkan “paus” saja maknanya akan kurang baik di dalam
bahasa Indonesia, karena “paus” berarti pemimpin umat Katolik sedunia, atau “the pope” dalam bahasa Inggris.
Selanjutnya, strategi perluasan juga terjadi ketika penerjemah mencoba untuk bergerak dari implisit menjadi eksplisit.
Contoh: BS
: “the child cries for the toy”
BT : “anak itu menangis untuk mendapatkan mainan”
“The child cries for the toy” kurang tepat bila diterjemahkan menjadi anak itu menangis untuk mainan”, karena kata “untuk” pada kalimat di atas tidak
menyampaikan makna yang tepat dan dapat membingungkan pembaca. Jadi penerjemah harus mencari makna eksplisit dari kata “untuk” dalam kalimat
Universitas Sumatera Utara
tersebut, yang bermakna agarsupaya mendapatkan. Maka terjemahannya menjadi lebih baik jika, “anak itu menangis untuk mendapatkan mainan”.
6. Penambahan