Pre-spin off Spin off- stage Post-spin off

BAB III PROSES PELAKSANAAN

SPIN OFFPERSEROAN A. Proses Pelaksanaan Spin Off Dalam proses melakukan spin off terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perseroan sebelum, dalam, maupun setelah spin off terjadi. Menurut Caves, langkah pertama yang harus diambil dapat dibagi menjadi 3 tiga bagian yaitu terdiri atas:

1. Pre-spin off

Pre-spin off dalam hal ini merupakan keadaan sebelum spin off dimana dalam tahap ini, tugas dari seluruh jajaran direksi maupun manajemen kedua atau lebih perseroan untuk mengumpulkan informasi yang kompeten dan signifikan untuk kepentingan proses spin off dari perseroan-perseroan tersebut. 87

2. Spin off- stage

Pada saat perseroan-perseroan tersebut memutuskan untuk melakukan spin off, hal yang harus dilakukan oleh mereka untuk pertama kalinya dalam tahapan ini adalah menyesuaikan diri dan saling mengintergrasikan diri dengan partner mereka agar dapat berjalan sesuai dengan partner mereka. 88

3. Post-spin off

Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perseroan. Langkah pertama yang akan dilakukan oleh perseroan adalah dengan melakukan restrukturisasi, dimana 87 Salim, HS, Hukum Kontrak dan Teori Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, 2003, hal.39. 88 Ibid, hal.40. Universitas Sumatera Utara dalam spin off, sering terjadinya dualisme atau lebih kepemimpinan yang akan membawa pengaruh buruk dalam organisasi. 89 Langkah kedua yang akan diambil adalah dengan membangun suatu kultur baru dimana kultur atau budaya baru perseroan atau dapat juga merupakan budaya yang sama sekali baru bagi perseroan. Langkah ketiga yang diambil adalah dengan cara melancarkan transisi, dimana yang harus dilakukan dalam hal ini adalah dengan membangun suatu kerjasama, dalam berupa tim gabungan ataupun kerjasama mutual.

B. Kepentingan Yang Harus Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Spin Off

Untuk kepentingan melakukan perbuatan hukum penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan atau spin off perseroan walaupun perbuatan tersebut dipandang dari sudut hukum perjanjian, merupakan urusan kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian namun tidak dapat dilepaskan dari kepentingan pihak-pihak yang berkaitan dengan perseroan. Oleh karena pihak-pihak tersebut perlu mendapatkan perhatian sebelum perseroan melakukan perbuatan hukum itu. 90 Dalam Pasal 126 ayat 1 terdapat dua pihak yang tersurat di dalamnya yaitu pihak interen dan eksteren yang wajib diperhatikan oleh perseroan pemegang saham minoritas, dan karyawan perseroan .Sedangkan yang dimaksud dengan pihak eksteren dalam hal itu adalah kreditur, mitra usaha dan masyarakat. 91 89 Ibid, hal.42. 90 Ibid ,hal.43. 91 Salim, HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat di Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hal.32. Universitas Sumatera Utara

1. Kepentingan Perseroan