Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi tengah merajai berbagai aspek kehidupan saat ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut manusia berperan sentral dalam menciptakan perubahan menuju arah yang lebih baik. Meningkatnya iklim persaingan di era globalisasi mengharuskan manusia mampu lebih mapan mengeksplor kemampuan diri supaya unggul dan dapat terus bertahan. Globalisasi seakan mewajibkan manusia memiliki kemampuan spesifik yang dapat “dijual” ke dunia luar. Ini mengindikasikan bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu kunci utama bagaimana menghadapi “kejamnya” tuntutan globalisasi. Tuntutan globalisasi menyiratkan berbagai persoalan. Setiap orang harus bersaing untuk menjadi yang terdepan. Ini tentunya dapat dicapai dengan berbagai cara, salah satunya dengan pendidikan. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi modal dasar suatu negara dalam menghasilkan tunas-tunas yang dapat mengharumkan nama bangsa di kancah Internasional. Berbagai prestasi dan inovasi yang diciptakan oleh para peserta didik berkontribusi secara positif dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi orang banyak. Dalam hal ini, peranan penuh pemerintah sebagai wakil aspirasi rakyat merupakan faktor penunjang terbentuknya insan yang kompetitif, berkredibel, dan mapan. Tia Yulianti - Hubungan Antara Brand I mage Dengan K eputusan... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id Perguruan Tinggi PT merupakan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi, jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah. Institusi pendidikan ini menaungi berbagai spesialisasi ilmu. Peserta didik PT disebut mahasiswa dan tenaga pendidik PT disebut dosen. Program pendidikan PT terdiri dari diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis. Di Indonesia sendiri, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Lulusan PT diharapkan mampu memiliki kontribusi nyata dalam mengembangkan kemampuan dirinya menciptakan berbagai kemajuan di bidang ilmu pengetahuan. Perguruan Tinggi PT harus memiliki citra positif untuk menghasilkan generasi penerus yang berkualitas. Adanya reputasi yang baik ini dapat mendorong calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi di PT pilihan. Perguruan Tinggi PT terdiri dari dua jenis yakni Perguruan Tinggi Negeri PTN dan Perguruan Tinggi Swasta PTS. Perbedaan PTN dan PTS ini terletak pada pengelolaan dan regulasi. Pengelolaan dan regulasi PTN dilakukan oleh pemerintah sedangkan PTS oleh swasta. Mahasiswa, sebagai peserta didik, memiliki kriteria tertentu dalam memilih PT. Pada umumnya, PTN merupakan pilihan utama calon mahasiswa melanjutkan jenjang pendidikan tingginya meskipun tidak semua calon mahasiswa tersebut memiliki kesempatan. Terbatasnya kursi dan adanya seleksi ketat untuk memasuki PTN menjadikan PTS sebagai solusi bagi calon mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan di PT. Dalam hal ini, image PTS berperan penting dalam menetapkan PTS sebagai PT pilihan. Tia Yulianti - Hubungan Antara Brand I mage Dengan K eputusan... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id Sebagai “konsumen”, calon mahasiswa tentu mempertimbangkan secara matang “jasa” dari PTS mana yang akan “dikonsumsi”, yang dapat memenuhi “kebutuhan” dan “keinginan”-nya. Proses pemikiran yang cukup panjang yang dilalui calon mahasiswa tersebut merupakan pertimbangan atas konsekuensi yang akan “diterima” dari apa yang “diberikan” PTS pilihan karena pemilihan “jasa” yang tepat berimplikasi pada masa depan mereka. Brand atau merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari keseluruhannya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari penjual atau sekelompok penjual, agar dapat dibedakan dari kompetitornya. Brand memiliki jiwa tersendiri, dimana ini yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli. Seperti yang dikemukakan Kotler dan Keller 2009:332, bahwa dalam perananannya, brand dapat menandakan satu tingkat mutu tertentu sehingga pembeli yang puas dapat lebih mudah memilih produk. Dalam memilih salah satu dari berbagai brand yang ada, konsumen tentunya memiliki persepsi tersendiri mengenai merek tertentu. Persepsi ini dibentuk dari proses informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan tercermin dalam suatu citra image . Menurut Kotler 2000:599 “ Image is the set beliefs, ideas, and impressions that a person hold of on object . ” Citra ini kemudian menjelma dalam sebuah merek dan melahirkan citra merek brand image . Brand image merupakan satu set kepercayaan konsumen tentang merek tertentu. Brand image menyampaikan nilai emosional, bukan hanya citra mental. Menurut Keller 1993, brand image adalah persepsi tentang merek seperti Tia Yulianti - Hubungan Antara Brand I mage Dengan K eputusan... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id digambarkan oleh brand associations yang tersimpan dalam ingatan konsumen. Ini ditambahkan oleh Shimp 2003:12 dimana menurutnya brand image dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada sebuah merek. Citra merek sebenarnya konten merek karena ketika konsumen membeli produk, mereka juga membeli citra itu. Citra merek yang positif meningkatkan goodwill dan nilai merek dari suatu organisasi. Universitas Komputer Indonesia UNIKOM merupakan salah satu PTS yang cukup terkemuka di Kota Bandung. Universitas swasta yang beralamat di Jl. Dipati Ukur 112-114-116 ini sedang membangun reputasi positif yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan bagi mahasiswanya. Reputasi UNIKOM yang positif tentu akan berimplikasi pada peningkatan brand -nya sebagai salah satu PTS favorit calon mahasiswa. Dengan memasukkan kata “komputer” pada brand universitasnya, UNIKOM menunjukkan jati diri sebagai perguruan tinggi yang memiliki spesifikasi di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi pada semua program studi. UNIKOM secara resmi berdiri pada 8 Agustus 2000 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 126D02000. UNIKOM merupakan cikal bakal dari Lembaga Pendidikan Komputer Indonesia Jerman LPKIG yang berdiri pada tahun 1994 dengan jumlah peserta didik 233 orang. Seiring berkembangnya animo peserta didik, pada tahun selanjutnya LPKIG membuka jenjang pendidikan tiga tahun, perluasan beberapa program studi baru, Tia Yulianti - Hubungan Antara Brand I mage Dengan K eputusan... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id dan penambahan fasilitas. Pada 28 Desember 1998, LPKIG melebur menjadi STMIK IGI dan STIE IGI yang bernaung di bawah Yayasan Science dan Teknologi dan disahkan oleh Mendiknas pada Juli STIE IGI dan Agustus STMIK IGI tahun 1999 dengan masing-masing mendalami lima program studi. Pada tahun 2000, kedua Sekolah Tinggi tersebut melakukan merger dan berganti nama menjadi UNIKOM. Cakupan ilmu pun semakin diperluas dengan membuka 11 program studi baru. Grafik 1.1 Posisi UNIKOM pada Ranking Universitas Dunia Tabel 1.1 Jumlah Peminat UNIKOM Tahun Jumlah Peminat 2008 4269 2009 4350 2010 4734 2011 4083 6405 5741 1382 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Jan-10 Jul-10 Jan-11 Tia Yulianti - Hubungan Antara Brand I mage Dengan K eputusan... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, jumlah peminat UNIKOM menempati angka kepala empat. Jika dibandingkan dengan kapasitas mahasiswa yang diterima yakni sekitar 3000 orang, jumlah ini dinilai cukup signifikan. Apakah dengan tingginya jumlah peminat membuktikan bahwa brand image UNIKOM semakin positif atau mungkin sebaliknya. Apakah dengan brand image yang kuat dapat menggerakkan calon mahasiswa untuk memilih UNIKOM. Untuk mengukur brand image , pengukuran dikelompokkan dalam enam kategori yang mewakili persepsi konsumen tentang merek. Dimensi-dimensi tersebut diantaranya asosiasi atribut merek, asosiasi manfaat merek, asosiasi sikap merek, dukungan asosiasi merek, keunggulan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek. Semakin kuat suatu merek mengindikasikan semakin kuat pula interaksi yang terjalin dengan konsumen dan akan semakin banyak asosiasi merek yang terbentuk. Brand image yang terbentuk dengan baik akan membawa dampak positif bagi perusahaan, yaitu semakin meyakinkan konsumen untuk memperoleh kualitas yang konsisten ketika membeli suatu produk dan akan meningkatkan motivasi konsumen untuk melakukan pembelian Rangkuti, 2004:5. Brand image mahasiswa terhadap UNIKOM dimulai dengan terpaan pesan yang diterima mahasiswa yang dikomunikasikan melalui media. Terpaan pesan ini kemudian mengalami proses interpretasi yang melibatkan sistem kognitif dan afektif sehingga menggerakkan perilaku mahasiswa untuk memilih UNIKOM sebagai Tia Yulianti - Hubungan Antara Brand I mage Dengan K eputusan... Program Studi I lmu K omunikasi Fakultas I lmu K omunikasi © 2012 http: pustaka.unpad.ac.id universitas tempat melanjutkan pendidikan tinggi. Oleh karena itu, Hierarchy of Effects Model dianggap relevan dalam memayungi fenomena di atas. Fenomena ini penting untuk diungkap kebenarannya, selain karena landasan teorinya jelas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan UNIKOM dalam terus mengembangkan brand image -nya sebagai universitas swasta pilihan calon mahasiswa.

1.2 Rumusan Masalah