Notes to the Financial Statements PT International Nickel Indonesia Tbk
PT International Nickel Indonesia Tbk 30 Juni 2009 dan 2008
June 30, 2009 and 2008
48
32. Aset dan Kewajiban Kontinjensi lanjutan 32. Contingent Assets and Liabilities continued
c. Peraturan Menteri No. 182008 lanjutan
c. Ministerial Regulation No. 182008 continued
Penempatan deposito tersebut tidak tercermin atau disyaratkan di dalam Perjanjian Perpanjangan yang ditandatangani pada tahun 1996.
Berkaitan dengan hal tersebut, Perseroan telah mengambil tindakan- tindakan sebagai berikut:
Such placement deposit is not contemplated or required under the Company’s Extension Agreement signed in 1996. In view of the
foregoing, the Company has taken or will take the following actions:
• untuk reklamasi tambang, Perseroan telah membuat cadangan
akuntansi. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui surat tertanggal 17 September 2008, No. 208287DJB2008,
telah menerima pembentukan cadangan akuntansi tersebut. •
for mining reclamation the Company has established an accounting reserve. The Ministry of Energy and Mineral
Resources through its letter dated September 17, 2008, No. 208287DJB2008, has accepted the establishing of the
accounting reserve.
• untuk penutupan tambang, Perseroan berencana untuk
memperoleh persetujuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atas cadangan akuntansi. Perseroan melalui Asosiasi
Pertambangan Indonesia telah mengkomunikasikan hal dimaksud kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
dan Kementerian memberitahukan bahwa keputusan lebih lanjut akan dikeluarkan setelah peraturan pelaksanaan atas
peraturan dimaksud diumumkan.
• for mine closure, the Company plans to seek the approval of
the Ministry of Energy and Mineral Resources for an accounting reserve. The Company through the Indonesian
Mining Association, has communicated its intention to the Ministry of Energy and Mineral Resources and it was
informed by the Ministry that further decision will be made once the draft of the implementing regulation related to this
Ministerial Regulation is announced.
d. Kesanggupan Kontrak Karya
d. Contract of Work Undertaking
Pada 3 Februari 2003, Pemerintah Indonesia mengindikasikan bahwa kesanggupan Perseroan untuk membangun pabrik pengolahan di
Pomalaa sebagaimana diatur di dalam Perjanjian Perpanjangan dianggap telah terpenuhi sampai dengan tanggal 31 Desember 2008 atau
pada saat berakhirnya Perjanjian Kerjasama Sumberdaya dengan PT Antam Persero Tbk. dimana Perseroan diharuskan untuk melaporkan
kepada Pemerintah Indonesia evaluasi keekonomian dan kelayakan teknis pembangunan pabrik pengolahan tersebut. Dengan berakhirnya
Perjanjian Kerjasama Sumberdaya, Perseroan diwajibkan untuk menyerahkan laporan tersebut.
On February 3, 2003, the Government of Indonesia indicated that the Company’s undertaking to construct a production plant in Pomalaa, as
stipulated in the Extension Agreement, will be satisfied until the later of December 31, 2008 or upon the termination of the Cooperative
Resources Agreement “CRA” with PT Antam Persero Tbk. following which the Company will be obliged to report to the
Government of Indonesia on the economic and technical feasibility evaluation of construction of such a production plant. As the CRA has
now been discontinued the Company is required to prepare this report.
Berdasarkan surat Februari 2003 tersebut, Perseroan mempunyai kesempatan selama 120 hari waktu tunggu terhitung sejak 31 Desember
2008 untuk melaporkan evaluasi keekonomian dan kelayakan pembangunan pabrik pengolahan di Pomalaa.
Based on the February 2003 letter, there is a 120 day waiting period as of December 31, 2009 for the Company to submit a report evaluating
the economic and technical feasibility of the construction of a production plant in Pomalaa.
Pada bulan April 2009, Perseroan telah menyampaikan laporan studi kelayakan pembangunan pabrik dimaksud kepada Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral yang menjelaskan bahwa pembangunan pabrik pengolahan diatas tidak layak untuk kondisi saat ini sehubungan dengan
harga nikel yang tidak menguntungkan. Perseroan meminta waktu dua tahun untuk mengoptimalkan hasil studi kelayakan dimaksud. Akan
tetapi, Kementerian meminta Perseroan untuk melaporkan hasil studi kelayakan terbaru paling lambat pada akhir tahun 2009. Perseroan
sedang menegosiasikan tenggat waktu dimaksud. In April 2009, the Company has submitted the feasibility report to the
Ministry of Energy and Mineral Resources explaining that the construction of a production plant in Pomalaa is not currently feasible
given the unfavourable metal price and requested a two year waiting period for an optimization study. We were informed that the Ministry
has requested the Company to come-up with a new study by the end of 2009. The Company is currently negotiating this timeline.