1. Pungutan
Pungutan atau borrowing adalah strategi penerjemahan yang membawa langsung kata BS ke dalam teks BT. Penerjemah sekedar memungut kata BS yang ada.
Salah satu alasan digunakannya strategi ini adalah untuk menunjukkan penghargaan terhadap kata-kata tersebut. Alasan lain adalah belum ditemuinya
padanan di dalam BT. Pungutan bisa mencakup transliterasi dan naturalisasi. Transliterasi adalah strategi yang mempertahankan kata-kata BS tersebut secara
utuh baik bunyi maupun tulisannya. Sedangkan dengan naturalisasi kata-kata BS tersebut ucapan dan penulisannya disesuaikan dengan aturan BT. Naturalisasi ini
juga sering disebut dengan adaptasi. Contoh :
BS :
mall Transliterasi
: mall bunyi
Naturalisasi dalam BT :
mal bunyi dan tulisan Strategi pungutan ini biasanya digunakan untuk kata-kata atau frase-frase yang
berhubungan dengan nama orang, nama tempat, gelar lembaga, atau istilah-istilah yang belum ada dalam BT.
2. Padanan Budaya
Dengan strategi padanan budaya atau Cultural Equivalent ini penerjemah menggunakan kata khas dalam BT untuk mengganti kata khas dalam BS. Hal
utama yang perlu diperhatikan adalah kata khas budaya diganti dengan kata yang juga khas di dalam BT. Karena budaya dari suatu bahasa dengan budaya dari
Universitas Sumatera Utara
bahasa lain kemungkinan besar berbeda, maka kemungkinan besar strategi ini tidak bisa menjaga ketepatan makna. Meskipun begitu strategi ini bisa membuat
kalimat dalam BT menjadi mulus dan enak dibaca. Contoh:
BS : Jaksa Agung
BT : Attorney General
Di dalam bahasa Inggris “Jaksa Agung” diterjemahkan menjadi Attorney General bukan Great Attorney. Hal ini dikarenakan jabatan”Jaksa Agung” di Inggris
dinamakan Attorney General.
3. Analisisis Komponensial
Menurut Larson 1984: 96, penerjemah tidak hanya berurusan dengan konsep dalam satu sistem bahasa, tetapi juga konsep dalam sistem
dari dua bahasa. Karena setiap bahasa menggambarkan suatu daerah tertentu, realitas atau pengalaman yang berbeda, penerjemah harus seakurat mungkin
memeriksa setiap kata dalam kedua sistem bahasa untuk menemukan kata atau frase yang paling akurat dalam BT. Menurut Newmark 1988: 90 satu-satunya
tujuan analisis komponensial dalam penerjemahan adalah untuk mencapai akurasi terbesar dengan BT”.
Dengan strategi analisis komponensial sebuah kata BS diterjemahkan ke dalam BT dengan cara merinci komponen-komponen makna
kata BS tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak adanya padanan satu-satu di BT, namun penerjemah menganggap bahwa pembaca perlu tahu arti yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
Contoh: BS
: “Gadis itu menari dengan luwesnya” BT
: The girl is dancing with great fluidity and grace. Dengan strategi ini, “luwes” bisa diterjemahkan menjadi “bergerak dengan halus
dan anggun” atau dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan move with great fluidity and grace.
4. Penyusutan